Disusun oleh :
Parlina Damayanti
Hariska Nopika
Rahma Aulia
XI MIPA 1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................1
A. Latar belakang.......................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................2
C. Tujuan penulisan...................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................3
A. Kesimpulan..........................................................................15
B. Saran.....................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penduduk merupakan salah satu objek kajian yang dipelajari dalam ilmu
geografi. Cabang ilmu geografi yang mempelajari tentang penduduk
adalah geografi manusia, sedangkan ilmu yang mempelajari tentang
kependudukan disebut demografi. Penduduk mempunyai peranan
penting dalam pembangunan suatu daerah. Semakin banyak jumlah
penduduk maka dapat dikatakan bahwa semakin banyak pula potensi-
potensi yang dapat dikembangkan ataupun yang dapat digunakan untuk
pembangunan wilayah. Karena sumberdaya manusia merupakan
komponen pembangunan yang penting disamping sumberdaya alam dan
teknologi (Mantra, 2003). Akan tetapi, pada kenyataannya bahwa
pertambahan penduduk kerap kali lebih banyak membawa
permasalahan daripada membawa solusi terhadap pembangunan.
1
Tidak dapat dipungkiri bahwa wilayah perkotaan merupakan suatu
magnet yang kuat bagi masyarakat di wilayah pedesaan ataupun
sekitarnya untuk mencari kerja ataupun mencari penghidupan yang lebih
baik. Sehingga pertambahan penduduk di kota dapat juga disebabkan
oleh mobilitas penduduk, selain disebabkan oleh pertumbuhan alami
penduduk wilayah tersebut. Mobilitas penduduk sendiri terjadi karena
adanya interaksi antar manusia dalam suatu wilayah ataupun antar
wilayah dalam memenuhi kebutuhan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kependudukan di Indonesia
Penduduk Indonesia sebagian besar hidup di daerah pedesaan yang
masih memiliki rasa kekeluargaan antar sesama. Kependudukan di
Indonesia memiliki empat ciri-ciri umum yakni Jumlah penduduk yang
dimana dalam hal ini semakin bertambah, sebagian besar penduduk
berusia muda, persebaran penduduk tidak merata pada setiap pulau,
sebagian besar penduduk bekerja di sektor pertanian.
a. Masalah Kuantitatif
b. Masalah Kualitatif
3
Jumlah penduduk dan pertumbuhannya diatasi dengan program keluarga
berencana (KB). Persebaran dan kepadatan penduduk diatasi dengan
seperti program transmigrasi dan pembangunan lebih intensif di
kawasan indonesia timur. Tingkat kesehatan yang rendah diatasi dengan
seperti pembangunan fasilitas seperti pusat kesehatan masyarakat
“puskemas” dan rumah sakit umum “RSUD” dan pelayanan kesehatan
gratis bagi penduduk miskin. Tingkat pendidikan yang rendah diatasi
dengan seperti penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan
merata di semua daerah di Indonesia, penciptaan kurikulum pendidikan
yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, peningkatan kualitas
tenaga pengajar “guru dan dosen” di lembaga pendidikan milik
pemerintah, penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan
pencari kerja dan mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang
IPTEK di lembaga-lembaga pemerintah. Tingkat pendapatan yang rendah
diatasi dengan seperti penciptaan perangkat hukum yang menjamin
tumbuh dan berkembangnya usaha/investasi baik PMDN ataupun PMA,
optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian sehingga
dapat lebih banyak menyerap tenaga kerja, penyederhanaan birokrasi
dalam perizinan usaha.
• Kelahiran (natalitas)
• Kematian (mortalitas)
• Migrasi (perpindahan)
4
3. Masalah Kependudukan Dunia
UNFPA 1989 = 5,2 milyar dan setiap tahunnya meningkat > 90 juta
Kami percaya, bahwa tujuan dari KB secara hakiki justru berada pada
pemerkayaan kehidupan itu sendiri dan bukan pada pembatasan. KB juga
meningkatkan harkat seorang manusia untuk dapat mencapai tingkat
potensi yang sepenuhnya sebagai manusi utuh
5
Forum Kependudukan abad ke-21 November 1989 “Deklarasi Amsterdam”
6
1. Kuantitas Penduduk
7
1. Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Terdapat
beragam faktor yang menyebabkan perubahan jumlah penduduk.
Misalnya, peperangan, wabah penyakit atau epidemi, kelaparan, dan
bencana alam. Di lain pihak, kestabilan negara, peningkatan gizi, dan
kesehatan dapat mengakibatkan jumlah penduduk cenderung naik.
Fenomena bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk dari waktu
ke waktu dalam suatu wilayah tertentu dinamakan dinamika penduduk.
Gejala dinamika penduduk dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu
kelahiran (fertilitas atau natalitas), kematian (mortalitas), dan
perpindahan penduduk (migrasi).
Keterangan:
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
8
b. Pertumbuhan penduduk total
Keterangan:
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
9
Keterangan:
Pt = jumlah penduduk tahun akhir perhitungan
Keterangan:
P = jumlah penduduk
10
2) Angka Kelahiran Menurut Kelompok Usia (Age Specific Fertility Rate
=ASFR)
Angka kelahiran menurut kelompok usia, yaitu angka yang menunjuk kan
banyaknya bayi lahir hidup dari setiap seribu penduduk wanita
perkelompok umur pada usia reproduksi dalam periode tahun tertentu.
Dalam demografi, interval usia yang biasa digunakan adalah lima tahun.
Kelompok-kelompok umur dalam usia reproduksi adalah 15–19, 20–24,
25–29, 30–34, 35–39, 40–44, dan 45–49 tahun.
Keterangan:
Bx = jumlah bayi yang lahir hidup dari penduduk wanita kelompok usia
tertentu
11
2. Adanya undang-undang perkawinan yang membatasi usia
pernikahan, untuk wanita minimal 16 tahun dan laki-laki minimal
berusia 19 tahun.
b. Mortalitas
Keterangan
P = jumlah penduduk
Keterangan
Keterangan:
1) IMR < 35 jiwa per 1.000 kelahiran, berarti angka kematian bayi rendah.
2) IMR 35–75 jiwa per 1.000 kelahiran, berarti angka kematian bayi
sedang.
3) IMR 75–125 jiwa per 1.000 kelahiran, berarti angka kematian bayi
tinggi.
4) IMR > 125 jiwa per 1.000 kelahiran, berarti angka kematian bayi sangat
tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk
yang besar.
B. Saran
Untuk mengurangi masalah kependudukan yang terjadi, ada beberapa
upaya yang bisa dilakukan.