Anda di halaman 1dari 3

unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur pembangun yang ada di luar karya sastra, seperti latar

belakang pengarang, latar belakang masyarakat, dan nilai-nilai kehidupan. Kita simak
penjelasannya yuk:

1. Tema

Tema adalah gagasan utama yang disampaikan pengarang dalam cerpen.

2. Tokoh dan Penokohan

Tokoh adalah pelaku dalam cerpen, sementara penokohan adalah penggambaran karakter
tokoh dalam cerita.

3. Latar

Latar merupakan gambaran tempat, waktu, dan suasana dalam cerpen.

4. Alur dan Plot

Alur adalah rangkaian peristiwa yang membentuk jalannya cerita. Ada alur maju, alur
mundur, dan alur campuran. Nah, kalau plot itu merupakan peristiwa yang mengandung
hubungan sebab akibat.

5. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah cara pengarang melihat berbagai macam kejadian dalam cerpen. Sudut
pandang dalam cerpen serta novel biasanya dibagi menjadi dua jenis, yaitu sudut pandang
orang pertama dan sudut pandang orang ketiga.

6. Amanat

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Misalnya, tentang
pentingnya bekerja keras, tidak meremehkan orang lain, bersikap sopan, dan sebagainya.

7. Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah pemakaian bahasa yang digunakan pengarang untuk bercerita.

8. Latar Belakang Pengarang

Setiap pengarang memiliki latar belakang yang berbeda, sehingga memberi dampak terhadap
karya yang dihasilkan. Misalnya cerpen Juru Masak karya Damhari Muhammad. Damhari
merupakan penulis asal Sumatera Barat. Itu sebabnya, cerpen Juru Masak berlatar di daerah
tersebut.

9. Latar Belakang Masyarakat

Latar belakang masyarakat adalah tempat penulis berada, sehingga memengaruhi penulis
dalam membuat karya. Biasanya berhubungan dengan nama tokoh dan adat istiadat yang
berlaku.
10. Nilai Kehidupan

Nilai kehidupan adalah nilai atau norma yang berlaku di masyarakat dan memengaruhi proses
penciptaan sebuah cerpen. Ada nilai agama, nilai sosial, nilai budaya, dan nilai moral

PUISI
Struktur batin
Struktur batin puisi bisa disebut juga sebagai hakikat puisi, yang terdiri atas beberapa hal
seperti:

Tema/makna (sense) merupakan unsur utama dalam puisi sebab dapat menjelaskan mana
yang ingin disampaikan oleh seorang penyair di mana medianya berupa bahasa.
Rasa (feeling) adalah sikap sang penyair atau penulis puisi terhadap suatu masalah yang
diungkapkan dalam puisi. Umumnya, ungkapan rasa ini berkaitan dengan latar belakang sang
penyair seperti agama, pendidikan, kelas sosial, jenis kelamin, pengalaman sosial, dan
lainnya.
Nada (tone) adalah sikap seorang penyair terhadap audiensnya serta sangat berkaitan dengan
makna atau rasa. Melalui nada, seorang penyair dapat menyampaikan suatu puisi dengan
nada mendikte, penggurui, memandang rendah, dan sikap lainnya.
Tujuan (intention) merupakan maksud atau amanat dalam puisi yang ingin disampaikan
oleh penyair kepada audiensnya.
Struktur fisik
Struktur fisik suatu puisi bisa disebut juga dengan metode penyampaian hakikat puisi, yang
terdiri dari beberapa hal. yakni:

Perwajahan puisi (tipografi), yakni bentuk format suatu puisi seperti pengaturan baris, tepi
kanan-kiri, halaman yang tidak dipenuhi kata-kata. Perwujudan puisi ini sangat berpengaruh
pada pemaknaan diksi isi puisi sendiri.
Diksi merupakan pemilihan kata yang dilakukan oleh seorang penyair dalam mengungkapkan
puisinya sehingga didapatkan makna yang ingin disampaikan.
Imaji ialah susunan kata dalam puisi yang bisa mengungkapkan pengalaman inderawi sang
penyair (pendengaran, penglihatan, dan perasaan) sehingga dapat mempengaruhi audiens
seolah-olah merasakan yang dialami sang penyair.
Kata konkret merupakan bentuk kata yang bisa ditangkap oleh indera manusia sehingga
menimbulkan imaji. Kata-kata yang dipakai umumnya berbentuk kiasan(imajinatif), misalnya
penggunaan kata "salju" untuk menjelaskan kebekuan jiwa.
Gaya bahasa merupakan penggunaan bahasa yang bisa menimbulkan efek dan konotasi
tertentu dengan bahasa figuratif sehingga mengandung banyak makna. Gaya bahasa ini bisa
disebut juga dengan majas (metafora, ironi, repetisi, pleonasme, dan lain-lain).
Irama/ rima ialah adanya persamaan bunyi dalam penyampaian puisi, baik di awal, tengah,
maupun di akhir puisi. Beberapa bentuk rima yakni
Onomatope, yakni tiruan terhadap suatu bunyi. Misalnya 'ng' yang mengandung efek magis.
Bentuk intern pola bunyi, yakni aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak
berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi, dan sebagainya.
Pengulangan kata, yakni penentuan tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-lemah suatu bunyi.

Baca artikel CNN Indonesia "Cara Membuat Puisi yang Baik dan Menarik beserta
Contohnya" selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230309095209-
569-922773/cara-membuat-puisi-yang-baik-dan-menarik-beserta-contohnya.

Download Apps CNN Indonesia sekarang https://app.cnnindonesia.com/

Anda mungkin juga menyukai