Anda di halaman 1dari 14

Makalah Geografi Transport Dan Permukiman

“RUANG LINGKUP GEOGRAFI PERMUKIMAN”

DOSEN PENGAMPU : Drs. Mbina Pinem, M.Si.

OLEH : EVELINA GURNING (3173331012)

KELOMPOK 8

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN, 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
ini yang berjudul “Ruang Lingkup Permukiman” dengan sebaik mungkin dan tepat
waktu. Adapun tujuan dari pembuatan tugas ini yakni untuk memenuhi tugas semester
genap.
Kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Mbina
Pinem, M.Si. yang telah membimbing kami untuk membuat tugas ini agar semakin baik.
Dan juga teman – teman yang telah membantu kami untuk memberikan masukan ataupun
bahan dukungan dalam pembuatan tugas ini.
Kami menyadari bahwa pembuatan tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan adanya kritikan maupun saran dari para pembaca untuk
membenahi pembuatan tugas kami yang berikutnya. Dan semoga makalah kami ini dapat
menjadi bacaan yang mampu menambah wawasan bagi para pembaca. Sekian dan terima
kasih.

Medan, oktober 2019


Penyusun,

Evelina Gurning

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

D. Manfaat.........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Pengertian Geografi permukiman................................................................3

B. Ruang lingkup geografi.................................................................................5

C. Pola Permukiman..........................................................................................7

D. Persebaran permukiman................................................................................8

BAB III PENUTUP..............................................................................................10

A. Kesimpulan.................................................................................................10

B. Saran...........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Permukiman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia
(kebutuhan primer) yang harus terpenuhi agar manusia dapat sejahtera dan
hidup layak sesuai dengan derajat kemanusiaannya. Permukiman sebenarnya
merupakan kebutuhan perorangan (individu) namun dapat berkembang
menjadi kebutuhan bersama jika manusia berkeluarga dan bermasyarakat.
Selain sebagai makhluk individu manusia juga sebagai makhluk sosial maka
manusia tidak hidup sendirisendiri akan tetapi hidup bersama dan
membentuk kelompok-kelompok, demikian pula halnya dengan rumah
tempat tinggalnya akan dibangun secara bersama-sama sehingga
berkelompok atau tersebar dalam suatu wilayah, dilengkapi dengan
prasarana dan sarana yang diperlukan penghuninya, selanjutnya disebut
dengan permukiman (settlement).
Perkembangan permukiman sangat dipengaruhi oleh penghuni
permukiman itu sendiri. Dengan adanya pertumbuhan penduduk yang
semakin pesat akan mengakibatkan kebutuhan permukiman semakin besar.
Masalah ini hampir terjadi disetiap daerah perkotaan, karena kota
merupakan daerah yang sangat dinamis yaitu pertumbuhan penduduknya
setiap hari semakin bertambah banyak, sehingga daerah perkotaan
menghadapi ancaman semakin tingginya kepadatan penduduk dan
kepadatan bangunan tempat tinggal yang merupakan indikator penurunan
kualitas lingkungan permukiman. Begitu pula di daerah. Ada tiga alasan
utama yang melatarbelakangi pertumbuhan suatu masyarakat desa seperti
dikemukakan oleh Hassanulama dkk(1983:30): 1) Untuk melangsungkan
kehidupan dari anggota-anggotanya yaitu mencari makan, pakaian dan
perumahan; 2) Mempertahankan hidupnya terhadap setiap ancaman yang

1
datang dari dalam maupun dari luar lingkungan hidupnya; dan 3) Mencapai
serta menciptakan kemajuan dalam hidupnya. Sebuah tempat tinggal
biasanya berwujud bangunan rumah, tempat berteduh, atau struktur lainnya
yang digunakan sebagai tempat manusia tinggal. Kebutuhan rumah
bertambah sejalan dengan perkembangan pertambahan jumlah penduduk,
yang mana peningkatan jumlah penduduk akan berdampak pada
peningkatan kebutuhan rumah. Pada hakekatnya luas permukaan bumi tidak
akan bertambah, bahkan secara relatif akan semakin bertambah sempit
karena manusia yang menghuninya semakin bertambah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud geografi permukiman?


