PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya sastra (puisi) diciptakan oleh manusia untuk dinikmati,
dipahami, dirasakan, dan dimanfaatkan oleh masyarakat atau pembaca. Pada
saat pembaca menikmati karya sastra, maka ia memperoleh hiburan dan
pelajaran. Melalui karya sastra pembaca mendapat kesenangan dan melalui
karya sastra pula pembaca mendapat pelajaran yang berupa ajaran-ajaran
seperti ajaran moral, etika, dan berbagai hal dalam kehidupan. karya sastra
dinikmati pembaca, maka gagasan dan pesan yang dituangkan dalam karya
sastra jadi berguna atau bermanfaat.
Puisi termasuk salah satu genre sastra yang berisi ungkapan perasaan
penyair yang diungkapkan dalam pilihan kata yang cermat dan tepat. Ciri-ciri
puisi dapat dilihat dari bahasa yang digunakan serta wujud puisi tersebut.
Bahasanya mengandung rima, irama, dan kiasan. Wujud puisi dapat dilihat
dari bentuknya yang berlarik membentuk bait, tipografi, dan tidak
mementingkan ejaan.
Puisi lazimnya menawarkan serangkaian makna kepada pembaca,
untuk menangkap serangkaian makna ini, tentu pembaca perlu menafsirkan
puisi tersebut lebih jauh. Penafsiran terhadap puisi dapat dilakukan dengan
berbagai pendekatan, antara lain pendekatan struktural dan semiotika.
Semiotika dalam bidang puisi dipergunakan untuk memberi makna karya
sastra (puisi). “Karya sastra termasuk puisi merupakan tanda-tanda (semiotik)
yang mempunyai makna.” (Pradopo, 2007:191).
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang paling menarik
tetapi pelik. Sebagai salah satu jenis sastra, puisi merupakan pernyataan sastra
yang paling utama. Segala unsur seni sastra mengental dalam puisi. Puisi
mengandung karya estetis yang bermakna, mengekspresikan pemikiran yang
membangkitkan perasaan, merangsang panca indra dalam susunan yang
berirama. Puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia
yang digubah dalam wujud yang paling berkesan. Puisi dapat membuat kita
tertawa, menangis, tersenyum, berfikir, merenung, terharu bahkan emosi dan
marah. Sampai sekarang, puisi selalu mengikat hati dan digemari oleh semua
lapisan masyarakat karena keindahan dan keunikannya. Oleh karena
kemajuan masyarakat dari masa kemasa selalu meningkat, maka corak, sifat
dan bentuk puisi pun selalu berubah, mengikuti perkembangan selera, konsep
estetika yang selalu berubah dan kemajuan intelektual yang selalu meningkat
Puisi anak adalah jenis sastra yang memperhatikan pemilihan aspekaspek
kebahasaan terutama diksi, bentuk, makna untuk memperoleh efek keindahan
Bahasa dalam puisi mendayagunakan unsur bahasa sehingga mampu
memberikan efek menyentuh, mempesona, membangkitkan imajinasi,
merangsang, dan suasana tertentu. Puisi anak adalah jenis sastra yang
memperhatikan aspek kebahasaan yaitu diksi, makna, dan bentuk sebagai
wujud ekspresi diri dengan bahasa yang indah. Oleh sebab itu puisi anak
dapat menghibur kepada anak-anak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, maka
rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah hakikat puisi anak ?
2. Apa saja jenis puisi anak ?
3. Apa saja unsur puisi anak ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka
tujuan yang dapat dirumuskan dalam pembuatan makalah ini antara lain
untuk mengetahui:
1. Mendeskripsikan Hakikat puisi anak.
2. Mendeskripkan unsur-unsur puisi anak.
3. Mendeskripkan Jenis-jenis puisi anak.
D. Manfaat Penulisan
1. Memberikan pengetahuan kepada Mahasiswa hakikat dari puisi anak.
2. Memberikan pengetahuan kepada Mahasiswa tentang Jenis-jenis puisi
anak.
