Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR 

Segala Puji bagi Tuhan yang telah membantu hamba_nya dalam


menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya ,
mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik 
dan sebagaimana mestinya.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memahami mengenai kontroversi


globalisasi dan kearifan lokal. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan
 berbagai rintangan . Baik itu dating dari pemyusun itu sendiri maupun
maupun yang dating
dari luar. Namun, dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.

Makalah ini memuat mengenai kaitan antara globalisasi dan pengaruhnya


terhadap kearifan lokal dan bagaimana membuat reformulasi sehingga kita dapat
menyingkronkan antara keduanya .

Penyusun juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada


 para pihak terkait yang telah banyak membantu
membantu dalam penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
 para pembaca. Adapun penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan
makalah ini. Terima kasih.

Penyusun,

Abd. Rachman. R. Sumese


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia, negara kaya akan keanekaragaman budaya, etnis, suku dan ras
dengan lebih dari 389 suku bangsa yang memiliki adat istiadat, bahasa, tata nilai
dan budaya yang berbeda-beda. Potensi aset budaya memiliki nilai sejarah dan
merupakan rangkaian pusaka (heritage) yang perlu dilestarikan, dijaga
kesinambungan dan dijadikan pijakan dalam perencanaan dan perancangan
lingkungan binaan berkelanjutan. Namun, adanya globalisasi dapat mengancam
eksistensi kearifan lokal dari rangkaian pusaka tersebut.

Kearifan lokal merupakan entitas yang sangat menentukan harkat dan


martabat manusia dalam komunitasnya. Bentuk kearifan lokal dapat dikategorikan
ke dalam dua aspek, yaitu yang berwujud nyata ( tangible) dan yang tak berwujud
(intangible). Sedangkan jenis kearifan lokal meliputi kelembagaan, nilai-nilai
adat, serta tata cara dan prosedur, termasuk dalam pemanfaatan ruang (tanah
ulayat). Dalam kaitannya dengan penataan ruang, kearifan lokal dapat menjadi
landasan dalam penyelenggaraan penataan ruang karena beberapa nilai yang
terkandung dalam kearifan lokal terbukti masih relevan diaplikasikan hingga
sekarang, baik dalam aspek pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, serta aspek 
 pengawasan dalam penyelenggaran penataan ruang.

Dalam upaya mengharmonisasikan, menjaga, dan melestarikan nilai-nilai


kearifan lokal dalam konteks penataan ruang, pemerintah perlu melakukan
 beberapa upaya pada berbagai aspek pada tingkatan penyelenggaraan penataan
ruang. Selain itu, karena keterkaitan yang erat antara potensi budaya dan
 penyelenggaraan penataan ruang, diperlukan upaya untuk mengakomodasi nilai
 budaya lokal/adat istiadat ke dalam hukum positif, yaitu ke dalam regulasi
 penataan ruang, yaitu melalui proses adopsi, adaptasi, dan asimilasi.
Situasi sosial politik di suatu negara baik yang positif maupun negatif,
tidaklah bisa dilepaskan dari pengaruh berbagai gejolak yang terjadi di tingkat
global ditentukan oleh citra diri dan identitas bangsa itu sendiri yang mana
masing-masing bangsa di dunia sudah pasti memiliki citra diri dan identitas
masing-masing sehingga setiap pengaruh global yang diterima setiap bangsa dan
negarapun akan berbeda.

Era globalisasi yang diboncengi neolibralisme dan modernisasi menuju


diiringi revolusi IPTEK. Dimana manusia akan terus akan mengalami
revolusi tourti (technologi ,telekomunication, transportation, tourism) yang
memiliki globalizing force yang dominan sehingga batas antar daerah dan antar 
negara semakin kabul, yang mengakibatkan dunia tanpa batas yang menganut
aliran kebebasan, kebebasan nerkreatifitas, kebebasan berpendapat, dan kebebasan
 berkreatifitas, kebebasan berpendapat, dan kebebasan berekpresi. Seperti contoh
 bila kita duduk di satu kursi dan berkomunikasi dengan orang di tempat
yang paling jauh ditempat diluar sana, maka kemajuan tehnologi informasi dan
telekomonikasi mendekatkan jarak dan waktu. Kondisi tersebut secara tidak 
langsung dapat mempengaruhi tantangan budaya masyarakat khususnya
Indonesia.

Hal ini sangatlah berbahaya bila kita tidak memfilter serta membedakan
mana budaya asing yang dapat diserap dan mana yang tidak. Jika kita melihat
kondisi riil masyaratIndonesia sekarang ini, ternyata daya serap masyarakat
terhadap budaya global lebih cepat dibanding daya serapnya terhadap budaya
lokal. Bukti nyata dari pengaruh globalisasi itu, antara lain dapat disaksikan dari
gaya berpakaian, dan gaya berbahasa masyarakat Indonesia, khususnya generasi
muda yang sudah berubah yang kesemuanya itu diperoleh karena kemajuan
tehnologi iformatika dan komunikasi khususnya pada media masa. Globalisasi
media dengan segala nilai yang dibawanya seperti lewat televisi, radio, majalah,
koran, buku, film, VCD, HP, dan kini lewat internet sedikit banyak akan
 berdampak pada budaya dan kehidupan masyarakat Indonesia.
B. Identifikasi Masalah
Dalam perkembangannya globalisasi menimbulkan berbagai masalah dalam
 bidang kebudayaan., misalnya hilangnya budaya asli suatu daerah atau suatu
negara, terjadinya erosi nilai-nilai budaya, menurunya rasa nasionalisme dan
 patriotisme, hilangnya sifat kekeluargaan dan gotong-royong, kehilangan
kepercayaan diri, gaya hidup kebarat-baratan. Dan masalah terhadap eksistensi
terhadap kebudayaan daerah, salah satunya adalah terjadinya penurunan rasa cinta
terhadap kebudayaan yang merupakan jati diri bangsa, maka kita sebagai generasi
muda patut untuk menyeleksi mana yang baik dan benar guna untuk masa depan.

C. Rumusan Masalah
1. Apa pengaruh globalisasi media terhadap kebudayaan dan perilaku
masyarakat ?
2. Tindakan apa yang dapat mempengaruhi eksistensi kebudayaan di era
globalisasi ini ?
3. Bagaimana cara mengatasi dampak negatif globalisasi tersebut ?

D. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh globalisasi terhadap eksistensi kebudayaan
daerah
2. Untuk meningkatkan kesadaran remaja untuk menjujung tinggi
kebudayaan bangsa sendiri karena kebudayaan merupakan jati diri
 bangsa.
3. Mengembangkan potensi afektif bangsa Indonesia sebagai warga
negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.
4. Mengembangkan kemampuan bangsa Indonesia agar selektif untuk 
memilah budaya yang masuk serta membedakan mana yang baik dan
 benar.
5. Para generasi muda agar tidak menganggap remeh dan tidak bersikap
negatif terhadap kebudayaan yang masuk.
6. Untuk meningkatkan kedisiplinan dalam mengembangkan budaya
sendiri.

E. Manfaat
1. Memberikan informasi bagaimana globalisasi berpengaruh pada
eksistensi budaya deareh
2. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai proses globalisasi
 pada aspek kebudayaan
3. Memberikan informasi penjelasan tentang dampak globalisasi
4. Menjelaskan kepada masyarakat tentang definisi serta pengertian
globalisasi
BAB III

KESIMPULAN

 Nilai-nilai kearifan lokal bukanlah nilai usang yang harus dimatikan, tetapi
dapat bersinergi dengan nilai-nilai universal dan nilai-nilai modern yang dibawa
globalisasi. Dunia internasional sangat menuntut demokrasi, hak asasi manusia,
lingkungan hidup menjadi agenda pembangunan di setiap negara

Globalisasi merupakan hal yang lumrah terjadi karena pada dasarnya


kebudayaan itu perlu juga untuk berubah dan berkembang menjadi lebih baik.
Akan tetapi kita juga tidak boleh melupakan satu hal yang ini, segala sesuatu
 pastilah ada sisi positif dan negatifnya, tak terkecuali globalisasi.

Memang globalisasi telah membuat peradaban manusia menjadi lebih maju,


tapi tidak dapat dipungkiri globalisasi juga memberi efek yang kurang
menyenangkan termasuk dalam kebudayaan.

Adanya globalisasi telah membuat budaya-budaya lokal yang ada kini


 perlahan mulai memudar. Masyarakat sekarang le bih tertarik pada budaya modern
dari pada mempelajari budaya lokal. Mereka lebih senang mengikutu
trend  ketimbang dikatakan “kuno” karena mempelajari budaya-budaya lokal.
Jika hal ini dibiarkan terus, lama-kelamaan tidak akan ada lagi generasi yang
melestarikan budaya lokal dan otomatis budaya lokal sebagai salah satu ciri dari
identitas nasional akan punah.

Oleh karena itu, diperlukan usaha dari masyarakat sekarang untuk sebisa
mungkin lebih menomorsatukan dan mencintai budaya lokal. Karena budaya l okal
 berpengaruh besar dalam menangkal budaya-budaya asing yang masuk dan
 bersifat negatif.
DAFTAR PUSTAKA

1. 2010. Kamus Bahasa Indonesio. Bandung: Alumni. Saini, K.M.

2. 2005. Kearifan Lokal. Pikiran Rakyat 30 Juli 2005

3. Gobyah, I. Ketut (2003) „Berpijak Pada Kearifan lokal‟, www.balipos.co.id.


4. Hawasi (2007) „Kearifan Lokal Yang Terkandung Dalam Sastra Mistik Jawa‟,
Fakultas Sastra Universitas Gunadarma, Jakarta
5. http://kumpulan-makalah-dan-artikel.blogspot.com/2013/03/Makalah-Tentang
-Perubahan- Kebudayaan-Karena-Pengaruh-Dari-Luar.html

6. http://www.pa-sengeti.go.id/index.php/arsip-berita/386-mendagri-pentingnya-
nilai-kearifan-lokal-menangkal-arus-globalisasi

7. http://sekolahbareng.blogspot.com/2012/10/konsep-dan-ciri-ciri-
globalisasi.html

8. http://sosbud.kompasiana.com/2012/02/03/pengaruh-globalisasi-terhadap-nilai
-budaya-indonesia/

9. http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/05/pengertian-globalisasi.html

10. http://www.karangasemkab.go.id/index.php?option=com_content&view=artic
le&id=759:dampak-globalisasi-terhadap-budaya-lokal-dan-prilaku-
masyarakat&catid=54:artikel&Itemid=81

11. http://journal.unair.ac.id/filerPDF/03%20Safril%20Strategi%20Meningkatkan
%20Daya%20Tahan%20Budaya%20Lokal%20Safril%20mda.pdf 

12. http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel/306

13. http://azia-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-50118-buku%20politik-
Globalisasi%20dan%20Pertarungan%20Nilai%20Budaya%20Antar%20Bang
sa.html

14. http://geraldterryimanuel.wordpress.com/2012/06/30/aktualisasi-pancasila-
dalam-menghadapi-era-globalisasi/

Anda mungkin juga menyukai