2. Bagaimana ruang lingkup geografi?
3. Bagaimana pola persebaran permukiman?
4. Bagaimana persebaran permukiman?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud geografi permukiman?


2. Untuk mengetahui bagaimana ruang lingkup geografi?
3. Untuk mengetahui pola persebaran permukiman?
4. Untuk mengetahui bagaimana persebaran permukiman?

D. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah dapat menambah wawasan
dan ilmu,sebagai sumber referensi bagi pembaca dan untuk memenuhi tugas
rutin semester ganjil bagi penyusun.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Geografi permukiman

Pengertian dasar permukiman dalam UU No.1 tahun 2011 adalah


bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan
perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta
mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain dikawasan perkotaan atau
kawasan perdesaan.
Permukiman merupakan suatu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Dari deretan lima kebutuhan hidup manusia pangan,
sandang, permukiman, pendidikan dan kesehatan, nampak bahwa
permukiman menempati posisi yang sentral, dengan demikian peningkatan
permukiman akan meningkatkan pula kualitas hidup.
Saat ini manusia bermukim bukan sekedar sebagai tempat berteduh,
namun lebih dari itu mencakup rumah dan segala fasilitasnya seperti
persediaan air minum, penerangan, transportasi, pendidikan, kesehatan dan
lainnya. Pengertian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sumaatmadja
(1988) sebagai berikut:
“Permukiman adalah bagian permukaan bumi yang dihuni manusia meliputi
segala sarana dan prasarana yang menunjang kehidupannya yang menjadi
satu kesatuan dengan tempat tinggal yang bersangkutan”.

Awal dibangunnya tempat tinggal semata-mata untuk memenuhi


kebutuhan fisik, selanjutnya pemilikan tempat tinggal berkemban fungsinya
sebagai kebutuhan psikologis, estetika, menandai status sosial, ekonomi dan
sebagainya. Demikianlah makna permukiman yang ada pada masyarakat pada
saat ini. Pemilihan lokasi permukiman di dasarkan pada berbagai faktor
antara lain:

3
1)   Faktor Kemudahan
Faktor yang dimaksud adalah kemudahan dalam menjangkau suatu
tempat. Faktor ini perlu diperhatikan, sebab akan berpengaruh terhadap biaya
transportasi dan lamanya perjalanan bagi penghuni untuk bepergian. Faktor
kemudahan pada suatu permukiman dapat berupa jalan penghubung atau
masuk, yaitu jalan yang menghubungkan jalan masuk dengan jaringan jalan
umum menuju pusat kota.
2)   Utilitas
Utilitas adalah kelengkapan fasilitas yang terdapat pada perumahan,
antara lain listrik, air minum, saluran pembuangan.
3)   Faktor Status Tanah
Tanah mempunyai fungsi sosial ekonomi. Dalam pengaturan hak atas
tanah dan ruang pemanfaatanya harus dapat meningkatkan kesejahteraan
rakyat, status tanah mempunyai peranan penting bagi kelangsungan
penghuni karena memberikan kepastian hukum atas tanah yang menjadi
haknya.
4)   Faktor Penggunaan Tanah
Daerah perumahaan sedapat mungkin tidak menggunakan lahan
yang produktif dan menghindari daerah-daerah yang sudah terbangun.
Dengan demikian penggunaan lahan tersebut akan lebih efektif dan saling
mendukung dengan kegiatan lainnya.
5)   Faktor Kemungkinan Perluasan
Diharapkan daerah perumahan mampu menampung aktivitas-
aktivitas yang sudah sulit sulit dikembangkan di pusat kota, dengan
demikian kawasan permukiman tidak berdiri sendiri dan tidak lepas dari
sistem kotanya.
6)   Faktor Pusat Pelayanan
Lokasi perumahan yang baik adalah lokasi yang memudahkan atau
dapat menjangkau semua tempat karena tersedia macam-macam pelayanan,
baik yang bersifat sosial maupun bersifat ekonomi.
7)   Faktor Efek Samping yang Mungkin Terjadi

4
Efek samping yang dimaksud adalah efek negatif yang mungkin
timbul dengan di bangunnya permukiman.

B. Ruang lingkup geografi

1. Aspek Fisik dan Aspek Sosial

Antara geografi fisik dan geografi manusia sangat berkaitan. Lingkungan


fisik membatasi dan mengatur kondisi yang berpengaruh terhadap perilaku
manusia dan budaya. Sebagai contoh, iklim tertentu cocok untuk
pertumbuhan jenis tanaman tertentu. Tanaman seperti padi, tumbuh subur di
daerah yang banyak menerima curah hujan. Akan tetapi, agar manusia tetap
dapat menanam padi di daerah kurang hujan, mereka melakukan modifikasi
lahan dengan membuat saluran pengairan dan kadang-kadang mengeksplorasi
lingkungan fisik. Penebangan hutan untuk memperluas lahan pertanian dan
permukiman adalah contoh eksplorasi lingkungan fisik lainnya.
Keingintahuan tentang interaksi antara lingkungan fisik dan manusia yang
kompleks menjadi alasan penting dalam mempelajari geografi.

Mengapa belajar geografi itu penting? Tentu kamu dapat memberi


alasannya, kalaupun masih ragu, kamu dapat menyimak penjelasan singkat di
bawah ini. Geografi memberikan informasi yang penting dan berguna bagi
kehidupan di Bumi. Pengetahuan geografi seperti pengenalan lokasi, tempat-
tempat, dan negara-negara membantu kita mengenal kejadian global serta
lokal yang berdampak terhadap kehidupan. Sebagai contoh, bencana
lingkungan gempa bumi terjadi di Kota Bam, Iran, banjir yang melanda
Jakarta, dan angin topan menerjang wilayah di Amerika Utara Geografi
membantu kita mengetahui tempat-tempat di Bumi melalui peta, mengerti
karakteristik tempat-tempat itu, dan menjelaskan mengapa bencana
lingkungan tersebut terjadi. Lebih lanjut, Indonesia adalah negara kepulauan
yang mempunyai wilayah seluas 5.179.827 km2. Sekitar dua pertiga wilayah
Indonesia adalah laut. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, penduduk
yang mendiaminya berjumlah 206.264.595 jiwa. Indonesia mempunyai tanah

5
yang subur dan sumber daya alam yang beragam serta melimpah. Akan tetapi,
kualitas sumber daya manusia yang dimiliki masih di bawah negara tetangga
seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Adalah sangat penting bagi kita sebagai penduduk Indonesia untuk lebih
mengerti, memahami, dan lebih memerhatikan lingkungan sendiri serta
negara-negara lain di dunia. Geografi akan membantu melihat perbedaan
negara-negara di dunia yang saling tergantung satu dengan lainnya serta
dampak satu negara dengan lingkungannya terhadap negara lain. Selain
pengetahuan dan perhatian terhadap lingkungan tempat tinggal, belajar
geografi juga memerlukan penguasa-an dan keterampilan untuk memproses
informasi geografi.

Keterampilan yang perlu dimiliki dalam mempelajari geografi, yaitu:

1. Kemampuan mengumpulkan, menyeleksi, mengorganisasi, dan


menafsirkan informasi geografi serta data statistik.
2. Kemampuan mengenali pola-pola atau kecenderungan serta
menggunakannya untuk menjelaskan dan mem-prediksi keterkaitan.
3. Kemampuan menyajikan konsep geografi dalam bentuk diagram, grafik,
dan tabel statistik.

Banyak kemajuan teknologi telah dicapai manusia. Kerusakan


lingkungan fisik yang terjadi diharapkan dapat diperbaiki dengan adanya
teknologi baru. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari
belajar geografi, kita dapat melakukan langkah-langkah yang diperlukan
untuk menjaga serta melindungi lingkungan. Kita juga diharapkan dapat
memelihara keselarasan hubungan antara lingkungan fisik dan manusia.

