Sastrawan
Melayu Riau
Asriezza Geuthena
Rahman
XII IPA 1
Taufik Ikram Jamil
Taufik Ikram Jamil (lahir di Teluk Belitung, Bengkalis, Riau, 19 September 1963; umur 57 tahun) adalah
sastrawan berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal secara luas melalui karya-karyanya berupa naskah drama,
novel, dan cerita pendek yang dipublikasikan di berbagai media massa. Taufik merupakan salah satu penerima
Anugerah Sagang, pada tahun 1997
Taufik merupakan pendiri Yayasan Membaca Pusaka Riau yang bergerak di bidang kesenian, kebudayaan, dan
penerbitan, 1999.
Pada tahun 2002, ia berhenti dari harian Kompas untuk mencurahkan pikiran dan ide-ide kreatif demi kemajuan
seni. Pada tahun itu juga, ia mendirikan dan mengetuai Akademi Kesenian Melayu Riau (AKMR) di Pekanbaru
, satu-satunya akademi kesenian di Sumatra. Kiprah Taufik Ikram Jamil di dunia seni semakin mantap ketika ia
diangkat menjadi Ketua Umum Dewan Kesenian Riau (DKR) untuk periode 2002-2007. Dalam dunia
kesusasteraan, Taufik Ikram Jamil banyak menghasilkan karya yang telah dimuat dalam berbagai media cetak
seperti Riau Pos, Kompas, Berita Buana, Republika, Suara Pembaruan, Kartini, Horison, Kalam dan Ulumul
Qur’an. Kumpulan puisinya yang pertama diterbitkan adalah Tersebab Haku Melayu, kemudian menyusul
kumpulan cerita pendek Sandiwara Hang Tuah, Membaca Hang Jebat, dan roman Gelombang Sunyi.
1. Tersebab Haku Melayu Buku Sajak Pengga
Karya 2. Pertama (1994)
3. Membaca Hang Jebat. (1995)
Sastra 4. Sandiwara Hang Tuah (1996)
Taufik Ikram Jamil 5. Negeri Bayang-bayang (1996)
6. Hempasan Gelombang (1999)
7. Dari Percikan Kisah
8. Membentuk Provinsi Riau (buku sejarah) (
2001)
9. Gelombang Sunyi (2001)
10. Hikayat Batu-Batu (2005)
11. Soeharto dalam Cerpen Indonesia 2001 12
Menagerie 4 (antologi cerpen dalam bahasa
Inggris)
13. Jumat Pagi Bersama Amuk
02
Sutardji Calzoum
Bachri
Biografi
Sutardji Calzoum Bachri (lahir di Rengat, Indragiri Hulu, 24 Juni 1941;
umur 79 tahun) adalah sastrawan Indonesia.
Setelah lulus SMA Sutardji Calzoum Bachri melanjutkan studinya ke
Fakultas Sosial Politik Jurusan Administrasi Negara,
Universitas Padjadjaran, Bandung.
Pada mulanya Sutardji Calzoum Bachri mulai menulis dalam surat kabar
dan mingguan di Bandung, kemudian sajak-sajaknyai dimuat dalam
majalah Horison dan Budaya Jaya serta ruang kebudayaan Sinar Harapan
dan Berita Buana. Ia pernah menjadi redaktur rubrik budaya "Bentara"
di Kompas. Selain itu, sejak 1979 ia menjadi redaktur Horison.[1]
Pada musim panas 1974, Sutardji Calzoum Bachri mengikuti Poetry
Reading International di Rotterdam. Kemudian ia mengikuti seminar
International Writing Program di Iowa City, Amerika Serikat dari
Oktober 1974 sampai April 1975.
Karya Sastra
1973
O, kumpulan 1979
puisi Amuk, kumpulan puisi
1981
O Amuk Kapak, 2001
kumpulan puisi Hujan Menulis Ayam
Rida K. Liamsi
BIOGRAFI
Rida K. Liamsi (lahir di Dabo, Singkep, Lingga, Kepulauan Riau,
17 Juli 1943; umur 77 tahun) adalah sastrawan dan budayawan Melayu
berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal melalui karya-karyanya
berupa puisi yang dipublikasikan di berbagai surat kabar. Rida
merupakan pemrakarsa diselenggarakan Festival Hari Puisi Indonesia
yang dimulai sejak tahun 2014, bertempat di Teater Kecil
Taman Ismail Marzuki. Selain sebagai sastrawan, Rida juga menekuni
profesi sebagai guru dan pewarta yang sekarang memegang kendali grup
media Riau Pos.[1][2][3][4] Atas ketokohannya di dunia sastra, Rida K.
Liamsi telah menerima banyak penghargaan dari berbagai pihak, kerap d
undang di banyak perhelatan, baik dalam negeri maupun luar negeri
untuk menjadi pembicara masalah-masalah kebudayaan, khususnya
kebudayaan Melayu, ekonomi, dan sosial, serta membacakan karya-
karyanya antara lain di Melaka, Johor Bahru, Kuala Lumpur, Seoul, dan
Hanoi.
Karya Sastra
1. Perjalanan Kelekatu (kumpulan puisi, 2007)
2. Rose (kumpulan puisi dwibahasa, Indonesia-
Inggris, 2013)3.
3. Kurator Antologi Puisi Hari Puisi Indonesia,4.
4. Matahari Cinta Samudera Kata (2016)5.
5. Prasasti Bukit Siguntang dan Badai Politik di
Kemaharajaan Melayu, 1160-1946 6.
6. (buku semi sejarah, 2016)7.
7. Megat (novel, 2016)8.
8. Mahmud, Sang Pembangkang (buku semi
sejarah, 2017)9.
9. Tempuling (kumpulan sajak, Yayasan Sagang,
2002)10.
10. Bulang Cahaya (novel, JP Book Surabaya dan
Yayasan Sagang, 2007)
SOEMAN HS
Biografi
Soeman lahir di Bengkalis, Riau, Hindia Belanda, pada 1904.Ayahnya bernama Wahid
Hasibuan, sedangkan ibunya bernama Turumun Lubis, lahir di Kotanopan (yang
sekarang merupakan bagian dari Mandailing Natal), tetapi berpindah ke Bengkalis
setelah pernikahan untuk menghindari konflik antara keluarga Hasibuan dan sebuah
klan rival. Dalam sebuah wawancara 1989, Soeman menyatakan bahwa ia tidak tahu
menahu sumber konflik tersebut, tetapi ia menduga bahwa ayahnya yang merupakan
keturunan dari seorang raja Mandailing merasa seolah-olah kurang dihormati.
Di Bengkalis, Wahid dan Turumun menanam nanas dan kelapa. Wahid juga
mengajarkan ngaji, yang membuatnya meraih pemasukan dari keluarga Muslim.
Karena ayahnya mengajar di rumahnya, Soeman mulai belajar ngaji pada usia muda.
Selain itu, ia juga mendengar cerita-cerita kejahatan yang terjadi di kota-kota besar
seperti Singapura dari para pedagang yang mengunjungi Wahid. Pada 1913, Soeman
masuk sebuah sekolah Melayu lokal, dimana guru-gurunya mendorongnya untuk
membaca. Soemana membaca sejumlah buku karya pengarang Melayu dan Eropa
dari perpustakaan sekolah sebelum ia lulus pada 1918.
1. Alisjahbana, Sutan Takdir (1941). "Soeman Hs".
Karya Sastra Kawan Bergeloet (dalam bahasa Indonesian).
Batavia: Balai Pustaka. hlm. 5–13. OCLC
20651467.2.
2. Balai Pustaka (1941). "Pengantar". Kawan
Bergeloet (dalam bahasa Indonesian). Batavia:
Balai Pustaka. OCLC 20651467.Eneste, Pamusuk,
ed. (1981). Leksikon Kesusastraan Indonesia
Modern (dalam bahasa Indonesian). Jakarta:
Gramedia. OCLC 8785600.3.
3. Eneste, Pamusuk (2001). Bibliografi Sastra
Indonesia (dalam bahasa Indonesian). Magelang:
Yayasan Indonesiatera. ISBN 978-979-9375-17-9.
Diakses tanggal 13 August 2011.4.
4. Herawati, Elly; Yogiyanti, Nadira Octova (28
December 2015). "Wisata Edukasi ke Perpustakaan
Soeman HS Pekanbaru". Viva News (dalam bahasa
Indonesian). Diarsipkan dari versi asli tanggal 16
April 2016. Diakses tanggal 16 April 2016.5.
5. Jassin, HB (1963). Pudjangga Baru Prosa dan Puisi
(dalam bahasa Indonesian). Jakarta: Gunung
Agung. OCLC 9399495
BM SYAMSUDIN
BIOGRAFI
B.M Syamsuddin yang memiliki nama Asli Bujang
Mat Syamsudin adalah seorang Sastrawan, yang
lahir di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, 10
Mei 1935; umur 85 tahun.Riwayat Pendidikan
Sekolah Rakyat (SR), Sekolah Guru Bantu (SGB),
Sekolah Guru Atas (SGA) di Tanjungpinang dan
kuliah di FKIP Jurusan Sastra dan Seni, di
Pekanbaru. Karier B.M Syamsudin sendiri sebagai
pengajar SD dan SMP di Tanjungpinang sempat
menjadi Wartawan Harian dan Majalah di
antaranya Majalah Topik (Jakarta), Harian Haluan
(Padang) Harian Riau Pos (Pekanbaru), dan
menjadi dosen luar biasa di Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau,
Pekanbaru.
Karya Sastra Karya berbentuk Cerpen :
1. Perempuan Sampan (1990).2.
2. Toako (1991).3.
3. Kembali ke Bintan (1991).4.
Karya berbentuk Buku:
4. Bintan Sore-sore (1991).5.
1. Si Kelincing (1983). 5. Gadis Berpalis (1992).6.
2. Batu Belah Batu Bertangkup 6. Pemburu Pipa,Sepanjang Pipa
(1982) (1992).7.
3. Harimau Kuala (1983) 7. Nang Nora (1992).8.
4. Ligon (1984) 8. Jiro San, Tak Elok Menangis (1992).
5. Dua Beradik Tiga Sekawan
(1982).
Karya berbentuk Roman sejarah:
1. Jalak (1982).
2. 2. Tun Biajid I (1983).3.
3. Tun Biajid II (1983).4.
4. Braim Panglima Kasu Barat
(1984).5.
5. Cerita Rakyat DaerahRiau
(1993).
UU. Hamidi dilahirkan di Rantau Kuantan Riau pada 17
November 1943. Menamatkan studi pada IKIP Malang jurusan
Bahasa dan Sastra indonesia tahun 1970 dengan skripsi sarjana UU HAMIDY
Tema keadilan dan keberanian dalam karya satra indonesia
tahun 1966. Sejak tahun 1971 bekerja sebagai tenaga edukatip
pada jurusan bahasa dan satra indonesia, Falkultas dan
keguruan , Universutas Riau, pekanbaru. Tahun 1978-1979
memperdalam studi tentang kebudayaan melayu pada jabatan
penggajian Melayu Universitas Melaya. Kuala lumpur. Tesisnya
Randi dalam Kehidupan Masyrakat melayu Riau (1980)
menyandangkan gelar Master of Arts kepadanya.