Anda di halaman 1dari 5

1.

Afrizal Malna
Lahir pada 7 Juni 1957 adalah sastrawan berkebangsaan Indonesia. Namanya
dikenal luas melalui karya-karyany aberupa puisi, cerpen, novel dan esai sastra yang
dipublikasikan di berbagai media massa. Afrizal juga menulis teks pertunjukan teater
yang dipentaskan di berbagai panggung pertunjukan di Indonesia dan mancanegara.
Karya Afrizal memiliki khas yaitu lebih mengangkat tema dunia modern dan kehidupan
urban.

Afrizal Malna menyelesaikan pendidikannya pada tahun 1976, dan mekanjutkan


kuliahnya pada 1981 di Sekolah Tinggi Filsafat Driyakarta, Jakarta, hingga pertengahan
dikeluarkan pada tahun 1983. Selama kurang lebih sepuluh tahun ia bekerja di perusahaan
kontraktor bangunan, ekspedisi muatan kapal laut, dan asuransi jiwa. Tetapi sekarang ia
lebih banyak berkiprah di bidang seni sebagai penulis. Karyanya telah dimuat diberbagai
media massa.

Pada tahun 1981, salah satu naskah dramanya mengantarkan Afrizal menerima
penghargaan sayembara Kincir Emas Radio Nederland Wereldomreop. Karynyanya
berjudul Pertumbuhan di atas Meja Makan. hingga ditahun-tahun selanjutnya Afrizal
banyak berkolaborasi dalam mementaskan karya-karyanya.

2. Ahmadun Yosi Herfanda


Lahir di Kaliwagu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, 17 Januari 1958. Ia telah
aktif sebagai editor dan jurnalis sejak menjadi mahasiswa. Dimulai dari Harian
Kedaulatan Rakyat Jogja (1983-1999) lalu di Harian Yogya Post (1999-1992), Majalah
Sarinah (bersama Korrie Layun Rampan, 1992-1993), dan terakhir di Harian Republika
Jakarta (1993-2010). Karier strukturalnya tidak begitu ia perhatikan, karena kesibukannya
dalam menulis karya kreatif, mengelola acara-acara sastra, dan menjadi nara sumber
berbagai workshop penulisan, mengajar di sejumlah perguruan tinggi, mengisi diskusi,
pentas baca puisi, serta seminar sastra di berbagai kota di tanah air dan mancanegara.

Sejak Maret 2010 Ahmadun aktif sebagai Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian
Jakarta (DKJ) untuk periode 2010-2013. Ini adalah untuk kedua kalinya ia menjadi
anggota DKJ. Sebagai sastrawan (penyair). Setelah menyelesaikan di Fakultas Pendidikan
Bahasa dan Seni (FPBS) IKIP Yogyakarta, ia melanjutkan pendidikan jenjang S-2 jurusan
Teknologi Informasi pada Universitas Paramadina, Jakarta, 2005. Saat ini ia juga sedang
mengembangkan usaha percetakan dan penerbitan buku dengan bendera Jakarta
Publishing House—PT Media Cipta Mandiri (MCM).

3. Seno Gumira Aji Darma


Seno Gumira Ajidarma adalah penulis dan ilmuwan sastra Indonesia yang lahir
pada 19 Juni 1958. Ia merupakan putra dari seoran guru besar Fakultas MIPA Universitas
Gajah Mada yaitu Prof. Dr. M.S.A Sastroamidjojo. Seno Gumira Ajidarma bertolak
belakang dengan pemikiran sang ayah.

Setelah ia lulus SMP, Seno tidak mau mekanjutkan sekolahnya karena


terpengaruh cerita petualangan Old Shatterhand di rimba suku Apache. Dia pun
mengembara seperti di film-film. Selama tiga bulan, ia mengembara di Jawa Barat lalu ke
Sumatra. Sampai akhirnya jadi buruh pabrik kerupuk di Medan. Karena kehabisan uang,
dia meminta uang kepada ibunya. Tapi, ibunya mengirim tiket untuk pulang. Maka Seno
pulang dan meneruskan sekolah. Ketika SMA, ia sengaja memilih SMA Santo Thomas
yang boleh tidak pakai seragam. Kala itu, ia kerap ikut tawuran dan kebut-kebutan di
jalan. Ia lebih banyak bergaul dengan anak-anak jalanan ketimbang teman-temannya yang
tinggal di sekitar kediamannya di kawasan Bulaksumur UGM

Pada usia 19 tahun, Seno bekerja sebagai wartawan, menikah dengan wanita
Bernama Ikke Susilowati, dan pada tahun itu juga Seno masuk Institut Kesenian Jakarta,
jurusan sinematografi. Dia menjadi seniman karena terinspirasi oleh Rendra yang santai,
bisa bicara, hura-hura, nyentrik, rambut boleh gondrong. Sampai saat ini, Seno telah
menghasilkan puluhan cerpen yang dimuat di beberapa media massa.
Cerpennya Pelajaran Mengarang terpilih sebagai cerpen terbaik Kompas 1993.

4. Ayu Utami
Ayu Utami atau yang bernama lengkap Justina Ayu Utami dilahirkan di Bogor,
Jawa Barat pada 21 November 1968, yang merupakan seornag aktivis, jurnalis, penulis,
serta satstrawan perempuan.

Ia merupakan anak bungsu dari lima bersaudara memiliki ayah yang bernama
Johanes Hadi Sutaryo dan Ibunya Bernama Bernadeta Sutinah. Ayu Utami berasal dari
keluarga penganut agama Khatolik.

Pendidikan yang pernah Ayu tempuh di antaranya sekolah dasar di SD Regina


Pacis, Bogor dan lulus pada tahun 1981. Lalu melanjutkan ke sekolah menengah pertama
di SMP Tarakanita 1 Jakarta dan lulus di tahun 1984. Kemudian ber-SMA di SMA
Tarakanita 1 Jakarta dan lulus pada tahun 1987. Setelah itu ia melanjutkan kuliah di
Jurusan Sastra Rusia Fakultas Sastra di UI dan lulus pada tahun 1994.

Sebelum meniti karier sebagai penulis atau sastrawan. Ayu pernah memiliki
pengalaman bekerja sebagai sekretaris di perusahaan pemasok senjata. Selain itu, Ayu
juga pernah menjadi guest public relation di Hotel Arya Duta. Karier dalam bidang
kepenulisan, khususnya novel dan esai dimulai sejak Ayu tidak lagi beraktivitas sebagai
jurnalis. Novel pertama yang dirilis oleh Ayu berjudul Saman pada tahun 1998. Novel
tersebut banyak mendapat perhatian dari pembaca serta kritikus sastra sebab dirasa
membawa pembaharuan dalam dunia sastra di Indonesia.

5. Dorothea Rosa Herliany


Lahir pada 20 Oktober 1963 tepatnya di Magelang, Jawa Tengah. Dia menempuh
pendidikannya dari SD Tarakanita Magelang, lanjut ke SMP Pendowo Magelang lalu
bersekolah di SMA Stella Duce di Yogyakarta. Setamat SMA, ia melanjutkan Pendidikan
ke Jurusan Sastra Indonesia, FPBS IKIP Sanata Dharma, Yogyakarta dan lulus pada
tahun 1987.
Ia mendirikan Forum Ritus Kata dan menerbitkan berkala budaya Kolong Budaya.
Ia Pernah juga membantu harian Sinar Harapan dan majalah Prospek di Jakarta. Dan kini
Rosa mengelola penerbit Tera di Magelang. Dorothea Rosa Herliany telah banyak
mendapatkam penghargaan dari hasil karya-karya sastranya.

6. Acep Zamzam Noor


Dilahirkan pada 28 Februari 1960 ia adalah seorang sastrawan, penyair dan
pelukis Indonesia beretnis Sunda. Acep memiliki latar belakang pendidikan yang cukup
beragam, ia dibesarkan di lingkungan pesantren.
Beliau merupakan putra sulung dari K. H. Ilyas Ruhiat, yang seorang ulama
kharismatis dari Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya. Ia menikah dengan sorang
santri bernama Euis Nurhayati dan dikaruniai 5 orang anak bernama Rebana Adawiyah,
Imana Tahira, Diwan Masnawi, Abraham Kindi dan Luna.

Pendidikan yang pernah dilaluinya, antara lain, adalah Pondok Pesantren


Cipasung, Tasikmalaya, SMA di Jakarta (tamat 1980), menjadi santri di Pondok
Pesantren As-Syafi'iyah, Jakarta, Fakultas Seni Rupa dan Desain, ITB (tamat 1987), serta
Universita' Italiana per Stranieri, Perugia, Italia (1991—1993).

Dia pernah bekerja di berbagai media massa cetak, salah satunya harian Pikiran
Rakyat. Tulisan-tulisannya juga pernah dimuat di berbagai media massa cetak, seperti
Pikiran Rakyat, Horison, Kalam, Dewan Sastra, Republika, Kompas, dan Media
Indonesia. Selain menulis sajak, ia juga menulis esai sastra. Acep mulai menulis sejak
tahun 1976, dan lebih mengembangkan dunia kepenyairannya sejak tinggal di Bandung.
Sejumlah sajaknya telah banyak diterbitkan dalam bentuk kumpulan sajak.

Di samping menulis puisi, Acep juga aktif melukis dan berpameran. Pada tahun
1986, ia mengikuti Fourth ASEAN Youth Painting Workshop and Exhibition di Manila,
Filipina. Dalam kariernya sebagai penyair, Acep Zamzam Noor telah memperoleh
beberapa penghargaan dari berbagai pihak.

7. Dewi Lestari
Dewi Lestari Simangunsong biasa dipanggil Dee, lahir di Bandung pada 20
Januari 1976. Ayahnya bernama Yohan Simangunsong dan Ibunya bernama Tiurlan br
Siagian. Dee dikenal sebagai seorang penyanyi dan penulis yang memulai kariernya
sebagai anggota trio vokal Rida Sita Dewi.

Ia merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Kakak perempuan pertamanya


bernama Key Mangunsong mempunyai profesi sebagai sutradara dan penulis. Kemudian
kakak perempuan keduanya bernama Imelda Rosalin merupakan penyanyi jazz dan
seorang pianis. Sedangkan adik perempuannya,yakni  Arina Epiphania menjadi vokalis di
grup musik Mocca.
Karya-karya yang dihasilkan oleh Dee tidak terlepas dari karier menyanyi serta
menulisnya. Ketertarikan Dee pada dunia musik bermula dari ayahnya yang merupakan
anggota TNI, tetapi dapat bermain piano meski belajar secara otodidak. 

Di antara kariernya sebagai penyanyi, ia juga aktif berkarya di bidang sastra,


yakni dalam menulis. Karier sastranya sudah dimulai sejak ia masih duduk di bangku
SMA dengan mengirimkan karya ke media cetak serta mengikuti perlombaan. Novel
pertama yang dibuat Dee mendapat respons yang sangat positif dari masyarakat
Indonesia. Pada 16 Februari 2001, novel Supernova 1: Kesatria, Putri,
& Bintang  Jatuh rilis dan hanya dalam satu bulan lebih lima hari, novel tersebut sudah
terjual 12.000 eksemplar. Kepopuleran novel tersebut membuat Dee dengan bantuan
Harry Aveling menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris agar dapat dinikmati oleh
pasar internasional juga.

Ida
Ida Ayu Oka Rusmini (lahir 11 Juli 1967) adalah penulis puisi, novel, cerita anak,
cerita pendek dan esai, serta wartawan (editor), tinggal di Denpasar, Bali. Banyak
memperoleh penghargaan, antara lain: Penghargaan Badan

Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan


Indonesia (2003 dan 2012), Anugerah Sastra Tantular, Balai Bahasa Denpasar Provinsi
Bali (2012). Penghargaan Penulis Asia Tenggara, dari Pemerintah Thailand (2012), dan
Kusala Sastra

Khatulistiwa (2013/2014). Tahun 2017,

terpilih sebagai Ikon Berprestasi

Indonesia Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila kategori Seni dan
Budaya. Tahun 2019 menerima CSR Indonesia Awards kategori Karsa Budaya Prima

Rieke

Dr. Rieke Diah Pitaloka Intan Purnamasari, S.S, M.Hum (lahir 8 Januari 1974)
adalah

seorang pemeran, penulis, penyanyi

, pembawa acara,

dan politikus Indonesia keturunan S unda. Sebelum berkarier di dunia politik, ia


dikenal sebagai seorang aktivis dan pemeran film serta televisi. Perannya yang paling
populer adalah saat ia memerankan karakter Oneng di situasi komedi Bajaj Bajuri, beradu
peran
bersama Mat Solar, Fanny Fadillah,

dan Nani Wijaya. la juga beberapa kali bermain dalam film layar lebar, salah
satunya di film arahan Nia Dinata,

Anda mungkin juga menyukai