2. Ruang Lingkup Geografi

Ruang lingkup geografi sangat luas, yaitu menyangkut segala fenomena


atau gejala pada geosfer. Geosfer merupakan lingkup kajian geografi yang

6
terdiri atas empat komponen utama, yaitu atmosfer, litosfer, biosfer, dan
hidrosfer. Tiap komponen tersebut mempunyai batasan kajian, meskipun
begitu semuanya tercakup dalam kajian geosfer. Seperti litosfer, mempunyai
tiga aspek kajian, yaitu batuan (litologi), bentuk lahan, dan tanah. Bagaimana
dengan komponen geosfer lainnya? Coba kamu temukan berbagai aspek
kajiannya. Dalam geografi, analisis fenomena atau gejala yang terjadi di
geosfer dilakukan dengan melihat persebaran, interaksi, dan interelasi unsur-
unsur di dalamnya.

Ilmu geografi dapat diterapkan dalam kehidupan guna meningkat-kan


kesejahteraan manusia. Ilmu geografi banyak membantu manusia dalam
pemanfaatan sumber daya yang tersedia di Bumi.

Dalam buku ”The Scope of Geography”, Rhoads Murphy menulis


tentang ruang lingkup kajian geografi. Ruang lingkup kajian geografi terdiri
atas tiga hal, yaitu:

1. Persebaran dan keterkaitan (relasi) manusia di Bumi serta aspek keruangan


dan pemanfaatannya bagi tempat hidup manusia.
2. Hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan fisik alam yang
merupakan bagian dari kajian keanekaragaman wilayah.
3. Kerangka regional dan analisis wilayah yang berciri khusus.

C. Pola Permukiman

Pola Permukiman adalah kekhasan distribusi fenomena permukiman di


dalam ruang atau wilayah, dalam hal ini didalamnya di bahas tentang
bentukbentuk permukiman secara individual dan persebaran dari individu-
individu permukiman dalam kelompok (Yunus, 1989). Secara garis besar pola
persebaran permukiman berbentuk pola permukiman mengelompok dan pola
permukiman menyebar. Pola persebaran permukiman mengelompok tersusun
dari dusun-dusun atau bangunan-bangunan rumah yang lebih kompak dengan
jarak tertentu, sedangkan pola persebaran permukiman menyebar terdiri dari

7
dusun-dusun atau bangunan-bangunan rumah yang tersebar dengan jarak
tertentu (Hudson F.S dalam Agus Dwi Martono,1996). Pengertian pola
permukiman dan persebaran (dispersion) permukiman mempunyai hubungan
yang erat. Persebaran permukiman membicarakan hal dimana terdapat
permukiman di suatu daerah. Dengan kata lain persebaran permukiman
berbicara tentang lokasi permukiman. Pola permukiman membicarakan sifat
dari persebaran permukiman tersebut. Dengan kata lain, pola permukiman
adalah susunan persebaran permukiman. Persebaran permukiman di wilayah
desa-kota pembentukannya berakar dari pola campuran antara ciri perkotaan
dan perdesaan. Terdapat beberapa perbedaan mendasar antara pola
permukiman di perkotaan dan di perdesaan. Dalam hal ini wilayah
permukiman di perkotaan yang sering disebut sebagai permukiman, memiliki
keteraturan bentuk secara fisik, artinya sebagian besar rumah menghadap
secara teratur ke arah jalan. Sedangkan karakteristik kawasan permukiman
penduduk desa ditandai oleh ketidakteraturan bentuk fisik rumah dengan pola
cenderung mengelompok membentuk perkampungan (Su Ritohardoyo, 2000).

