Dosen Pembimbing :
Surtani Harahap,M.Pd
Oleh :
Nur Wulan Rahmadani Lingga ( 1201670 )
Roza ( 1201664 )
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt atas rahmat dan karunia-
kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini, kami tidak lepes dari
buku-buku dan browsing internet. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
Kami juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat di
Padang ,
Februari 2015
3
DAFTAR ISI
Daftar isi.................................................................................................................. ii
BAB I
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................3
C. Tujuan penulisan..........................................................................................3
BAB II
12
BAB III
A. Kesimpulan............................................................................................... 22
B. Saran ......................................................................................................... 23
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan dan keragaman
alam serta budaya yang luar biasa.Indonesia merupakan negara mega biodiversity
kedua setelah Brazil.Indonesia memiliki 42 ekosistem darat dan 5 ekosistem yang
khas.Indonesia juga memiliki 81.000 km garis pantai yang indah dan kaya.Luas
ekosistem mangrove di Indonesia mencapai 22 % dari seluruh luas mangrove di
dunia.
Sebagaimana kita ketahui bersama, Indonesia merupakan negara dengan
nomor urut keempat dalam besarnya jumlah penduduk setelah China, India, dan
Amerika Serikat. Menurut data statistik dari BPS, jumlah penduduk Indonesia saat
ini adalah 225 juta jiwa, dengan angka pertumbuhan bayi sebesar 1,39 % per
tahun. Angka pertumbuhan ini relatif lebih kecil dibandingkan dengan angka
pertumbuhan bayi pada tahun 1970, yaitu sebesar 2,34%. Dengan jumlah
penduduk sebesar 225 juta jiwa, maka pertambahan penduduk setiap tahunnya
adalah 3,5 juta jiwa. Jumlah itu sama dengan jumlah seluruh penduduk di
Singapura.
Pertumbuhan penduduk yang besar memerlukan sarana tambahan investasi
serta sarana yang mendukung kesejahteraan rakyat seperti perekonomian,
pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. Hal ini merupakan masalah
pemerintah untuk memenuhi taraf hidup masyarakat. Pemerintah menyediakan
berbagai lowongan pekerjaan tetapi akibat pertumbuhan penduduk yang begitu
pesat, jumlah lowongan kerja menjadi semakin sedikit hingga menyebabkan
banyak pengangguran dan terjadinya perilaku kriminalitas. Maka,hal tersebut juga
menimbulkan kurangnya kesejahteraan rakyat dalam perekonomian dan sosial.
Peranan ekonomi dalam pertambahan penduduk sangatlah penting. Seperti
dalam hal pembangunan, kunci sukses pembangunan adalah terjadinya
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, pemerataan distribusi pembangunan,
5
maka perlunya peningkatan dari sisi investasi yang akan menunjang pertumbuhan
ekonomi.
Kondisi awal jumlah penduduk memang dapat meningkatkan jumlah
perekonomian namun pada suatu keadaan pertumbuhan penduduk tidak hanya
menaikkan ekonomi namun juga dapat menurunkannya. Pada tahun tahun 2000,
jumlah penduduk Indonesia menunjukkan angka sebesar 205.135 juta jiwa
dengan laju pertumbuhan sebesar 10.380 juta jiwa atau sebesar 5.33 persen dari
tahun 1995. Sementara itu persentase penduduk miskin selama periode 1996-
2008 mengalami fluktuasi dengan kecenderungan mengalami penurunan. Sejalan
dengan itu kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk
merupakan sasaran utama pembangunan sebagaimana tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). Hal ini tidak mungkin tercapai jika
pemerintah belum bisa memecahkan masalah kependudukan.
Pertumbuhan penduduk yang meningkat berkaitan dengan semakin
sulitnya pelayanan kesehatan yang merata kepada masyarakat. Pengetahuan
tentang aspek-aspek dan komponen demografi seperti fertilitas, mortalitas,
morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah
tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana program untuk
dapat mengembangkan program pelayanan kesehatan yang merata dan tepat pada
sasarannya.Masalah utama yang dihadapi di bidang kesehatan di Indonesia adalah
masih tingginya pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran dan
struktur umur penduduk. Program kependudukan dan keluarga berencana
bertujuan turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi seluruh
masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan dan pengendalian penduduk.
Dengan demikian diharapkan tercapai keseimbangan yang baik antara jumlah dan
kecepatan pertambahan penduduk dengan perkembangan pelayanan kesehatan.
B. Rumusan Masalah
7. Apakah defenisi demografi dan kesehatan?
8. Apa sajakah Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan ?
9. Bagaimanakah hubungan antara Penduduk Dan Lingkungan ?
10. Sejauh apakah Pertumbuhan Penduduk dan Penyakit yang Berkaitan
Dengan Lingkungan ?
11. Bagaimanakah Hubungan Antara Demografi Dan Kesehatan ?
C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, adalah sebagai berikut :
1. Agar mahasiswa mampu definisi demografi dan kesehatan
2. Agar mahasiswa mengetahui Faktor Yang Mempengaruhi Derajat.
3. Agar mahasiswa mengetahui hubungan antara Penduduk Dan Lingkungan.
4. Agar mahasiswa menegtahui Pertumbuhan Penduduk dan Penyakit yang
Berkaitan Dengan Lingkungan.
5. Agar mahasiswa menegtahui Hubungan Antara Demografi Dan Kesehatan
6. Untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen kepada mahasiswa.
D. Manfaat penulisan
Dari penulisan makalah ini dapat diperoleh beberapa manfaat yaitu
sebagaii berikut :
1. Bagi penulis sebagai penambah khazanah ilmu pengetahuan dan
sebagai syarat guna meyelesaikan studi Pendidikan Kependudukan dan
Lingkungan Hidup.
2. Bagi pembaca sebagai sumber informasi dan penambah khazanah
ilmu.
3. Bagi sekolah sebagai sumber kepustakaan yang bermanfaat bagi
peserta didik.
7
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN
2. Defenisi Kesehatan
8
Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek. Ini
juga merupakan tingkat fungsional dan / atau efisiensi metabolisme organisme,
sering secara implisit manusia.Pada saat berdirinya Organisasi Kesehatan Dunia
atau World Health Organization (WHO), pada tahun 1948, kesehatan
didefinisikan sebagai "keadaan lengkap fisik, mental, dan kesejahteraan sosial dan
bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan."
Pada 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan,
mengatakan bahwa kesehatan adalah "sumber daya bagi kehidupan sehari-hari,
bukan tujuan dari kehidupan. Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan
sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik."Kesehatan fisik terwujud
apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan
memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal
atau tidak mengalami gangguan.Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen,
yakni pikiran, emosional, dan spiritual seperti :
a. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
b. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk
mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan
sebagainya.
c. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa
syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam
fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat
dilihat dari praktik keagamaan seseorang.
Indikator Kualitas Kesehatan dilihat dari tingkat kualitas hidup masyarakat
terkait dengan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan tersebut dihitung dalam
skala individu terkait dengan fasilitas kesehatan untuk penyakit yang tidak
mengancam jiwa, penyakit terminal, penyakit penurunan kesehatan pada
masyarakat lansia, penyakit kronis, dan penyakit yang telah berada pada tahap
akhir.Pelibatan faktor kesehatan pada tingkat kualitas hidup masyarakat
didefinisikan oleh para peneliti dari University of Toronto yaitu sebagai derajat
seseorang agar dapat menikmati berbagai pilihan pada kehidupannya. Kualitas
hidup tersebut berdasarkan kategori “being”, “belonging”, dan “becoming”.
9
yang tinggi dan transport yang ramai. Di daerah ini terdapat produksi
limbah domsetik, limbah industri dan limbah transport.
c) Akibat pertambahan penduduk juga mengakibatkan peningkatan
kebutuhan pangan. Kenaikan kebutuhan pangan dapat dipenuhi dengan
intensifikasi lahan pertanian, antara lain dengan mengunakan pupuk
pestisida, yang notebene merupakan sumber pencemaran. Untuk
masyarakat pedesaan yang menggantungkan hidupnya pada lahan
pertanian, maka seiring dengan pertambahan penduduk, kebutuhan akan
lahan pertanian juga akan meningkat. Sehingga ekploitasi hutan untuk
membuka lahan pertanian baru banyak dilakukan. Akibatnya daya dukung
lingkungan menjadi menurun. Bagi mereka para peladang berpindah,
dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk yang sedemikian cepat,
berarti menyebabkan tekanan penduduk terhadap lahan juga meningkat.
Akibatnya proses pemulihan lahan mengalami percepatan. Yang tadinya
memakan waktu 25 tahun, tetapi dengan semakin meningkatnya tekanan
penduduk terhadap lahan maka bisa berkurang menjadi 5 tahun. Saat
dimana lahan yang baru ditinggalkan belum pulih kesuburannya.
d) Makin besar jumlah penduduk, makin besar kebutuhan akan sumber daya.
Untuk penduduk agraris, meningkatnya kebutuhan sumber daya ini
terutama lahan dan air. Dengan berkembangnya teknologi dan ekonomi,
kebutuhan akan sumber daya lain juga meningkat, yaitu bahan bakar dan
bahan mentah untuk industri. Dengan makin meningkatnya kebutuhan
sumber daya itu, terjadilah penyusutan sumber daya. Penyusutan sumber
daya berkaitan erat dengan pencemaran. Makin besar pencemaran sumber
daya, laju penyusunan makin besar dan pada umumnya makin besar pula
pencemaran.
Berdasarkan pendapat yang kemukakan oleh Soemarwoto, maka tidaklah
berlebihan bahwa dampak kepadatan penduduk terhadap kualitas lingkungan
sangatlah besar.Indonesia sebagai sebuah negara yang jumlah penduduknya
sangat besar juga sedang menghadapi problematika besar tentang masalah kualitas
lingkungan. Masalah yang dihadapi ini akan semakin kompleks karena lajunya
15
pertumbuhan penduduk tidak bisa ditekan dalam pengertian bahwa secara alamiah
jumlah penduduk dari waktu ke waktu terus bertambah, disamping itu juga tingkat
pencemaran (air dan udara), tekanan terhadap lahan pertanian, rendahnya
kesadaran lingkungan, banyaknya pemilik HPH yang tidak bertanggungjawab,
dan tidak konsistennya Pemerintah dalam menegakkan hukum akan semakin
mempercepat penurunan mutu lingkungan secara makro. Hal ini terjadi menurut
Abdullah (2002:20) karena adanya perilaku manusia yang tidak
bertanggungjawab dan hanya mementingkan kepentingan diri sendiri.
Akibat yang lebih jauh atas permasalahan tersebut adalah problematika
yang muncul tidak hanya sebatas pada satu sisi kependudukan saja, tetapi juga
daya dukung lingkungan terhadap kelangsungan hidup secara seimbang. Akhirnya
sampai pada satu titik terminologi akan terjadi “collapse”. Keadaan ini sangat
mungkin terjadi karena daya dukung lingkungan tidak lagi mampu menopang
kebutuhan hidup manusia.Semantara manusia dengan dengan jumlah yang terus
meningkat dari waktu kewaktu membutuhkan ketersediaannya bahan kebutuhan
yang disediakan oleh alam.
Disisi lain, karena pemanfaatan sumber daya alam tidak mengindahkan
eko-efisien, dan cenderung mengabaikan kelestariannya maka berakibat buruk
terhadap kualitas sumber daya alam. Perkembang selanjutnya akan terjadi
ketimpangan antara kebutuhan yang harus disediakan alam, dengan kemampuan
alam sendiri untuk menyediakan.
Ketidakmampuan alam dalam menyediakan kebutuhan manusia maka
pada gilirannya akan berakibat pada malapetaka. Melihat kondisi yang demikian
maka satu hal yang harus mendapat perhatian adalah bagaimana mengupayakan
jalinan hubungan harmonis antara pemenuhan kebutuhan manusia dengan tetap
menjaga kelestarian lingkungan alam dan diharapkan daya dukung lingkungan
tetap tersedia terutama dalam menopang laju pertumbuhan penduduk yang makin
hari terus mengalami peningkatan.
16
sebesar 6 persen; Bali dan Nusa Tenggara sebesar 6 persen; dan Maluku dan
Papua sebesar 3 persen.
Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah adalah tiga provinsi dengan
urutan teratas yang berpenduduk terbanyak, yaitu masing-masing berjumlah
43.021.826 orang, 37.476.011 orang, dan 32.380.687 orang. Sedangkan Provinsi
Sumatera Utara merupakan wilayah yang terbanyak penduduknya di luar Jawa,
yaitu sebanyak 12.985.075 orang.
Dengan luas wilayah Indonesia yang sekitar 1.910.931 km2, maka rata-
rata tingkat kepadatan penduduk Indonesia adalah sebesar 124 orang per km2.
Provinsi yang paling tinggi kepadatan penduduknya adalah Provinsi DKI Jakarta,
yaitu sebesar 14.440 orang per km2. Sementara itu, provinsi yang paling rendah
tingkat kepadatan penduduknya adalah Provinsi Papua Barat, yaitu sebesar 8
orang per km2.
Penduduk Indonesia terus bertambah dari waktu ke waktu. Ketika
pemerintah Hindia Belanda mengadakan sensus penduduk tahun 1930 penduduk
nusantara adalah 60,7 juta jiwa. Pada tahun 1961, ketika sensus penduduk pertama
setelah Indonesia merdeka, jumlah penduduk sebanyak 97,1 juta jiwa. Pada tahun
1971 penduduk Indonesia sebanyak 119,2 juta jiwa, tahun 1980 sebanyak 146,9
juta jiwa, tahun 1990 sebanyak 178,6 juta jiwa, tahun 2000 sebanyak 205,1 juta
jiwa, dan pada tahun 2010 sebanyak 237,6 juta jiwa.
Secara nasional, laju pertumbuhan penduduk Indonesia per tahun selama
sepuluh tahun terakhir adalah sebesar 1,49 persen. Laju pertumbuhan penduduk
Provinsi Papua adalah yang tertinggi dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain
di Indonesia, yaitu sebesar 5,46 persen.
Bila dilihat menurut pulau atau kelompok kepulauan, provinsi dengan laju
pertumbuhan penduduk tertinggi dan terendah adalah sebagai berikut:
1. Sumatera
Provinsi Kepulauan Riau merupakan provinsi dengan laju pertumbuhan penduduk
tertinggi, yaitu sebesar 4,99 persen. Sementara itu, provinsi yang memiliki laju
pertumbuhan penduduk terendah adalah Provinsi Sumatera Utara, yaitu sebesar
1,11 persen.
22
2. Jawa
Provinsi yang memiliki laju pertumbuhan penduduk tertinggi adalah Provinsi
Ban- ten, yaitu sebesar 2,79 persen. Sedangkan provinsi dengan laju pertumbuhan
penduduk terendah adalah Provinsi Jawa Tengah, yaitu sebesar 0,37 persen.
3. Bali-Nusa Tenggara
Provinsi Bali memiliki laju pertumbuhan penduduk tertinggi, yaitu sebesar 2,15
persen. Sedangkan provinsi dengan laju pertumbuhan penduduk terendah adalah
Provinsi Nusa Tenggara Barat, yaitu sebesar 1,17 persen.
4. Kalimantan
Provinsi Kalimantan Timur merupakan provinsi dengan laju pertumbuhan pen-
duduk tertinggi, yaitu sebesar 3,80 persen. Sementara itu, provinsi yang memi-
liki laju pertumbuhan penduduk terendah adalah Provinsi Kalimantan Barat, yaitu
sebesar 0,91 persen.
5. Sulawesi
Provinsi Sulawesi Barat memiliki laju pertumbuhan penduduk tertinggi, yaitu
sebesar 2,67 persen. Sedangkan provinsi dengan laju pertumbuhan penduduk
terendah adalah Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu sebesar 1,17 persen.
6. Maluku-Papua
Provinsi yang memiliki laju pertumbuhan penduduk tertinggi adalah Provinsi
Papua, yaitu sebesar 5,46 persen. Sedangkan provinsi dengan laju pertumbuhan
penduduk terendah adalah Provinsi Maluku Utara, yaitu sebesar 2,44 persen.
Peningkatan jumlah penduduk yang besar tentu akan mempengaruhi
jumlah fasilitas pelayanan kesehatan,penyediaan rumah dan pengamatan sanitasi
tidak memadai dengan permintaan yang besar oleh jumlah penduduk yang begitu
besar.Mulai dari tidak cukupnya bahan pangan yang bergizi bagi pertumbuhan
anak dan orang dewasa yang semakin meningkat jumlahnya,tidak cukupnya
pelayanan kesehatan yang diperlukan,meningkatnya polusi air dan udara yang
memiliki dampak negatif bagi kesehatan maka masalah itu akan sangat dirasakan
oleh seluruh masyarakat.
23
3. Kerusakan Lingkungan
Setiap tahun, hutan dibuka untuk kepentingan hidup manusia seperi untuk
dijadikan lahan pertanian atau pemukiman .Para ahli lingkungan memperkirakan
lebih dari 70% hutan di dunia yang alami telah ditebang atau rusak parah
.Menigkatnya jumlah penduduk akan diiringi pula dengan meningkatnya
penggunaan sumber alam hayati. Adanya pembukaan hutan secara liar untuk
dijadikan tanah pertaniaan atau untuk mencari hasil hutan sebagai mata
pencaharian penduduk akan merusak ekosistem hutan.
