Anda di halaman 1dari 38

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN

METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR - Sem Ganjil 2019/2020


#01- Diskusi Kelas, Kuis 1 SAP + PENGANTAR METODE PERANCANGAN dan PROSES PERANCANGAN
#02 - Tugas Kelas Kelompok ARSITEKTUR (Perumusan makna perancangan arsitektur)
#03 - Diskusi Kelas, Kuis 2 ASPEK-ASPEK DALAM DESAIN (tahapan dalam perancangan arsitektur)
#04 - Tugas Rumah Individu
#05 - Diskusi Kelas 3 BERPIKIR GAMBAR BAGI PERANCANG
#06 - Tugas Rumah Kelompok Organisasi dan deskripsi informasi dalam perancangan arsitektur
#07 - Diskusi & Tugas Kelas 4 Perancangan Arsitektur: PROGRAMMING
Kelompok >> lanjut e-learning Analisa pelaku, kegiatan dan ruang
#08 - Tugas Kelas Kelompok 5 Perancangan Arsitektur: METODE ANALISIS FUNGSI DAN KEGIATAN
#09 - Tugas Rumah Individu (lanjutan PROGRAMMING)
#10 - Tugas Rumah Kelompok
#11 – Tugas Kelas Kelompok 1 6 Perancangan Arsitektur: STUDI PRESEDEN
#12 - Tugas Kelas Kelompok 2
7 Review materi + Persiapan UTS
UJIAN TENGAH SEMESTER
#13 - KUIS 8 Metode Analisis Fungsi dan Kegiatan
#14 - Tugas Rumah Kelompok KONSEP DALAM ARSITEKTUR
9 ANALISIS FUNGSI BANGUNAN
#15 - Tugas Kelas Kelompok 10 METODA TRANSFORMASI DESAIN
#16 - Tugas Rumah Kelompok Studi Transformasi Arsitektur Vernakular / Tradisional
#17 - Tugas Kelas Kelompok 11 METODA TRANSFORMASI DESAIN
#18 - Tugas Rumah Kelompok Studi Teori dan Konsep Transformasi
#19 - KUIS 12 STRATEGI PERANCANGAN / STRATEGI DESAIN
#20 - Tugas Rumah Studi Metode Perancangan Arsitek Terkenal
13 PENJELASAN PROSES PERANCANGAN DALAM TUGAS AKHIR
14 Review Seluruh Materi Perkuliahan + Pengumpulan Tugas UAS
UJIAN AKHIR SEMESTER
11.
Teknik Pengolahan dan
Penemuan Bentuk dalam
Proses Perancangan

ENDAH TISNAWATI

Program Studi Arsitektur UTY


Semester Ganjil 2019/2020
Antoniades (1990) menerangkan dalam suatu saluran kreativitas
desain, transformasi didefinisikan sebagai
bahwa
perubahan bentuk dimana sebuah bentuk dapat mencapai
tingkat tertinggi dengan jalan menanggapi pengaruh-pengaruh
eksternal dan internal.

Adapun perlengkapan visual bentuk yang menjadi objek


transformasi dan modifikasi bentuk elemen pada fasade bangunan
meliputi sosok, ukuran, warna, tekstur, posisi, orientasi
dan inersia visual (Ching, 1979).
Prijotomo (2004) memberi pemahaman yang lebih rinci mengenai
teknik penggubahan. Transformasi (transformation)
sebagai keadaan menempatkan ‘tidak sama’ sebagai kata kuncinya,
dan lebih lanjut lagi, transformasi berkecenderungan untuk
memusatkan perhatiannya pada ke-beda-an.

Bentuk dan ruang arsitektur merupakan substansi


dasar pengadaan yang dapat dijadikan bahan dalam melakukan
olah kreativitas terhadap penghadiran sebuah karya arsitektur
(Prijotomo, 1995).

Pengubahan bentuk dan ruang arsitektur akan memerlukan


bentuk dasar. Penetapan bentuk dasar dilakukan terlebih
dahulu karena pengubahan menyangkut dua kesatuan yang
berbeda yaitu sebagai pengubahan bentuk arsitektur dan
pengubahan ruang arsitektur.
Metode pembentukan elemen dasar dari olah
geometri secara arsitektonis yang dijabarkan Krier (1988) ada
9 (sembilan) metode, yaitu:
1. Metode kerut, tekuk, lipat
2. Patah, potong
3. Segmen (pemotongan beberapa bagian dari bidang)
4. Penjumlahan-fraksi-akumulasi-penumpukan
5. Penetrasi, superimposisi, interlasi, jaringan
6. Penekanan pada foreground dan background
7. Alienasi elemen-elemen
8. Transformasi elemen yang diberi penekanan yang tidak
sama
9. Superimposisi dan keterkaitan antara titik, garis, ruang
dalam dan ruang luar
TEKNIK TRANSFORMASI
Ching, D.K. Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Tatanan (Ed.3).