D. Persebaran permukiman

dalam hal ini ada tiga variasi persebaran yaitu:

1. Mengelompok (clustered), apabila permukiman-permukiman tersebut


cenderung berkelompok pada satu atau dua bagian tempat,
2. Acak (Random), apabila tidak ada susunan tertentu 9 pada sebuah
persebaran,
3. Seragam (Uniform), apabila permukiman permukiman tersebut jaraknya
sama atau sama jauhnya dengan tetangganya. Salah satu cara untuk
mengukur pola permukiman sapat menggunakan model analisis tetangga
terdekat (nearest neighbor analysis) yaitu dengan menghitung besarnya
parameter tetangga terdekat. Untuk mengetahui apakah pola permukiman
yang dianalisis termasuk mengelompok, acak atau seragam, nilai hasil
perhitungan dibandingkan dengan continuum (rangkaian kesatuan) nilai
parameter tetangga terdekat (T) untuk masing-masing pola, sehingga
dapat diketahui apakah pola yang terbentuk berupa pola mengelompok,

8
pola acak (random), atau pola seragam. Faktor Pengaruh Pola Persebaran
Permukiman Terjadinya keanekaragaman pola permukiman sebagai
wujud dari persebaran penduduk yang tidak merata. Hal tersebut akan
menimbulkan terjadinya berbagai masalah yang bervariasi pula di wilayah
satu dengan wilayah yang lain, baik pada kehidupan penduduk beserta
lingkungan saat ini, maupun bagi rencana pengembangan permukiman itu
sendiri di masa mendatang. Lereng merupakan pembatas yang penting
bagi penggunaan lahan. Kemiringan lereng yang sesuai untuk areal
permukiman adalah lereng yang memiliki kelas kemiringan lereng

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Permukiman merupakan suatu kebutuhan pokok yang sangat penting


dalam kehidupan manusia. Dari deretan lima kebutuhan hidup manusia pangan,
sandang, permukiman, pendidikan dan kesehatan, nampak bahwa permukiman
menempati posisi yang sentral, dengan demikian peningkatan permukiman
akan meningkatkan pula kualitas hidup.
Ilmu geografi dapat diterapkan dalam kehidupan guna meningkat-kan
kesejahteraan manusia. Ilmu geografi banyak membantu manusia dalam
pemanfaatan sumber daya yang tersedia di Bumi. Pola permukiman
membicarakan sifat dari persebaran permukiman tersebut. Dengan kata lain,
pola permukiman adalah susunan persebaran permukiman. Persebaran
permukiman di wilayah desa-kota pembentukannya berakar dari pola campuran
antara ciri perkotaan dan perdesaan.

B. Saran

Dari kesimpulan di atas, maka kami menyarankan kepada pembaca


khususnya kepada mahasiswa bahwa belajar tentang Geografi Transport dan
Permukiman sangatlah penting untuk diri kita. dalam materi pembelajaran
yang disajikan pembelajaran yang tujuannya mengubah, mengembangkan,
dan para pembaca banyak berlatih dan menggali ilmu pengetahuan secara
rajin dan intensif. Dengan ini diharapkan dapat mendorong minat dan profesi
bagi siapa yang membaca buku ini, terkhusus buat mahasiswa untuk
mempelajari buku ini guna memberi gambaran kepada mahasiswa program
studi yang bermanfaat untuk pemakaian di kemudian hari, karena buku
sebagai acuan selanjutnya dalam tugas profesional terutama bagi mahasiswa
yang akan menjadi calon penerus bangsa untuk kedepannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Salim, Abbas. 1993. Manajemen transportasi. Jakarta : Citra Niaga Rajawali


Pers

https://www.academia.edu/17050051/Makalah_Konsep_Dasar_Geografi
(Diakses : 20 oktober 2019 ; 19.32 AM)

http://eprints.ums.ac.id/17305/4/BAB_I.pdf (Diakses : 20 oktober 2019 ;


19.32 AM)

http://digilib.unila.ac.id/13476/2/bab%201.pdf (Diakses : 19 oktober 2019 ;


21.00 AM) http://jembatan4.blogspot.com/2013/09/definisi-permukiman.html
(Diakses : 20 oktober 2019 ; 19.32 AM)

11

Anda mungkin juga menyukai