Anda di halaman 1dari 6

BAHASA INDONESIA

MENGANALISIS
UNSUR
PEMBANGUN PUISI
ABYAN SAEFUDIN
bahasa indonesia

UNSUR/STRUKTUR BATIN
A. Tema/makna (sense). Tema merupakan ide pokok atau gagasan pokok yang ingin
disampaikan penulis. Puisi memiliki media berupa bahasa. Tataran bahasa meliputi
hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus memiliki makna. Makna tersebut
terkandung dalam tiap kata, baris, bait, maupun secara keseluruhan.

B. Rasa (feeling). Rasa merupakan sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang
terdapat dalam puisi. Pengungkapan tema puisi dan rasa memiliki keterkaitan erat
dengan unsur biografi dan sosial penyair, seperti latar belakang pendidikan, agama,
kelas sosial, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, serta pengetahuan yang
dimiliki penyair. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi
suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyair memilih kata-kata, rima,
gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan,
pengetahuan, pengalaman, serta kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang
sosiologis dan psikologisnya.
BAHASA INDONESIA

C. Nada (tone), merupakan sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga


berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema
dengan berbagai bentuk nada, misalnya nada menggurui, mendikte,
bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah,
menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada
sombong, serta menganggap bodoh dan rendah pembaca.

D. Amanat/tujuan/maksud (intention), sadar maupun tidak, ada tujuan yang


mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum
penyair menciptakan puisi maupun dapat ditemui dalam puisinya.
BAHASA INDONESIA

UNSUR/STRUKTUR FISIK
Unsur/struktur fisik puisi disebut juga metode puisi. Unsur fisik menjadi sarana yang
digunakan penyair untuk mengungkapkan hakikat puisi. Unsur/struktur fisik puisi
meliputi
hal-hal berikut.

A. Tipografi (perwajahan puisi), merupakan bentuk penulisan puisi, seperti halaman


yang tidak dipenuhi kata-kata, rata tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris
puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.

Page 02 of 15
B. Diksi, merupakan pemilihan kata yang dilakukan penyair dalam puisinya. Oleh
karena puisi adalah bentuk karya sastra dengan sedikit kata-kata dapat mengungkapkan
banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata
dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Pilihan
kata saat menulis puisi sangat menentukan keindahan puisi. Diksi muncul karena adanya
tiga unsur berikut.
1) Makna kias (konotatif).
2) Simbol.
3) Persamaan bunyi atau rima.

C. Imajinasi. Daya bayang merupakan salah satu unsur pembangun puisi akibat adanya
penggunaan susunan kata yang mengungkapkan pengalaman indrawi. Sebuah puisi
umumnya menimbulkan daya bayang atau imaji, baik visual (penglihatan), auditif
(pendengaran), atau taktil (rabaan atau sentuhan). Imajinasi dapat mengajak pembaca
seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.

d. Bahasa kiasan (I), bahasa kiasan merupakan unsur kepuitisan yang dapat
GRAPHIC DESIGNER
menyebabkan sajak menjadi menarik perhatian, menimbulkan kesegaran, hidup, dan PHOTOGRAPHER
terutama menimbulkan kejelasan gambaran angan (Pradopo, 2010: 62). Umumnya,
bahasa kiasan disebut juga dengan majas. Ada beberapa jenis bahasa kiasan yang
biasa digunakan dalam puisi. Jenis jenis bahasa kiasan tersebut antara lain
perbandingan (simile), metafora, perumpamaan epos (epic simile), personifikasi,
metonimi, sinekdoki (synecdoche), alegori, eufemisme, ironi, dan litotes.
sekian
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai