• MUHAMMAD AL FARID
• ALVIN JAYA HULU
• ERWIN
• RENIY JULIAN SAFITRI
• BETA ANAMESE
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tanpa mengalami hambatan yang
berarti.
Makalah dengan judul “Dinamika Penduduk Indonesia” secara khusus Disusun dengan maksud untuk
memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Geografi Peminatan. Selain dari pada itu semoga karya
tulis ini dapat memberikan nilai tambah pengetahuan bagi semua pihak yang membacanya.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun telah mendapat banyak bantuandan dorongan serta
bimbingan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,masih
terlalu banyak kekurangan baik dari segi isi maupun dari teknik penulisan.
Maka dengan rendah hati penulis menerima semua saran darisemua pihak demi penyempurnaan
makalah ini di kemudian hari.Akhirnya mudah-mudahan Allah SWT., senantiasa memberikan
petunjukdan bimbingan serta kekuatan kepada penyusun khususnya dan kita semuasehingga dapat
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................................... i
Daftar isi .............................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan.............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 2
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................. 2
BAB II Pembahasan............................................................................................ 3
2.1 Pengertian Dinamika Kependudukan............................................ 3
2.2 Faktor dinamika dan Proyeksi Kependudukan.............................. 4
2.3 Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja.......................................... 6
2.4 Kualitas Penduduk dan Indeks Pembangunan Manusia.............. 9
2.5 Permasalahan yang Diakibatkan oleh Dinamika Kependudukan.. 14
2.6 Bonus Demografi dan Dampak Terhadap Pembangunan............. 16
2.7 Sumber Data Kependudukan.......................................................... 19
2.8 Pengolahan dan Analisis Data Kependudukan.............................. 20
BAB III Penutup .................................................................................................. 24
3.1 Kesimpulan....................................................................................... 24
3.2 Saran................................................................................................. 24
Daftar Pustaka .................................................................................................. 25
ii
BAB l
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan Kependudukan di Indonesia selama ini telah diletakkan dalam konteks pembangunan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang mencakup pembangunan manusia sebagai subyek (human capital) dan
obyek (human resources) diseluruh siklus kehidupan manusia. Secara garis besar, Pembangunan
Kependudukan meliputi 5 aspek yang sangat penting. Pertama, Berkaitan dengan kuantitas penduduk,
antara lain jumlah, struktur dan komposisi penduduk. Kedua, berkenaan dengan kualitas penduduk yang
berkaitan dengan status kesehatan dan angka kematian, tingkat pendidikan dan angka kemiskinan, Ketiga,
Mobilitas penduduk seperti tingkat migrasi yang mempengaruhi penyebaran penduduk antar wilayah, baik
antar pulau maupun antar perkotaan danpedesaan. Keempat, Pembangunan Keluarga serta yang Kelima,
adalah pembangunan data base dan informasi penduduk.
Sasaran utama Pembangunan Jangka Panjang adalah terciptanya kualitas manusia dan masyarakat
Indonesia yang maju dalam suasana tenteram dan sejahtera lahir batin, dalam tata kehidupan masyarakat,
bangsa dan negara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dalam suasana kehidupan
bangsa Indonesia yang serba serasi, selaras, dan seimbang serta berkesinambungan dalam hubungannya
antar sesama manusia, manusia dengan masyarakat danmanusia dengan alam lingkungannya, serta
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.Dalam rangka mencapai sasaran utama tersebut diatas, perlu
diadakan upaya Pengembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga berkualitas dengan tujuan
terwujudnya Keserasian, Keselarasan danKeseimbangan kuantitas, kualitas dan persebaran penduduk serta
terwujudnya keluarga berkualitas dalam rangka membangun manusiaIndonesia seutuhnya.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa itu dinamika kependudukan
2. Sebutkan lah faktor-faktor dinamika dan Proyeksi kependudukan
3. Apa itu mobilitas penduduk dan tenaga kerja
4. Apa itu bonus demografi dan dampaknya terhadap pembangunan
5. Apa saja permasalahan yg diakibatkan oleh dinamika kependudukan
6. Sebutkan lah sumber data kependudukan
7. Apa itu pengolahan dan analisis data kependudukan
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk Mengetahui pengertian dari dinamika kependudukan
2. Untuk Mengetahui faktor-faktor dinamika dan Proyeksi kependudukan
3. Untuk mengetahui mobilitas penduduk dan tenaga kerja
4. Untuk Mengetahui bonus demografi dan dampaknya terhadap pembangunan
5. Untuk Mengetahui permasalahan yg diakibatkan oleh dinamika kkependudukan
6. Untuk mengetahui sumber data kependudukan
7. Untuk mengetahui pengolahan dan analisis data kependudukan
2
BAB ll
PEMBAHASAN
C.Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk yang bersifat menetap dari satu tempat ke tempat lain
melampaui batas administrasi suatu wilayah. Migrasi dapat menyebabkan jumlah penduduk berkurang
atau bertambah. Migrasi terdiri dari emigrasi dan imigrasi. Imigrasi adalah masuknya
5
penduduk negara lain ke satu negara. Emigrasi adalah keluarnya penduduk dari suatu negara ke
negara lain. Angka migrasi di antaranya angka migrasi masuk, angka migrasi keluar, angka
migrasi neto, dan angka migrasi bruto.
6
A. Mobilitas Permanen
Mobilitas permanen disebut juga migrasi. Mobilitas permanen adalah perpindahan penduduk untuk
menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif atau batas politik/negara.
Perpindahan ini sifatnya relatif permanen. Mobilitas permanen dapat
dikelompokkan atas dua hal berikut.
1) Mobilitas internal
Adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lainnya dalam satu negara.Bentuk-
bentuk mobilitas internal antara lain sebagai berikut.
a) Urbanisasi adalah bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di daerah perkotaan yang
b) Disebabkan oleh pertambahan penduduk wilayah perkotaan, dan akibat perluasan daerah
perkotaan. Urbanisasi terjadi karena kota mempunyai berbagai daya tarik, seperti tersedianya
lapangan kerja dan berbagai fasilitas sosial dan hiburan yang lengkap serta upah kerja yang tinggi.
Daya tarik kota seperti ini didukung oleh berbagai daya dorong desa, seperti sempitnya
lapanganpekerjaan, semakin sempitnya lahan pertanian, serta fasilitas sosial dan hiburan yang
relatif terbatas.
c) Ruralisasi adalah perpindahan penduduk dari kota kembali ke desa. Dalam konteks ini, pelaku
urbanisasi yang telah lama tinggal di kota pulang kembali ke desa asalnya dan menetap di sana.
d) Transmigrasi adalah pemindahan dan atau kepindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap
di daerah lain yang ditetapkan di dalam wilayah republik Indonesia guna kepentingan
pembangunan negara atau karena alasan yang dianggap perlu oleh pemerintah berdasarkan
ketentuan yang diatur dalam undang-undang. Ada beberapa jenis transmigrasi, seperti transmigrasi
umum, transmigrasi spontan, transmigrasi sektoral, transmigrasi swakarsa, dan transmigrasi khsus.
2) Mobilitas eksternal
yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain. Bentuk-bentuk mobilitas eksternal antara
lain sebagai berikut.
a) Emigrasi adalah perpindahan penduduk dari tanah air sendiri ke negara lain untuk tinggal menetap
di sana.
b) Imigrasi adalah perpindahan penduduk dari negara lain masuk ke negara kita.
c) Remigrasi adalah kembalinya penduduk suatu negara ke tanah airnya sendiri setelah pindah dan
menetap
d) di negara asing.
B. Mobilitas Nonpermanen
Mobilitas nonpermanen adalah perpindahan penduduk untuk sementara waktu dari suatu tempat ke
tempat lain. Mobilitas nonpermanen dapat dikelompokkan menjadi dua hal berikut.
7
a) Komutasi atau mobilitas ulang-alik adalah bentuk mobilitas penduduk nonpermanen yang
dilakukan dengan pergi- pulang dalam tempo kurang dari 24 jam. Pelakunya tidak menginap di
tempat yang dituju. Pelakunya disebut komuter atau pelaju. Contohnya, seseorang berdomisili di
Tangerang, tetapi bekerja di Jakarta. Mereka pergi pagi hari ke Jakarta untuk bekerja dan kembali
pulang ke Tangerang pada sore harinya.
b) Sirkulasi adalah bentuk mobilitas penduduk nonpermanen yang dilakukan dengan menginap di
tempat tujuan untuk sementara waktu. Pelakunya disebut sirkuler.
2.4.1 Kesehatan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Tingkat kesehatan
penduduk suatu negara antara lain dapat dilihat dari besarnya angka kematian bayidan angka harapan
hidup, Angka kematian bayi adalah angka yang menunjukkanbanyaknya kematian bayi usia 0 tahun dari
setiap 1.000 kelahiran hidup pada tahun tertentu. Angka kematian bayi merupakan indikator yang penting
untuk menggambarkan keadaan derajat
kesehatan masyarakat. Hal ini terjadi karena bayi yang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan
lingkungan tempat orang tua si bayi tinggal dan sangat erat kaitannya dengan status sosial orang tua si
bayi. Menurunnya angka kematian bayi dapat menjadi cermin tingkat kemajuan yang dicapai dalam
bidang pencegahan dan pemberantasan berbagai penyakit penyebab kematian. Itulah sebabnya angka
kematian bayi menjadi tolok ukur yang penting dalam bidang kesehatan.
Grafik penurunan angka kematian bayi Indonesia dapat dilihat pada gambar berikut.
Menurut profil penduduk Indonesia hasil Survei Penduduk Antar-Sensus (Supas) Tahun 2015,
angka kematian bayi Indonesia menurun tajam. Pada Sensus Penduduk Tahun 2000, angka kematian bayi
Indonesia sebesar 47 jiwa perseribu kelahiran hidup. Pada Survei Penduduk Antar-Sensus Tahun 2005,
angka kematian bayi Indonesia sebesar 32 jiwa perseribu kelahiran
hidup. Pada Sensus Penduduk Tahun 2010, angka kematian bayi Indonesia sebesar 26 jiwa
perseribu kelahiran hidup. Pada Survei Penduduk Antar-Sensus Tahun 2015, angka kematian bayi
Indonesia sebesar 22 jiwa perseribu kelahiranhidup.
Hal ini menunjukkan perbaikan sarana dan prasaranakesehatan serta peningkatan kualitas hidup wanita
Indonesiamembuat anak yang baru lahir semakin mampu bertahan hidup Angka kematian bayi
berhubungan erat dengan angka harapan hidup. Jika angka kematian bayi menurun, angka harapan hidup
akan meningkat. Angka harapan hidup juga menjadi indikator tingkat kesehatan
10
masyarakat.
Angka harapan hidup adalah perkiraan rata-rata tambahan umur seseorang yang diharapkan dapat
terus hidup. Ukuran yang biasanya digunakan adalah angka harapan hidup ketika lahir yang
mencerminkan kondisi kesehatan pada saat itu. Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar-Sensus Tahun
2015, angka harapan hidup di Indonesia sebesar 72.1. Hal ini
menunjukkan setiap anak yang dilahirkan akan mempunyai harapan hidup secara rata-rata sampai
umur 72.1 tahun. Hasil survei ini menunjukkan ada peningkatan angka harapan hidup di Indonesia dari
tahun ke tahun.
Grafik peningkatan angka harapan hidup Indonesia dapat dilihat pada gambar berikut.