3. Memberikan pengetahuan kepada Mahasiswa tentang Unsur-unsur puisi
anak.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Persajakan, rima
Pola perulangan bunyi yang sengaja ditimbulkan & didayakan
untuk mencapai efek keindahan itulah yang kemudian dikenal sebagai
persajakan, sajak, atau rima. Fungsi persajakan, yaitu yang dikenal
sebagai daya evokasi: kemampuan untuk membangkitkan bunyi lain
secara ekspresif.
BUNGA MELATI
GURUKU
Sungguh mulia jasamu
Mengajar murid mengenal ilmu
Tanpa rasa ragu
Engkau guruku seorang
Mengajarku dengan penuh kasih sayang
Perbedaan tidak kau pandang
Kami semua merasa senang
Guruku…
Tanpamu ku tak bisa meraih cita-citaku
Aku akan selamanya
Mengingat
(Dewi Anggraeni, Sepuluh Tahun, SD Kartika)
2. Kata
Kata yang digunakan untuk menyampaikan isi puisi melalui
pertimbangan sehingga puisi yang dihasilkan indah dan bermakna.
Pemilihan kata akan dapat mendialogkan sesuatu yang ingin disampaikan
secara efektif. Pertimbangan pemilihan kata dari aspek bunyi adalah
adanya bentuk persajakan di awal, tengah, dan akhir larik.
a. Seleksi kata
Dilihat dari segi penulis puisi, seleksi kata-kata adalah proses
penulisan yang intensif, menantang dan sekaligus mengasyikkan
sebagai manifestasi ekspresi pengalaman emosionalnya. Dilihat dari
sudut pembaca puisi, seleksi kata-kata adalah jaminan pemerolehan
kenikmatan emotif & kemudahan pemahaman dialog yang
ditawarkan. Apek pemilihan kata berdasarkan :
1) Aspek bunyi : ketetapan pemilihan kata dari aspek bunyi dalam
puisi menjanjikan salah satunya adalah nilai kepuitisan dan itu
berarti bahwa adanya efek keindahan pada puisi yang
bersangkutan. Pemilihn bunyi-bunyi yang terpola secara tepat
mnyebabkan puisi menjadi enak dan lancar dibaca, merdu dan
mampu membangkitkan sugesti tertentu.
2) Aspek bentuk : puisi adalah sebentuk ekspresi yang padat dan
indah. Bahasa puisi mesti singkat dan padat. Singkat
mengindikasikan sedikitnyan kata-kata yang dipakai, sedang
padat menunjukan luasnya gagasan yang ditawarkan.
3) Aspek makna : puisi hadir untuk mendialogkan dan menawarkan
sesuatu, makna tetapi dengan cara-cara yang literer, bicara lewat
nurani, kata hati dan rasa.
4) Aspek ekspresivitas : merupakan aspek yang menekankan pada
kesan dan efek yang ingin dicapai karena efek itu seolah-olah
dapat meyakinkan bahwa sesuatu yang diungkapkan itu
benarbenar merupakan lontaran hati secara serta merta.
3. Sarana Retorika
Sarana retorika merupakan sarana yang efektif untuk memperindah
teks puisi atau kesastraan pada umumnya. Penggunaan sarana retorika
dimaksudkan untuk lebih menghidupkan ekspresi. Sarana retorika yang
dimaksud adalah meliputi bentuk-bentuk permajasan,citraan, dan
penyiasatan struktur. Permajasan berfungsi untuk menambah
kemungkinan berbagai dimensi pemaknaan. Citraan untuk
mengkongkretkan penuturan, sedangkan penyiasatan struktur untuk lebih
menghidupkan pengekspresian.
Permajasan adalah suatu bentuk pengungkapan makna denotasi dan
konotasi, makna langsung dan tidak langsung yang ditunjuk, makna
tersirat dan tersurat. Permajasan biasa disebut sebagai bahasa kias.
