Anda di halaman 1dari 12

Nama : Muhammad Faisal Adnan

NIM : 20/460084/SA/20504
Prodi : Sejarah

TUGAS PENGANTAR SEJARAH INDONESIA

BIOGRAFI SINGKAT SEJARAWAN


INDONESIA DAN ASING

A. SEJARAWAN INDONESIA

1. Sartono Kartodirjo

Sartono Kartodirjo terlahir dari pasangan Tjitrosarojo dan Sutiya pada tanggal 15
Februari 1921 di Wonogiri, Jawa Tengah. Alih-alih menjadi dokter seperti yang
diinginkan ayahnya, ia malah menempuh studi di jurusan Sejarah Universitas Indonesia
dan lulus pada tahun 1956. Studinya kemudian ia lanjutkan di Yale University, AS
hingga mendapat gelar M.A. pada tahun 1964. Tidak berhenti sampat di situ, ia
menempuh studi doktoral di Universitas Amsterdam dan meraih gelar doktor dengan
predikat cum laude pada tahun 1966.

Sartono Kartodirdjo kemudian menjadi Guru Besar Ilmu Sejarah di Universitas


Gadjah Mada, Yogyakarta dan juga pernah menjadi Ketua Umum Seminar Sejarah
Nasional II tahun 1970. Setelah itu, pada tahun 1971-1974 ia menjabat sebagai Presiden
dari International Conference of International Association for Historians of
Asia (IAHA) serta aktif mengikuti berbagai seminar internasional.

Berdasarkan buku berjudul Sejarah yang Memihak: Mengenang Sartono


Kartodirdjo dijelaskan bahwa Sartono adalah seorang sejarawan yang memiliki cinta
mendalam kepada bangsanya. Ilmu dan keahlian dalam bidang sejarah menjadi wahana
baginya untuk menyalurkan bakti dan cintanya kepada bangsa. Ia juga menjadi pelopor
dalam pergeseran historiografi yang bersifat Belandasentris-Eropasentris menjadi
Indonesiasentris.
Sebelumnya, kebanyakan sejarah Indonesia ditulis dalam kerangka pikir dan sudut
pandang Eropa atau Belanda, hingga akhirnya Sartono merintis penulisan sejarah
Indonesia dalam paradigma Indonesia sendiri. Penulisan semacam itu dapat mendorong
semakin banyak orang Indonesia mengenal dan menyelami sejarah bangsanya sendiri.

Sartono Kartodirdjo menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 7 Desember


2007. Seorang Guru Besar Ilmu Sejarah yang begitu cerdas, cinta bangsa, dan berbudi
luhur itu telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Namun demikian, perlu kita
sadari bahwa dengan segala kelebihan dan kekurangannya, Sartono tetaplah seorang
ilmuwan besar yang tidak hanya patut dihormati, melainkan juga perlu diteladani
komitmen dan produktivitasnya dalam bidang keilmuan, khususnya Ilmu Sejarah.

Berikut ini beberapa karya Sartono Kartodirjo :


• Indonesia Historiography, 2001
• Modern Indonesia, Tradition and Transformation, 1984
• Pengantar Sejarah Indonesia Baru, Jilid I Zaman Kerajaan dan Jilid II
Pergerakan Sejarah Nasional
• Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia: Suatu Alternatif, 1982
• Sejarah Nasional Indonesia, 1976

2. Mona Lohanda

Mona Lohanda lahir pada 4 November 1947 di Tangerang. Riwayat


pendidikannya SD sampai SMA dihabiskan di Tangerang. Pada 1971, ia melanjutkan
studi di Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Mona lulus empat tahun
kemudian.

