Halo penduduk youtube, kali ini saya akan membagikan kisah seorang
sastrawan legend di Indonesia, yang dimana karya-karya nya telah diterbitkan
sampai kemanca Negara. Beliau bernama sapardi djoko damono
Bagi anda penggemar novel dan film yang bergenre romance pasti tidak asing lagi
dengan judul HUJAN BULAN JUNI. Novel hujan bulan juni sukses menjadi salah
satu karya terbesar dari penulis sang maestro ini, bahkan diangkat menjadi salah
satu film layar lebar dindonesia.
Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 dikota Solo, dimana
pada masa itu Indonesia masih belum merdeka. Dan tentunya kehidupan beliau
dimasa kecil pasti sangat sederhana.
Sapardi Djoko Damono berasal dari keluarga yang mempunyai darah seni. Kakek
dari ayahnya adalah seorang abdi dalem Keraton Kesunanan Solo yang jago
mendalang dan membuat wayang. Sementara itu, nenek dari keluarga ibunya
jago menyanyikan puisi berbahasa Jawa yang ditulisnya sendiri. Namun, Sapardi
sendiri mengaku kalau ia tidak terlalu jago menyanyi. Maka dari itu, ia lebih
memilih mengembangkan kemampuannya untuk menulis syair.
Sapardi Djoko Damono resmi menyandang gelar Sarjana Bahasa Asing pada
tahun 1964. Ditahun 1970, ia melanjutkan kuliahnya di Universitas Hawaii,
Amerika Serikat. Dia mengambil jurusan dunia sastra, dia juga mengambil gelar
doctor di universitas Indonesia dan lulus pada tahun 1989.
Karier sastrawan Sapardi juga merambah ke luar negeri, seperti menjadi Country
Editor majalah Tenggara Journal of Southeast Asian Literature, Kuala Lumpur,
pada 1978 dan anggota penyusun Anthropology of Asean Literature, COCI,
ASEAN, tahun 1982.
Pada tahun 1990, album Hujan Bulan Juni yang merupakan musikalisasi sajak-
sajak Sapardi yang dibawakan duet Ari Malibu dan Reda Gaudiamo. Lalu album
Hujan Dalam Komposisi dirilis tahun 1996.
Selanjutnya album Gadis Kecil (2006) diprakarsai duet Dua Ibu, Reda Gaudiamo
dan Tatyana, dirilis. Dilanjutkan dengan album Becoming Dew (2007) dari duet
Reda dan Ari Malibu.
Selain menulis puisi, Sapardi menerjemahkan beberapa karya asing seperti Kahlil
Gibran dan Jalaluddin Rumi ke bahasa Indonesia. Ia juga menulis esai dan mengisi
kolom di surat kabar, termasuk topik sepak bola.
Pada tahun 1986, tiga buah esai dan sejumlah sajak Sapardi diterjemahkan
dan diterbitkan di Jepang sebagai salah satu penerbitan sastra dunia. Sajak-sajak
yang lainnya diterjemahkan dalam bahasa Inggris, Belanda, Cina, Jepang, Perancis,
Urdu, Hindi, Jerman, dan Arab.
Sejak tahun 1970 Sapardi sering diundang seminar dan membaca puisi di luar
negeri di beberapa negara, seperti di Amerika, Eropa, Asia, dan Australia.
Dari kisah hidup Sapardi Djoko Damono, kita bisa mengambil banyak sekali
pelajaran hidup. Salah satunya adalah untuk tidak pernah putus asa dan
mengasah bakat yang kamu punya. Mungkin hasilnya tidak bisa langsung
dinikmati, tapi jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, suatu saat kita pasti akan
sukses. Mendengar kalimat itu saya teringat pepatah arab yang mengatakan man
jadda wa jada (siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapat/menuai
hasil).
Demikian koleksi kita kali ini, bila teman-teman mempunyai ktitik silahkan
dikoreksi.dan jika teman-teman mempunyai request tokoh-tokoh
lainnya,silahkan coment dikolom komentar. Sekian dan terima kasih, salam
kedamaian.