moch.edward.2014@fisipol.umy.ac.id
ABSTRAK
Hasil penelitian ini adalah 1) pengaruh GPK dalam pemilihan umum adalah
elit GPK melakukan penyuluhan kepada seluruh simpatisan dan kader melalui pesan
Whatshap untuk memilih pasangan Haryadi-Pahlawan dan terjadinya patronase
dalam bentuk pelayanan 2). Tokoh elit GPK mempengaruhi pemuda yogyakarta
untuk bergabung dalam gerakan pemuda Ka'bah. 3) simpatisan GPK sebagian besar
adalah kader Muhammadiyah di Yogyakarta. 4) .Bentuk aksi GPK untuk
memperjuangkan eksistensi dan identitas politiknya dalam masyarakat Yogyakarta
meliputi beberapa hal. Mulai dari politik, sumber ekonomi hingga isu agama
Kata Kunci : Pengaruh Politik, Patronage, Clientelisme, Role Figure
A. LATAR BELAKANG
B. Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh politik GPK (Gerakan Pemuda Ka'bah) dalam
pemilihan walikota Yogyakarta
C. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang bersifat tetap pada pemecahan
masalah yang ada saat ini atau berfokus pada pemecahan masalah tersebut, data
dikumpulkan, disusun, diuraikan, dan kemudian dianalisis
D. Pembahasan
1. Peran Tokoh Elite GPK dalam Mempengaruhi
PeranSosok pemimpin dibutuhkan oleh setiap organisasi, peran setiap figur pemimpin
akan menghasilkan pengaruh bagi anggota dan simpatisannya, “Pengaruh adalah kekuatan
yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang memberikan kontribusi terhadap
karakter, keyakinan atau tindakan seseorang Ada beberapa pendapat ahli mengenai
pengertian pengaruh (Surbakti, 1992).Peran Gerakan Pemuda Ka'bah Yogyakarta sangat kuat
dalam mempengaruhi kader GPK dalam setiap kebijakan.Terutama bagi kader muda Ka'bah
Pemuda Gerakan yang sangat menghormati tokoh GPK seperti Syukri Fadholi , Muhammad
Fuad , Deny , Rubi ini menjadi figur sentral bagi kader Ka'bah Gerakan Pemuda Yogyakarta
dalam menentukan arah kebijakan partai Underbouw. Ketiga tokoh ini seperti Muhammad
Fuad, Deny, ruby, sosok yang disegani di kalangan anggota Gerakan Pemuda Ka'bah yang
bermarkas di Parkir Ngabean Yogyakarta. Menurut hasil wawancara terdapat pembagian
peran dari ketiga tokoh tersebut yaitu :
Muhammad Fuad adalah salah satu tokoh yang menjadi panutan bagi kader-kader
muda di kalangan Gerakan Pemuda Ka'bah. Berlatar belakang seorang yang memiliki
kemampuan bela diri dan selalu memberikan nuansa islami bagi para kader muda Gerakan
Pemuda Ka'bah mengakibatkan banyak anak muda yang memiliki kebiasaan perilaku negatif
berubah menjadi perilaku positif. Istilah mujahidin muda dilafalkan oleh Muhammad Fuad
untuk membakar semangat muda Gerakan Pemuda Ka'bah di Yogyakarta. Model peran ini
dapat muncul dengan teori tokoh pengaruh. Menurut Pleffer mengatakan bahwa kekuatan
pengaruh pada suatu komunitas
dan organisasi tidak lepas dari kepemimpinan dan kharismatik seseorang. Sosok pribadi
Muhammad Fuad sangat hebat dalam mengubah perilaku simpatisan GPK yang berlatar
belakang buruk menjadi pribadi yang islami atau bernuansa muslim. Karakter inilah yang
membuat tokoh Fuad menginginkan Gerakan Pemuda Ka'bah menjadi underbouw yang
memperjuangkan amar mahruf nahi mungkar atau underbouw yang menjunjung tinggi
kepribadian Islam. Muhammad Fuad, salah satu tokoh muda Gerakan Pemuda Ka'bah yang
dipersiapkan menjadi kader politik PPP di masa depan, dapat ditelaah setiap kegiatan PPP
Muhammad Fuad selalu hadir dan memberikan gambaran politik Islam di masa depan.