Penggunaan majas dalam puisi anak masih sederhana. Permajasan yang
biasa digunakan pada puisi anak antara lain adalah majas metafora,
majas, personifikasi, dan majas perbandingan atau simile. Majas simile
yang berupa perbandingan langsung, yaitu yang secara jelas
menunjukkan antara kedua hal yang diperbandingkan.
Majas lain yang sering ditemukan pada puisi anak adalah majas
personifikasi, yaitu majas yang memperlakukan benda-benda tidak
bernyawa seperti manusia sesuai dengan imajinasi anak. Sarana retorika
yang lain adalah citraan. Baik puisi dewasa maupun anak banyak
memanfaatkan citraan untuk melukiskan sesuatu agar mudah
diimajinasikan oleh pembaca atau pendengar.
Imaji dipahami sebagai penggambaran indera secara konkret yang
dibangkitkan lewat kata. Citraan dapat dibedakan menjadi beberapa
macam sesuai dengan jumlah indera manusia, yaitu citraan penglihatan
(visual), citraan pendengaran (auditif), gerakan (kinestetis), rabaan,
cecapan, dan penciuman. Penyiasatan struktur adalah salah satu wujud
sarana retorika pada bagian struktur.
Penyiasatan struktur yang biasa digunakan dalam puisi dapat
berupa bentuk repetisi (pengulangan) dan paralelisme. Bentuk repetisi
berupa repetisi kata, frase, kalimat, larik-larik, sebagian atau seluruh bait
puisi. Paralelisme merupakan bagian dari repetisi atau pengulangan.
Sarana retorika sengaja dipakai untuk memperindah pengungkapan
kebahasaan & memperluas (juga mengongkretkan & memfasilitasi)
jangkauan pemaknaan. Sarana retorika meliputi:
a. Pemajasan
Pemajasan adalah suatu bentuk pengungkapan yang berada di
wilayah tarik-menarik antara makna denotasi & konotasi, langsung &
tidak langsungnya makna yang ditunjuk, makna tersirat & tersurat.
Pemajasan lebih difungsikan untuk menambah kemungkinan berbagai
dimensi pemaknaan. Secara garis besar majas dikelompokkan menjadi
3 yaitu:
1) Perbandingan. (berupa bentuk metafora, simile)
2) Persamaan. (berupa bentuk personifikasi)
3) Pertautan. (berupa bentuk metonimi-sinekdok)
Contoh Puisi :
ILMU
Ilmu…
Bukan bagaikan
mengambil sepotong kue
memakannya, kemudian kenyang
tapi
ilmu bagaikan
meraih bulan
yang bulat bersinar
yang jauh disana
walau sulit meraihnya
tapi sangat menyenangkan
bila berhasil menghafalnya
(Safira Azizah, kelas IV Cimanggis
Depok)
b. Citraan
Citraan untuk mengongkretkan penuturan yang membantu
pembaca untuk melihat, mendengar, merasakan, & menyentuh
berbagai pengalaman yang diungkapkan dalam puisi. Citraan
dibedakan menjadi :
1) Penglihatan (visual)
2) Pendengaran (auditif)
3) Gerakan (kinestik)
4) Rabaan,
5) cecapaian (taktil termal)
6) Penciuman (olfaktori)
Contoh puisi oleh Syair-syair Asep :
PANCA INDRAKU
Aku melihat bulan Denhan
mataku Aku mendengar kicau
burung Dengan telingaku Aku
merasa manisan Dengan
lidahku Aku mencium bunga
Dengan hidungku Aku
meraba patung Dengan kulit
tanganku
c. Penyiasatan struktur
Penyiasatan struktur adalah salah satu wujud sarana retorika yang
bermain di wilayah struktur & menghasilkan efek retoris yang paling
intensif. Penyiasatan struktur untuk lebih “menggayakan”,
mengintensifkan, & menghidupkan pengeksprsian. Contoh puisi :
Ia mengayuh sepedanya Ia
mengayuh semangatnya Ia
mengayuh harapannya Menjual
Koran di pagi hari Panasnya
matahari, dinginnya hujan Tak ia
rasakan Ia sampai putus sekolah
Cita-cita tak lagi ia gantungkan
Masa depan tak berani ia
angankan Hanya ada satu
kewajiban Menjual Koran,
mencari makan Seperti inikah
nasib anak bangsa?
