Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

DINAMIKA KEPENDUDUKAN DI INDONESIA UNTUK PERENCANAAN


PEMBANGUNAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :

• MUHAMMAD AL FARID
• ALVIN JAYA HULU
• ERWIN
• RENIY JULIAN SAFITRI
• BETA ANAMESE

SMA NEGRI 2 SIPORA


KAB KEPULAUAN MENTAWAI
TA 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tanpa mengalami hambatan yang
berarti.
Makalah dengan judul “Dinamika Penduduk Indonesia” secara khusus Disusun dengan maksud untuk
memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Geografi Peminatan. Selain dari pada itu semoga karya
tulis ini dapat memberikan nilai tambah pengetahuan bagi semua pihak yang membacanya.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun telah mendapat banyak bantuandan dorongan serta
bimbingan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,masih
terlalu banyak kekurangan baik dari segi isi maupun dari teknik penulisan.
Maka dengan rendah hati penulis menerima semua saran darisemua pihak demi penyempurnaan
makalah ini di kemudian hari.Akhirnya mudah-mudahan Allah SWT., senantiasa memberikan
petunjukdan bimbingan serta kekuatan kepada penyusun khususnya dan kita semuasehingga dapat
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................................... i
Daftar isi .............................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan.............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 2
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................. 2
BAB II Pembahasan............................................................................................ 3
2.1 Pengertian Dinamika Kependudukan............................................ 3
2.2 Faktor dinamika dan Proyeksi Kependudukan.............................. 4
2.3 Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja.......................................... 6
2.4 Kualitas Penduduk dan Indeks Pembangunan Manusia.............. 9
2.5 Permasalahan yang Diakibatkan oleh Dinamika Kependudukan.. 14
2.6 Bonus Demografi dan Dampak Terhadap Pembangunan............. 16
2.7 Sumber Data Kependudukan.......................................................... 19
2.8 Pengolahan dan Analisis Data Kependudukan.............................. 20
BAB III Penutup .................................................................................................. 24
3.1 Kesimpulan....................................................................................... 24
3.2 Saran................................................................................................. 24
Daftar Pustaka .................................................................................................. 25

ii

BAB l
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan Kependudukan di Indonesia selama ini telah diletakkan dalam konteks pembangunan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang mencakup pembangunan manusia sebagai subyek (human capital) dan
obyek (human resources) diseluruh siklus kehidupan manusia. Secara garis besar, Pembangunan
Kependudukan meliputi 5 aspek yang sangat penting. Pertama, Berkaitan dengan kuantitas penduduk,
antara lain jumlah, struktur dan komposisi penduduk. Kedua, berkenaan dengan kualitas penduduk yang
berkaitan dengan status kesehatan dan angka kematian, tingkat pendidikan dan angka kemiskinan, Ketiga,
Mobilitas penduduk seperti tingkat migrasi yang mempengaruhi penyebaran penduduk antar wilayah, baik
antar pulau maupun antar perkotaan danpedesaan. Keempat, Pembangunan Keluarga serta yang Kelima,
adalah pembangunan data base dan informasi penduduk.
Sasaran utama Pembangunan Jangka Panjang adalah terciptanya kualitas manusia dan masyarakat
Indonesia yang maju dalam suasana tenteram dan sejahtera lahir batin, dalam tata kehidupan masyarakat,
bangsa dan negara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dalam suasana kehidupan
bangsa Indonesia yang serba serasi, selaras, dan seimbang serta berkesinambungan dalam hubungannya
antar sesama manusia, manusia dengan masyarakat danmanusia dengan alam lingkungannya, serta
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.Dalam rangka mencapai sasaran utama tersebut diatas, perlu
diadakan upaya Pengembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga berkualitas dengan tujuan
terwujudnya Keserasian, Keselarasan danKeseimbangan kuantitas, kualitas dan persebaran penduduk serta
terwujudnya keluarga berkualitas dalam rangka membangun manusiaIndonesia seutuhnya.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa itu dinamika kependudukan
2. Sebutkan lah faktor-faktor dinamika dan Proyeksi kependudukan
3. Apa itu mobilitas penduduk dan tenaga kerja
4. Apa itu bonus demografi dan dampaknya terhadap pembangunan
5. Apa saja permasalahan yg diakibatkan oleh dinamika kependudukan
6. Sebutkan lah sumber data kependudukan
7. Apa itu pengolahan dan analisis data kependudukan

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk Mengetahui pengertian dari dinamika kependudukan
2. Untuk Mengetahui faktor-faktor dinamika dan Proyeksi kependudukan
3. Untuk mengetahui mobilitas penduduk dan tenaga kerja
4. Untuk Mengetahui bonus demografi dan dampaknya terhadap pembangunan
5. Untuk Mengetahui permasalahan yg diakibatkan oleh dinamika kkependudukan
6. Untuk mengetahui sumber data kependudukan
7. Untuk mengetahui pengolahan dan analisis data kependudukan
2

BAB ll
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN DINAMIKA KEPENDUDUKAN


Setiap manusia yang tinggal atau hidup di bumi tidak bisa dilepaskan dari yang namanya ruang
atau wilayah untuk ditinggali atau ditempati. Setiap wilayah yang ditempati oleh manusia akan memiliki
permasalahannya sendiri. Meskipun setiap permasalah pada suatu wilayah sering muncul, tetapi manusia
akan selalu mencari solusi terbaiknya. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk hidup yang.
Berbicara tentang penduduk memang tak ada habisnya akan selalu ada yang menarik untuk
diperbincangkan. Sudah menjadi hal umum kalau keanekaragaman penduduk yang satu dengan penduduk
lainnya berbeda. Perbedaan yang dimaksud, seperti ras, jenis kelamin, agama, pendidikan, dan lain-lain.
Semua keragaman itu akan memengaruhi pertumbuhan dan pergerakan penduduk di dalam suatu wilayah.
Selain itu, perkembangan atau pertumbuhan penduduk sangat dipengaruhi oleh perpindahan penduduk,
kematian, dan kehidupan. Hal-hal yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan penduduk pada
suatu wilayah berbeda. Maka dari itu, pertumbuhan penduduk pada suatu wilayah juga berbeda-beda. dan
pergerakan manusia ini disebut juga dengan dinamika penduduk. Dinamika penduduk merupakan sebuah
fenomena yang bisa menimbulkan permasalahanpermasalahan di dalamnya. Dengan kata lain, dinamika
penduduk sangat memengaruhi kehidupan penduduk itu sendiri.
Apakah Grameds sudah tahu apa itu dinamika penduduk? Artikel ini akan membahas tentang pengertian
dinamika penduduk. Bukan hanya pengertian saja, tetapi faktor-faktor, unsur-unsur, dampak, dan contoh
dinamika penduduk akan dibahas di dalam artikel ini. Jadi, selamat membaca, Grameds. Dinamika
penduduk berasal dari dua kata yaitu dinamika dan penduduk. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), dinamika adalah gerak (dari dalam) atau tenaga yang menggerakkan atau semangat. Sedangkan
penduduk menurut KBBI berarti orang atau orangorang yang mendiami suatu tempat (kampung, negeri,
pulau, dan sebagainya).
Berdasarkan pengertian dua kata dinamika dan penduduk, makaDinamika penduduk adalah suatu
pergerakan dan pertumbuhan orang atau orang-orang yang dipengaruhi berbagai macam hal yang
terjadi di suatu wilayah dan terjadi dari waktu ke waktu. Dalam pertumbuhannya, penduduk di suatu
wilayah akan berbeda dengan wilayah lainnya.
Ada wilayah yang mengalami pertumbuhan penduduk dengan cepat, sehingga menyebabkan kepadatan
penduduk dan ada juga wilayah yang pertumbuhan penduduknya tidak begitu cepat, sehingga bisa
menyebabkan kekurangan penduduk. Kepadatan penduduk atau kekurangan penduduk akan sangat
memengaruhi pertumbuhan suatu wilayah, baik itu dari segi kesehatan,
3
segi ekonomi, segi pendidikan, segi pendapatan, dan lain-lain. Oleh karena itu, setiap wilayah sudah
seharusnya memiliki data kependudukan yang baik dan jelas agar pertumbuhan suatu wilayah bisa berjalan
dengan optimal dan mudah untuk menemukan solusi dari permasalahan yang sedang terjadi.Maka dari itu,
suatu wilayah memiliki lembaga kependudukan yang dapat menghitung jumlah penduduk.