Syukri Fadholi juga merupakan tokoh penting dalam Gerakan Pemuda Ka'bah. Syukri
Fadholi adalah pendiri Gerakan Pemuda Ka'bah pada April 1982. Dalam Skripsi Tirto saputro
dikatakan bahwa gelar Gerakan Pemuda Ka'bah diciptakan untuk memenuhi kebutuhan PPP
dalam politik di daerah maupun nasional (Saputro, Politik jalanan dan kaum muda : Studi
Tentang Gerakan Pemuda Ka'bah, 2016). Syukri Fadholi adalah kader Muhammadiyah,
Syukri Fadholi pernah menjadi salah satu ketua Gerakan Pemuda Muhammadiyah bagian
Suronatan sejak tahun 1970 sampai tahun 1975, ketua Gerakan Pemuda Muhammadiyah
Yogyakarta sejak tahun 1979 sampai tahun 1984, ketua Gerakan Pemuda Muhammadiyah
nasional sejak tahun 1984 sampai tahun 1989.
Menurut fakta pengajian ini ada dan di isi oleh ustad - ustad populer di Yogyakarta.
Isi pertemuan biasanya membahas tentang akhlak dan menjelaskan tujuan Gerakan Pemuda
Ka'bah adalah amar mahruf nahi mungkar. Proses migrasi di kalangan muda Ka'bah Gerakan
Pemuda tidak terlepas dari pengaruh Muhammad Fuad sebagai pemuda yang menyiarkan
tentang mujahidin Islam muda yang membela kepentingan agama. Sosok Muhammad Fuad
menginspirasi anak muda di Yogyakarta untuk bergabung dengan Partai Persatuan
Pembangunan Underbouw. Pengaruh Muhammad Fuad sebagai koordinator lapangan
Gerakan Pemuda Ka'bah sangat kuat dan memiliki daya kepemimpinan di internal Gerakan
Pemuda Ka'bah. Teori yang dikemukakan oleh French dan Raven menyatakan bahwa
kepemimpinan berasal dari kekuasaan dalam kelompok atau organisasi. Dengan kata lain,
orang atau orang-orang yang memiliki akses terhadap sumber kekuasaan dalam kelompok
atau organisasi tertentu akan mengendalikan atau memimpin kelompok atau organisasi itu
sendiri. Sumber kekuasaan itu sendiri ada tiga macam, yaitu jabatan, kepribadian dan politik.
Unsur kepribadian inilah yang menjadikan sosok Muhammad Fuad diikuti oleh para
simpatisan dan kader Gerakan Pemuda Ka'bah dalam melakukan kegiatan Gerakan Pemuda
Ka'bah.
2. Eksistensi Simbol dan Terjadinya Patronase
Eksistensi dalam bahasa latin adalah kemunculan atau eksistensi yang nyata,
eksistensi dalam perspektif simbol politik merupakan suatu keharusan bagi kelompok,
untuk menunjukkan eksistensinya di tengah-tengah masyarakat. Konteks keberadaan
simbol politik diperlukan bagi setiap organisasi partai atau organisasi sosial. Menurut
Satrawati menyatakan bahwa keberadaan simbol merupakan tuntutan setiap organisasi
untuk menumbuhkan pemikiran publik tentang keberadaan setiap organisasi dan
digunakan untuk menarik simpati publik (Satrawati, 2015).
Keberadaan Gerakan Pemuda Ka'bah mendapat respon positif dan negatif. Menurut
fakta di lapangan kampanye pawai tauhid yang dilakukan oleh Gerakan Pemuda Ka'bah
bertujuan untuk menginformasikan kepada masyarakat bahwa Islam memiliki pasukan yang
rela mati dalam membela agama. Dalam menunjukkan syiar Ka'bah memberikan informasi
bahwa umat Islam harus sujud menghadap Ka'bah
Istilah satu komando merupakan istilah yang banyak tertanam di hati para kader
Gerakan Pemuda Ka'bah dan simpatisan. Ketika pemimpin Gerakan Pemuda Ka'bah
melakukan instruksi maka semua anggota akan mengikuti arahan pemimpin. Peran elit
Gerakan Pemuda Ka'bah ini menjadi pengaruh yang sangat besar dalam merayu para
simpatisan untuk melakukan aksi seperti sweeping. Ambil tindakan melawan LGBT, dan
parade tauhid. Satu baris perintah dapat membakar kader dan simpatisan GPK dalam
melakukan kegiatan GPK, efek kalimat dapat mempengaruhi perilaku dan tindakan
organisasi.
Gambar 3. Skema Penguatan Struktural Gerakan Pemuda Ka'bah
Elder Member
of GPK
Parking Field
Coordinator in Head of GPK Coordinator
Ngabean
Tabel peta menunjukkan kekuatan Gerakan Pemuda Ka'bah dalam melakukan aksi
politiknya di Yogyakarta. “Menurut wawancara dengan anggota Gerakan Pemuda Ka'bah
Kabupaten Mantijeron Syukri Fadholi merupakan tokoh sentral atau bapak bagi para
simpatisan dan pimpinan Gerakan Pemuda Ka'bah. Namun sosok Tris Ngabean juga
berpengaruh untuk saat ini Tris ngabean yaitu Fuad, Deny, Rubi bisa dikatakan pelindung
bagi seluruh anggota Gerakan Pemuda Ka'bah”
Dalam analisis Gerakan Pemuda Ka'bah, stigma adalah pemikiran dan keyakinan serta
fenomena yang terjadi ketika individu diberi label, stereotip, dipisahkan dan mengalami
diskriminasi yang mempengaruhi individu secara keseluruhan. Melihat sejarah aksi-aksi
Gerakan Pemuda Ka'bah pada era baru dan pasca reformasi sangat menarik untuk disimak
dalam konteks kampanye kekerasan Gerakan Pemuda Ka'bah. Reformasi aksi Gerakan
Pemuda Ka'bah sangat terlihat di buktikan dengan aksi penyapuan miras, penolakan LGBT,
dan anti Ahok. Tindakan mereka tampaknya menggunakan kekerasan dan intimidasi. ”Saat
diwawancarai salah satu warga Ngampilan mengatakan bahwa Gerakan Pemuda Ka'bah saat
berkampanye di jalanan sangat meresahkan warga”
Era pasca reformasi atau lengsernya presiden Soeharto adalah maraknya kelompok
kekerasan berbasis identitas atau basis sayap partai di dalam komunitas. Mereka hadir dengan
memanfaatkan keadaannya yang
tidak stabil dalam mengatur politik keamanan. Mereka tidak hanya mengisi ruang publik
dengan aksi jalanan sembari mencoba melancarkan tuntutan atau kepentingan kelompok
sendiri. Dalam sebuah partai politik tentunya memiliki kekuatan yang biasa disebut dengan
underground atau grass shot force dalam bahasa partai politik yang lebih dikenal dengan
istilah sayap partai atau gerakan akar rumput. Aksi Ka'bah Gerakan Pemuda sangat terlihat di
buktikan dengan aksi penyapuan miras, penolakan LGBT, dan anti Ahok. Tindakan mereka
tampaknya menggunakan kekerasan dan intimidasi.
