KELOMPOK 8
MEDAN, 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
ini yang berjudul “Ruang Lingkup Permukiman” dengan sebaik mungkin dan tepat
waktu. Adapun tujuan dari pembuatan tugas ini yakni untuk memenuhi tugas semester
genap.
Kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Mbina
Pinem, M.Si. yang telah membimbing kami untuk membuat tugas ini agar semakin baik.
Dan juga teman – teman yang telah membantu kami untuk memberikan masukan ataupun
bahan dukungan dalam pembuatan tugas ini.
Kami menyadari bahwa pembuatan tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan adanya kritikan maupun saran dari para pembaca untuk
membenahi pembuatan tugas kami yang berikutnya. Dan semoga makalah kami ini dapat
menjadi bacaan yang mampu menambah wawasan bagi para pembaca. Sekian dan terima
kasih.
Evelina Gurning
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
D. Manfaat.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
C. Pola Permukiman..........................................................................................7
D. Persebaran permukiman................................................................................8
A. Kesimpulan.................................................................................................10
B. Saran...........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
datang dari dalam maupun dari luar lingkungan hidupnya; dan 3) Mencapai
serta menciptakan kemajuan dalam hidupnya. Sebuah tempat tinggal
biasanya berwujud bangunan rumah, tempat berteduh, atau struktur lainnya
yang digunakan sebagai tempat manusia tinggal. Kebutuhan rumah
bertambah sejalan dengan perkembangan pertambahan jumlah penduduk,
yang mana peningkatan jumlah penduduk akan berdampak pada
peningkatan kebutuhan rumah. Pada hakekatnya luas permukaan bumi tidak
akan bertambah, bahkan secara relatif akan semakin bertambah sempit
karena manusia yang menghuninya semakin bertambah.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah dapat menambah wawasan
dan ilmu,sebagai sumber referensi bagi pembaca dan untuk memenuhi tugas
rutin semester ganjil bagi penyusun.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1) Faktor Kemudahan
Faktor yang dimaksud adalah kemudahan dalam menjangkau suatu
tempat. Faktor ini perlu diperhatikan, sebab akan berpengaruh terhadap biaya
transportasi dan lamanya perjalanan bagi penghuni untuk bepergian. Faktor
kemudahan pada suatu permukiman dapat berupa jalan penghubung atau
masuk, yaitu jalan yang menghubungkan jalan masuk dengan jaringan jalan
umum menuju pusat kota.
2) Utilitas
Utilitas adalah kelengkapan fasilitas yang terdapat pada perumahan,
antara lain listrik, air minum, saluran pembuangan.
3) Faktor Status Tanah
Tanah mempunyai fungsi sosial ekonomi. Dalam pengaturan hak atas
tanah dan ruang pemanfaatanya harus dapat meningkatkan kesejahteraan
rakyat, status tanah mempunyai peranan penting bagi kelangsungan
penghuni karena memberikan kepastian hukum atas tanah yang menjadi
haknya.
4) Faktor Penggunaan Tanah
Daerah perumahaan sedapat mungkin tidak menggunakan lahan
yang produktif dan menghindari daerah-daerah yang sudah terbangun.
Dengan demikian penggunaan lahan tersebut akan lebih efektif dan saling
mendukung dengan kegiatan lainnya.
5) Faktor Kemungkinan Perluasan
Diharapkan daerah perumahan mampu menampung aktivitas-
aktivitas yang sudah sulit sulit dikembangkan di pusat kota, dengan
demikian kawasan permukiman tidak berdiri sendiri dan tidak lepas dari
sistem kotanya.
6) Faktor Pusat Pelayanan
Lokasi perumahan yang baik adalah lokasi yang memudahkan atau
dapat menjangkau semua tempat karena tersedia macam-macam pelayanan,
baik yang bersifat sosial maupun bersifat ekonomi.
7) Faktor Efek Samping yang Mungkin Terjadi
4
Efek samping yang dimaksud adalah efek negatif yang mungkin
timbul dengan di bangunnya permukiman.
5
yang subur dan sumber daya alam yang beragam serta melimpah. Akan tetapi,
kualitas sumber daya manusia yang dimiliki masih di bawah negara tetangga
seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Adalah sangat penting bagi kita sebagai penduduk Indonesia untuk lebih
mengerti, memahami, dan lebih memerhatikan lingkungan sendiri serta
negara-negara lain di dunia. Geografi akan membantu melihat perbedaan
negara-negara di dunia yang saling tergantung satu dengan lainnya serta
dampak satu negara dengan lingkungannya terhadap negara lain. Selain
pengetahuan dan perhatian terhadap lingkungan tempat tinggal, belajar
geografi juga memerlukan penguasa-an dan keterampilan untuk memproses
informasi geografi.
6
terdiri atas empat komponen utama, yaitu atmosfer, litosfer, biosfer, dan
hidrosfer. Tiap komponen tersebut mempunyai batasan kajian, meskipun
begitu semuanya tercakup dalam kajian geosfer. Seperti litosfer, mempunyai
tiga aspek kajian, yaitu batuan (litologi), bentuk lahan, dan tanah. Bagaimana
dengan komponen geosfer lainnya? Coba kamu temukan berbagai aspek
kajiannya. Dalam geografi, analisis fenomena atau gejala yang terjadi di
geosfer dilakukan dengan melihat persebaran, interaksi, dan interelasi unsur-
unsur di dalamnya.
C. Pola Permukiman
7
dusun-dusun atau bangunan-bangunan rumah yang tersebar dengan jarak
tertentu (Hudson F.S dalam Agus Dwi Martono,1996). Pengertian pola
permukiman dan persebaran (dispersion) permukiman mempunyai hubungan
yang erat. Persebaran permukiman membicarakan hal dimana terdapat
permukiman di suatu daerah. Dengan kata lain persebaran permukiman
berbicara tentang lokasi permukiman. Pola permukiman membicarakan sifat
dari persebaran permukiman tersebut. Dengan kata lain, pola permukiman
adalah susunan persebaran permukiman. Persebaran permukiman di wilayah
desa-kota pembentukannya berakar dari pola campuran antara ciri perkotaan
dan perdesaan. Terdapat beberapa perbedaan mendasar antara pola
permukiman di perkotaan dan di perdesaan. Dalam hal ini wilayah
permukiman di perkotaan yang sering disebut sebagai permukiman, memiliki
keteraturan bentuk secara fisik, artinya sebagian besar rumah menghadap
secara teratur ke arah jalan. Sedangkan karakteristik kawasan permukiman
penduduk desa ditandai oleh ketidakteraturan bentuk fisik rumah dengan pola
cenderung mengelompok membentuk perkampungan (Su Ritohardoyo, 2000).
D. Persebaran permukiman
8
pola acak (random), atau pola seragam. Faktor Pengaruh Pola Persebaran
Permukiman Terjadinya keanekaragaman pola permukiman sebagai
wujud dari persebaran penduduk yang tidak merata. Hal tersebut akan
menimbulkan terjadinya berbagai masalah yang bervariasi pula di wilayah
satu dengan wilayah yang lain, baik pada kehidupan penduduk beserta
lingkungan saat ini, maupun bagi rencana pengembangan permukiman itu
sendiri di masa mendatang. Lereng merupakan pembatas yang penting
bagi penggunaan lahan. Kemiringan lereng yang sesuai untuk areal
permukiman adalah lereng yang memiliki kelas kemiringan lereng
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/17050051/Makalah_Konsep_Dasar_Geografi
(Diakses : 20 oktober 2019 ; 19.32 AM)
11