Hasil Sensus Penduduk Tahun 2000 menunjukkan angka harapan hidup Indonesia sebesar 65
tahun. Hasil Survei Penduduk Antar-Sensus Tahun 2005 menunjukkan angka harapan hidup Indonesia
sebesar 69,2 tahun. Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 menunjukkan angka harapan hidup Indonesia
sebesar 71 tahun. Hasil Survei Penduduk Antar- Sensus Tahun 2015 menunjukkan angka harapan hidup
Indonesia sebesar 72.1 tahun.
Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 153 Tahun 2014 tentang Grand Design
Pembangunan Kependudukan, pemerintah pusat dan daerah melakukan peningkatan kualitas penduduk di
bidang kesehatan melalui hal-hal berikut.
a. Penurunan kematian dan peningkatan kualitas hidup, terutama bagi ibu dan anak, dengan
cara meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan, meningkatkan peran
pemerintah daerah dan swasta, serta memberdayakankeluarga dan masyarakat;
11
b. Peningkatan status gizi dengan cara melakukan penguatan perbaikan gizi masyarakat dan
meningkatkan ketersediaan serta aksesibilitas pangan penduduk;
c. Peningkatan pengendalian penyakit menular dan tidak menular, peningkatan akses air bersih
dan sanitasi yang layak, serta peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
2.4.2 Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu kunci utama untuk mencapai kemajuan suatu negara. Cepat
lambatnya suatu negara dalam meningkatkan kemajuan ekonominya sangat bergantung pada keberhasilan
Negara dalam memberikan pendidikan
kepada penduduknya. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi kualitas penduduk di bidang lain, yaitu
tingkat kesejahteraan dan pendapatan.Penduduk Indonesia dilihat dari segi pendidikan masih tergolong
rendah. Hal ini disebabkan oleh :
a. Tingkat pendapatan penduduk rendah
b. Tidak imbangnya jumlah murid dengan sarana dan prasarana pendidikanc.
c. Masih kurangnya kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya.
Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengatasirendahnya pendidikan di Indonesia adalah
sebagai berikut :
a. Mencanangkan program wajib belajar 12 tahun sejak tahun 2016
b. Melakukan peenyempurnaan kurikulum, pembaharuan metode, sertamedia pengajaran.c.
c. Peningkatan kualitas tenaga pendidikan melalui Diklat dan Pelatihand.
d. Penyediaan fasilitas pendidikan yang lengkap dan merata disetiapdaerahe.
e. Mencanangkan program orang tua asuh.
2.4.3 Pendapat Per Kapita
Tingkat pendapatan penduduk diukur dari besar pendapatan perkapita.
Pendapatan perkapita adalah pendapatan yang diperoleh rata-rata penduduk dalam satu tahun. Pendapatan
perkapita dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan suatu negara. Semakin tinggi pendapatan perkapita
semakin tinggi tingkat kesejahteraan penduduknya. Pendapatan seseorang menentukan tingkat
kesejahteraannya. Pendapatan seseorang dipengaruhi oleh mata
Pencarian. Seorang pengusaha tentu memilki pendapatan yang lebih besar dibandingkan tenaga
kerjanya.
Perkembangan tingkat kemiskinan tahun 1998-September 2016 dapat dilihat pada grafik berikut.
12
Indeks pembangunan manusia Indonesia bersama dengan komponetanya pada tahun 2014 dapat dilihat
pada gambar berikut.
13
14
Bonus demografi sudah dialami oleh negara-negara Eropa sekitar tahun 1950-2000. Sementara itu,
beberapa negara Asia, seperti Tiongkok, Jepang, dan Korea, selama periode 1960-1990 India sama seperti
negara kita sejak tahun 2010. Adapun negara- negara Afrika akan mengalami bonus demografi pada tahun
2045. demografi memberikan dampak terhadap peningkatanlaju perekonomian Indonesia. Pertumbuhan
ekonomi adalah suatu kondisi ketika terjadi peningkatan produk domestik bruto suatu negara atau daerah
dari periode sebelumnya. Produk domestik bruto adalah nilai barang dan jasa yang diproduksi masyarakat
suatu negara dalam periode tertentu. Produk domestik bruto dihitung dengan menjumlahkan semua hasil
produksi barang dan jasa dari penduduk yang tinggal di suatu negara.
