Anda di halaman 1dari 38

PUISI

Ibnu Adnan Cahya


PUISI

Penulis: Ibnu Adnan Cahya


Penyunting: Cahya
Tata Sampul: Ibnu
Tata Isi: Adnan

Cetakan Pertama, Oktober 2019

Penerbit:
PT. Balai Pustaka

Jl. Bunga No 8-8A, Matraman,


Palmeriam, Kec. Matraman, Kota Jakarta Timur,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13140
Kata Pengantar

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan


kehadirat Alloh SWT karena buku ini selesai disusun. Buku
ini disusun untuk membantu para mahasiswa dalam
mempelajari konsep-konsep manajemen keuangan dan
untuk mempermudah mempelajari materi manajemen
keuangan terutama bagi yang belum mengenal manajemen
keuangan.
Penulis menyadari apabila dalam penyusunan buku ini
terdapat kekurangan, tetapi penulis meyakini sepenuhnya
bahwa sekecil apapun buku ini tetap memberikan manfaat.
Akhir kata guna penyempurnaan buku ini kritik dan saran
dari pembaca sangat penulis nantikan.

Penulis
DAFTAR ISI
Pendahuluan

Pada dasarnya puisi adalah sebuah luapan ekspresi dari


sebuah emosional jiwa. Puisi biasanya berwujud stanza
(paragrap) dan cantos (chapter) yang didalamnya terdapat
macam-macam struktur variasi seperti rhyme, metter,
imagery, allegory, figurative language dan lain sebagainya.
Dari keragaman itu puisi dikenal dengan kata
Defamiliarization atau ketidak biasaan dalam penggunaan
struktur kalimat yang biasa digunakan sehari- hari.
Puisi dikatakan sebagai karya sastra yang paling unik
karena tercipta dari kontemplasi terdalam penyairnya.
Namun, dalam memahami maknanya, kita mesti
mengkaitkan puisi dengan riwayat pengarang serta kondisi
yang menjadi konteks penciptaan karya.
Berdasarkan ukurannya, puisi dapat dikatakan bahwa puisi
adalah bentuk karya sastra yang dapat menyampaikan
aspek- aspek kehidupan secara dalam dan luas dengan kata-
kata yang jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan
jumlah kata- kata yang digunakan dalam karya sastra yang
lain.
”the difference between poetry and other literature is on
only of degree. Poetry is the must condensed and
concentrated from of literature, saying most in the fewest
number of word. It is language whose individual lives,
either own brilliances or because the focus so powerfully
what has gone before, have a higher voltage than most
language has. [ CITATION Per84 \l 1033 ]
Untuk membuat kalimat yang singkat, padat makna tetapi
dapat mengungkapkan pengalaman, perasaan, pikiran,
keinginan yang hendak
diekspresikan penyair, maka diperlukan perangkat atau
unsur- unsur puisi seperti diksi, pencitraan, irama, simile,
metafora, simbol ataupun pengulangan. Unsur- unsur
tersebut saling mendukiung, jalin- menjalin dengan rapi dan
jalinan itu membentuk makna yang utuh pada sebuah puisi.
[ CITATION Per69 \l 1033 ]
Pengertian Puisi

Apa yang dimaksud dengan puisi? Pengertian puisi adalah


suatu karya sastra tertulis dimana isinya merupakan
ungkapan perasaan seorang penyair dengan menggunakan
bahasa yang bermakna semantis serta mengandung irama,
rima, dan ritma dalam penyusunan larik dan baitnya.
Ada juga yang menyebutkan pengertian puisi adalah suatu
karya sastra yang isinya mengandung ungkapan kata-kata
bermakna kiasan dan penyampaiannya disertai dengan rima,
irama, larik dan bait, dengan gaya bahasa yang dipadatkan.
Beberapa ahli modern mendefinisikan puisi sebagai perwujudan
imajinasi, curahan hati, dari seorang penyair yang mengajak orang
lain ke ‘dunianya’. Meskipun bentuknya singkat dan padat,
umumnya orang lain kesulitan untuk menjelaskan makna puisi
yang disampaikan dari setiap baitnya.

Pengertian Puisi Menurut Para Ahli


Agar lebih memahami apa arti puisi maka kita dapat merujuk pada
pendapat para ahli berikut ini:

1. H. B. Jassin

Menurut H. B. Jassin, pengertian puisi adalah suatu karya


sastra yang diucapkan dengan sebuah perasaan yang
didalamnya mengandung suatu fikiran-fikiran dan sebuah
tanggapan-tanggapan.

2. Herman Waluyo
Menurut Herman Waluyo, pengertian puisi adalah suatu
karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinatif dan disusun dengan memfokuskan
semua kekuatan bahasa dalam sebuah struktur fisik dan
struktur batinnya.

3. Sumardi
Menurut Sumardi, pengertian puisi adalah karya sastra
dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi
irama dengan bunyi yang padu dan kata-kata bermakna
kiasan (imajinatif).

4. Theodore Watts-Dunton
Menurut Theodore Watts-Dunton, pengertian puisi adalah
suatu ekpresi yang kongkret dan bersifat artistik dari sebuah
pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama.
5. James Reevas
Menurut James Reevas, pengertian puisi adalah ekspresi
bahasa yang kaya dan penuh daya pikat.

6. Panuti Sudjiman
Menurut Panuti Sudjiman, pengertian puisi adalah suatu
karya sastra yang bahasanya terikat oleh suatu irama, matra,
rima, dalam penyusunan larik dan baitnya.
Unsur – Unsur Puisi

Suatu puisi dibentuk oleh struktu batin dan struktur fisik


yang ada di dalamnya sehingga menjadi satu kesatuan.
Adapun unsur-unsur dalam puisi adalah sebagai berikut:

A. Struktur Batin
Struktur batin puisi disebut juga sebagai hakikat suatu puisi,
yang terdiri dari beberapa hal, seperti;
1. Tema/ Makna (sense)
Ini adalah unsur utama dalam puisi karena dapat
menjelaskan makna yang ingin disampaikan oleh seorang
penyair dimana medianya berupa bahasa.
2. Rasa (feeling)
Ini adalah sikap sang penyair terhadap suatu masalah yang
diungkapkan dalam puisi. Pada umumnya, ungkapan rasa
ini sangat berkaitan dengan latar belakang sang penyair,
misalnya agama, pendidikan, kelas sosial, jenis kelamin,
pengalaman sosial, dan lain-lain.
3. Nada (tone)
Nada merupakan sikap seorang penyair terhadap
audiensnya serta sangat berkaitan dengan makna dan rasa.
Melalui nada, seorang penyair dapat menyampaikan suatu
pusi dengan nada mendikte, menggurui, memandang
rendah, dan sikap lainnya terhadap audiens.
4. Tujuan (intention)
Tujuan/ maksud/ amanat adalah suatu pesan yang ingin
disampaikan oleh sang penyair kepada audiensnya.

B. Struktur Fisik
Struktur fisik suatu puisi disebut juga dengan metode
penyampaian hakikat suatu puisi, yang terdiri dari beberapa
hal berikut ini;
1. Perwajahan Puisi (tipografi)
Tipografi adalah bentuk format suatu puisi, seperti
pengaturan baris, tepi kanan-kiri, halaman yang tidak
dipenuhi kata-kata. Perwajahan puisi ini sangat
berpengaruh pada pemaknaan isi puisi itu sendiri.
2. Diksi
Diksi adalah pemilihan kata yang dilakukan oleh seorang
penyair dalam mengungkapkan puisinya sehingga
didapatkan efek sesuai dengan yang diinginkan. Pemilihan
kata pada puisi sangat berkaitan dengan makna yang ingin
disampaikan oleh penyair.
3. Imaji
Imaji adalah susunan kata dalam puisi yang bisa
mengungkapkan pengalaman indrawi sang penyair
(pendengaran, penglihatan, dan perasaan) sehingga dapat
mempengaruhi audiens seolah-olah merasakan yang
dialami sang penyair.

4. Kata Konkret
Kata konkret adalah bentuk kata yang bisa ditangkap oleh
indera manusia sehingga menimbulkan imaji. Kata-kata
yang digunakan umumnya berbentuk kiasan (imajinatif),
misalnya penggunaan kata “salju” untuk menjelaskan
kebekuan jiwa.

5. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah penggunaan bahasa yang bisa
menimbulkan efek dan konotasi tertentu dengan bahasa
figuratif sehingga mengandung banyak makna. Gaya
bahasa ini disebut juga dengan majas (metafora, ironi,
repetisi, pleonasme, dan lain-lain).

6. Rima/ Irama
Irama/ rima adalah adanya persamaan bunyi dalam
penyampaian puisi, baik di awal, tengah, maupun di akhir
puisi. Beberapa bentuk rima yaitu;
 Onomatope, yaitu tiruan terhadap suatu bunyi.
Misalnya ‘ng’ yang mengandung efek magis.
 Bentuk intern pola bunyi, yaitu aliterasi, asonansi,
persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang,
sajak berparuh, sajak penuh, repetisi, dan sebagainya.
 Pengulangan kata, yaitu penentuan tinggi-rendah,
panjang-pendek, keras-lemah suatu bunyi.
Struktur Puisi

1. Tema
Tema pada struktur puisi ini adalah kandungan makna yang
akan disampaikan dari dalam puisi yang disampaikan
tersebut kepada pendengar. Baik itu pada kata, nada baris
maupun pada keseluruhan puisi.

2. Rasa
Rasa pada struktur puisi adalah suau perasaan yang
disampaikan oleh penyair. Yang memang menyangkut pada
apa yang dialami si penyair tersebut yang kemudian
disampaikan melalui puisi.

3. Nada
Nada pada struktur puisi adalah nada yang digunakan pada
saat menyampaikan puisi tersebut haruslah saling berkaitan.

4. Tujuan
Tujuan pada struktur puisi adalah puisi tersebut haruslah
mempunyai amanat atau pesan kepada si pendengar.
Jenis – Jenis Puisi

Jenis-jenis puisi dapat dikelompokkan berdasarkan


jamannya. Mengacu pada pengertian puisi di atas, berikut
ini adalah beberapa jenis puisi tersebut:

1. Puisi Lama
Puisi Lama adalah salah satu karya sastra berupa puisi yang
masih terikat dengan aturan – aturan baku tertentu dalam
pembuatannya. Aturan – Aturan itu sendiri berhubungan
dengan kata, baris, bait, rima dan irama dalam puisi
tersebut. Dalam perkembangannya terdapat 2 jenis puisi,
yaitu puisi lama dan puisi baru. Nah puisi baru atau yang
juga disebut dengan puisi modern adalah kebalikan dari
puisi lama, dimana puisi baru tidak lagi terikat dengan
aturan-aturan tertentu.

A. Ciri – Ciri Puisi Lama


1. Merupakan puisi rakyat
2. Pengarangnya sering tidak diketahui karena tersebar
melalui mulut ke mulut.
3. Bahasa yang padat dan penuh makna
4. Sangat terikat kepada aturan-aturan berikut :
 Jumlah suku kata dalam 1 barisnya
 Jumlah kata dalam 1 barisnya
 Jumlah baris dalam 1 baitnya
 Persajakan (rima)
 Irama

B. Klasifikasi Macam – Macam Jenis Puisi


Lama dan Contohnya

1. Pantun
Pantun merupakan salah satu karya sastra jenis puisi lama
yang sangat luas dan dikenal dalam bahasa-bahasa
nusantara yang terdiri dari sampiran dan isi. Istilah kata
“Pantun” berasal dari bahasa Jawa kuno, yakni “tuntun”
yang artinya menyusun atau mengatur. Pada dasarnya,
pantun merupakan bentuk karya sastra yang terikat aturan-
aturan persajakan serta memiliki rima dan irama yang
indah. Selain itu, pantun juga memiliki arti dan makna yang
penting. Awalnya, pantun hanya berupa sebuah ungkapan
secara lisan. Namun seiring perkembangan zaman, pantun
sudah disajikan dalam bentuk tertulis. Pantun merupakan
puisi lama yang bersajak a-b-a-b dimana tiap baris terdiri
dari 8 – 12 suku kata, tiap baitnya terdiri dari 4 baris, 2
baris utama merupakan sampiran, 2 baris lagi merupakan
isi.
Contoh pantun adalah :
Burung pipit jarang bersua
Bahkan sampai dia mati
Jangan pernah melawan orang tua
Mereka itu harus dihormati

2. Mantra
Mantra adalah jenis puisi lama berupa bunyi, suku kata,
kata atau kumpulan kata yang dipercaya mampu
menciptakan perubahan spiritual. Penggunaan mantra dapat
bervariasi tergantung filsafat dan kebudayaan dari tempat
penggunaan mantra. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), Mantra didefinisikan sebagai susunan kata
berunsur puisi (rima dan irama) yang dianggap memiliki
kekuatan gaib. Contoh mantra adalah :
Gelang-gelang si gali-gali
Malukut kepala padi
Air susu keruh asalmu jadi
Aku sapa tidak berbunyi
Contoh mantra di atas dipercaya mempunyai kekuatan
sebagai obat sakit perut.

3. Karmina
Karmina atau yang juga sering disebut dengan “pantun
kilat”adalah salah satu puisi lama yang memiliki ciri seperti
pantun, tetapi hanya terdiri dari 2 baris dalam satu baitnya
dan bersajak a-a. Karmina biasanya digunakan untuk
mengungkapkan perasaan secara langsung. Baris pertama
pada karmina merupakan sampiran dan baris kedua berupa
isi, setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata dan 4 – 8 kata.
Contoh karmina :
Dahulu parang, sekarang besi
Dahulu sayang, sekarang benci

4. Seloka
Seloka adalah salah satu jenis puisi lama yang digunakan
untuk menyampaikan sindiran, ejekan, atau sendagurau
dalam bentuk pepatah. Biasanya seloka terdiri atas 2 baris
panjang yang dibuat menjadi bentuk 4 baris, umumnya
setiap baris terdiri dari 18 suku kata (2x9). Jika terdiri lebih
dari 1 bait, maka terdapat hubungan antara isi dalam setiap
baitnya. Contoh Seloka :

Lurus jalan ke Payakumbuh,


Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
Kayu jati bertimbal jalan,
Turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan,
Ke mana untung diserahkan

5. Talibun
Talibun adalah jenis puisi lama seperti pantun yang
memiliki jumlah baris lebih dari 4 (6, 8, 10, ...-20). Talibun
juga memiliki sampiran dan isi, setengah dari satu bait
talibun merupakan sampiran dan setengahnya lagi adalah
isi. Setiap barisnya terdiri dari 8 – 12 suku kata. Talibun
memeiliki sajak abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan
seterusnya sesuai dengan jumlah baris dari talibun tersebut.
Contoh talibun :

Untuk apa memakai sandal


Jalan sebentar kaki memar
Sakitnya itu menimbulkan luka
Untuk apa mencari orang terkenal
Banyak saingan para pelamar
Mendin mencara yang kau suka

6. Syair
Syair adalah jenis puisi lama yang tiap bairnya terdiri atas
empat baris dan memiliki akhir bunyi yang sama untuk
masing-masing baris tersebut. Syair dapat digunakan untuk
menyamaikan hal-hal yang berkaitan dengan segala hal.
Syair hanya memiliki isi dan tidak memiliki sampiran, pola
rimanya adalah a-a-a-a.
Contoh Syair :
Wahai ananda dengarlah pesan
Pakai olehmu sifat anak jantan
Bertanggung jawab dalam perbuatan
Beban dipikul pantang dielakkan

Wahai ananda intan pilihan


Sifat tanggung jawab engkau amalkan
Berani mencencang terpotong tangan
Berani berhutang tumbuhlah beban

7. Gurindam
Gurindam adalah jenis puisi lama yang terdiri dari dua bait
dengan tiap baitnya terdiri dari 2 baris kalimat dengan sajak
a-a. Jumlah suku kata dalam sebuah gurindam biasanya 10
-14 suku kata dalam satu baris. Gurindam membahas
tentang hubungan sebab akibat, biasanya baris pertama
merupakan sebab dan baris kedua merupakan akibat.
Contoh gurindam :
Barang siapa tidak memiliki agama
Pastilah sesat hidupnya di dunia
Agar hidupmu tidak sesat dunia dan akhirat
Maka cepatlah engkau bertaubat
2. Puisi Baru
Puisi baru adalah jenis puisi yang tidak terikat dengan
aturan-aturan baku tertentu dalam pembuatan atau
pembacaannya. Artinya puisi baru merupakan jenis puisi
yang bebas, tidak terikat dengan aturan terkait jumlah suku
kata, jumlah kata, jumlah baris, rima (sajak) ataupun jumlah
bait dalam pembuatannya. Berdasarkan perkembangannya,
terdapat dua jenis puisi, yaitu Puisi Baru dan Puisi Lama,
nah puisi baru ini merupakan puisi bebas, sedangkan puisi
lama adalah puisi yang terikat dengan aturan-aturan
tertentu.

A. Ciri – Ciri Puisi Baru


 Tidak ada aturan terhadap jumlah suku kata, kata,
baris, rima (sajak) atau jumlah bait dalam
pembuatannya.
 Bentuk tertulis rapi dan simetris.
 Mempunyai sajak yang teratur ( a-a-a-a atau a-b-a-b
atau a-b-c-d a-b-c-d atau lainnya) tetapi tidak ada
aturan baku terhadap sajak ini.
 Biasanya penulisnya diketahui namanya.
 Sebagian puisi baru memiliki 4 baris dalam satu bait
atau biasa disebut puisi 4 seuntai.
 Bentuk antar bait dapat berbeda antara yang satu
dengan yang lain, tetapi isinya tetap berhubungan.
B.Klasifikasi Macam – Macam Jenis Puisi
Baru
1. Jenis Puisi Berdasarkan Isinya
Balada, merupakan puisi baru yang isinya berupa kisah atau
cerita.
Himne, merupakan puisi yang berisi pujian atau sanjungan
kepada tuhan, alam, tanah air, atau tokoh yang dihormati.
Romansa, merupakan puisi baru yang isinya tentang
percintaan dan kasih sayang.
Ode, merupakan jenis puisi baru yang isinya berupa
sanjungan kepada bangsawan atau orang yang berjasa bagi
penyair.
Epigram, yaitu jenis puisi baru yang berisi tentang nasihat
dalam kehidupan.
Satire, merupakan jenis puisi barus yang isinya berupa
sindiran atau kritikan.

2. Jenis Puisi Baru Berdasarkan Bentuknya


Distikon, jenis puisi yang tiap baitnya terdiri dari 2 baris.
Terzina, jenis puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari 3
baris.
Kuatrain, jenis puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari 4
baris.
Kuint, jenis puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari 5 baris.
Sektet, jenis puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari 6 baris.
Septime, jenis puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari 7
baris.
Oktaf, jenis puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari 8 baris.
Soneta, jenis puisi baru yang terdiri dari 14 baris dibagi
menjadi dua bentuk. 8 Baris pertama membentuk dua bait
dengan masing-masing 4 baris tiap baitnya, sedangkan 6
baris selanjutnya membentuk dua bait dengan masing-
masing 3 baris tiap baitnya.

C. Contoh Puisi Baru


Sebentar Saja

Beri waktuku sebentar saja


Belum cukupku membalas jasa
Duhai ibuku jangan berduka
Maafkan aku kau tak bahagia

Sampai sekarang hanya usaha


Tambahkan doa oh supaya
Tak lelah jiwa dan juga raga
Menggapai asa sebentar saja

Aku tahu hampir saatnya


Tapi izinkan aku merasa
Kehangatan itu yang salalu ada
Oh sebentar saja
Mungkin untuk terakhir kalinya

Selamat tinggal oh ibunda


[ CITATION Aha18 \l 1033 ]

3. Puisi Kotemporer
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kontemporer
mempunyai arti pada masa kini, waktu kini. Sehingga
pengertian puisi kontemporer yaitu suatu puisi yang dibuat
pada waktu kini, atau penciptaanya pada masa sekarang.
Puisi ini tidak memiliki ikatan bentuk dan irama, selain itu
yang membuat kekinian adalah kebebasan si pembuat puisi
dalam menciptakannya.

Adapun beberapa tokoh yang mempunyai perang penting


dalam puisi kontemporer di negara Indonesia yaitu:
 Sutardji Calzoum Bachri, yang terkenal dengan
karyanya yang berjudul O, Amuk, dan juga O Amuk
Kapak
 Hamid Jabbar, yang terkenal dengan karyanya didalam
kumpulan puisi Wajah Kita
 Ibrahim Sattah, yang terkenal dengan karyanya
didalam kumpulan puisi Hai Ti
Puisi kontemporer arahnya lebih kepada puisi yang
mementingkan bentuk grafis atau fisik (bunyi) untuk
mengutarakan perasaan si penyair. Tugas seorang penyair
disni adalah merangkai kata agar menimbulkan bunyi yang
bisa didengar dengan indah.
Terkadang pada puisi kontemporer, penggunaan kata
kurang diperhatikan kesantunan bahanya. Menggunakan
kata kasar, ejekan dan lain-lain. Jadi puisi ini bisa juga
diartikan dengan puisi yang keluar pada masa kini (modern)
yang bentuk serta gayanya tidak mengikuti kaidah-kaidah
puisi umumnya, dan mempunyai ciri yang berbeda pula
dengan puisi lain.

A.Ciri-Ciri Puisi Kontemporer


 Dalam puisi kontemporer terdapat beberapa ciri-ciri
antara lain:
 Seringkali menyatukan beberapa kata atau kalimat
bahasa Indonesia dengan kata atau kalimat bahasa
asing ataupun bahasa daerah hingga bahasa dialek.
 Ada banyak terjadi pengulangan kata, frasa, atau
kelompok kata sehingga membuat puisi ini tidak wajar.
 Kekerasan/kemerduan bunyi sangat diperhatikan
 Seringkali memamaki idiom-idiom yang tidak
konvensional (inkonvensional) atau yang tidak lazim
 Banyak terjadi kemacetan bunyinya, dan nyaris tidak
dapat dibaca dikarenakan kadang hanya tampak tanda
tanya yang disejajarkan
 Tipografi atau bentuk tulisan pada puisi ini unik
 Memakai gaya bahasa pararelisme yang digabungkan
dengan gaya bahasa hiperbola

B. Jenis-Jenis Puisi Kontemporer


Adapun jenis atau macam-macam dari puisi kontemporer
adalah sebagai berikut:

Puisi Mbeling
Secara umum, puisi mbeling terdapat unsur-unsur humor
didalamnya, bercorak kelakar. Didalamnya juga seringkali
ada unsur kritik, terutama kritik sosial.

Puisi Idiom Baru


Puisi idiom baru tetap memakai kata sebagai alat
ekspresinya, tetapi kata tersebut dinyatakan dengan cara
baru, dan diberi nyawa baru.

Puisi Suprakata
Puisi suprakata yaitu jenis puisi kontemporer yang
memakai kata-kata konvensional yang di tukar-tukar atau
mencitptakan kata-kata baru yang sebelumnya tidak ada
kosakatanya dalam bahasa Indonesia. Jenis puisi ini
mementingkan ritme dan bunyi

Puisi Tipografi
Puisi tipografi adalah salah satu jenis puisi kontemporer
yang melihat bentuk atau tampak fisik yang dapat
memperkuat puisi.

Puisi Multi Lingual


Puisi multilingual adalah jenis puisi kontemporer yang
memakai kata atau kalimat dari berbagai bahasa, baik
bahasa asing ataupun bahasa daerah.

Puisi Mini Kata


Puisi mini kata adalah jenis puisi kontemporer yang
memakai kata-kata yang jumlahnya sedikit, dilengkapi
dengan simbol lain yaitu seperti huruf, garisan titik, atapun
simbol lain.

Puisi Tanpa Kata


Puisi tanpa kata adalah jenis puisi kontemporer yang tidak
memakai kata sama sekali sebagai cara
mengekspresikannya, tetapai memakai titik-titik, garis,
huruf atau simbol lain.

Puisi Mantra
Puisi mantra adalah suatu jenis puisi kontemporer yang
berhubungan dengan salah satu jenis pusi lama, yaitu
mantra. Puisi mantra penyajiannya berhubungan dengan
dunia misteri, memberikan efek kemajuran. Puisi ini
diperkenalkan oleh Sutardji Calzoum Bachri.

C. Unsur Puisi Kontemporer


Dalam puisi kontemporer, ada beberapa unsur yang
menonjol yaitu:
 Unsur bunyi
 Adanya penekanan rima dan pengulanan
 Unsur Tipografi
 Yaitu susunan baris atau baitnya serta cara penulisan
huruf
 Enjambemen
 Yaitu pemotongan kalimat atau frase
 Unsur Kelakar
Cntoh – Contoh Puisi Beserta
Pengarangnya

1. Debu
[ CITATION Nad \l 1033 ]

Debu yang menempel di keningmu


Biarkan, jangan diusap
Jika usai rakaat terakhir
Teruskan berdzikir

Disuruh oleh Allah butir-butir debu itu


Agar menyerap kotoran dari gumpalan otakmu
Jika telah penuh muatannya
Akan tanggal dengan sendirinya

Nanti pikiranmu mengkaca benggala


Beningnya tak terbilang kata
Cahaya Allah menembusnya
Memantul darimu ke wajah buram dunia
Kalau engkau bersujud hingga rakaat tak terhingga

Wajahmu sirna, menjelma cahaya


Kepada para malaikat, alam dan manusia
Tak bisa kau sodorkan apa pun kecuali cahaya

Cahaya hanya satu


Namanya satu
Kau dengar Allah menyapa, Muhammad menyapa
Dari dalam diri, yang bukan lagi pribadi

2. Diponegoro
[ CITATION Anw \l 1033 ]
Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati

Maju
Ini barisan tak bergenderang berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati

Maju
Bagimu negeri
Menyediakan api
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sungguh pun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai

Maju
Serbu
Serang
Terjang

3. Lagu Gadis Itali


[ CITATION Sit \l 1033 ]

Kerling danau di pagi hari


Lonceng gereja bukit Itali
Jika musim tiba nanti
Jemput Abang di Teluk Napoli

Kerling danau di pagi hari


Lonceng gereja bukit Itali
Sedari Abang lalu pergi
Adik rindu setiap hari

Kerling danau di pagi hari


Lonceng gereja bukit Itali
Andai Abang tak kembali
Adik menunggu sampai mati

Batu tandus di kebun anggur


Pasir teduh di bawah nyiur
Abang lenyap hatiku hancur
Mengejar bayang di salju gugur

4. Perpisahan
[ CITATION Elh \l 1033 ]
Akhirnya peluit pun dibunyikan
Buat penghabisan kali kugenggam jarimu
Lewat celah kaca jendela
Lalu perlahan-lahan jarak antara kita
Mengembang jua
Dan tinggalah rel-rel, peron dan lampu
Yang menggigil di angin senja

5. Gadis Peminta-minta
[ CITATION Bac \l 1033 ]
Setiap kali bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa

Ingin aku iku, gadis kecil berkaleng kecil


Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari kemayaan riang

Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral


Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal
Jiwa begitu murni, terlelu murni
Untuk bisa membagi dukaku

Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil


Bulan di atas itu, tak ada yang punya
Dan kotaku, ah kotaku
Hidupnya tak lagi punya tanda

Penutup

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang


menjadi pokok bahasan dalam buku ini, tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul buku ini. Menyadari bahwa
penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang
buku di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak
yang tentunga dapat di pertanggungjawabkan. Penulis
banyak berharap para pembaca yang akan membaca buku
ini dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi kesempurnaannya buku ini dan dan
penulisan buku di kesempatan-kesempatan berikutnya.
Semoga buku ini dapat berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca. Terimakasih.

Biografi Penulis
Daftar Pustaka
Ahablogweb. (2018). Sebentar Saja.
Anwar, C. (n.d.). Diponegoro.
Bachtiar, T. S. (n.d.). gadis peminta-minta.
Elha. (n.d.).
Nadjib, E. A. (n.d.). Debu.
Perrine. (1969).
Perrine. (1984).
Situmorang, S. (n.d.). Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai