Anda di halaman 1dari 7

INISIASI 8

Modul : 12
Pada aktivitas kedelapan ini, Anda akan mempelajari materi tentang pembelajaran sastra.
Selmat mengikuti!
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA
KB : Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Sastra di SD
A. Pengertian Apresiasi Sastra
Apresiasi dapat diartikan sebagai penilaian yang baik atau penghargaan terhadap karya sastra.
Pengertian yang lebih luas Apresiasi menurut Gove mengandung makna pengenalan melalui
perasaan atau kpekaan batin dan pemahaman serta pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan
Yang diungkapkan pengarang
Tarigan (2000) menyatakan bahwa apresiasi sastra adalah penaksiran kualitas karya sastra
serta pemberian nilai yang wajar kepadanya berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang
jelas ,sadar dan kritis. S. Effendi ( 1982 ) berpendapat bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan
menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan,
kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra.
Perhatikan contoh puisi berikut !
Mengail di Kali
Di kali, kecil
Keruh karena sampah dan kotoran
Ikan – ikan tinggal sedikit
Dan payah berkembang biak
Karena beribu penyakit
Tetapi kita masih mengail di sana
Kita masih ingin mendapatkan ikan
Ingin memakan dan menghabiskan mereka
Hingga musnah semuanya
Mengapa tidak kita pikirkan
Bersihkan kali, jangan buang sampah
Dan kotoran –kotoran semuanya
Biarkan ikan –ikan hidup dan berkembang biak
Seperti sedia kala.
( dikutip dari Santoso,dkk, 2003 )

Nah bagaimana kesimpulan tentang puisi di atas ?


Penulis mengajak kita untuk ikut menjaga sungai dari sampah dan kotoran lain yang
mencemarinya sehingga kita tidak khawatir makan ikan yang kiata kail karena takut terjangkit
penyakit.
Apabila kita sering dan benar-benar mengkaji serta memperhatikan pengalaman yang
diungkapkan dalam berbagai cipta sastra maka kita akan mendapat pengertian yang baik
tentang pengalaman –pengalaman itu.
B. Hakikat Sastra Anak
1. Pengertian Sastra anak
Kata sastra berarti karya seni imajinatif dengan unsure estetisnya dominan yang bermediumkan
bahasa ( Rene Welek, 1989). Karya seni imajinatif tersebut dapat dalam bentuk lisan maupun
tertulis. Selanjutnya kata anak dapat diartikan sebagai manusia kecil ( KBBI, 2000:41 ). Kata
anak yang dimaksud di sini adalah anak usia Sekolah Dasar yang berumur antara 6 samapai 13
tahun. Menurut Santoso ( 2003:8.3) sastra anak adalah karya seni yang imajinatif dengan unsure
estetisnya dominan yang bermediumkan bahasa , baik lisan ataupun tertulis yang secara khusus
dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak.
Sementara itu menurut Sarumpaet (dalam Santoso,2003:8.3) sastra anak adalah karya sastra
yang dikonsumsi anak dan diurus serta dikerjakan oleh orang tua. Artinya sastra anak ditulis oleh
orang tua yang ditujukan kepada anak dan proses produksinya pun dikerjakan oleh orang tua.
Apabila dilihat dari pengertian yang dikemukakan oleh Sarumpaet, sastra anak adalah sastra
yang dihasilkan oleh orang tua untuk anak, padahal sebenarnya tidak semua satra anak ditulis
atau dihasilkan oleh orang tua. Anak-anak itu sendiri pun dapat menghasilkan sastra.
2. Ciri Sastra Anak
Menurut Sarumpaet ( dalam Santoso,2003:8.4) cirri yang membedakan antara sastra anak
dengan sastra orang dewasa
Pertama, unsure pantangan yaitu unsure yang secara khusus berhubungan dengan tema dan
amanat. Artinya sastra anak pantang atau menghindari masalah-masalah yang menyangkut
tentang seks, cinta yang erotis, dendam yang menimbulkan kebencian atau hal-hal yang bersifat
negative atau buruk.
Kedua, penyajian dengan gaya secara langsung artinya tokoh yang diperankan sifatnya hitam
putih. Maksudnya adalah setiap tokoh yang berperan hanya mempunyai satu sifat utama, yaitu
baik atau jahat/buruk.
Ketiga, fungsi terapan adalah sajian cerita harus bersifat menambah pengetahuan yang
bermanfaat.
3. Jenis Sastra Anak
Jenis sastra anak seperti halnya pada ada pada karya sastra umum, yaitu bentuk puisi, prosa,
dan drama. Berikut ini contoh –contoh karya sasatra anak.
Harapku

Hanya setitik harapnaku,


Masih jauh di angkasa biru,
Mungkin baru selangkahku
Ataupun belum setapakku
Harapanku adalah citaku,
Citaku tak akan pernah akan lalu
Tak pudar di tengah waktu
Belajarlah demi masa depanku
Kukan terus maju
Walau bahaya kan menantangku,
Kukan terjang seribu susahku,
Tak mencapai harap dan citaku.
( Budiarti, diambil dari Pikiran Rakyat )

Bungaku

Beberapa minggu yang lalu aku dibelikan ayah beberapa bunga mawar. Masing-masing
berwarna merah, oranye, dan putih. Kutanam bunga-bunga ini di halaman. Yang merah di
sebelah kanan, oranye di sebelah kiri, dan yang putih di tengah.
Setiap hari kusiram dan kurawat baik-baik. Satu bulan kemudian, bunga mawar merahku
berbunga. Kemudian disusul yang putih dan yang orange. Aku amat senang bunga-bunga
mawar itu tidak kupetik sehingga bunga itu menjadi penghias halaman rumahku indah.

C. Pengertian Pembelajaran bahasa Indonesia dengan Fokus Sastra


Pembelajaran bahasa Indonesia tidak dapat dilaksanakan secara terpisah tetapi harus terpadu
aspek keterampilan berbahasa, kebahasaan, dan sastra. Terpadu maksudnya adalah
pembelajaran dapat difokuskan pada salah satu aspek saja, sedangkan aspek yang lain sebagai
variasi kegiatan belajar siswa. Sebagai guru Anda harus menentukan salah satu aspek yang
akan menjadi focus pembelajaran sehingga Anda akan lebih mudah dalam menyusun
perencanaan pembelajaran.
D. Tujuan Pembelajaran Sastra di kelas Rendah
Standar kompetensi yang harus dikuasai siswa SD di kelas rendah adalah mampu
mengapresiasi sastra anak secara sederhana melalui kegiatan mendengarkan dongeng,
bermain peran, dan mendeklamasikan atau melagukan puisi anak. Standar kompetensi tersebut
mengacu pada Kurikulum 2004. Tujuan pembelajaran sastra di kelas rendah dapat dilihat pada
butir hasil Belajar dan kompetensi dasar yang akan
dikembangkan.
Tujuan pembelajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan dicapai di kelas 1 SD adalah
sbb:
1. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan : mendengarkan
dongeng,
Menjawab pertanyaan, dan menceritakan kembali.
2. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara :
a. Mendeklamasikan puisi atau syair lagu dengan penghayatan dan ekspresi yang sesuai.
b. Memerankan tokoh tertentu dalam dongeng sesuai dengan karakternya.
Tujuan pembelajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan dicapai di kelas 2 SD adalah :
a. Mendeklamasikan pantun dengan penghayatan dan ekspresi yang sesuai;
b. Memerankan percakapan sesuai isi dan ekspresi yang tepat
c. Menceritakan kembali cerita yang didengarkan dengan menggunakan kata-kata sendiri
d. Memerankan tokoh yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dengan menggunakan
dialog sederhana
e. Memerankan ekspresi emosional tertentu ( marah, senang, sedih,haru,dll )

3. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca adalah membaca puisi
dengan penghayatan dan ekspresi yang sesuai.

E. Tujuan Pembelajaran Sastra di kelas Tinggi

1. Standar kompetensi yang dicapai di kelas 3 SD adalah mampu mengekspresikan berbagai


pikiran, gagasan pendapat, dan perasaan melalui menulis karangan dari pikiran sendiri,
menyusun ringkasan bacaan , menulis karangan berdasarkan rangkaian gambar seri, dan
menulis petunjuk. Selnjutnya tujuan pembelajaran ssb :
a. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan adalah :
1) Menanggapi tokoh –tokoh dalam cerita dari mendengarkan pembacaan cerita.
2) Menjelaskan isi teks drama yang dibacakan guru atau teman , kemudian memerankan tokoh –
tokohnya.
b. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara adalah :
1) Memerankan tokoh dalam teks cerita sesuai dengan sifat dengan menggunakan kalimat
sederhana
2) Memerankan tokoh sesuai dengan pekerjaan atau profesinya sesuai dengan sifatnya dengan
menggunakan kalimat sderhana.
c. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca adalah :
1) Membacakan dongeng dengan penghayatan dan ekspresi yang sesuai
2) Membacakan puisi dengan penghayatan dan menjelaskan isinya.
2. Standar kompetensi yang ingin dicapai di kelas 4 SD adalah mampu mengapresiasi ragam
sastra anak melalui mendengarkan dongeng atau cerita rakyat, mendengarkan pembacaan
pantun, membaca dongeng, memerankan penggalan drama, menulis cerita rekaan, dan
membuat pantun sederhana.
Dari standar kompetensi tersebut dijabarkan menjadi tujuan pembelajaran sbb :
a. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan adalah
menyimpulkan isi pantun.
b. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara adalah ;
1) Menceritakan kembali isi dongeng dari hasil kegiatan membaca atau mendengarkan dengan
bahasa yang runut
2) Memerankan berbagai karakter tokoh dengan penghayatan
c. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca adalah :
1) Menjelaskan latar dongeng , tokoh, dan penokohan;
2) Membacakan pantun secara berpasangan dengan lafal dan intonasi yang sesuai
d. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran menulis adalah :
1) Menulis cerita rekaan berdasarkan pengalaman dengan bahasa yang runut dan
menggunakan EYD yang tepat.
2) Melanjutkan pantun sesuai dengan isinya
3. Standar kompetensi yang ingin dicapai di kelas 5 SD adalah mampu mengapresiasi ragam
sastra anak melalui mendengarkan dan menanggapi cerita rakyat, mendengarkan dan
menanggapi cerita pendek, menulis prosa sederhana, memerankan drama anak tanpa teks, dan
menulis puisi bebas. Dari standar kompetensi tersebut dijabarkan menjadi tujuan pembelajaran
sebagai berikut.
a. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan adalah :
1) Menanggapi isi cerita rakyat dari berbagai segi
2) Menanggapi cerita pendek dalam berbagai segi
b. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara adalah memerankan
drama pendek dengan ekspresi yang sesuai.
c. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca adalah membacakan puisi
dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat
d. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran menulis adalah :
1) Menulis pengalaman pribadi dalam bentuk prosa sederhana
2) Menuangkan gagasan dalam bentuk puisi
4. Standar kompetensi yang ingin dicapai di kelas 6 adalah mampu mengapresiasi ragam sastra
anak melalui membaca novel anak, bermain peran, memprafrasekan puisi, mendengarkan cerita
rakyat, membacakan cerita rakyat yang masih popular.
Dari standar kompetensi tersebut dijabarkan menjadi tujuan pembelajaran sbb;
a. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan adalah memahami
isi cerita dari berbagai segi dan menceritakan kembali dengan bahasa sendiri.
b. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara adalah bermain peran
drama anak dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang sesuai.
c. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca adalah ;
1) Membaca novel anak, menjelaskan isi, dan menyimpulkan amanatnya
2) Memahami cerita rakyat, menentukan tokoh dan penokohan
3) Membacakan cerita lama yang masih popular dengan gaya membaca yang menarik
d. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran menulis adalah :
1) Membuat paraphrase puisi dengan tetap mempertahankan makna puisi
2) Menyusun percakapan berdasarkan ilustrasi gambar
Model Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Sastra di SD

A. MATERI, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN


FOKUS SASTRA

Kelas 1
Kemampuan Bersastra
Standar kompetensi : Mampu mengapresiasi sastra anak secara sederhana melalui kegiatan
mendengarkan dongeng, bermain peran, dan mendeklamasikan atau melagukan puisi anak.

Contoh.
1. Mendengarkan
Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Mendengarkan Dongeng Mendengarkan dongeng guru, menjawab pertanyaan, dan
menceritakan kembali 1. Menjawab pertanyaan dan menjelaskan isi dongeng
2. Menceritakan kembali isi dongeng dengan kalimatnya sendiri Dongng
Kelas 2
Kemampuan Bersastra
Standar Kompetensi : Mampu mengapresiasi sastra anak secara sederhana melalui kegiatan
mendengarkan dongeng, bermain peran, dan mendeklamasikan atau melagukan puisi anak.
Contoh
2. Berbicara
Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Mendeklamasikan pantun Mendeklamasikan pantun dengan penghayatan dan ekspresi yang
sesuai. 1. Mendeklamasikan pantun sesuai dengan isi dan mengekspresikannya dalam gerak
dan mimic yang tepat. Pantun anak

Kelas 3
Kemampuan Bersastra
Standar Kompetensi : Mampu mengapresiasi sastra anak secara sederhana melalui kegiatan
mendengarkan dongeng, bermain peran, dan mendeklamasikan atau melagukan puisi anak.
Contoh
3. Membaca
Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Membaca novel anak dan mendiskusikannya Membaca novel anak, menjelaskan isi, dan
menyimpulkan amanatnya 1. Menjawab pertanyaan tentang isi ceritadalam novel anak-anak
2. Menjelaskan amata yang terkandung dalam novel anak-anak.
3. Mencertakan kembali isi certa dalam novel anak-anak secara lisan atau tertulis. Novel anak
Membaca cerita rakyat Memahami cerita rakyat, menentukan tokoh, dan penokohan 4.
Mengajukan pertanyaan tentang isi cerita rakyat.
5. Menjelaskan tokoh dan penokohan dengan mengutip kalimat atau paragraph yang
mendukung.
6. Menjelaskan latar cerita, mengutip kalimat atau paragraph yang mendukung Cerita rakyat
Membaca cerita lama yang masih populer Membaca cerita lama yang masih popular dengan
gaya membaca yang menarik 7. Membaca cerita lama dengan menarik, tepat dalam menirukan
gerak-gerik dan suara tokohnya, disertai dengan ekspresi yang tepat.
8. Menjelaskan cerita lama yang masih popular. Cerita rakyat yang masih popular.

Kelas 4
Kemampuan Bersastra
Standar Kompetensi : Mampu mengapresiasi ragam sastra anak melalui kegiatan
mendengarkan dongeng/cerita rakyat, mendengarkan pembacaan pantun, membaca
dongeng/cerita rakyat, memerankan penggalan drama, menulis cerita rekaan, dan membuat
pantun sederhana
Contoh
4. Menulis
Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Menulis cerita rekaan Menulis cerita rekaan berdasarkan pengalaman dengan bahasa yang
runtut dan menggunakan EYD yang tepat 1.Menentukan tema atau topic cerita
2.Menentukan gagasan pokok cerita
3Menyusun kerangka cerita
4.Menulis cerita rekaan dengan gaya penceritaan yang menarik sehingga pembaca dapat ikut
membayangkan isi dan perasaan penulis Cerita pengalaman masing-masing anak
Melanjutkan isi pantun

Melanjutkan pantun sesuai dengan isinya


5.Isi penggalan pantun
6.Melanjutkan pantun sesuai dengan isinya Pantun
Kelas 5
Kemampuan Bersastra
Standar Kompetensi : Mampu mengapresiasi ragam sastra anak melalui kegiatan
mendengarkan dan menanggapi cerita rakyat, mendengarkan dan menanggapi cerita pendek,
menulis prosa sederhana, memerankan drama anak tanpa teks dan menulis puisi bebas

Contoh
5. Berbicara
Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Memerankan drama pendek tanpa teks Memerankan drama pendek dengan ekspresi yang
sesuai 1.Membaca dialog drama pendek dengan lancar dan jelas
2.Memerankan drama pendek anak-anak dengan penghayatan dan ekspresi sesuai dengan
karakter tokoh
Drama pendek
Kelas 6
Kemampuan Bersastra
Standar Kompetensi : Mampu mengapresiasi ragam sastra anak melalui kegiatan membaca
novel anak, bermain peran, memparafrasekan puisi, rnendengarkan cerita rakyat,dan
membacakan cerita rakyat yang masih populer

Contoh
6. Membaca
Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Membaca novel anak dan mendiskusikannya Membaca novel anak, menjelaskan isi dan
menyimpulkan amanatnya 1. Menjawab pertanyaan tentang isi cerita dalam novel
2. Menjelaskan amanat yang terkandung dalam novel
3. Menceritakan kembali isi cerita dalam novel anak-anak secara lisan atau tertulis Novel anak
Membaca cerita rakyat Memahami cerita rakyat, menentukan tokoh, dan penokohan 4.
Mengajukan pertanyaan tentang isi cerita rakyat
5. Menjelaskan tokoh dan penokohan dengan mengutip kalimat atau paragraph yang
mendukung
Cerita rakyat
Membacakan cerita lama yang masih populer Membacakan cerita lama yang masih popular
dengan gaya membaca yang menarik 6. Membacakan cerita lama dengan menarik, tepat dalam
menirukan gerak-gerik dan suara tokoh-tokohnya disertai dengan ekspresi yang tepat
7. Menjelaskan isi cerita lama yang masih populer Cerita rakyat yang masih populer

Pemilihan metode dan teknik pembelajaran harus melihat tujuan dan bahan yang harus
disiapkan termasuk kegiatan yang akan dilakukan guru dan siswa.
Anda dapat memilih beberapa contoh kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia berfokus sastra
yang menggunakan prosa sebagai bahan, seperti mendengarkan cerita, Tanya jawab tentang
prosa tersebut, menirukan tokoh-tokoh yang ada dalam prosa atau melanjukan cerita.
Selanjutnya puisi dapat anda gunakan sebagai materi pembelajaran bahasa Indonesia,
contohnya membaca nyaring, bermain kata, sajak berantai, memparafrase puisi atau menulis
drama.
Drama dapat dekembangkan sesuai kreativitas Anda, sebagai contoh berpantomim, bermain
boneka, berekspresi dengan topeng, bersosiodrama, memparafrasekan drama atau
mempuisikan drama.
Menurut Huck (1989: 6-10) pemilihan materi harus sesuai dengan kebutuhan anak, yaitu harus
memiliki nilai-nilai yang mencakup nilai yang bersifat personal, artinya materi sastra yang dipilih
harus dapat a). memberikan kenikmatan ; b). mengembangkan imajinasi; c). memperkuat daya
piker; d). member pengalaman; e). mengembangkan kemampuan berperilaku; f). menyajikan
pengalaman.
Sedangkan nilai-nilai pendidikan berarti a). mengembangkan bahasa; b). membantu belajar
bahasa; c). membantu belajar menulis.
Selain makna disesuaikan dengan kebutuhan anak juga harus disesuaikan dengan
perkembangan anak artinya materi tersebut dapat meningkatkan perkembamngan anak ke
tingkat yang lebih tinggi.

B. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA DI KELAS


RENDAH

Kompetensi darar : Menceritakan kembali cerita yang didengarkan.


Hasil belajar : Menceritakan kembali cerita yang didengarkan dengan menggunakan kata-kata
sendiri.
Indikator : (1) menjawab pertanyaan tentang isi cerita.
(2) Menceritakan kembali cerita yang didengarkan dengan menggunakan kata-kata sendiri.
Materi pokok : Cerita anak.
Materi pokok dalam pembelajaran sastra ini adalah cerita anak, sedangkan hasil belajarnya
adalah dapat menceritakan sendiri yang didengarnya dengan menggunakan kata-kata sendiri.
Berarti materi yang disajikan adalah cerita anak. Cerita tersebut dapat berupa dongeng atau hal-
hal yang berhubungan dengan kehidupan merika. Pada kegiatan tersebut, guru dapat
membacakan cerita anak atau memperdengarkannya melalui audio kaset.

C. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA DI KELAS


TINGGI
Kompetensi darar : Memparafrasekan cerita anak.
Hasil belajar : Membuat paraphrase puisi dengan tetap mempertahankan makna puisi.
Indikator : (1) menjelaskan isi amanat/pesan yang terkandung dalam puisi,
(2) mengubah puisi kedalam prosa sederhana denga mempertahankan makna atau isi puisi.
Materi pokok : Puisi anak.
Materi pokok dalam pembelajaran sastra ini adalh puisi anak, sedangkan hasil belajarnya adalal
membuat paraphrase puisi dengan tetap mempertahankan makna puisi. Berarti materi yang
disajikan adalah puisi anak, artinya puisi yang disediakan adalah puisi yang berhubungan
dengan kehidupan mereka.
Kegiatan tersebut, dilakukan dengan cara membagikan lembaran yang berisi puisi anak,
kemudian guru membacakannya. Setelah itu anak-anak diminta untuk membaca puisi tersebut.
Kegiatan itu bertujuan agar anak dapat memahami isi puisi itu.

Anda mungkin juga menyukai