Disusun oleh :
Ibnu Adnan Cahya
1800003152
1.5.2 Kedwibahasaan
Weinrich (dalam Padmadewi, Merlyna, dan Saputra, 2014: 52)
mengatakan kedwibahasaan adalah fenomena bahasa di mana seseorang atau
sekelompok orang memiliki kemampuan untuk menggunakan dua bahasa dalam
berkomunikasi.
1.5.5 YouTube
YouTube adalah sebuah situs web berbagi video yang dibuat oleh tiga
mantan karyawan PayPal pada Februari 2005. Situs web ini memungkinkan
pengguna mengunggah, menonton, dan berbagi video. YouTube menampilkan
berbagai macam konten video buatan pengguna/kreator, termasuk klip film, klip
TV, dan video musik. Selain itu, konten amatir seperti blog video, video orisinal
pendek, dan video pendidikan juga ada dalam situs ini.
d. Mitra Bicara
Mitra bicara dapat berupa individu atau kelompok. Dalam masyarakat bilingual,
seorang pembicara yang mula-mula menggunakan satu bahasa dapat melakukan
campur kode menggunakan bahasa lain dengan mitra bicaranya yang memiliki latar
belakang daerah yang sama.
f. Modus Pembicaraan
Modus pembicaraan merupakan sarana yang digunakan untuk berbicara. