Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aji Santoso

NIM :19016209
Mata Kuliah : Apresiasi Puisi Indonesia
Hari/Pukul : Kamis, 13:20-15:50
Dosen Pengampu : Muhammad Ismail Nasution,S.S.,M.A

BAGAN PUISI

Diksi Tema Feling


Nada Bunyi

Gaya Bahasa
Kata Kongkret

Tipografi
Pencintraan Amanat
1.Tema adalah Landasan atau dasar pijakan bagi penyair untuk mengembangkan puisi. Tema juga
merupakan gagasan pokok yang diungkapkan dalam sebuah puisi. Jika tema mengenai agama,
maka pilihan kata (diksi) yang digunakan oleh penyair juga harus berkaitan tentang agama.
1. Diksi adalah adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).
Penggunaan ketepatan pilihan kata ini dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa
yang terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan
sejumlah kosakata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga
mampu mengomunikasikannya secara efektif kepada pembaca atau pendengarnya.
2. Gaya bahasa yaitu pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk
memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup,
keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan
pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
3. Tipografi dalam puisi adalah perbedaan bentuk, ada yang di tuliskan dengan halaman
yang tidak dipenuhi kata, penempatan pada tepi kanan dan kiri, berbentuk zig zag,
terpisah-pisah perkatanya, dan dengan bentuk pola lainnya.
4. Unsur-unsur ketatabahasaan adalah semua unsur tanda bahasa yang ada dalam puisi
seperti penggunaan tanda kapital dan lain sebagainya.
5. Pencitraan adalah Citraan adalah susunan kata-kata yang dapat menyebabkan pembaca
seolah-olah ikut melihat, mendengarkan, meraba, mencium dan merasakan sesuatu
melalui puisi tersebut.
a. Macam-macam Citraan :
a. Citraan Penglihatan (pembaca seolah-olah ikut melihat)
b. Citraan Pendengaran (pembaca seolah-olah ikut mendengar)
c. Citraan Penciuman (pembaca seolah-olah mencium)
d. Citraan Pencecapan (pembaca seolah-olah ikut merasakan pahit, manis, dsb)
e. Citraan Peraba ( pembaca seolah-olah ikut meraba)
f. Citraan Gerak (pembaca seolah-olah ikut bergerak)

6. Feeling yaitu Sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya.
Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi
penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial,
kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan
pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu
masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa,
dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan,
pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan
psikologisnya.
7. Nada adalah sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema
dan rasa. Nada berkaitan erat dengan tema dan rasa. Hal ini ditunjukan dengan adanya
sikap merayu, mengritik, menggurui, mengagumi, dll.
- Contoh puisi bernada “Kagum” karya Hartono. A
PEREMPUAN-PEREMPUAN PERKASA
Perempuan-perempuan yang membawa bakul
Di pagi buta dari manakah mereka
Ke Stasiun kereta mereka dating

8. Bunyi adalah cara pengucapan dalam sebuah puisi.


9. Amanat Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembacanya atau
kesan pembaca setelah membaca puisi tersebut. Sebuah Amanat berkaitan erat dengan
tema dan puisi yang dikemukakan oleh penyair.
1) Contoh :
MENYESAL karya : A. Hasjmi
Pagiku hilang sudah melayang
Hari mudaku sudah pergi
Sekarang petang dating membayang
Batang usiaku sudah tinggi
….
Amanat :
2) Gunakanlah masa muda dengan sebaik-baiknya agar tidak menyesal di hari tua nanti.

Anda mungkin juga menyukai