Begitu lulus, Mona kemudian melanjutkan studi pascasarjana di Departement


of History, School of Oriental and African Studies di University of London. Ia lulus
pada Maret 1974 dengan tesisnya berjudul ‘The Kapitan China of Batavia 1937-1942’.
Atas saran sejarawan Indonesia, Harsja Bachtiar, Mona mendalami sejarah orang
Tionghoa di Indonesia. Dia mengawali karirnya di ANRI sejak 1972, berkat permintaan
Kelapa ANRI saat itu, Soemartini, yang juga dosen Jurusan Sejarah Fakultas Sastra UI
pada 1976. Di ANRI, Mona menjadi spesialis ahli sejarah masa VOC.
Guna membaca arsip sejarah kongsi dagang Belanda itu, Mona menekuni
paleografi. Mona mengaku ia telah menyusun indeks arsip VOC selama lima tahun,
sehingga dengan indeks itu memudahkan orang yang membaca arsip VOC. Sebagai
sejarawan, Mona suka menulis atau narasumber cerita tentang Betawi kuno. Mona
sudah pensiun dari ANRI pada 2012.

Kini, Mona kembali mendapat pengakuan pada ajang Penghargaan Achmad


Bakrie (PAB) XIV. Ia menjadi pemenang pada kategori pemikiran sosial.

Berikut ini beberapa karya Mona Lahonda :


• The Kapitan Cina of Batavia, 1837-1942: A History of Chinese Establishment
in Colonial Society. Jakarta: Djambatan, 1996.
• Growing pains: the Chinese and the Dutch in colonial Java, 1890-1942.
Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 2002.
• Sejarah para pembesar mengatur Batavia (In Indonesian). Jakarta: Masup
Jakarta, 2007.
• Membaca sumber menulis sejarah (In Indonesian). Jakarta: Penerbit Ombak,
2011

3. Susanto Zuhdi

Susanto Zuhdi lahir di Banyumas 4 April 1953. Ia menamatkan pendidikan


Sekolah Rakyat di Kebarongan Banyumas (1965); Sekolah Menengah Pertama (1968)
dan Sekolah Menengah Atas (1971) di Jakarta; tahun 1972 melanjutkan studi di
Fakultas Sastra Universitas Indonesia (FSUI—kini Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya)
Jurusan Ilmu Sejarah selesai 1979, mendapat gelar Sarjana Sastra (SS).
Aktif di kampus sebagai anggota Badan Perwakilan Mahasiswa dan Ketua
Umum Senat Mahasiswa FSUI (1976–1977). Pada 1978 diangkat sebagai Asisten
Muda Tidak Tetap dalam mata kuliah “Sejarah Indonesia Sejak 1942” dan “Sejarah
Konsttusi RI”; staf pada Lembaga Studi Pembangunan (LSP) Jakarta 1978. Diangkat
menjadi staf pengajar tetap FSUI 1981.
Melanjutkan studi magister dalam sandwich program yang diselenggarakan
Universitas Indonesia dengan Vrije Universiteitdi Amsterdam Nederland (1988–1990).
Tesisnya berjudul “Perkembangan Pelabuhan dan Kota Cilacap 1830–1942”
dipertahankan di Program Pascasarjana UI (1991).

Diangkat sebagai guru besar tetap Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan
Budaya, Universitas Indonesia pada 2005. Ia juga menjabat sebagai Direktur Sejarah di
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI (2001–2006); Staf Ahli Bidang Politik
Menteri Pertahanan RI (2011–2013); Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan dan
Penjaminan Mutu Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan) 2013–2015.

Selain mengajar di UI, ia juga menjadi dosen Universitas Pertahanan di Program


Studi Strategi Perang Semesta; dan Program Studi Damai dan Resolusi Konflik; dan di
Sesko TNI Bandung serta Sesko AD, AL (Jakarta), AU (Lembang). Ia Mendapat
penghargaan Dharma Pertahanan dari Menteri Pertahanan RI (2014).

Berikut ini beberapa karya Susanto Zuhdi :


• Cilacap 1830–1942 Bangkit dan Jatuhnya Sebuah Pelabuhan di Jawa (KPG
2002, cetak ulang 2016 Penerbit Ombak).
• Sejarah Buton Yang Terabaikan Labu Rope Labu Wana (Rajawali-Grafindo
2010).
• Indonesia dalam Arus Sejarah Jilid 6 dan 8 (van Hoeve-Ikhtiar Baru 2012)
• Nasionalisme, Laut, dan Sejarah (Komunitas Bambu 2014)
• Perang Buton vs Kompeni Belanda Mengenang Kepahlawanan La Karambau
1752–1766 (Komunitas Bambu, 2015).

4. Abdurrachman Surjomihardjo

Abdurrachman Surjomihardjo lahir di Tegal, Jawa Tengah, 19 September 1929.


Saat revolusi pecah, ia ikut berjuang. Setelah proklamasi, dia masuk TKR di
Pekalongan bertugas sebagai Polisi Militer Khusus, sampai ketika diberhentikan
dengan alasan tidak berpendidikan SMP.

Didorong keinginan untuk belajar, dia masuk SMP di Tegal. Ia membentuk


Tentara Pelajar. Kemudian masuk SMTA Taman Siswa, Jakarta, dan melanjutkan studi
di Fakultas Sastra Inggris Unas. Dari Unas dia pindah ke FSUI Jurusan Purbakala, lalu
pindah Jurusan Sejarah Modern. Lulus tahun 1961, tiga tahun kemudian dia bertugas
di Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia (MIPI). Penelitian sejarah modern pernah pula
dilakukannya di negeri Belanda. Baru 21 hari, Peristiwa 1965 meletus. Enam bulan
kemudian dia pulang ke tanah air.

Abdurrachman menulis artikel-artikel tentang sejarah pendidikan. Misalnya :


“Percobaan-percobaan pertama pendidikan sekolah dalam abad ke-19” (1978), “Taman
Siswa dalam Gelombang Pergerakan dan Tuntutan nasional” (1980), “Pengajar Sejarah
yang Dicitakan” (1980) dan “Meningkatkan Kualitas Taman Siswa” (1980). Sekalipun
menderita liver, ayah dari 3 anak ini tetap giat dalam bidangnya, meninggal di Jakarta,
14 Desember 1994, dimakamkan di Tanah Kusir, Jakarta.

Berikut ini beberapa karya Abdurrachman Surjomihardjo :


• Sejarah Perkembangan Kota Jakarta, (1977)
• Pembinaan Bangsa dan Masalah Historiografi, (1979)
• Budi Utomo Cabang Betawi, (1980)
• Laporan Kongres pemuda Indonesia pertama di Jakarta 1928, (1981).
• Sejarah Pers di Indonesia, (1980)

5. Kuntowijoyo

Kuntowijoyo lahir di Bantul, Yogyakarta, pada 18 September 1943. Ia tumbuh


dalam keluarga seniman. Ayahnya seorang dalang dan pembaca macapat, sementara
kakek buyutnya adalah kaligrafer. Agaknya lingkungan keluarga ini ikut berpengaruh
terhadap minatnya dalam sastra.

Kuntowijoyo kecil mulai belajar mendongeng dan mendeklamasikan puisi di


sebuah surau di desa Ngawonggo, Klaten. Di sana ia mendapat bimbingan dari M.
Saribi Arifin dan Yusmanan, dua sastrawan kondang kala itu. Waktu luang yang ada
dimanfaatkannya untuk membaca karya-karya penulis masyhur Indonesia dan dunia.

Pada 1964, semasa berkuliah di Jurusan Sejarah UGM, ia mulai menulis novel
pertamanya. Novel yang ia juduli Kereta Api yang Berangkat Pagi Hari kemudian
diterbitkan sebagai cerita bersambung di harian Djihad pada 1966.
Menurut Mochamad Irfan Hidayatullah dalam tesisnya di UI yang berjudul
"Estetika Sastra Profetik: Analisis Struktural-Semiotik Atas Gagasan dan Karya Sastra
Kuntowijoyo" (2006), bakat menulis Kuntowijoyo memang semakin kilap saat
berkuliah. Tak hanya menulis, putra dalang ini juga sempat mendirikan Lembaga
Kebudayaan dan Seniman Islam (Leksi). Ia juga terlibat dalam Studi Grup Mantika
bersama Dawam Rahardjo, Sju’bah Asa, Ikranagara, Abdul Hadi W.M., dan Arifin C.
Noer (hlm. 36).
Setamat sarjana, Kuntowijoyo lantas mengajar sejarah di almamaternya sejak
1970. Studi master dan doktoral berturut-turut ditempuhnya di University of
Connecticut dan Columbia University, Amerika Serikat. Di luar kegiatan akademik
kampus, suami Susilaningsing—yang dinikahinya pada 1969—itu sering mengisi
ceramah ilmiah dan menulis.

Berikut ini beberapa karya Kuntowijoyo :


• Dinamika Umat Islam Indonesia (1985)
• Budaya dan Masyarakat (1987)
• Radikalisasi Petani (1993)
• Pengantar Ilmu Sejarah (1995)
B. SEJARAWAN ASING

1. J. C. Van Lauer

Jacob Cornelis van Rijneveld (lahir di Enkhuizen, 27 Maret 1799 – meninggal


di Nijmegen, 29 November 1851 pada umur 52 tahun) adalah kolonel Belanda yang
juga pemegang Metalen Kruis, ksatria kelas IV di Militaire Willems-Orde dan Orde
Singa Belanda. Ia juga pendiri Militaire Spectator.

Van Rijneveld diangkat sebagai ajudan Kol. Frederik Carel List dan
menyingkir dari Brussel selama Pemberontakan Belgia pada tahun 1830 dan
selama Kampanye 10 Hari pada tahun 1831. Atas aksinya, ia diangkat sebagai ksatria
kelas IV Militaire Willems-Orde. Pada tahun 1830, Van Rijneveld dan Frederik Petrus
Gisius Nanning mulai menyumbang tulisan di Bredase Courant dan
memimpin Militaire Spectator'. Pada tanggal 29 Januari 1832, terbitlah majalah militer
itu untuk pertama kalinya, yang pada awalnya hanya ada 350 pelanggan dan selama 16
tahun menjadi pimpinan redaksi.

Ketika ditempatkan di Artileri Berkuda no. 13, Van Rijneveld memiliki banyak
waktu untuk menerbitkan banyak tulisan. Pada tahun 1836, ia diangkat
sebagai pengajar di Koninklijke Militaire Academie. Van Rijneveld naik ke hierarki
militer dan pada tanggal 31 Juli 1848 diangkat sebagai mayor dan kepala persenjataan
artileri di Hindia Belanda. Ia kembali 2 tahun kemudian karena sakit parah, dan
meninggal pada tanggal 29 November 1851, setelah kedua puteranya hilang di Hindia
Belanda.

Berikut ini beberapa karya J.C. Van Lauer :


• 1820. De singularibus quibusdam proprietatibus quoe vaporibus aquoeis,
tanquam viribus mechanisis insunt.
• 1829. Opmerkingen betreffende de alles omvattende leerwijze van Jacotot.
• 1835. Beknopte beschrijving van de veldtocht op Java in 1811 (terjemahan
tulisan Adipati Karl Bernhard).
• 1836. Deckers werkdadige strategie.
• 1836. Nalezingen van Deckers werkdadige strategie; bevattende de
denkbeelden van de voornaamste schrijvers over dit onderwerp.

2. Frederick David Kan Bosch

FDK Bosch lahir pada tanggal 17 Juni 1887 di Transvaal, Afrika Selatan. Ayah
dan kakaknya meninggal dunia dalam Perang Boer. Kemudian tak lama setelah itu,
ibunya meninggal. Akhirnya ia pindah ke Amsterdam dan menetap bersama bibinya
guna melanjutkan sekolah disana. Tahun 1914, ia menikah dengan A.H Gregor.

Pada tahun 1906, FDK Bosch mempelajari bahasa dan sastra Belanda serta
bahasa Sanskerta di Universitas Leiden. Ia dibimbing oleh Jacob Speyer dan C.C.
Uhlenbeck. Pada tahun 1914, ia memperoleh gelar PhD dibawah bimbingan J. Ph.
Vogel. Kemudian pada tahun yang sama, ia direkomendasikan menjadi asisten arkeolog
pada Oudheidkundige Dienst atau Jawatan Kepurbakalaan di Batavia. Kemudian tahun
1916-1936 ia diangkat menjadi Kepala Jawatan.

Pada tahun 1938, FDK Bosch memutuskan untuk kembali ke Belanda. Di


Belanda, ia menjadi profesor jurusan arkeologi dan sejarah kuno Hindia Belanda
tepatnya di Universitas Utrecht sampai tahun 1945. Setelah itu Bosch pindah ke
Universitas Leiden dan menjadi profesor jurusan arkeologi dan sejarah kuno Asia
Tenggara. Kemudian ia pensiun pada tahun 1957. Selain menjadi profesor, FDK
Boschjuga menjadi anggota Lembaga Ilmu Bahasa, Negara dan Antropologi Kerajaan
Belanda. Pada tanggal 20 Juli 1967, ia menghembuskan nafas terakhirnya di Leiden.

Berikut ini beberapa karya F.D.K. Bosch :


• Selected studies in Indonesian archaeology (16 edisi, 1961)
• Korte gids voor de archeologische verzameling van het Bataviaasch
genootschap van kunsten en wetenschappen (6 edisi, 1919)
• De mythische achtergrond van de Kèn Angrok-legende (6 edisi, 1964)
• "Local genius" en oud-Javaanse kunst (7 edisi, 1952)
• Het ontwaken van het aesthetisch gevoel voor de Hindoe-Javaansche
oudheid (7 edisi, 1938)
• Studies in Indonesian archaeology (2 edisi, 1956)
3. Dennys Lombard

Dennys Lombard (1938-1998), salah seorang sejarawan terbaik dalam Studi


Asia, wafat pada 8 Januari 1998 berdekatan dengan ulang tahunnya yang ke-60. Selama
hidupnya, ia pernah bergabung dengan École des Hautes Études en Sciences Sociales
(EHESS), semacam Sekolah Tinggi Ilmu Sosial. Di sini, ia menjabat sebagai Ketua
Divisi des Aires Culturelles (Area Budaya). Kemudian, pada 1993 hingga akhir
hayatnya ia menjabat sebagai Direktur lembaga penelitian Prancis yang khusus
ditujukan untuk penelitian kebudayaan Asia, yakni École française d’Extrême-Orient
(EFEO).

Terlahir dalam keluarga yang memiliki ketertarikan pada studi sejarah dan isu-
isu Timur (ayahnya adalah Maurice Lombard), serta menempuh pendidikan di
Sorbonne, École Pratique des Hautes Études (EHESS), dan École des Languages
Orientale, Denys Lombard banyak melakukan perjalanan ke berbagai belahan Asia. Ia
pernah tinggal di Beijing dan, untuk EFEO, menetap di Jakarta selama beberapa tahun.
Ia fasih menguasai beberapa bahasa Asia dan Eropa.

Selama menjabat sebagai direktur EFEO, dia berhasil memperluas dan


menyempurnakan jaringan kontak akademis dengan banyak negara serta lembaga.
Salah satu keinginannya adalah untuk lebih erat lagi merajut komunitas ilmuwan Eropa
yang mengkaji Asia, terutama dari Eropa Selatan.

Upaya Lombard dalam menjalin kerjasama di tingkat internasional yang luas


sangat berhasil. Ini bukan hanya karena dia sangat disegani sebagai seorang ilmuwan,
tetapi sebagai pribadi, dia juga baik hati dan pandai meyakinkan, berpikiran terbuka
serta toleran, juga pekerja yang tak kenal lelah. Secara mengagumkan, dia menghadiri
sejumlah besar pertemuan dan konferensi, berceramah di berbagai tempat yang jauh,
serta membimbing mahasiswa dari seluruh dunia.

Beberapa bidang studi bisa dikaitkan dengan Denys Lombard: studi Asia
Tenggara, sinologi, dan sejarah maritim Asia. Karya-karyanya antara lain berupa
monograf (yang juga membawanya mendapatkan gelar akademik), berbagai buku yang
disuntingnya sendiri atau bersama orang lain, sejumlah besar artikel beserta resensi.
Karyanya Le sultanat d’Atjeh (Paris: EFEO, 1967) menggabungkan sumber-sumber
lokal dari Asia Tenggara dengan sumber-sumber Tiongkok dan laporan kolonial,
memiliki standar mutu tersendiri. Demikian juga bukunya Le carrefour javanais. Essai
d’histoire globale (Paris: EFESS, 1990), terdiri dari total tiga jilid yang diedit dengan
sangat baik, mencakup lebih dari seribu halaman, yang tak diragukan lagi menjadi studi
yang paling lengkap yang pernah dibuat tentang Jawa dilihat dalam jangka waktu
panjang.

Berikut beberapa karya-karya Dennys Lombard :

• Le sultanat d'Atjeh, EFEO, 1967


• Le carrefour javanais. Essai d'histoire globale, EHESS, 1990
• Les Chinois de Jakarta, temples et vie collective (avec Claudine Salmon-Lombard),
Maison des Sciences de l'Homme, 1980
• Marchands et hommes d'affaires asiatiques (édité avec Jean Aubin)
• Rêver l'Asie, exotisme et littérature coloniale aux Indes, en Indochine et en
Insulinde (éditeur), EHESS, 1993
• Asia Maritima: Images et réalité, Wiesbaden, Harrassowitz, 1994
• Mémoires d'un voyage aux Indes Orientales par Augustin de Beaulieu, Paris,
EFEO et Maisonneuve & Larose, 1996 ISBN 2-7068-1244-3

4. William Marsden

William Marsden, (lahir 16 November 1754, Verval, Wicklow, Ire, meninggal


6 Oktober 1836, Aldenham, Herefordshire, Eng.), adalah sejarawan Inggris, ahli
bahasa, ahli numismatis, dan perintis studi ilmiah Indonesia.

Masa studi Marsden dimulai ketika ia hendak masuk Trinity College, Dublin,
ketika pada tahun 1770 dia dibujuk untuk mengikuti saudaranya John untuk bekerja
pada East India Company di Sumatera bagian barat. Tiba di sana pada usia 16 tahun, ia
diangkat sebagai penulis di Fort Marlborough Establishment tetapi dengan cepat
memperoleh lebih banyak posisi senior, menjadi sekretaris sebelum akhirnya berangkat
ke Inggris pada tahun 1779. Selama hampir 10 tahun di Bencoolen (Bangkahulu) di
Sumatera, ia bertunangan dalam studi intensif bahasa dan orang-orang di sana.

Ketika Marsden kembali ke Inggris, dia didukung oleh Sir Joseph Banks dan
anggota Royal Society lainnya untuk mempersiapkan materinya untuk diterbitkan.
Sejarah Sumatera yang dihasilkan (London, 1783) adalah catatan rinci pertama tentang
Sumatera yang muncul dalam bahasa apa pun. Isinya banyak sekali materi tentang flora
dan fauna, produk ekonomi, organisasi sosial, agama, bahasa, dan banyak lagi,
semuanya tersusun berdasarkan kaidah ilmiah terkini. Marsden terpilih sebagai anggota
Royal Society pada tahun 1783. Sementara itu terus ia terus memproduksi materi ilmiah
di Asia Tenggara. Dictionary and Grammar of the Malayan Language, dimulai pada
1786, diterbitkan pada tahun 1812 dan menjadi dasar dari semua linguistik Sumatera
selanjutnya. Karya ilmiah Marsden membuatnya mendapatkan banyak penghargaan.

Berikut ini beberapa karya-karya Dennys Lombard :


• 1784 -- The History of Sumatra
• 1812 -- Grammar and Dictionary of the Malay Language
• 1818 -- Travels of Marco Polo
• 1830 -- Memoirs of a Malayan Family

5. George McTurnan Kahir

George McTurnan Kahir (lahir 25 Januari 1918 – meninggal 29


Januari 2000 pada umur 82 tahun) adalah seorang sejarawan dan akademisi
politik Amerika Serikat. Kahin adalah salah satu ahli terkemuka dalam studi Asia
Tenggara dan kritikus terhadap keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang
Vietnam. Setelah menyelesaikan disertasinya, yang masih dianggap sebagai karya
klasik tentang sejarah Indonesia, Kahin menjadi anggota staf pengajar di Universitas
Cornell. Di sana, ia juga menjadi direktur Program Asia Tenggara dan mendirikan
Proyek Indonesia Modern Cornell. Memoar tak lengkap Kahin telah diterbitkan pada
tahun 2003 setelah kematiannya.

Kahin menikahi Margaret Baker pada tahun 1942, tetapi pernikahan ini berakhir
dengan perceraian. Selama Perang Dunia II, Kahin bertugas di Angkatan Darat
Amerika Serikat antara tahun 1942 dan 1945, di mana "ia dilatih sebagai salah satu
anggota dari kelompok GI berjumlah 60 orang yang akan diterjunkan ke Indonesia
yang diduduki Jepang mendahului pasukan Sekutu". Namun, operasi itu dibatalkan
setelah ditetapkan bahwa pasukan AS akan melewati Hindia setelah Konferensi
Potsdam. Akibatnya, satuannya dikirim ke medan perang di Eropa. Ia mendapatkan
pangkat sersan sebelum meninggalkan Angkatan Darat. Selama periode ini,
ketertarikannya terhadap Asia Tenggara berkembang, dan dia belajar berbicara bahasa
Indonesia dan Belanda.

Kahin kembali setelah perang untuk menyelesaikan studi M.A.-nya


dari Universitas Stanford, yang diraihnya pada tahun 1946. Tesisnya yang berjudul The
Political Position of the Chinese in Indonesia (Posisi Politik Orang Tionghoa di
Indonesia) (Kahin 1946), menggambarkan peran orang Tionghoa Indonesia di negara
yang baru merdeka ini. Ia terus mengejar minatnya di Asia Tenggara, pergi ke Indonesia
pada tahun 1948 untuk melakukan penelitian selama Revolusi Nasional Indonesia.
Selama melakukan pekerjaannya, dia ditangkap oleh pemerintah kolonial Belanda dan
diusir dari negara itu. Kahin menerima gelar Ph.D. dalam ilmu politik dari Universitas
Johns Hopkins pada tahun 1951. Disertasinya, yang berjudul Nationalism and
Revolution in Indonesia, Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia (Kahin 1952),
dianggap sebagai karya klasik tentang sejarah Indonesia.

Berikut ini beberapa karya George McTurnan Kahin :


• The Political Position of the Chinese in Indonesia, OCLC 12578741.
• Nationalism and Revolution in Indonesia, Ithaca, NY: Cornell University
Press, OCLC 406170.
• Major Governments of Asia (edisi ke-2), Ithaca, NY: Cornell University Press
• Subversion as Foreign Policy: The Secret Eisenhower and Dulles Debacle in
Indonesia, New York: The New Press

Anda mungkin juga menyukai