2.2 Faktor Dinamika dan Proyeksi Kependudukan


2.2.1 Dinamika penduduk
Penduduk Indonesia adalah semua orang yang berdomisil di wilayah geografis Republik Indonesia
selama 6 bulan ata lebih dan mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan, tetap bertujuan untuk menetap.
Menurut Undang-Undang Repub Indonesia Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, penduduk adalah warga Negara
Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Warga Negara Indonesia adalah orang-
orang bangsa Indonesia asl dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang- undang sebagai
warga Negara Indonesia. Orang asing adalah orang bukan warga Negara Indonesia.
Jumlah penduduk Indonesia termasuk terbesar keempat setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat.
Jumlah yang banyak ini disebabkan pertumbuhan penduduk yang tinggi pada tahun 1970-1980-an.
Meskipun upaya penurunan laju pertumbuhan penduduk sudah dilakukan, pertambahan jumlah penduduk
setiap tahunnya masih cukup besar. Secara absolut, pertambahan penduduk Indonesia masih akan
meningkat sekitar 3 sampai 4 juta jiwa per tahun. Pertambahan ini menyebabkan perubahan jumlah
penduduk secara terus- menerus. Perubahan jumlah penduduk yang terjadi terus- menerus tiap tahunnya
disebut dinamika penduduk.
Dinamika penduduk dapat dilihat dari besarnya pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk
merupakan keseimbangan dinamis faktor-faktor yang menambah jumlah penduduk dengan faktor-faktor
yang mengurangijumlah penduduk. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor- faktor demografi. Faktor-
faktor demografi sendiri dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yakni faktor alami dan faktor
nonalami. Faktor alami mencakup faktor kelahiran (natalitas) dan faktor kematian (mortalitas). Sementara
itu, faktor nonalami berupa perpindahan penduduk (migrasi).
A. Angka Kelahiran (Natalitas)
Natalitas atau kelahiran merupakan faktor dinamika penduduk yang menambah jumlah penduduk.
Angka kelahiran merupakan angka yang menggambarkan jumlah kelahiran hidup dalam suatu
wilayah pada periode tahun tertentu. Kelahiran disebut juga dengan natalitas atau fertilitas. Ketiga istilah
ini memiliki makna alternatif. Istilah fertilitas atau 'kesuburan dalam satu pengertian identik dengan
natalitas atau kelahiran. Keidentikan ini berlaku jika mengacu pada faktor kelahiran dalam perubahan
populasi dalam arti seluas-luasnya. Hubungan kedua istilah ini terlihat pada fakta bahwa tingkat kelahiran
hidup bergantung pada jumlah pasangan usia subur dan jumlah bayi yang dilahirkan.
4
Tingkat kelahiran dipengaruhi oleh faktor-faktor pendukung (pronatalitas) dan faktor-faktor penghambat
(antinatalitas). Beberapa faktor yang mendukung kelahiran (pronatalitas):
1) pernikahan pada usia muda.
2) tingkat kesehatan,
3) asumsi bahwa banyak anak berarti banyak rezeki,
4) kebutuhan tenaga kerja, khususnya di daerah agraris tradisional,
5) kurangnya informasi tentang pentingnya program Keluarga Berencana, dan
6) keinginan memperoleh anak laki-laki sebagai penentu status dan penerus nama keluarga.
Sementara itu, beberapa faktor penghambat kelahiran(antinatalitas):
1) program Keluarga Berencana
2) asumsi bahwa anak sebagai beban keluarga,
3) pembatasan tunjangan anak dari tempat kerja orangtua, dan
4) penundaan usia pernikahan.
Angka kelahiran dapat diklasifikasikan atas angkakelahiran kasar (crude brith rate/CBR), angka kelahiran
umum(general fertility rate/GFR), dan angka kelahiran menurut kelompok usia ( age specific birth rate /
ASBR).

B. Angka Kematian ( Mortalitas)


Angka kematian (mortalitas) menunjukkan jumlah kematian per seribu penduduk dalam periode
tahun tertentu. Mortalitas (kematian) dipengaruhi oleh faktor-faktor pendukung (promortalitas) dan faktor-
faktor penghambat (antimortalitas). Beberapa faktor yang mendukung peningkatan angka
kematian(promortalitas):
1) rendahnya kesadaran akan pentingnya kesehatan,
2) kurangnya fasilitas kesehatan yang memadai,
3) kecelakaan lalu lintas,
4) bencana alam, dan
5) peperangan.
Adapun faktor-faktor penghambat peningkatan angka kematian (antimortalitas) antara lain:
1) tingginya kesadaran akan pentingnya kesehatan,
2) fasilitas kesehatan yang memadai,
3) lingkungan yang bersih dan teratur, dan
4) ajaran agama yang melarang bunuh diri.

C.Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk yang bersifat menetap dari satu tempat ke tempat lain
melampaui batas administrasi suatu wilayah. Migrasi dapat menyebabkan jumlah penduduk berkurang
atau bertambah. Migrasi terdiri dari emigrasi dan imigrasi. Imigrasi adalah masuknya
5
penduduk negara lain ke satu negara. Emigrasi adalah keluarnya penduduk dari suatu negara ke
negara lain. Angka migrasi di antaranya angka migrasi masuk, angka migrasi keluar, angka
migrasi neto, dan angka migrasi bruto.

2.2.2 Proyeksi Penduduk


Data jumlah penduduk saat ini dapat digunakan un memperkirakan jumlah penduduk pada masa
yang akan datang. Hal ini dihitung dengan proyeksi penduduk. Proyeks penduduk adalah perhitungan
(perkiraan) jumlah penduduk pada waktu mendatang berdasarkan jumlah penduduk pada tahun nol (0) atau
dasar dengan interval waktu yang telah ditentukan.
Grafik proyeksi penduduk di dunia tahun 1950-2050

2.3 Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja


2.3.1 Mobilitas Penduduk
Salah satu faktor yang memengaruhi pertumbuhan penduduk suatu wilayah adalah perpindahan
penduduk atau migrasi. Ini merupakan bentuk mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk merupakan
pergerakan penduduk dari satu daerah le daerah lain, baik untuk sementara maupun untuk jangka waktu
yang lama atau menetap secara permanen. Mobilitas seperti ini
dalam geografi manusia (human geography) disebut mobilitas fisik. Selain mobilitas fisik, ilmu geografi
manusia mengenal istilah mobilitas sosial. Mobilitas sosial merupakan perubahan status sosial.
Ada dua jenis mobilitas fisik. Kedua jenis mobilitas itu adalah mobilitas permanen dan mobilitas
nonpermanen.

6
A. Mobilitas Permanen
Mobilitas permanen disebut juga migrasi. Mobilitas permanen adalah perpindahan penduduk untuk
menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif atau batas politik/negara.
Perpindahan ini sifatnya relatif permanen. Mobilitas permanen dapat
dikelompokkan atas dua hal berikut.
1) Mobilitas internal
Adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lainnya dalam satu negara.Bentuk-
bentuk mobilitas internal antara lain sebagai berikut.
a) Urbanisasi adalah bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di daerah perkotaan yang
b) Disebabkan oleh pertambahan penduduk wilayah perkotaan, dan akibat perluasan daerah
perkotaan. Urbanisasi terjadi karena kota mempunyai berbagai daya tarik, seperti tersedianya
lapangan kerja dan berbagai fasilitas sosial dan hiburan yang lengkap serta upah kerja yang tinggi.
Daya tarik kota seperti ini didukung oleh berbagai daya dorong desa, seperti sempitnya
lapanganpekerjaan, semakin sempitnya lahan pertanian, serta fasilitas sosial dan hiburan yang
relatif terbatas.
c) Ruralisasi adalah perpindahan penduduk dari kota kembali ke desa. Dalam konteks ini, pelaku
urbanisasi yang telah lama tinggal di kota pulang kembali ke desa asalnya dan menetap di sana.
d) Transmigrasi adalah pemindahan dan atau kepindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap
di daerah lain yang ditetapkan di dalam wilayah republik Indonesia guna kepentingan
pembangunan negara atau karena alasan yang dianggap perlu oleh pemerintah berdasarkan
ketentuan yang diatur dalam undang-undang. Ada beberapa jenis transmigrasi, seperti transmigrasi
umum, transmigrasi spontan, transmigrasi sektoral, transmigrasi swakarsa, dan transmigrasi khsus.

2) Mobilitas eksternal
yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain. Bentuk-bentuk mobilitas eksternal antara
lain sebagai berikut.
a) Emigrasi adalah perpindahan penduduk dari tanah air sendiri ke negara lain untuk tinggal menetap
di sana.
b) Imigrasi adalah perpindahan penduduk dari negara lain masuk ke negara kita.
c) Remigrasi adalah kembalinya penduduk suatu negara ke tanah airnya sendiri setelah pindah dan
menetap
d) di negara asing.

B. Mobilitas Nonpermanen
Mobilitas nonpermanen adalah perpindahan penduduk untuk sementara waktu dari suatu tempat ke
tempat lain. Mobilitas nonpermanen dapat dikelompokkan menjadi dua hal berikut.
7
a) Komutasi atau mobilitas ulang-alik adalah bentuk mobilitas penduduk nonpermanen yang
dilakukan dengan pergi- pulang dalam tempo kurang dari 24 jam. Pelakunya tidak menginap di
tempat yang dituju. Pelakunya disebut komuter atau pelaju. Contohnya, seseorang berdomisili di
Tangerang, tetapi bekerja di Jakarta. Mereka pergi pagi hari ke Jakarta untuk bekerja dan kembali
pulang ke Tangerang pada sore harinya.
b) Sirkulasi adalah bentuk mobilitas penduduk nonpermanen yang dilakukan dengan menginap di
tempat tujuan untuk sementara waktu. Pelakunya disebut sirkuler.

C. Mobilitas Tenaga Kerja


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
tenaga kerja adalah s orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa
baik untuk memenuhi kebutuhan sendin maupun untuk masyarakat. Pola mobilitas tenaga kerja umumnya
mengikuti pola setiapyang mobilitas penduduk. Berdasarkan mobilitas tenaga kerja, ada dua tipe tenaga
kerja, yakni sebagai berikut.
1. Stayers
Adalah tenaga kerja yang bekerja di lokasi sama dengan lokasi tempat tinggalnya. Dari analisis
mobilitas tenaga kerja hasil Sakernas 2014, diketahui bahwa pekerja wanita memiliki kecenderungan
untuk menjadi stayers. Kecenderungan ini terkait dengan peran dan tugasnya dalam rumah tangga. Dilihat
dari tingkat pendidikannya, pekerja yang berpendidikan di bawah SMA paling banyak menjadi stayers.
2. Movers
Adalah tenaga kerja yang bekerja di lokasi yang berbeda dengan lokasi tempat tinggalnya. Mereka
3. Melakukan mobilitas nonpermanen.
Mayoritas para pekerja yang melakukan mobilitas ini mengenyam pendidikan SMA ke atas dan
kelompok umur 20-49 tahun. Menurut jenis pekerjaannya, yang paling banyak digeluti oleh pekerja yang
melakukan mobilitas nonpermanen adalah tenaga produksi, operator alat angkutan, dan pekerja kasar. Ada
dua tipe movers, yakni pekerja komuter dan pekerja sirkuler.
a. Pekerja komuter. Pekerja komuter adalah pelaku mobilitas ulang-alik dengan tujuan utama untuk
bekerja. Proporsi terbesar pekerja komuter adalah pekerja yang berpendidikan SMA ke atas.
Berdasarkan status perkawinannya, yang menjadi pekerja komuter lebih banyak dilakukan oleh
pekerja yang belum kawin. Para pekerja komuter terbesar bekerja di sektor pendagangan rumah
makan, dan jasa akomodasi (24,71, sektor industri (24.3%), dan
sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perseorangan (23,8%). Status pekerjaan utama
b. pekerja komuter didominasi oleh pekerja yang berstatus sebagai buruh, karyawan, atau pegawai.
c. Pekerja sirkuler. Pekerja sirkuler adalah pelaku mobilitas sirkuler dengan tujuan utama untuk
bekerja. Proporsi terbesar pekerja sirkuler adalah pekerja dengan pendidikan di bawah SMA.
Berdasarkan status perkawinannya, yang menjadi pekerja sirkuler lebih banyak dilakukan oleh
8
pekerja yang sudah kawin. Para pekera sirkuler terbesar bekerja di sektor perdagangan, rumah
makan, dan jasa akomodasi (24,6%), sektor konstruksi (23,9%), dan sektor jasa kemasyarakatan, sosial
dan perseorangan (13,6%). Banyak pekerja sirkuler yang berstatus pekerja bebas dan berusaha sendiri.
Pekerja di Indonesia lebih banyak bertipe stayers. Pada tahun 2014, ada 91,9% pekerja stayers.
Mereka bekerja di lokasi yang sama dengan lokasi tempat tinggalnya. Sementara itu, 8,1% merupakan
pelaku mobilitas nonpermanen (movers). Dari pekerja yang melakukan mobilitas nonpermanen ini, 6,1%
merupakan pekerja komuter dan 2% pekerja sirkuler. Pada tabel berikut, kita dapat melihat distribusi
persentase stayers dan movers menurut provinsi pada tahun 2014.
Grafik persentase stayers dan Movers menurut Provinsi Tahun 2014

2.4 Kualitas Penduduk dan Indeks Pembangunan Manusia


Kualitas penduduk merupakan faktor penting yang menentukan maju tidaknya suatu
negara. Menurut Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, kualitas penduduk adalah kondisi penduduk
dalam aspek fisik dan nonfisik yang meliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan, produktivitas,
tingkat sosial, ketahanan, kemandirian, kecerdasan, sebagai ukuran dasar untuk mengembangkan
kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia yang bertakwa, berbudaya, berkepribadian,
berkebangsaan dan hidup layak. Dari definisi di atas, tampak bahwa kesehatan, pendidikan, dan
pendapatan per kapita menjadi aspek penting bagi kualitas penduduk.
9

2.4.1 Kesehatan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Tingkat kesehatan
penduduk suatu negara antara lain dapat dilihat dari besarnya angka kematian bayidan angka harapan
hidup, Angka kematian bayi adalah angka yang menunjukkanbanyaknya kematian bayi usia 0 tahun dari
setiap 1.000 kelahiran hidup pada tahun tertentu. Angka kematian bayi merupakan indikator yang penting
untuk menggambarkan keadaan derajat
kesehatan masyarakat. Hal ini terjadi karena bayi yang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan
lingkungan tempat orang tua si bayi tinggal dan sangat erat kaitannya dengan status sosial orang tua si
bayi. Menurunnya angka kematian bayi dapat menjadi cermin tingkat kemajuan yang dicapai dalam
bidang pencegahan dan pemberantasan berbagai penyakit penyebab kematian. Itulah sebabnya angka
kematian bayi menjadi tolok ukur yang penting dalam bidang kesehatan.
Grafik penurunan angka kematian bayi Indonesia dapat dilihat pada gambar berikut.
Menurut profil penduduk Indonesia hasil Survei Penduduk Antar-Sensus (Supas) Tahun 2015,

angka kematian bayi Indonesia menurun tajam. Pada Sensus Penduduk Tahun 2000, angka kematian bayi
Indonesia sebesar 47 jiwa perseribu kelahiran hidup. Pada Survei Penduduk Antar-Sensus Tahun 2005,
angka kematian bayi Indonesia sebesar 32 jiwa perseribu kelahiran
hidup. Pada Sensus Penduduk Tahun 2010, angka kematian bayi Indonesia sebesar 26 jiwa
perseribu kelahiran hidup. Pada Survei Penduduk Antar-Sensus Tahun 2015, angka kematian bayi
Indonesia sebesar 22 jiwa perseribu kelahiranhidup.
Hal ini menunjukkan perbaikan sarana dan prasaranakesehatan serta peningkatan kualitas hidup wanita
Indonesiamembuat anak yang baru lahir semakin mampu bertahan hidup Angka kematian bayi
berhubungan erat dengan angka harapan hidup. Jika angka kematian bayi menurun, angka harapan hidup
akan meningkat. Angka harapan hidup juga menjadi indikator tingkat kesehatan
10
masyarakat.
Angka harapan hidup adalah perkiraan rata-rata tambahan umur seseorang yang diharapkan dapat
terus hidup. Ukuran yang biasanya digunakan adalah angka harapan hidup ketika lahir yang
mencerminkan kondisi kesehatan pada saat itu. Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar-Sensus Tahun
2015, angka harapan hidup di Indonesia sebesar 72.1. Hal ini
menunjukkan setiap anak yang dilahirkan akan mempunyai harapan hidup secara rata-rata sampai
umur 72.1 tahun. Hasil survei ini menunjukkan ada peningkatan angka harapan hidup di Indonesia dari
tahun ke tahun.

Grafik peningkatan angka harapan hidup Indonesia dapat dilihat pada gambar berikut.

Hasil Sensus Penduduk Tahun 2000 menunjukkan angka harapan hidup Indonesia sebesar 65
tahun. Hasil Survei Penduduk Antar-Sensus Tahun 2005 menunjukkan angka harapan hidup Indonesia
sebesar 69,2 tahun. Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 menunjukkan angka harapan hidup Indonesia
sebesar 71 tahun. Hasil Survei Penduduk Antar- Sensus Tahun 2015 menunjukkan angka harapan hidup
Indonesia sebesar 72.1 tahun.
Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 153 Tahun 2014 tentang Grand Design
Pembangunan Kependudukan, pemerintah pusat dan daerah melakukan peningkatan kualitas penduduk di
bidang kesehatan melalui hal-hal berikut.
a. Penurunan kematian dan peningkatan kualitas hidup, terutama bagi ibu dan anak, dengan
cara meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan, meningkatkan peran
pemerintah daerah dan swasta, serta memberdayakankeluarga dan masyarakat;
11
b. Peningkatan status gizi dengan cara melakukan penguatan perbaikan gizi masyarakat dan
meningkatkan ketersediaan serta aksesibilitas pangan penduduk;
c. Peningkatan pengendalian penyakit menular dan tidak menular, peningkatan akses air bersih
dan sanitasi yang layak, serta peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
2.4.2 Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu kunci utama untuk mencapai kemajuan suatu negara. Cepat
lambatnya suatu negara dalam meningkatkan kemajuan ekonominya sangat bergantung pada keberhasilan
Negara dalam memberikan pendidikan
kepada penduduknya. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi kualitas penduduk di bidang lain, yaitu
tingkat kesejahteraan dan pendapatan.Penduduk Indonesia dilihat dari segi pendidikan masih tergolong
rendah. Hal ini disebabkan oleh :
a. Tingkat pendapatan penduduk rendah 
b. Tidak imbangnya jumlah murid dengan sarana dan prasarana pendidikanc.
c. Masih kurangnya kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya.
Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengatasirendahnya pendidikan di Indonesia adalah
sebagai berikut :
a. Mencanangkan program wajib belajar 12 tahun sejak tahun 2016
b. Melakukan peenyempurnaan kurikulum, pembaharuan metode, sertamedia pengajaran.c.
c. Peningkatan kualitas tenaga pendidikan melalui Diklat dan Pelatihand.
d. Penyediaan fasilitas pendidikan yang lengkap dan merata disetiapdaerahe.
e. Mencanangkan program orang tua asuh.
2.4.3 Pendapat Per Kapita
Tingkat pendapatan penduduk diukur dari besar pendapatan perkapita.
Pendapatan perkapita adalah pendapatan yang diperoleh rata-rata penduduk dalam satu tahun. Pendapatan
perkapita dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan suatu negara. Semakin tinggi pendapatan perkapita
semakin tinggi tingkat kesejahteraan penduduknya. Pendapatan seseorang menentukan tingkat
kesejahteraannya. Pendapatan seseorang dipengaruhi oleh mata
Pencarian. Seorang pengusaha tentu memilki pendapatan yang lebih besar dibandingkan tenaga
kerjanya.
Perkembangan tingkat kemiskinan tahun 1998-September 2016 dapat dilihat pada grafik berikut.

12

2.4.4 Indeks Pembangunan Manusia


Gambaran tentang kualitas penduduk juga dapat dilihat dari indeks pembangunan manusia. Indeks
pembangunan manusia (IPM) pertama kali diperkenalkan oleh United Nations Development Programme
(UNDP) pada tahun 1990. UNDP menempatkan manusia sebagai kekayaan bangsa yang sesungguhnya.
Itulah sebabnya tujuan utama dari pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan
bagi rakyatnya untuk menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan yang produktif. Terkait
dengan hal ini, UNDP mendefinisikan pembangunan manusia sebagai proses ketika masyarakat dapat
memperluas berbagai pilihan-pilihannya. Pendapatan merupakan salah satu faktor penentu pilihan, namun
faktor yang lebih penting lainnya adalah kesehatan, pendidikan, lingkungan fisik yang baik, serta
kebebasan dalam bertindak.
Pembangunan manusia diukur dengan indeks pembangunan manusia (IPM). Ada tiga dimensi
pembentuk indeks pembangunan manusia, yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar
hidup layak. Awalnya penghitungan indeks pembangunan manusia menggunakan empat indikator, yakni
angka harapan hidup saat lahir (AHH) angka melek huruf (AMH), gabungan angka partisipasi kasar
(APK) dan produk domestik bruto (DB) per kapita. Pada tahun 2010, indeks pembangunan manusia
dihitung dengan Indikator yang berbeda, yaitu angka harapan hidup saat lahir, rata-rata lama sekolah
harapan lama sekolah, dan produk nasional bruto (PNB) per kapita

Indeks pembangunan manusia Indonesia bersama dengan komponetanya pada tahun 2014 dapat dilihat
pada gambar berikut.

13

2.5 Bonus Demografi dan Dampaknya terhadap Pembangunan


Bonus demografi merupakan bonus yang dinikmati suatu negara karena besarnya proporsi
penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun) dalam evolusi kependudukan. Menurut Prof. Dr. Sri
Moertiningsih Adioetomo, bonus demografi atau demographic dividend atau demographic gift merupakan
keuntungan ekonomis yang terjadi karena menurunnya rasio ketergantungan sebagai hasil dari proses
penurunan fertilitas jangka panjang. Menurut Adioetomo, fenomena ini mulai terjadi di Indonesia sejak
tahun 2010. Data BPS hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 menunjukkan angka rasio ketergantungan
negara Indonesia adalah 51,3%.
Bonus demografi akan mencapai puncaknya sekitar tahun 2020 sampai dengan tahun 2030. Periode tahun
2020-2030 ini masa ketika rasio disebut sebagai jendela peluang (window of opportunity) bagi Indonesia.
Jendela peluang merupakan ketergantungan berada pada titik terendah. Jendela peluang ini menjadi titik
perubahan rasio ketergantungan dari menurun dan berbalik menjadi meningkat kembali.
Bonus demografi tertinggi biasanya didapatkan ketika angka ketergantungan berada di antara 40-50%.
Angka ini menunjukkan 40-50 orang usia tidak produktif ditanggung oleh 100 orang usia produktif.
Pergeseran distribusi penduduk usia nonproduktif ke penduduk usia produktif (atau usia kerja), menurut
Ross, membuat investasi yang sebelumnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan penduduk termuda
dalam populasi dapat dialihkan untuk pembangunan ekonomi dan kesejahteraan keluarga. Kesempatan ini
bagi suatu negara hanya terjadi sekali dan dalam periode waktu yang singkat.

14

Piramida penduduk Indonesia pada saat terjadi bonus demografi.

Bonus demografi sudah dialami oleh negara-negara Eropa sekitar tahun 1950-2000. Sementara itu,
beberapa negara Asia, seperti Tiongkok, Jepang, dan Korea, selama periode 1960-1990 India sama seperti
negara kita sejak tahun 2010. Adapun negara- negara Afrika akan mengalami bonus demografi pada tahun
2045. demografi memberikan dampak terhadap peningkatanlaju perekonomian Indonesia. Pertumbuhan
ekonomi adalah suatu kondisi ketika terjadi peningkatan produk domestik bruto suatu negara atau daerah
dari periode sebelumnya. Produk domestik bruto adalah nilai barang dan jasa yang diproduksi masyarakat
suatu negara dalam periode tertentu. Produk domestik bruto dihitung dengan menjumlahkan semua hasil
produksi barang dan jasa dari penduduk yang tinggal di suatu negara.
Pertumbuhan ekonomi terkait dengan pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi adalah proses yang
bertujuan menaikkan produk domestik bruto suatu negara atau daerah dalam jangka panjang. Kenaikan
produk domestik bruto harus lebih besar daripada tingkat pertumbuhan penduduk. Pembangunan ekonomi
dapat terwujud dengan adanya potensi tenaga kerja yang sangat produktif yang didukung oleh faktor-
faktor pendukung, seperti pembentukan kapital, pendidikan, kesehatan, dan perubahan struktur ekonomi.
1. Pembentukan kapital menjadi sumber pembiayaanpembangunan. Pembentukan kapital dapat
dilakukan dengan peningkatan tabungan nasional. Tabungan nasional terdiri dari tabungan
pemerintah dan tabungan masyarakat.
2. Pendidikan dan kesehatan menjadi faktor pendukung karena pendidikan dan kesehatan
merupakan human capital. Menurut teori human capital, investasi sumber daya manusia
berpengaruh besar terhadap produktivitas. Peningkatan produktivitas tenaga kerja, menurut
Becker, dapat didorong melalui pendidikan, pelatihan, dan peningkatan derajat kesehatan.
3. Perubahan struktur ekonomi mengarah pada sektor-sektor yang memberikan nilai tambah untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

15
2.6 Permasalahan yang Diakibatkan oleh Dinamika Kependudukan
Dinamika penduduk adalah perubahan jumlah penduduk yang terjadi terus-menerus dari tahun ke
tahun. Dinamika penduduk mengacu pada fenomena bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk dari
waktu ke waktu dalam suatu wilayah tertentu,
Menurut hasil Survei Penduduk Antar-Sensus (Supas) Tahun 2015, jumlah penduduk Indonesia pada tahun
2015 sebanyak 255,18 juta jiwa. Jumlah ini menujukkan adanya peningkatan jumlah penduduk Indonesia
dari tahun-tahun sebelumnya. Dalam jangka waktu lima belas tahun, dari tahun 2000-2015, jumlah
penduduk Indonesia bertambah sekitar 50,06 juta jiwa atau rata-rata 3,33 juta setiap tahun. Grafik
pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun 2000-2015 dapat dilihat pada gambar berikut.