Pertumbuhan ekonomi terkait dengan pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi adalah proses yang
bertujuan menaikkan produk domestik bruto suatu negara atau daerah dalam jangka panjang. Kenaikan
produk domestik bruto harus lebih besar daripada tingkat pertumbuhan penduduk. Pembangunan ekonomi
dapat terwujud dengan adanya potensi tenaga kerja yang sangat produktif yang didukung oleh faktor-
faktor pendukung, seperti pembentukan kapital, pendidikan, kesehatan, dan perubahan struktur ekonomi.
1. Pembentukan kapital menjadi sumber pembiayaanpembangunan. Pembentukan kapital dapat
dilakukan dengan peningkatan tabungan nasional. Tabungan nasional terdiri dari tabungan
pemerintah dan tabungan masyarakat.
2. Pendidikan dan kesehatan menjadi faktor pendukung karena pendidikan dan kesehatan
merupakan human capital. Menurut teori human capital, investasi sumber daya manusia
berpengaruh besar terhadap produktivitas. Peningkatan produktivitas tenaga kerja, menurut
Becker, dapat didorong melalui pendidikan, pelatihan, dan peningkatan derajat kesehatan.
3. Perubahan struktur ekonomi mengarah pada sektor-sektor yang memberikan nilai tambah untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
15
2.6 Permasalahan yang Diakibatkan oleh Dinamika Kependudukan
Dinamika penduduk adalah perubahan jumlah penduduk yang terjadi terus-menerus dari tahun ke
tahun. Dinamika penduduk mengacu pada fenomena bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk dari
waktu ke waktu dalam suatu wilayah tertentu,
Menurut hasil Survei Penduduk Antar-Sensus (Supas) Tahun 2015, jumlah penduduk Indonesia pada tahun
2015 sebanyak 255,18 juta jiwa. Jumlah ini menujukkan adanya peningkatan jumlah penduduk Indonesia
dari tahun-tahun sebelumnya. Dalam jangka waktu lima belas tahun, dari tahun 2000-2015, jumlah
penduduk Indonesia bertambah sekitar 50,06 juta jiwa atau rata-rata 3,33 juta setiap tahun. Grafik
pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun 2000-2015 dapat dilihat pada gambar berikut.
Dari grafik di atas, kita dapat melihat bahwa pertumbuhan penduduk terjadi terus-menerus. Hal ini
merupakan sesuatu yang wajar, namun perlu dikendalikan. Ketika pertumbuhan penduduk tidak terkendali
dengan baik, masalah akan timbul. Masalah yang timbul antara lain ledakan penduduk (population
explosion) dan sebaran penduduk yang tidak merata.
2.6.1 Ledakan Penduduk
Ledakan penduduk adalah keadaan penduduk dengan laju pertumbuhannya cepat sebagai akibat
dari tingkat kelahiran yang tinggi, sedangkan tingkat kematian menurun secara tajam. Jika tingkat
kelahiran tidak turun dengan jumlah yang sama dengan tingkat kematian, populasi dunia akan terus
meningkat. Populasi dunia bertambah lebih dari tiga kali lipat dalam kurun 70 tahun terakhir. Antara tahun
1830 dan 1930, populasi dunia dua kali lipat dari 1 menjadi 2 miliar orang. Pada tahun 1970, populasi
dunia meningkat hampir dua kali lipat. Pada tahun 2013, ada sekitar 7,1 miliar orang di bumi.Menurut
Thomson, ledakan penduduk terjadi terutama pasca-Perang Dunia II. Pada saat itu, teknologi modern
berkembang dan pelayanan kesehatan meningkat. Hal ini menyebabkan kualitas hidup meningkat.
