Anda di halaman 1dari 5

SELAMA PAGI INDONESIA

selamat pagi, Indonesia, seekor burung mungil mengangguk

dan menyanyi kecil buatmu.

aku pun sudah selesai, tinggal mengenakan sepatu,

dan kemudian pergi untuk mewujudkan setiaku padamu dalam

kerja yang sederhana;

bibirku tak biasa mengucapkan kata-kata yang sukar dan

tanganku terlalu kurus untuk mengacu terkepal.

selalu kujumpai kau di bawah anak-anak sekolah,

di mata para perempuan yang sabar,

di telapak tangan yang membatu para pekerja jalanan;

kami telah bersahabat dengan kenyataan

untuk diam-diam mencintaimu.

pada suatu hari tentu kukerjakan sesuatu

agar tak sia-sia kau melahirkanku.

seekor ayam jantan menegak, dan menjeritkan salam

padamu, kubayangkan sehelai bendera berkibar di sayapnya.

aku pun pergi bekerja, menaklukkan kejemuan,

merubahkan kesangsian,

dan menyusun batu-demi batu ketabahan, benteng

kemerdekaanmu pada setiap matahari terbit, o anak jaman

yang megah,

biarkan aku memandang ke Timur untuk mengenangmu

wajah-wajah yang penuh anak-anak sekolah berkilat,

para perempuan menyalakan api,

dan di telapak tangan para lelaki yang tabah

telah hancur kristal-kristal dusta, khianat dan pura-pura.

selamat pagi, Indonesia, seekor burung kecil

memberi salam kepada si anak kecil;

terasa benar: aku tak lain milikmu

SAPARDI DJOKO DAMONO

1
Tugas 1: TEORI SASTRA

Nama: Farikhatun Nisa’

NIM: 042123617

1. Unsur intrinsik :

 Tema: Nasionalisme
 Amanat: Sebagai generasi muda, kita harus memiliki semangat dan rasa cinta air
terhadap negara Indonesia dengan bekerja dan belajar, serta menjaga nilai-nilai luhur yang
telah ditanamkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia.
 Sudut Pandang: Orang ketiga
 Nada dan suasana: Nada penuh kebanggaan dan kegaguman, sehingga suasana yang
ditimbulkan suka cita optimisme.
 Tipografi: Bentuknya rapi, terdiri dari 6 bait (masing-masing bait diahiri denga tanda
titik), pola penyusunan memudahkan pembaca membaca puisi sesuai dengan konteks
makna puisi.
 Irama: Sajaknya tidak beraturan, tapi pas dan enak dibaca
 Pengindraan/Citraan/Imaji:
Secara keseluruhan puisi Selamat Pagi Indonesia menggunakan citraan penglihatan
 Bahasa:
a. Ungkapan/Pilihan kata:
1. Seekor burung mungil: Garuda Pancasila, selaku lambang negara Indonesia
2. Seekor ayam jantan menegak: anak – anak atau pemuda negeri gagah berani
3. Menjeritkan salam padamu: semangat dan hasrat mencintai negeri yang
menggebu
4. Kubayangkan sehelai bendera berkibar di sayapnya: semangat dan cinta tanah air
selalu tertanam dalam jiwa dan setiap langkah anak-anak serta para pemuda
Indonesia.
5. matahari terbit, biarkan aku memandang ke timur, para perempuan
menyalakan api: sikap anak-anak sekolah atau pemuda yang sangat disiplin serta
menjunjung tinggi rasa hormat dan menghormati sebagaimana budaya ketimuran.
b. Majas:
1. Seekor burung mungil mengangguk dan menyanyi kecil buatmu : merupakan majas
personifikasi
2. seekor ayam jantan menegak, dan menjeritkan salam padamu ; Majas personifikasi

2. Unsur Ekstrinsik

 Biografi:
Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono lahir di Surakarta, 20 Maret 1940. Masa mudanya
dihabiskan di Surakarta. Sapardi bersekolah SD di Sekolah Dasar Kasatrian. Setelah
itu ia
melanjutkan ke SMP Negeri 2 Surakarta. Pada saat itulah kegemarannya terhadap
sastra mulai nampak. Sapardi lulus dari SMA pada tahun 1955. Kemudian ia

2
melanjutkan sekolah ke SMA Negeri 2 Surakarta. Sapardi menulis puisi sejak duduk
di kelas 2 SMA. Karyanya dimuat pertama kali oleh sebuah suat kabar di Semarang.
Tidak lama kemudian, karya sastranya berupa puisi-puisi banyak diterbitkan di
berbagai majalah sastra, majalah budaya dan diterbitkan dalam buku-buku sastra.
Sapardi lulus dari SMA pada tahun 1958.Setelah lulus SMA, Sapardi melanjutkan
pendidikan di jurusan Sastra Barat FS & K di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Setelah lulus kuliah, selain menjadi penyair ia juga melaksanakan cita-cita lamanya
untuk menjadi dosen. Ia meraih gelar sarjana sastra tahun 1964.Kemudian Sapardi
memperdalam pengetahuan di Universitas Hawaii, Honolulu, Amerika Serikat (1970-
1971) dan meraih gelar Doktor dari Universitas Indonesia (1989). Setelah itu, Sapardi
mengajar di IKIP Malang cabang Madiun selama empat tahun. Kemudian dilanjutkan
di Universitas Diponegoro, Semarang, juga selama empat tahun. Sejak tahun 1974,
Sapardi mengajar di FS UI. Beberapa karyanya yang sudah ada di tengah masyarakat
antara lain Duka-Mu Abadi (1969), Mata Pisau dan Aquarium (1974). Sapardi juga
menulis buku ilmiah, satu diantaranya Sosiologi Sastra, Sebuah Pengantar Ringkas
(1978).
 Sosial :
Jika dilihat dari makna puisi Selamat Pagi Indonesia dan tahun cipta puisi, yaitu 1965;
maka hampir bisa dipastikan bahwa kondisi pada waktu itu masih awal-awal merdeka
dan sarat akan fenomena disintegrasi bangsa. Dengan diciptakannya puisi tersebut,
tentu pengarang berharap masyarakat Indonesia, terutama kaula muda memiliki
semangat perjuangan serta cinta tanah air Indonesia. Apapun pekerjaan ataupun
profesinya, nasionalisme adalah hal yang pertama dan utama. Bahwa, bangsa
Indonesia harus tetap menyatu agar tidak terpecah belah.
 Nilai-nilai
Nilai-nilai yang terkandung dalam puisi-puisi tersebut sarat akan semangat
patriotisme dan nasionalisme yang tinggi. Bagaimana seharusnya menjadi pemuda
Indonesia yang berdiri gagah berani menjadi insan merdeka yang cinta NKRI.

3
Kesimpulan:

Puisi Selamat Pagi Indonesia, karya sastrawan favorit saya; Sapardi Djoko Damono
merupakan puisi yang recommended. Puisi yang termasuk dalam Sajak-sajak Perjuangan dan
Nyanyian Tanah Air ini, menurut saya mampu membawa pembacanya dalam perasaan yang
penuh gemuruh dan sulit dijelaskan. Kali pertama membaca puisi ini, saya jatuh hati, benar-
benar jatuh hati pada pilihan kata Sapardi dalam menggambarkan nasionalisme. Kita
mungkin tak bisa berucap rasa cinta yang mendalam pada negara, tangan juga terlalu kurus
untuk terkepal. Kami telah bersahabat dengan kenyataan untuk diam-diam mencintaimu.
Sungguh mengagumkan. Pada suatu hari tentu kukerjakan sesuatu agar tak sia-sia kau
melahirkanku. Saya mendadak merinding. Terasa benar: aku tak lain milikmu adalah klimaks
dari segala ungkapan cinta tanah air. Sapardi sukses menggugah kesadaran pembaca tentang
melihat nasionalisme seutuhnya. Tanpa slogan, tanpa kepalan tangan: kita bisa mengabdi
untuk negara dengan cara kita masing-masing. Tanpa memberi penilaian atau komentar
negatif terhadap masing-masing.

Selamat Pagi Indonesia karya Sapardi adalah puisi tentang Indonesia terbaik yang pernah
saya baca. Sang maestro sastra seperti biasa selalu berhasil mengoyak batin dengan filosofi
dan pilihan bahasa yang luar biasa elegan. Apalagi yang harus saya jelaskan tentang Sapardi
dan karya-karyanya? Semua orang telah mengetahui betapa mengagumkan sepak terjangnya
di dunia sastra, betapa sakralnya puisi-puisi Beliau. Bahkan seorang yang tidak menggemari
puisi sekalipun pasti tahu frasa “aku ingin mencintaimu dengan sederhana” milik
Sapardi. Siapa yang tak tahu tentang Hujan Bulan Juni? Kalangan remaja banyak yang
menggemari karya-karya beliau. Diksi yang digunakan sederhana, tapi sangat mengena bagi
siapapun yang membacanya.

Saat membaca puisi ini, ingatanku tiba-tiba mengembara dan sampai pada momentum tujuh
belasan di masa pandemi. Saya jadi paham, bahwa kita mampu merdeka dengan cara masing-
masing, bahagia dengan cara masing-masing, dan tentu merayakan kemerdekaan negara
dengan cara masing-masing di tengah keterbatasan. Saya tahu satu hal, bahwa tak cukup
seremoni untuk membuktikan perasaan suka cita sebagai bangsa merdeka. Tetapi manakala
melihat senyum anak didik saya, saya bahagia. Mereka bisa diharapkan dan punya harapan
untuk Indonesia lebih Maju. Untuk Indonesia yang lebih baik. Bukankah masa depan ada di
tangan para pemuda? Tentu.

Selamat Pagi Indonesia, Selamat Pagi; Sapardi Djoko Damono..


Aku menyapamu, semoga bumi lekas pulih dan Indonesia ceria kembali.
Semoga kami para pemuda tetap menjunjung nasionalisme, seperti indahnya untaian sajak-
sajakmu.
Terimakasih...

4
5

Anda mungkin juga menyukai