Konflik antara Satgas PDIP dan GPK saat Pilpres di tempat parkir Ngabean mengutip
berita tribun media menjelaskan kejadian ini disebabkan oleh saling ejek antara simpatisan
PDIP dan simpatisan GPK dan mengakibatkan konflik. Putaran kampanye terbuka hari
terakhir di Kota Yogyakarta ditandai dengan bentrokan tegang yang melibatkan massa Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan simpatisan yang diduga pendukung Partai
Persatuan Pembangunan (PPP) pada Sabtu 5 April 2014. Tidak ada korban jiwa. atau luka-
luka dalam peristiwa yang bisa membuat sejumlah ruas jalan seperti Letjen Suprapto, KH
Ahmad Dahlan, dan RE Martadinata ditutup. Namun sejumlah pertokoan di sekitar tutup
karena ketakutan dan sejumlah desa seperti Suronotan dan Ngampilan diblokir warga agar
tidak menjadi sasaran. Turis yang singgah di Hotel Cavinton sempat ketakutan dengan aksi
tersebut. Pantauan Tempo di lapangan, bentrokan pendukung dua partai itu berpusat di
kawasan simpang Ngabean, atau Terminal Ngabean. Kedua pendukung tersebut saling
berhadapan dalam jumlah besar di kawasan eks terminal Ngabean atau sekitar satu kilometer
sebelah barat Jalan Malioboro. Massa yang memakai atribut PDIP di sisi utara dan massa
berbaju hitam bertuliskan Gerakan Kaba Ka'bah atau sayap PPP di sisi selatan, namun aksi
lempar batu diredam ratusan personel Polres Yogyakarta. yang datang beberapa menit
sebelum pertarungan dan hampir meluas. Kapolres Yogyakarta AKBP Slamet Santoso
langsung mengirimkan lima truk berisi ratusan polisi untuk membubarkan aksi. Seorang
tokoh PDIP Yogya, kata Iriantoko, bentrok dipicu oleh informasi menyesatkan yang beredar
di antara kedua pendukungnya. "Diberitakan massa kampanye PDIP menghancurkan semua
atribut PPP di Kauman," kata Iriantoko kepada Tempo. Sementara itu, di kalangan massa
kampanye PDIP, ada pula yang menyebarkan informasi tentang pemukulan yang dilakukan
oleh orang-orang GPK atau PPP. "Sepertinya dua massa itu memanas dan bertemu di
Terminal Ngabean yang merupakan perbatasan dua desa," kata Iriantoko dalam berita Tempo
(Wicaksono, Massa PDIP dan PPP Bentrok di Yogyakarta, 2014)
Gerakan Pemuda Ka'bah memiliki orientasi pada keberadaan simbol dan identitas
politiknya. Bentuk aksi Gerakan Pemuda Ka'bah untuk memperjuangkan eksistensi dan
identitas politik di kota Yogyakarta mencakup beberapa isu mulai dari politik, ekonomi, dan
agama.
Tendention &
Political Cultural System
Orientation
Social System
Bagan 1.2 Diadopsi : Tesis Penelitian Tirto tentang Kajian Politik Pemuda Ka'bah Gerakan di
Yogyakarta
Dengan aksi Ka'bah Pemuda Gerakan mengakibatkan daya tarik bagi politisi untuk
mengundang patron. Patronase dalam politik bagi masyarakat Indonesia dianggap biasa dan
tidak ada masalah. Dalam aksi politik Gerakan Pemuda Ka'bah tidak lepas dari aksi
patronase. Hal ini dibuktikan dengan penertiban tempat parkir di Ngabean, Abu Bakar Ali
dan Skaten atau di alun-alun utara. Menurut
fakta di lapangan para simpatisan dan pengurus GPK menilai proses mendapatkan lahan
parkir di Ngabean dengan cara kekerasan merupakan salah satu Jihad yang harus dilakukan
oleh mereka “Menurut salah satu petugas parkir di kawasan Ngabean mengatakan prosesnya
mendapatkan lahan parkir di kawasan ngabean menggunakan kekerasan terhadap simpatisan
PDIP di Yogyakarta. Proses ini menunjukkan bahwa GPK merupakan salah satu kelompok
yang merebut kekuasaan melalui proses kekerasan. Oleh karena itu, simpatisan PDIP dengan
simpatisan PPP selalu bentrok berdasarkan kepentingan organisasi dan orangnya”
MASS MOBILIZATION
VIOLENCE IN THE
ECONOMIC FACTORS STRUGGLE OF POWER
PROTEC BY POLITICIAN
Sebagian besar mata pencaharian anggota Gerakan Pemuda Ka'bah adalah tukang
parkir, mereka merasa pemimpin Ka' bah Gerakan Pemuda telah memberikan anggotanya
untuk mendapatkan uang. Menurut fakta di lapangan salah satu faktor bergabungnya GPK
adalah masalah ekonomi. Ada beberapa anggota yang tidak memiliki pekerjaan setelah
bergabung dengan GPK menjadi tukang parkir dan dapat menghidupi keluarga. Oleh karena
itu Gerakan Pemuda Ka'bah salah satu komando memilih calon politisi ketika ada salah satu
kader PPP yang ingin menjadi legislatif atau eksekutif karena akan mendapatkan feedback
berupa perizinan tempat parkir dan lain-lain. Istilah Satu komando saat Syukri Fadholi
menjadi wakil walikota Yogyakarta. Syukri fadholi dianggap banyak anggota Gerakan
Pemuda Ka'bah sebagai bapak yang memberikan kesempatan bekerja untuk anak-anaknya.
Melihat fenomena kerja simpatisan GPK sebagai tukang parkir membuat ketergantungan
Pemerintah terhadap
2. Pengaruh Politik dan Tata krama GPK pada Pilkada Walikota Yogyakarta.
Pada tahun 2017 kota Yogyakarta melakukan pemilihan walikota, pada pesta
demokrasi tahunan ke-5 di kota Yogyakarta diikuti oleh dua calon walikota, nomor satu
adalah Imam Priyono-Ahmad Fadhli yang didukung oleh PDIP, NASDEM, dan PKB
sedangkan nomor dua adalah Haryadai Suyuti- Heroe Poewardi didukung oleh PAN,
Demokrat, Golkar, dan Gerindra. Dalam pemilihan walikota Yogyakarta yang diikuti oleh
dua pasangan petahana, Haryadi sebagai walikota Yogyakarta dan Imam Priyono sebagai
wakil walikota. Pada 2017 mereka mencalonkan diri sebagai calon walikota Yogyakarta.
Kemudian hasil pemilihan walikota di Yogyakarta, Imam Priyono-Ahmad Fadli (49,70%)
sedangkan Haryadi-Pahlawan (50,30%). (Maharani, 2017)
Dalam pemilihan walikota, sikap DPC Partai Persatuan Pembangunan tidak akan
mengikuti Partai Demokrat dan tidak mendukung salah satu calon walikota. Pasalnya,
internal PPP pusat mengalami dualisme kepemimpinan antara Djan Fariz dan Romy.
Sikap politik GPK dalam pemilihan walikota berbeda ketika PPP memutuskan untuk
tidak mendukung atau mencalonkan walikota Yogyakarta. Sebaliknya, Gerakan Pemuda
Ka'bah memasang spanduk dukungan kepada salah satu tokoh GPK yaitu Muhammad Fuad
untuk dicalonkan sebagai calon walikota Yogyakarta. Spanduk pendukung Muhammad Fuad
membuat peta politik di Yogyakarta semakin menarik. Namun, Muhammad Fuad tidak
menjadi calon walikota. “Menurut salah satu orang dekat Muhammad Fuad mengatakan
bahwa spanduk yang menggambarkan Muhammad Fuad hanya untuk menaikkan posisi tawar
Muhammad Fuad dan GPK karena saat itu, spanduk bergambar Imam Priyono sebagai salah
satu kader PDIP dipasang di kota. Yogyakarta.”
“Namun, saat diwawancarai pimpinan DPC PPP Yogyakarta, Fakhruddin mengatakan
PPP selama proses pencalonan walikota dan wakil walikota tidak mendukung salah satu
calon. Tapi PPP Kota Yogyakarta mendukung Haryadi-Pahlawan setelah proses pendaftaran
ke KPU Kota Yogyakarta, Fakhruddin salah satu panitia pengarah pendukung Haryadi-
Pahlawan dan akhirnya GPK melalui instruktur GPK menginstruksikan Haryadi-Pahlawan
sebagai walikota.” Menganalisis sikap PPP dan GPK adalah mencari posisi bersama dan
mendapatkan umpan balik. Faktor yang saling menguntungkan ini menyebabkan GPK dan
PPP mendukung Haryadi-Heroe, melihat GPK selalu mencari tempat parkir dan layanan
keamanan, tentu saja kemenangan Haryadi-Heroe akan menjadi faktor pendukung GPK untuk
mendapatkan penghasilan
. Dari Gerakan Pemuda Ka'bah di Kota Yogyakarta, tidak ada sosok GPK yang
mampu menjadi pemimpin di Kota Yogyakarta, hanya Syukri Fadholi pada tahun 2001
menjadi wakil walikota. “Menurut Fakhruddin selaku Ketua DPC PPP di kota Yogyakarta
mengatakan bahwa tokoh muda dari GPK sudah muncul, tetapi harus diproses agar bisa
menjadi pemimpin di kota Yogyakarta. Gerakan Pemuda Ka'bah sebagai Partai Underbouw
yang berkontribusi besar terhadap PPP.”
Secara harfiah istilah klientelisme berasal dari kata “cluere” yang berarti
“mendengarkan atau mematuhi”. Kata ini muncul pada zaman Romawi kuno yang
menggambarkan hubungan antara
“clientela” dan “patronus”. untuk menyebut sekelompok orang yang mewakili suaranya
kepada kelompok lain yang disebut “patronus”, yaitu kelompok bangsawan. Selanjutnya
disebutkan bahwa “clientela” adalah pengikut setia “patronus” (Muno, 2010) konsep
klientelisme sering ditempatkan pada posisi yang memiliki arti yang berbeda dengan
patronase (patronage).Konsep patronase didefinisikan sebagai hubungan dua arah ketika
seseorang dengan status sosial ekonomi (patron) yang lebih tinggi menggunakan pengaruh
dan sumber dayanya untuk menyediakan perlindungan kepada orang lain dengan status sosial
ekonomi yang lebih rendah (klien) yang memberikan dukungan dan bantuan kepada patron
(Scott, 1972).Ada beberapa karakter yang menjadi ciri patronase, antara lain personal,
informal, sukarela, timbal balik, tidak setara. dan hubungan patron-klien dua arah. Hubungan
dua arah dapat berubah menjadi hubungan tiga arah jika dalam suatu komunitas, patron juga
berfungsi sebagai perantara untuk menjembatani hubungan klien mereka dengan orang lain di
luar komunitas mereka. Klientelisme adalah jaringan antara orang-orang yang memiliki
ikatan sosial, ekonomi, dan politik yang mengandung unsur iteratif, ketimpangan, dan status
timbal balik (Ufen, 2012). Kemudian, klientelisme juga merupakan relasi kuasa antara patron
dan klien yang bersifat personal, resiprositas, hierarkis dan iteratif. Sehingga dapat dipastikan
bahwa klientelisme berbicara tentang jaringan atau relasi. Jaringan mengandung hubungan
kekuasaan yang tidak setara di mana pelindung memiliki kekuasaan penuh atas jaringan.
Dalam studi politik, klientelisme didefinisikan sebagai jaringan yang didominasi patron untuk
mengintervensi kliennya (Aspinall, 2015). Dari pendapat ahli tersebut dapat diketahui bahwa
klientelisme memiliki beberapa elemen kunci. Tiga elemen klientelisme adalah iterasi,
asimetri, dan timbal balik (Ufen, 2012). Selain itu, menurut para ahli lain menyatakan empat
komponen klientelisme adalah personalistik, timbal balik, hierarki dan iterasi (Aspinall,
2015). Namun dari kedua ahli tersebut, setidaknya dapat ditarik benang merah bahwa
klientelisme memiliki empat unsur karakteristik: iterasi, asimetris, resiprositas, dan
personalistik.
Sejarah berdirinya Gerakan Pemuda Ka'bah di Jakarta didirikan oleh pemuda kader
Muhammadiyah yaitu Syukri Fadholi, Alfian Darmawan, dan Fauzi AR. Di Yogyakarta
memiliki keunikan tersendiri dalam tubuh Ka'bah Gerakan Pemuda yang sebagian besar
simpatisan dan anggota bahkan elitnya adalah kader Muhammadiyah.
Melihat sejarah sekolah Gank di Yogyakarta salah satu sekolah SMA Muhammadiyah
1 Yogyakarta memiliki perkumpulan Gank sekolah yang bernama Oestad. Oestad didirikan
oleh beberapa orang yang tergabung dalam JOXZIN salah satunya Underbouw United
Development
Party di Yogyakarta. Ada hubungan antara SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dengan
Underbouw PPP.
Dalam sejarahnya sebenarnya sejak era orde baru pemuda Muhammadiyah dan
Underbouw PPP memiliki korelasi. “Dalam wawancara dengan salah satu anggota KOKAM
Yogyakarta sekaligus simpatisan Gerakan Pemuda Ka'bah mengatakan minat mengikuti
kegiatan Gerakan Pemuda Ka'bah karena memiliki tujuan Amar maruf nahi mungkar dan
memberikan lambang Islam berbendera GPK. Kemudian Beliau mengatakan bahwa
bergabung dengan GPK adalah salah satu underbouw Partai Persatuan Pembangunan karena
warga negara yang baik tidak membenci politik dan bagi umat Islam partai politik Islam
adalah pilihan bagi umat Islam dan Gerakan Pemuda Ka'bah satu underbouw yang memiliki
tujuan amar mahruf nahi mungkar .”
Heroe Poewardi adalah kader Muhammadiyah dan memiliki hubungan dekat dengan
pemuda Muhammadiyah di Yogyakarta. Latar belakang Muhammadiyah inilah yang
membuat terjadinya Klientelisme antara GPK, Muhammadiyah dan Haryadi-Pahlawan.
“Menurut Syukri Fadholi mantan Ketua DPW dan Pembina GPK mengatakan bahwa Heroe
Poewardi adalah kader Muhammadiyah dan seharusnya semua kader Muhammadiyah
memilih Haryadi-Pahlawan.” Secara pribadi , Pimpinan Muhammadiyah Yogyakarta memilih
menjadi tim pemenangan Haryadi-Pahlawan diikuti oleh Pemuda Muhammadiyah dan juga
kader Muhammadiyah yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Ka'bah.“Menurut salah satu
tim Haryadi-Pahlawan Sukses yang tergabung di pena dan salah satu kader Muhammadiyah
dan simpatisan GPK mengatakan untuk mendukung Haryadi sebagai walikota agar nantinya
kepentingan Muhammadiyah dan GPK dapat diwujudkan oleh walikota.”
Dalam analisis penelitian ini hubungan Gerakan Pemuda Ka'bah tidak dapat
dipisahkan, faktor pendiri yang berasal dari kader Muhammadiyah menjadi faktor terpenting
dalam kaderisasi internal GPK. Klientelisme terjadi antara GPK,
Muhammadiyah Yogyakarta dan Heroe Poewardi. Faktor simbol Muhammadiyah ini
membuat elite GPK melakukan instruksi untuk memilih pasangan haryadi-pahlawan menjadi
walikota dan wakil walikota.
Ketika membahas tentang Klientelisme tentunya tidak akan lepas dengan kepentingan
kelompok dan pribadi. Analisis kepentingan yang dapat mendukung haryadi-pahlawan adalah
ingin kepentingan organisasi Muhammadiyah dapat diudah seperti dakwah dan izin
pembangunan. Sedangkan Gerakan Pemuda Ka'bah yang sebagian besar simpatisan dan
pimpinan GPK merupakan kader Muhammadiyah memiliki kepentingan di bidang parkir dan
pelayanan keamanan.
PENUTUP
A. KESIMPULAN