Populasi manusia meningkat secara dramatis karena
16
tingkat kematian menurun. Semakin banyak orang sekarang hidup cukup lama untuk bereproduksi. Jika
angka kelahiran tidak turun dengan jumlah yang sama dengan tingkat kematian, populasi dunia akan terus
meningkat.
Ada beberapa dampak negatif yang muncul akibat ledakan penduduk, di antaranya sebagai berikut.
a) Memicu terjadinya eksploitasi berlebihan terhadap lahanpertanian yang berdampak negatif
pada produktivitas laban perambahan hutan, dan meningkatnya degradasi lingkungan.
b) Meningkatkan aktivitas industri dan rumah tangga yang tidak ramah lingkungan. Hal ini dapat
menyebabkan meningkatnya emisi, volume sampah dan limbah yang berimbas terhadap
penurunan kualitas udara, meningkatnyakonsentrasi gas rumah
kaca, dan penurunan kualitas air sehingga berdampak terhadap kesehatan masyarakat.
c) Membutuhkan lapangan pekerjaan yang lebih banyak. Jika tidak tersedia, ledakan penduduk
usia kerja akan menimbulkan pengangguran besar-besaran dan kemiskinan.
d) Membutuhkan lahan yang lebih banyak untuk perumahan, perkantoran, pabrik, dan fasilitas
lain yang akan mengurangi ketersediaan sumber daya lahan pertanian untuk produksi pangan.
e) Meningkatnya jumlah penduduk dan rendahnya kualitas penduduk dengan persebaran
penduduk yang tidak merata memicu masalah kemiskinan, pengangguran, migrasi,dan
tekanan hidup. Hal ini tentu saja berpengaruh pada keamanan negara maupun keamanan
individu.
f) Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali akan berdampak pada peningkatan kebutuhan
sumber daya air, pangan, dan energi yang luar biasa yang besar kemungkinannya akan
berdampak pada konflik sosial dan bencana lainnya.
Permasalahan ledakan penduduk diatasi oleh pemerintah, antara lain melalui program-program berikut.
a) Menerapkan program Keluarga Berencana (KB) melalui program Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera (NKKBS), yang hanya terdiri dari suami, istri, dan dua orang anak.
b) Menentukan batas terendah usia perkawinan pertama.Bagi perempuan, batas terendah
perkawinan adalah usia 19 tahun. Bagi laki-laki, batas terendah perkawinan adalah21
tahun. Dengan ini, kemungkinan memiliki anak lebih banyak dapat diperkecil.
c) Meningkatkan jumlah fasilitas pendidikan sekolah yang dapat menunda usia perkawinan.
wilayah berdasarkan luas wilayah yang tersedia dengan jumlah penduduk yang menempati
wilayah tersebut. Persebaran penduduk menurut wilayah geografis digunakan untuk mengetahui tingkat
pemerataan, kepadatan, dan daya dukung penduduk terhadap suatu wilayah. Persebaran penduduk di
Indonesia tidak merata. Hal ini terlihat dari fakta-fakta berikut.
a) Pulau Jawa yang luas wilayahnya hanya 7% dari seluruhluas daratan Indonesia didiami oleh
57% pendudukIndonesia.
b) Pulau Sumatera yang luas wilayahnya 25% dari seluruh luas daratan Indonesia didiami oleh
22% penduduk Indonesia.
c) Pulau Kalimantan yang luasnya 28% dari seluruh luas daratan Indonesia hanya didiami oleh
6% penduduk Indonesia.
d) Pulau Sulawesi yang luasnya 10% dari seluruh luas daratan Indonesia didiami oleh 7%
penduduk Indonesia.
e) Pulau lainnya (Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua)yang luasnya 30% dari seluruh luas
daratan Indonesia hanya didiami oleh 9% penduduk Indonesia.
Persebaran kepadatan penduduk di Indonesia pada tahun 2015 dapat dilihat pada peta berikut.
Tampak bahwa kepadatan penduduk di Indonesia belum merata. Kepadatan penduduk tertinggi
terdapat di Pulau Jawa, yakni Provinsi DKI Jakarta dengan kepadatan sebesar 15.327,97 jiwa per km².