(Ainun Qalbi SR, kelas 1 SMPN
1 Surabaya)
4. Tema
Puisi anak dibuat untuk mengekspresikan sesuatu yang bisa berupa
gagasan, ide, pengalaman, emosi atau hal lain. Menurut Nurgiyantoro
(2013:354) menyebutkan bahwa tema yang banyak ditemukan pada puisi
anak antara lain adalah masalah keluarga, persahabatan, liburan, rumah,
dan tempat-tempat lain. Anak melalui pengamatan selintas, kandungan
dalam puisi anak antara lain berkaitan dengan hal-hal yang ada disekitar
anak, misalnya orang tua, guru, teman, binatang kesukaan, lingkungan
alam,empati terhadap sesama.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa puisi anak
memiliki unsur-unsur pembangun yang dapat mendukung penyampaian
makna dan keindahan. Unsur-unsur pembangun puisi anak berupa bunyi,
kata, sarana retorika,dan tema. Penulisan puisi yang didasarkan pada
unsur-unsur pembangun puisi akan menghasilkan hasil puisi yang baik.
Jika penulis puisi itu adalah anakanak, kandungan isi puisi yang
dihasilkanmesti juga tidak jauh dari dunia anak, pengalaman anak, &
bagaimana cara anak memandang hal-hal itu semua yang menurut ukuran
orang dewasa terrgolong sederhana. Orang dewasa yang menulis puisi
anak pun mau tidak mau harus “menyeuaikan diri” dengan dunia dan
cara pandang anak agar puisi yang dihasilkan komunikatif bagi pembaca
anak. Tema-tema yang banyak ditemukan pada puisi anak misalnya, tema
orang tua dan guru, tema binatang dan lingkungan alam, tema religius.
MAMA
Oh…mama Kenapa hatimu mulia
Aku ingin memelukmu Aku selalu
merindukanmu Sejak aku masih kecil
Aku selalu disayang mama Mama oh
mama Kau jangan bersedih (Desti
Yuliani Bayuningsih, SDN Banaran
1, Playen, Gunungkidul)
C. Jenis-Jenis Puisi Anak
Puisi anak dapat dibedakan ke dalam jenis-jenis tertentu. Pembedaan
yang sering dipergunakan adalah didasarkan isi kandungan yang ingin
disampaikan. Jenis puisi anak menurut Nurgiyantoro (2013:27) dibedakan
menjadi puisi naratif, balada, lirik, dan personal. Puisi naratif adalah puisi
yang mengandung cerita, atau sebaliknya cerita yang dikisahkan dengan cara
puisi.
Puisi balada memiliki karakteristik repetisi bunyi yang kuat, berupa
dialog dalam pengisahan cerita, umumnya berisi cerita petualangan heroik.
Puisi lirik adalah puisi yang menggambarkan perasaan, suasana hati, jiwa,
dan pikiran. Puisi personal adalah puisi modern yang sengaja ditulis untuk
anak-anak oleh penulis dewasa maupun anak-anak. Puisi personal dapat
berbicara tentang apa saja yang menarik bagi penulis, misalnya berbicara
tentang alam, keindahan alam, ibu, dan kebaikan hati ibu, pengorbanan ibu,
adik baru, persahabatan, binatang peliharaan, dan lain sebagainya.
Dalam konteks puisi untuk anak-anak, Huck (1987:406-412)
merekomendasikan adanya tujuh tipe/bentuk puisi untuk anak-anak yaitu; (1)
balada, (2) puisi naratif, (3) liris (lyrical), (4) limerik, (5) sajak bebas (free
verse), (6) haiku, dan (7) puisi kongret. Sementara Stewig (1980)
menambahkan jenis cinquain dan akrostik dalam daftar jenis puisi di atas.
Anak-anak ternyata lebih tertarik terhadap gagasan suatu puisi daripada
mengetahui berbagai macam tipe/bentuk puisi. Meskipun demikian, guru
perlu memperkenalkan kepada anak-anak tentang berbagai macam
tipe/bentuk puisi untuk kemudian mencatat reaksi mereka. Pemahaman serta
apresiasi terhadap berbagai tipe/bentuk puisi akan tubuh secara
beransuransur, untuk itu langkah-langkah perkenalan perlu dilakukan sejak
dini.
1. Balada
Balada merupakan puisi naratif yang telah diadaptasikan untuk
nyanyian atau yang memberikan efek terhadap lagu. Karakteristik balada
seringkali menggunakan repetisi, rima, dan ritme yang ditandai serta
refrain yang kembali saat balada dinyanyikan. Balada biasanya berkaitan
dengan perbuatan heroik dan mencakup kisah pembunuhan, cerita yang
tak terbalas, perseteruan serta tragedi. Dikaitkan dengan puisi balada
untuk anak-anak salah satu alternatif yang dapat dipilih adalah:
a. menyeleksi puisi-puisi balada yang diciptakan oleh penyair;
b. menyeleksi lagu-lagu balada yang telah ada selama ini;
c. memanfaatkan puisi-puisi balada.
Khusus untuk dua butir pertama seleksi didasarkan atas
kesesuaiannya dengan kehidupan anak-anak, serta kebermaknaan bagi
mereka.
PAPAKU
Ya Tuhan….. Aku mohon Kau
melindungi Dan menjaga Papa
selalu. Saat aku masih tidur lelap
Papa sudah berangkat kerja
Mencari nafkah buat kami semua
Tengah malam Papa baru pulang
Saat aku sudah tertidur pulas Ya
Tuhan….. Terima kasih Kau beri
kami Papa yang baik hati
(Reynaldo Marsadio, SDN
Ungaran 1 Yogyakarta)
4. Limerik
Puisi limerik merupakan sajak lima baris dengan baris pertama dan
keduanya berimaan (rhyming), baris ketiga dan keempat bersifat
persetujuan (agreeing), dan baris kelima biasanya berisi pengakhiran
(ending). Pada ending biasanya dinyatakan dengan kejutan atau humor.
Puisi jenis ini juga ditandai oleh adanya nada humor, keganjilan dan
keanehan pengucapan. Anak-anak pada usia tingkat pertengahan sudah
dapat menikmati puisi limerik, hal ini disebabkan oleh kemampuan
berpikir mereka yang sudah pada tingkat berpikir simbolis dan abstrak.
Pernah ada seorang dari Calcutta Yang
pernah menikmati makan mentega Dia
akan mencakup roti Dengan selai
sebaliknya Dan melemparkan mentega
dalam selokan!
5. Haiku
Jenis puisi Haiku merupakan salah satu bentuk puisi Jepang kuno
yang berkembang sekitar abad ke-13 Masehi. Haiku terdiri atas tujuh
belas suku kata. Baris pertama dan ketiga berisi lima suku kata, dan baris
kedua terdiri atas tujuh suku kata. Hampir setiap haiku dapat dipilih
menjadi dua bagian yakni, (i) uraian yang berisikan acuan (langsung atau
tidak langsung biasanya pada cuaca); (ii) berisikan pernyataan tentang
mood atau suasana hati. Hubungan kedua bagian itu disiratkan, baik
kesamaannya maupun perbedaan penceritaannya. Untuk sasaran
anakanak SD kita, bentuk haiku tampaknya belum dikembangkan
menjadi bahan apresiasi sastra atau bahan pertimbangan pembinaan
keterampilan menulis kreatif.
BUNGAKU
Begitu banyak warnanya
Untaiannya sangat indah
Nampak berembun di pagi hari
Gerakannya lembut ketika tersapu angin
Aku begitu senang melihatnya.
