Abstrak : Anak muda di Bandung antara tahun 1990 sampai 2000-an pasti mengenal tentang
musik heavy metal atau secara sederhana disebut metal, musik metal berkembang pesat seiring
dengan banyaknya pertunjukan/acara yang mengusung tema metal di Bandung serta tren metal
dilihat dari segi tampilan berpakaian yang cenderung „liar‟ pun dianggap gaul pada saat itu.
Pembicaraan disekitar rumah pun menjadi doktrin yang kuat dalam penyeberan musik metal
terkait hal referensi band, pembelian merchandise original, event musik metal, dan cara
mengidolakan seseorang musisinya terjadi karena ada obrolan dari mulut ke mulut. Musik metal
di bandung hidup sejak era tahun 70an, sebagai sarana identifikasi bagi band-band yang
memainkan musik keras dan ekstrim pada masa itu walau pada waktu itu masih membawakan
lagu-lagu milik band luar negeri. Musik Rock memiliki peran muculnya musik heavy metal dan
subgenrenya.
Kata kunci: Perkembangan Musik Metal, Bandung, Bentuk Musik.
A. PENDAHULUAN
Berbicara tentang asal usul berkembangnya musik metal di Bandung, tentu semua tak
lepas dari peran generasi pertama sebagai pionir yang telah berjuang mati-matian agar diterima
sepenuhnya oleh pendengar musik yang diprakarsai oleh majalah Aktuil yang muncul pada tahun
1967 di Bandung sebagai majalah yang memberikan warna bagi industri media di Indonesia dan
menjadi acuan bagi berbagai media musik yang muncul setelahnya. Kala itu, majalah aktuil
mampu menerbitkan 100.000 eksemplar majalah setiap penerbitan lantaran digermari kaula
muda. Kontennya pun sangat beragam dan sering kali memuat hasil wawancara meraka dengan
musisi-musisi Internasional. Sehingga munculah sebuah perkumpulan yang dinamakan
Ujungberung Rebels sebagai komunitas musik underground yang terorganisasir. Banyak band
metal lahir dari daerah tersebut sampai nama Ujungberung Rebels tersebar di khalayak publik
dan mengusung musik cadas seperti Metal, Death Metal, Heavy Metal, serta Grind Core. Adapun
band ternama asal Bandung yang sempat mengharumkan nama tanah air dikancah Internasional,
sebut saja Burgerkill, Jasad, Forgotten yang telah memiliki banyak prestasi hingga dikenal
dimancanegara.
Seperti yang diliput oleh media Vice kepada salah satu musisi bernama Man Jasad
tentang mengapa Bandung khususnya daerah Ujungberung memiliki ketertarikan terhadap musik
metal yang sangat subur. Era 1996 hingga 1997 komunitas musik „underground‟ di Bandung
mengalami masa kejayaan yang berkembang sangat pesat. Banyak lirik pada saat itu yang
bercerita tentang nasib buruh, petani, dan kaum miskin kota. Dengan frontal mulai melakukan
kritik-kritik terhadap pemerintah yang dinilai gagal mengatasi krisis. Kota Bandung menjadi
barometer musik „underground‟ pada saat itu, hampir setiap minggu Gor Saparua menjadi
langganan acara-acara musik „underground‟ yang diorganisir oleh beberapa komunitas di kota
Bandung. Gor Saparua selalu dipenuhi oleh massa „underground‟ yang rata-rata berusia belia
dari berbagai kota di Indonesia. Penonton pun banya berdatangan dari berbagai kota seperti
Medan, Jakarta, Surabaya, Yogya, Malang dan kota-kota lainnya. Terjadilah transformasi
informasi dan proses penyerapan kultur.
B. URAIAN
C. KESIMPULAN
Secara pengetahuan dari sumber yang telah banyak diteliti bahwa tidak ada kejadian
khusus yang menjadi penanda kelahirannya atau asal muasal terciptanya musik metal, namun
ada beberapa bukti yang menunjukan munculnya genre musik ini yakni peralihan selera musik
masyarakat yang jenuh terhadap musik pop padaa saat itu. Banyak sekali pro dan kontra
terhadap musik metal yang beropini bahwa musik metal digunakan sebagai musik
penganut/ajaran setan ataupun menjauhkan dari kebiasaan yang cenderung membawa sudut
pandang ke hal yang negatif namun kembali lagi ke pendengar musiknya bahwa dalam
memperlakukan musik tentu berbeda antara pendapat pribadi dengan orang lain.
SUMBER REFERENSI
Walser, R. (2014). Running with the Devil. Middletown, Conn.: Wesleyan University
Press.
Moynihan, M., & Søderlind, D. (1998). Lords of chaos (1st ed.). Los Angeles, CA: Feral
House.
Andrew, T., Sihombing, R., & Ahmad, H. (2017). MUSIK, MEDIA, DAN KARYA :
PERKEMBANGAN INFRASTRUKTUR MUSIK BAWAH TANAH
(UNDERGROUND) DI BANDUNG (1967-1990). Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah
Dan Budaya, 9(2), 293. doi: 10.30959/patanjala.v9i2.18
https://www.vice.com/id_id/article/3ddnxk/kami-mengunjungi-tanah-kelahiran-metal-di-
bandung-ujungberung