Kepadatan penduduk terendah terdapat di Provinsi Kalimantan Utara dengan kepadatan sebesar 8,51 jiwa
per km².
Untuk mengatasi masalah persebaran penduduk yang tidak merata ini, pemerintah melaksanakan beberapa
program seperti berikut.
a) transmigrasi ke wilayah yang jarang penduduknya;
b) pemerataan lapangan kerja dengan mengembberikuindustri di luar Pulau Jawa; dan
c) pengendalian jumlah penduduk dengan program Keluarga Berencana atau penundaan usia
menikah.
18
2.7 Sumber Data Kependudukan
Ada tiga sumber data kependudukan. Ketiga sumber data kependudukan itu adalah sensus penduduk,
registrasi penduduk, dan survei.
20
Tampak bahwa bentuk piramida penduduk Indonesia termasuk tipe ekspansif, di mana sebagian besar
penduduk masih muda (0-19 tahun). Sementara itu, penduduk yang lanjut usia relatif sedikit. Angka
kelahirannya jauh lebih tinggi daripada angka kematiannya. Sebagian besar komposisi penduduk muda
(ekspansif) ditemukan di negara-negara berkembang.
Komposisi penduduk muda (ekspansif) membentuk piramida penduduk seperti kerucut. Dasar piramida ini
luas. Bagian tengah piramida cembung. Bagian atasnya cenderung meruncing ke satu titik. Piramida ini
berbentuk segitiga (limas). Keadaan ini menggambarkan angka kematian menurun. Negara-negara yang
piramida penduduknya hampir sama dengan Indonesia antara lain Malaysia, Afganistan, dan India. Bentuk
piramida tipe ekspansif berbeda dengan piramida penduduk tipe stasioner dan konstruktif. Pada piramida
penduduk bertipe konstruktif, terjadi distribusi transisi yang disebabkan menurunnya tingkat kesuburan
dan kematian, meningkatnya harapan hidup, dan perlambatan pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk
usia kerja relatif lebih besar daripada jumlah anak-anak dan orang tua. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
tonjolan
bagian tengah dengan bagian bawah dan atas lebih sempit. Piramida ini berbentuk sarang tawon atau batu
nisan (guci terbalik). Piramida ini dapat menggambarkan bonus demografis jika penduduk usia kerjanya
berpendidikan dan produktif bekerja. Negara- negara dengan piramida penduduk tipe konstruktif antara
lain Singapura, Amerika Serikat, Jerman, Belgia, dan Swiss. Perhatikan piramida penduduk Jerman pada
gambar berikut.
Sementara itu, piramida penduduk tipe stasioner menggambarkan angka natalitas yang hampir sama
dengan
23
BAB lll
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dinamika penduduk adalah perubahan keadaan penduduk.Perubahan perubahan tersebut
dipengaruhi oleh beberapa hal. Dinamikaatau perubahan lebih cenderung pada perkembangan jumlah
penduduksuatu Negara atau wilayah tersebut. Jumlah penduduk tersebut dapatdiketahui melalui sensus,
registrasi dan survey penduduk.
3.2 SARAN
Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari banyaknyakekurangan-kekurangan
pembahasannya dikarenakan oleh berbagai macamfaktor keterbatasan waktu, pemikiran dan pengetahuan
penulis yang terbatas,oleh karena itu untuk kesempernuan makalah ini penulis sangatmembutuhkan saran-
saran dan masukan yang bersifat membangun kepadasemua pembaca.
24
DAFTAR PUSTAKA
Diah Ikawati, MAPS. 2011. Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup Penduduk Indonesia Hasil Sensus
Penduduk 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik (diakses pada 12 Mei 2017 https://media.
neliti.com/media/publications/49563-ID-kematian-bayi-dan-angka-harapan-hidup-penduduk-
indonesia-hasil-sensus-penduduk-2.pdf).
25