7. Cinquain
Jenis puisi lain yang cukup sederhana adalah puisi cinquain. Jenis
puisi ini cocok digunakan sebagai bahan pengajaran puisi di sekolah
dasar. Seperti halnya puisi jenis haiku, puisi cinquain juga puisi yang
didasarkan pada jumlah suku kata yang diajarkan kepada siswa secara
prosedural melalui tahapan-tahapan. Mulai dari bagian awal puisi sampai
pada bagian akhir puisi digunakan larik dengan jumlah suku kata
tertentu. Puisi ini diawali dengan dua suku kata pada larik pertama,
empat suku kata larik kedua, enam suku kata pada larik ketiga, delapan
suku kata pada larik keempat dan dua suku kata pada larik terakhir
seperti pada puisi Huck (1980) berikut.
Padi
Berwarna hijau Tumbuh
semakin merunduk Kau
dibutuhkan untuk makan
Tumbuhan penghasil
beras
A. Kesimpulan
Puisi anak adalah jenis sastra yang memperhatikan pemilihan
aspekaspek kebahasaan terutama diksi, bentuk, makna untuk memperoleh
efek keindahan Bahasa dalam puisi mendayagunakan unsur bahasa sehingga
mampu memberikan efek menyentuh, mempesona, membangkitkan imajinasi,
merangsang, dan suasana tertentu. Puisi anak adalah jenis sastra yang
memperhatikan aspek kebahasaan yaitu diksi, makna, dan bentuk sebagai
wujud ekspresi diri dengan bahasa yang indah.
Bahasa yang digunakan dalam puisi berbeda dengan bahasa yang
digunakan sehari-hari, puisi menggunakan bahasa yang ringkas, kata-kata
yang digunakan adalah konotatif yang mengandung banyak penafsiran dan
pengertian. Kata-kata dalam puisi seolaholah tercipta suatu yang dirasakan
pembaca, didengar, dan dilihat. Puisi anak – anak mempunyai karakteristik
sebagai berikut: puisi anak adalah puisi yang berisi kegembiraan,
mengutamakan bunyi bahasa dan membangkitkan semangat bermain bahasa,
harus berupaya memperbaiki ketajaman imajinasi visual dan kata yang
dipergunakan mengmbangkan imajinasi, dan melihat serta mendengar kata-
kata dalam cara baru, menyajikan cerita sederhana dan memperkenalkan
tindakan sehari-hari, ditulis berdasarkan pengalaman anak, berbentuk
informasi sederhana yang membuat anak dapat menafsir dan menangkap
sesuatu dari puisi itu, tema puisi harus menyenangkan anak-anak, menyatakan
sesuatu kepada anak, menggelitik egonya, mengingat kebahagiaan,
menyentuh kejenakaan dan membangkitkan semangat pribadi anak-anak,
dapat dibaca anak-anak dan mudah dimengerti.
Puisi anak dapat dibedakan ke dalam jenis-jenis tertentu yaitu balada,
sajak/puisi naratif, liris/lyrical, limerik, haiku , sajak bebas (free verse) dan
akrostik, cinquain. Puisi anak terbentuk oleh dua aspek yang saling berkaitan,
yaitu sesuatu yang ingin diekspresikan dan sarana pengekspresian. Hal yang
ingin diekspresikan dan pengekspresian berkaitan dengan unsur isi dan unsur-
bentuk yang terdapat pada unsur-unsur pembangun puisi anak. Unsur-unsur
tesebut adalah 1) bunyi yang terdiri dari persajakan, irama, dan seleksi kata,
2) sarana retorika, 3) tema.
B. Saran
Puisi untuk anak-anak sangat bermanfaat untuk pengembangan ide
dan kreatifitas dalam menulis ide yang ada pada diri ana, dengan menulis
puisi anak dapat mengembangkan kejadian di sekitar anak menjadi sebuah
puisi dengan kata-kata yang indah. Sehingga pengenalan puisi pada anak
dapat dilakukan sedini mungkin dengan tetap mempertimbangkan
perkembangan bahasa anak.
DAFTAR PUSTAKA