Grafik pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 2000-2015

Dari grafik di atas, kita dapat melihat bahwa pertumbuhan penduduk terjadi terus-menerus. Hal ini
merupakan sesuatu yang wajar, namun perlu dikendalikan. Ketika pertumbuhan penduduk tidak terkendali
dengan baik, masalah akan timbul. Masalah yang timbul antara lain ledakan penduduk (population
explosion) dan sebaran penduduk yang tidak merata.
2.6.1 Ledakan Penduduk
Ledakan penduduk adalah keadaan penduduk dengan laju pertumbuhannya cepat sebagai akibat
dari tingkat kelahiran yang tinggi, sedangkan tingkat kematian menurun secara tajam. Jika tingkat
kelahiran tidak turun dengan jumlah yang sama dengan tingkat kematian, populasi dunia akan terus
meningkat. Populasi dunia bertambah lebih dari tiga kali lipat dalam kurun 70 tahun terakhir. Antara tahun
1830 dan 1930, populasi dunia dua kali lipat dari 1 menjadi 2 miliar orang. Pada tahun 1970, populasi
dunia meningkat hampir dua kali lipat. Pada tahun 2013, ada sekitar 7,1 miliar orang di bumi.Menurut
Thomson, ledakan penduduk terjadi terutama pasca-Perang Dunia II. Pada saat itu, teknologi modern
berkembang dan pelayanan kesehatan meningkat. Hal ini menyebabkan kualitas hidup meningkat.
Populasi manusia meningkat secara dramatis karena
16
tingkat kematian menurun. Semakin banyak orang sekarang hidup cukup lama untuk bereproduksi. Jika
angka kelahiran tidak turun dengan jumlah yang sama dengan tingkat kematian, populasi dunia akan terus
meningkat.
Ada beberapa dampak negatif yang muncul akibat ledakan penduduk, di antaranya sebagai berikut.
a) Memicu terjadinya eksploitasi berlebihan terhadap lahanpertanian yang berdampak negatif
pada produktivitas laban perambahan hutan, dan meningkatnya degradasi lingkungan.
b) Meningkatkan aktivitas industri dan rumah tangga yang tidak ramah lingkungan. Hal ini dapat
menyebabkan meningkatnya emisi, volume sampah dan limbah yang berimbas terhadap
penurunan kualitas udara, meningkatnyakonsentrasi gas rumah

kaca, dan penurunan kualitas air sehingga berdampak terhadap kesehatan masyarakat.
c) Membutuhkan lapangan pekerjaan yang lebih banyak. Jika tidak tersedia, ledakan penduduk
usia kerja akan menimbulkan pengangguran besar-besaran dan kemiskinan.
d) Membutuhkan lahan yang lebih banyak untuk perumahan, perkantoran, pabrik, dan fasilitas
lain yang akan mengurangi ketersediaan sumber daya lahan pertanian untuk produksi pangan.
e) Meningkatnya jumlah penduduk dan rendahnya kualitas penduduk dengan persebaran
penduduk yang tidak merata memicu masalah kemiskinan, pengangguran, migrasi,dan
tekanan hidup. Hal ini tentu saja berpengaruh pada keamanan negara maupun keamanan
individu.
f) Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali akan berdampak pada peningkatan kebutuhan
sumber daya air, pangan, dan energi yang luar biasa yang besar kemungkinannya akan
berdampak pada konflik sosial dan bencana lainnya.
Permasalahan ledakan penduduk diatasi oleh pemerintah, antara lain melalui program-program berikut.
a) Menerapkan program Keluarga Berencana (KB) melalui program Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera (NKKBS), yang hanya terdiri dari suami, istri, dan dua orang anak.
b) Menentukan batas terendah usia perkawinan pertama.Bagi perempuan, batas terendah
perkawinan adalah usia 19 tahun. Bagi laki-laki, batas terendah perkawinan adalah21
tahun. Dengan ini, kemungkinan memiliki anak lebih banyak dapat diperkecil.
c) Meningkatkan jumlah fasilitas pendidikan sekolah yang dapat menunda usia perkawinan.

2.6.2 Sebaran Penduduk yang Tidak Merata


Persebaran penduduk mengacu pada merata tidaknya penduduk yang mendiami suatu
17

wilayah berdasarkan luas wilayah yang tersedia dengan jumlah penduduk yang menempati
wilayah tersebut. Persebaran penduduk menurut wilayah geografis digunakan untuk mengetahui tingkat
pemerataan, kepadatan, dan daya dukung penduduk terhadap suatu wilayah. Persebaran penduduk di
Indonesia tidak merata. Hal ini terlihat dari fakta-fakta berikut.
a) Pulau Jawa yang luas wilayahnya hanya 7% dari seluruhluas daratan Indonesia didiami oleh
57% pendudukIndonesia.
b) Pulau Sumatera yang luas wilayahnya 25% dari seluruh luas daratan Indonesia didiami oleh
22% penduduk Indonesia.
c) Pulau Kalimantan yang luasnya 28% dari seluruh luas daratan Indonesia hanya didiami oleh
6% penduduk Indonesia.
d) Pulau Sulawesi yang luasnya 10% dari seluruh luas daratan Indonesia didiami oleh 7%
penduduk Indonesia.
e) Pulau lainnya (Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua)yang luasnya 30% dari seluruh luas
daratan Indonesia hanya didiami oleh 9% penduduk Indonesia.
Persebaran kepadatan penduduk di Indonesia pada tahun 2015 dapat dilihat pada peta berikut.

Tampak bahwa kepadatan penduduk di Indonesia belum merata. Kepadatan penduduk tertinggi
terdapat di Pulau Jawa, yakni Provinsi DKI Jakarta dengan kepadatan sebesar 15.327,97 jiwa per km².
Kepadatan penduduk terendah terdapat di Provinsi Kalimantan Utara dengan kepadatan sebesar 8,51 jiwa
per km².
Untuk mengatasi masalah persebaran penduduk yang tidak merata ini, pemerintah melaksanakan beberapa
program seperti berikut.
a) transmigrasi ke wilayah yang jarang penduduknya;
b) pemerataan lapangan kerja dengan mengembberikuindustri di luar Pulau Jawa; dan
c) pengendalian jumlah penduduk dengan program Keluarga Berencana atau penundaan usia
menikah.
18
2.7 Sumber Data Kependudukan
Ada tiga sumber data kependudukan. Ketiga sumber data kependudukan itu adalah sensus penduduk,
registrasi penduduk, dan survei.

2.7.1 Sensus penduduk


Sensus penduduk merupakan perhitungan jumlah penduduk di suatu negara dengan
mengumpulkan, menghitung dan menyusun data penduduk, baik penduduk asli maupun pendatang, pada
waktu tertentu dan di wilayah tertentu. Di Indonesia, sensus penduduk dilakukan setiap sepuluh tahun
sekali. Sensus penduduk yang pertama dilakukan pada tahun 1930. Sampai saat ini, sensus penduduk di
Indonesia sudah dilakukan sebanyak tujuh kali, yaitu tahun 1930,
1961, 1971,1980, 1990, 2000, dan tahun 2010.
Sensus penduduk dapat dilakukan dengan dua cara berikut.
a. Sensus penduduk dengan cara de facto dilakukan terhadap setiap orang yang berada dalam
wilayah sensus.
b. Sensus penduduk dengan cara de jure dilakukan pada penduduk yang benar-benar
bertempat tinggal dalam wilayah sensus. Kesulitan terjadi dengan sensus ini ketika ada
tempat tinggal ganda dan pergerakan penduduk karena migrasi sirkuler.
Ada dua metode yang biasa dilakukan dalam sensus penduduk. Kedua metode itu adalah sebagai berikut :
a. Metode house holder. Dengan metode ini, sensus dilakukan dengan mengirim daftar
pertanyaan yang harus diisi sendiri oleh setiap kepala keluarga. Pengiriman daftar pertanyaan
itu dilakukan dengan cara-cara tertentu, seperti oleh petugas sensus atau melalui layanan pos.
Begitu formulir sensus dikirimkan, pemilik rumah mengikuti instruksi tertulis, menjawab
pertanyaan, dan mengembalikan formulir melalui kantor pos. Metode ini hanya dapat
diterapkan di kalangan penduduk yang melek huruf.
b. Metode canvasser atau metode wawancara langsung Dengan metode ini, petugas sensus
langsung datang ke rumah penduduk, mengajukan pertanyaan kepada responden dan mencatat
jawabannya.
2.7.2 Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk merupakan kumpulan berbagai keterangan tertulis dari kejadian penting yang
dialami oleh penduduk, seperti data perkawinan, perceraian, perpindahan penduduk, dan kejadian-kejadian
penting lainnya.
2.7.3 Survei
Survei adalah pencacahan penduduk di daerah-daerah tertentu yang dianggap dapat menjadi
sampel atau mewakili seluruh wilayah negara. Beberapa survei telah dilakukan oleh
Badan Pusat Statistik (BPS). Contohnya, Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas) dan
Survei Penduduk Antar- Sensus (Supas)
19.

2.8 Pengolahan dan Analisis Data Kependudukan


2.8.1 Pengolahan Data Kependudukan
Tujuan utama pengolahan data kependudukan adalah menghasilkan tabel statistik yang berisi hasil
registrasi penduduk, sensus, dan survei kependudukan. Tahap pengolahan data sangat menentukan
seberapa jauh tingkat keakuratan dan ketepatan data statistik yang dihasilkan. BPS telah menggunakan
komputer sejak sekitar tahun 1960 untuk mengolah data. Sejak tahun 1980-an, komputer meja (desktop
computer) telah digunakan di seluruh kantor BI'S provinsi Dengan komputer meja, kantor statistik di
daerah segera memproses pengolahan data yang dimulai dari pengumpulan data, memasukkan data mentah
ke dalam komputer, dan selanjutnya data tersebut dikirim ke BPS pusat untuk diolah menjadi data
nasional.
Pengolahan data Sensus Penduduk Tahun 2000 telah menggunakan mesin pemindai untuk mempercepat
kegiatan pengolahan data. Dalam mengolah data, BP'S juga telah mengembangkan berbagai program
aplikasi untuk data entry editing, validasi, tabulasi, dan analisis dengan menggunakan berbagai macam
bahasa dan paket komputer. Ada dua tahapan kegiatan pengolahan data kependudukan. Kedua tahapan itu
adalah sebagai berikut.
a) Proses pengolahan prakomputer yang mencakup kegiatan- kegiatan berikut.
1. Penerimaan dokumen (receiving) merupakan prosesmenerima dan memeriksa kelengkapan
hasil Pencacahan
2. Penyimpanan dokumen merupakan proses menyimpan dan mengelola dokumen agar mudah
diambil Apabila diperlukan dalam tahap editing/coding,data entry, dan validasi serta mudah
pula dikembalikan ke tempat penyimpanan semula.
3. Pengelompokan dokumen (batching).
4. Penyuntingan/penyandian (editing/coding). Editing dan coding merupakan proses memeriksa
dan membetulkan isian serta memberi kode pada field-fieldyang ditentukan pada dokumen
hasil pendataan.
b) Proses pengolahan data dengan komputer yang meliputi langkah-langkah berikut.
1. Instalasi program pengolahan.
2. Entri data atau perekaman data, yakni proses pemindahan data dari fisik menjadi data digital.
3. Validasi data untuk memastikan semua data sudah memenuhi syarat.
4. Back up data adalah proses duplikasi file komputerpada berbagai macam media penyimpanan
untuk pengamanan data.
5. Restore digunakan untuk melakukan proses pergantianpangkalan data (database) yang
rusak/corrupt yang digantikan dari pangkalan data hasil back up terakhir.
6. Gabung data untuk menggabung pangkalan datakabupaten/kota.
7. Pencetakan laporan.

20

2.8.2 Analisis Data Kependudukan


Analisis data kependudukan merupakan tindakan mengolah data menjadi informasi yang
bermanfaat tentang dinamika kependudukan untuk perencanaan pembangunan. Ada dua pendekatan yang
digunakan dalam menganalis data kependudukan. Keduanya adalah sebagai berikut.
A. Pendekatan kohor atau kelompok (cohort approach).
Analisis dengan pendekatan kohor berkaitan dengan kuantitas dan waktu terjadinya peristiwa
demografis untuk anggota kohor, yang sangat berguna untuk mempelajari kehidupan individu dan
implikasinya bagi masyarakat. Kohor (kelompok) didefinisikan sebagai sekelompok orang yang
mengalami kejadian yang sama-asal pada. periode yang sama. Contohnya, orang-orang yang lahir pada
tahun 1950-an dianggap sebagai anggota kelompok kelahiran 1950-an. Orang-orang yang menikah pada
tahun 1970-1980 dianggap sebagai anggota kelompok nikah tahun 1970-1980. Ada
tiga elemen dasar dalam analisis kohor, yakni tanggal kalender asal peristiwa kohor, durasi (jangka waktu
yang berlangsung sejak asal peristiwa kohor) dan tanggal kalender saat terjadinya kejadian yang sedang
diteliti. Ada dua kelemahan utama analisis kohor. Keduanya adalah sebagai berikut.
1) Analisis kohor tidak dapat secara jelas dan langsung menunjukkan situasi demografis dalam
periode tertentu, yang cenderung menjadi fokus perhatian bagi pembuat kebijakan dan masyarakat.
2) Penghitungan ukuran demografi kohor memerlukan informasi lengkap dari setiap individu sampai
dia Meninggal.
B. Pendekatan waktu (period approach).
Analisis dengan pendekatan waktu mengatasi keterbatasan utama analisis dengan pendekatan kohor.
Analisis dengan pendekatan waktu menyelidiki dan secara jelas menunjukkan kejadian demografis dan
perubahannya dalam satu atau beberapa periode waktu tertentu, yang menjadi kepentingan pembuat
kebijakan, dan masyarakat. Analisis dengan pendekatan waktu menaruh perhatian terhadap data
kependudukan. Salah satu tujuan utama analisis dengan pendekatan waktu adalah untuk mengetahui
bagaimana perubahan ukuran dan komposisi penduduk terjadi dari waktu ke waktu.
2.8.3 Komponen Penduduk sebagai Subjek Penting Analisis Data Kependudukan
Komposisi penduduk merupakan pengelompokan penduduk atas dasar kriteria tertentu. Komposisi atau
karakteristik penduduk dapat disajikan dalam banyak cara. Ada banyak jenis komposisi penduduk. Secara
luas, komposisi penduduk dapat diklasifikasikan atas komposisi biologis, komposisi budaya, dan
komposisi ekonomi. Dengan komposisi biologis, kita antara lain dapat membahas komposisi berdasarkan
ras dan etnisitas, warna kulit, kelahiran, kematian, rasio jenis kelamin, dan struktur umur. Komposisi
budaya antara lain mencakup komposisi atas dasar pendidikan, melek huruf, status perkawinan, agama,
dan bahasa. Komposisi ekonomi antara lain komposisi penduduk yang bekerja dan tidak bekerja,
pengangguran, setengah menganggur,tenaga
21
kerja surplus, penduduk yang aktif secara ekonomi dan yang tidak aktif. Berikut ini kita akan membahas
komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin. Komposisi penduduk berdasarkan umur dan
jenis kelamin menjadi bagian
karakteristik dasar kependudukan. Seseorang tidak dapat melangkah terlalu jauh dalam mempelajari
dinamika penduduk atau migrasi tanpa memperhatikan komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis
kelamin. Semua aspek kehidupan individu atau masyarakat, sikap sosial, aktivitas ekonomi,
kecenderungan politik dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin. Umur dan jenis kelamin memengaruhi
kebutuhan, pemikiran, sikap, dan perilaku manusia. Struktur umur dan jenis kelamin sangat memengaruhi
kehidupan sosio-ekonomi suatu bangsa. Komposisi penduduk menurut umur dapat diklasifikasikan
menjadi tiga kelompok berikut.
a. Usia belum produktif (kelompokumur <14 tahun).
b. Usia produktif (kelompok umur 15-64 tahun).
c. Usia tidak produktif (kelompok umur > 64 tahun).

2.8.4 Piramida Penduduk


Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat disajikan dalam bentuk tabel atau
grafik. Grafik data penduduk menurut umur dan jenis kelamin pada saat tertentu yang digambarkan dalam
bentuk piramida disebut piramida penduduk.
Piramida penduduk adalah grafik khusus yang digunakan untuk menampilkan komposisi jenis kelamin dan
umur dari suatu populasi atau kelompok. Ada di bagian piramida, yakni bagian di sebelah kiri dan bagian
di sebelah kanan. Bagian di sebelah kiri menyajikan data laki-laki. Bagian di sebelah kanan menyajikan
data perempuan. Sumbu vertikal menunjukkan interval umur 5 tahunan, ditampilkan dari yang termuda di
bawah berurutan hingga yang lebih tua di atasnya. Piramida penduduk Indonesia dapat dilihat pada gambar
berikut
22

Tampak bahwa bentuk piramida penduduk Indonesia termasuk tipe ekspansif, di mana sebagian besar
penduduk masih muda (0-19 tahun). Sementara itu, penduduk yang lanjut usia relatif sedikit. Angka
kelahirannya jauh lebih tinggi daripada angka kematiannya. Sebagian besar komposisi penduduk muda
(ekspansif) ditemukan di negara-negara berkembang.
Komposisi penduduk muda (ekspansif) membentuk piramida penduduk seperti kerucut. Dasar piramida ini
luas. Bagian tengah piramida cembung. Bagian atasnya cenderung meruncing ke satu titik. Piramida ini
berbentuk segitiga (limas). Keadaan ini menggambarkan angka kematian menurun. Negara-negara yang
piramida penduduknya hampir sama dengan Indonesia antara lain Malaysia, Afganistan, dan India. Bentuk
piramida tipe ekspansif berbeda dengan piramida penduduk tipe stasioner dan konstruktif. Pada piramida
penduduk bertipe konstruktif, terjadi distribusi transisi yang disebabkan menurunnya tingkat kesuburan
dan kematian, meningkatnya harapan hidup, dan perlambatan pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk
usia kerja relatif lebih besar daripada jumlah anak-anak dan orang tua. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
tonjolan
bagian tengah dengan bagian bawah dan atas lebih sempit. Piramida ini berbentuk sarang tawon atau batu
nisan (guci terbalik). Piramida ini dapat menggambarkan bonus demografis jika penduduk usia kerjanya
berpendidikan dan produktif bekerja. Negara- negara dengan piramida penduduk tipe konstruktif antara
lain Singapura, Amerika Serikat, Jerman, Belgia, dan Swiss. Perhatikan piramida penduduk Jerman pada
gambar berikut.
Sementara itu, piramida penduduk tipe stasioner menggambarkan angka natalitas yang hampir sama
dengan

23

BAB lll
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dinamika penduduk adalah perubahan keadaan penduduk.Perubahan perubahan tersebut
dipengaruhi oleh beberapa hal. Dinamikaatau perubahan lebih cenderung pada perkembangan jumlah
penduduksuatu Negara atau wilayah tersebut. Jumlah penduduk tersebut dapatdiketahui melalui sensus,
registrasi dan survey penduduk.

3.2 SARAN
Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari banyaknyakekurangan-kekurangan
pembahasannya dikarenakan oleh berbagai macamfaktor keterbatasan waktu, pemikiran dan pengetahuan
penulis yang terbatas,oleh karena itu untuk kesempernuan makalah ini penulis sangatmembutuhkan saran-
saran dan masukan yang bersifat membangun kepadasemua pembaca.

24

DAFTAR PUSTAKA
Diah Ikawati, MAPS. 2011. Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup Penduduk Indonesia Hasil Sensus
Penduduk 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik (diakses pada 12 Mei 2017 https://media.
neliti.com/media/publications/49563-ID-kematian-bayi-dan-angka-harapan-hidup-penduduk-
indonesia-hasil-sensus-penduduk-2.pdf).
25

Anda mungkin juga menyukai