5. Kekurangan Makanan
6. Pencemaran air
Disebabkan oleh limbah rumah tangga dan limbah industry yang tentu
akan berdampak bagi kesehatan masyrakat suatu bangsa.
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demografi mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah.
Struktur penduduk meliputi jumlah persebaran dan komposisi penduduk. Struktur
penduduk ini selalu berubah-ubah karena disebabkan oleh proses demografi yakni
kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan juga adanya migrasi penduduk.
Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek. Ini
juga merupakan tingkat fungsional dan / atau efisiensi metabolisme organisme,
sering secara implisit manusia.Pada saat berdirinya Organisasi Kesehatan Dunia
atau World Health Organization (WHO), pada tahun 1948, kesehatan
didefinisikan sebagai "keadaan lengkap fisik, mental, dan kesejahteraan sosial dan
bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan."
Masalah kependudukan dan kerusakan lingkungan hidup merupakan dua
permasalahan yang kini sedang dihadapi bangsa Indonesia, khususnya maupun
negara-negara lainnya di dunia umumnya.Brown (1992:265-280), menyatakan
bahwa masalah lingkungan hidup dan kependudukan yaitu masalah pencemaran
lingkungan fisik, desertifikasi, deforestasi, overs eksploitasi terhadap sumber-
26
sumber alam, serta berbagai fenomena degradasi ekologis semakin hari semakin
menujukkan peningkatan yang signifikan.Keprihatinan ini tidak saja memberikan
agenda penanganan masalah lingkungan yang bijak.Namun juga merupakan
“warning” bagi kehidupan, bahwa kondisi lingkungan hidup sedang berada pada
tahap memprihatinkan. Seandainya tidak dilakukan upaya penanggulangan secara
serius, maka dalam jangka waktu tertentu kehidupan ini akan musnah.
Hal ini terjadi menurut Soemarwoto (1991:1), karena lingkungan (alam)
tidak mampu lagi memberikan apa-apa kepada kita. Padahal seperti kita ketahui
bahwa manusia merupakan bagian integral dari lingkungan hidupnya, ia tidak
dapat dipisahkan dari padanya. Padatnya penduduk suatu daerah akan
menyebabkan ruang gerak suatu daerah semakin terciut, dan hal ini disebabkan
manusia merupakan bagian integral dari ekosistem, dimana manusia hidup dengan
mengekploitasi lingkungannya. Pertumbuhan penduduk yang cepat meningkatkan
permintaan terhadap sumber daya alam. Pada saat yang sama meningkatnya
konsumsi yang disebabkan oleh membengkaknya jumlah penduduk yang pada
akhirnya akan berpengaruh pada semakin berkurangnya produktifitas sumber daya
alam.
Menurut Wijono (1998:5) kondisi sebagaimana digambarkan tersebut
dapat diibaratkan seperti lilin, pertumbuhan penduduk yang cepat akan membakar
lilin dari kedua ujungnya. Sehingga batang lilin itu akan cepat meleleh dan habis.
Konsekwensinya adalah berubahnya salah satu atau beberapa komponen dalam
ekosistem, mengakibatkan perubahan pada interaksi komponen-komponen itu,
sehingga struktur organisasi dan sifat-sifat fungsional ekosistem akan berubah
pula.Dalam perspektif historis tentang kependudukan dan dampak lingkungan
Derek Lewlyn dan Jones (dalam Alfi, 1990:22) melakukan penelitian di kota
Sidney di Australia, berdasarkan hasil penelitiannya mereka menyimpulkan
bahwa sebenarnya keseimbangan ekologi itu tidak kekal. Kota Sidney yang
dulunya sangat asri dengan tatanan lingkungan kota yang nyaman, tetapi mulai
periode 80-an, semuanya telah berubah menjadi tidak nyaman lagi. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut menandakan bahwa perkembangan penduduk sedikit
banyak akan mempengaruhi lingkungan hidup baik fisik maupun non fisik.
27
B. Saran
Semoga kedepannya Indonesia bisa lebih baik lagi di tangan pemimpin
yang bisa menggiring masyarakatnya menuju kehidupan yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ekofitriyanto.com/
28