23 Sahirudin
MATERI/BAHAN AJAR
A. Kompetensi Inti :
4.8 Menyajikan gagasan, perasaan, 4.8.1 Menulis gagasan, perasaan, pendapat dalam bentuk teks
pendapat dalam bentuk teks puisi puisi secara tulis/lisan dengan memperhatikan unsur-unsur
secara tulis/ lisan dengan pembangun puisi
memperhatikan unsur-unsur 4.8.2 Menyajikan gagasan, perasaan, pendapat dalam bentuk teks
pembangun puisi puisi secara tulis/ lisan dengan memperhatikan unsur-unsur
pembangun puisi
A. Pengertian Puisi
Para ahli sastra berusaha mendefinisikan arti puisi tetapi tidak ada satupun yang
memuaskan masyarakat akan pengertian atau definisi puisi itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh
para ahli memandang puisi dari berbagai sudut pandang dan semakin lama puisi semakin
berkembang mengikuti zaman sehingga definisi yang tepat untuk puisi itu sendiri belumlah
ditemukan.
Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima “membuat” atau
poeisis ‘pembuatan’, dan dalam bahasa Inggris disebut poem atau poetry (Aminuddin, 2004:
134). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat
oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait (Depdiknas, 1997: 794). Thomas Chalye
yang dikutip Waluyo mengatakan puisi merupakan ungkapan pikiran yang bersifat musikal
(Waluyo, 1991: 23).
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dirumuskan bahwa puisi adalah bentuk
karangan kesusastraan yang mengungkapkan pikiran dan mengekspresikan perasaan, yang
merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama secara imajinatif, dengan
menggunakan unsur musikal yang rapi, padu dan harmonis sehingga terwujud keindahan. Jadi,
puisi adalah cara yang paling indah, impresif dan yang paling efektif dari pikiran manusia dalam
bahasa emosional dan berirama.
Unsur-unsur Puisi
Sebenarnya dalam materi sastra, selain ada unsur-unsur puisi, masih ada materi lain
yang serupa tapi tak sama, yaitu unsur intrinsik-ekstrinsik cerpen dan ada pula
materi unsur drama. Masing-masing memiliki kesamaan dan perbedaan unsur yang
membangunnya.
Unsur-unsur puisi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu fisik dan batin.
Unsur fisik puisi adalah unsur pembangun puisi yang bersifat fisik atau nampak dalam
bentuk susunan kata-katanya. Struktur fisik puisi terdiri dari beberapa macam, yaitu:
(1) Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak
dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak
selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut
sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
(2) Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya.
Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan
banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata
dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
(3) Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman
indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi
tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh
(imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar,
dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
(4) Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang
memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau
lambang. Misal kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan
hidup, dll., sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor,
tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.
Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris
puisi. Rima mencakup:
1. Onomatope adalah kata tiruan bunyi, msl "kokok" merupakan tiruan bunyi ayam,
"cicit" merupakan tiruan bunyi tikus.
2. Bentuk intern pola bunyi yang terdiri dari aliterasi, asonansi, persamaan akhir,
persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi
(kata), dan sebagainya.
3. Pengulangan kata/ungkapan.
Ritma (ritme; irama) adalah alunan yg terjadi krn perulangan dan pergantian
kesatuan bunyi dl arus panjang pendek bunyi, keras lembut tekanan, dan tinggi
rendah nada; ritme
Metrum adalah ukuran irama yg ditentukan oleh jumlah dan panjang tekanan
suku kata dl setiap baris; pergantian naik turun suara secara teratur, dng
pembagian suku kata yg ditentukan oleh golongan sintaksis
Referensi
https://zlen.wordpress.com/2013/05/22/unsur-pembangun-puisi/
Mengetahui,
Kepala SMP SATAP SMPN 2 Kambowa Pendidik Mata Pelajaran,