Seluruh bentuk dapat dianggap sebagai suatu


transformasi dari solid void primer, variasi yang
dimunculkan melalui manipulasi satu atau beberapa
dimensi atau dengan penambahan maupun
pengurangan elemen-elemen tertentu.

1. Transformasi Dimensional
2. Transformasi Subtractive (Pengurangan)
3. Transformasi Additive (Penambahan)
1. Transformasi Dimensional

Ching, D.K. Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Tatanan (Ed.3).


Ching, D.K. Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Tatanan (Ed.3).
Ching, D.K. Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Tatanan (Ed.3).
2. Transformasi Subtractive (Pengurangan)

c
3. Transformasi Additive (Penambahan)
SPATIAL TENSION
SUBTRACTIVE- ADDITIVE FORMS
METODE MIMESIS : metode dengan meniru dari
alam
METODE METAFORA: metode dengan meniru dari karakter yang akan
di desain

CEPAT – KUAT - KOKOH


TEKNIK TYPOLOGY
Ilmu yang memperlajariotentang tipe dalam suatu kelompok
atas dasat kesamaan sifat dasar
Tipologi Bangunan
Tipologi bangunan adalah sebuah studi/ penyelidikan tentang
penggabungan elemen-elemen yang memungkinkan untuk mencapai/
mendapatkan klasifikasi organisme arsitektur melalui tipe-tipe.(Anthony
Vidler)
Wondoamiseno (1991) mengatakan dalam proses transformasi untuk
menyatukan Arsitektur Masa Lampau (AML) dengan Arsitektur
Masa Kini (AMK) bukan merupakan tempelan belaka, maka antara
AML dan AMK secara visual harus merupakan kesatuan (unity).
Kesatuan yang dimaksud adalah kesatuan dalam komposisi arsitektur.
Untuk mendapatkan kesatuan dalam komposisi arsitektur ada tiga
syarat utama yaitu adanya:
1. Dominasi, yaitu ada satu yang menguasai keseluruhan komposisi.
Dominasi dapat dicapai dengan menggunakan warna, material,
maupun objek-objek pembentuk komposisi itu sendiri.
2. Pengulangan, pengulangan di dalam komposisi dilakukan dengan
mengulang bentuk, warna, tekstur, maupun proporsi. Didalam
pengulangan dapat dilakukan dengan berbagai irama atau repetisi
agar tidak terjadi kesenadaan (monotone).
3. Kesinambungan dalam komposisi Kesinambungan atau
kemenerusan adalah adanya garis penghubung maya (imajiner)
yang menghubungkan perletakan obyek-obyek pembentuk
komposisi.

Wondoamiseno, RA (1991): Regionalisme Dalam Arsitektur Indonesia-Sebuah


harapan . Penerbit Yayasan Rupadatu: Yogyakarta.
ALTERNATIF Hubungan antara BANGUNAN
LAMA dengan BANGUNAN BARU :
TIPE ELEMEN FASADE MASSA BANGUNAN
Ornamen, bahan bangunan dan warna menyesuaikan / sama dengan bangunan
MATCHING sama dengan eksisting sekitarnya
tinggi, sempadan dan bentuk dasar
Ornamen, bahan bangunan dan warna
CONTRASTING berbeda dengan eksisting
massa bangunan berbeda dengan
eksisting
tinggi, sempadan dan bentuk dasar
COMPATIBLE elemen fasade mirip, bahan bangunan
massa bangunan menyesuaikan dengan
MATCHING sama/minimalisasi, warna senada
eksisting
elemen fasade, bahan bangunan,
tinggi, sempadan dan bentuk dasar
COMPATIBLE warna berbeda, namun motif fasade
massa bangunan menyesuaikan/mirip
CONTRAST sama dengan eksisting/
dengan eksisting
menyederhanakannya

Referensi :
 Ardiani, Milla Yanita, INSERTION, MENAMBAH TANPA MEROBOHKAN, Wastu Lanas Grafika, Surabaya, Juli 2009
 Bentley, Ian, dkk, RESPONSIVE ENVIRONTMENTS, The Architectural Press Ltd., London, 1985
 Feilden, Bernard M., CONSERVATION OF HISTORIC BUILDING, Bath Press, Great Britain, 1995
 UU RI Nomor 11 Tahun 2010 Tentang CAGAR BUDAYA
KEMUNGKINAN HUBUNGAN ELEMENTS : detail dinding, jendela, pintu, dll
ANTARA RELATIONSHIP : irama vertikal/horisontal,
BANGUNAN LAMA & BARU skyline

SIMILAR ELEMENTS SIMILAR ELEMENTS


IN IN
BARU SIMILAR RELATIONSHIPS DIFFERENT RELATIONSHIPS
LAMA

DIFFERENT ELEMENTS DIFFERENT ELEMENTS


IN IN
SIMILAR RELATIONSHIPS DIFFERENT RELATIONSHIPS

Anda mungkin juga menyukai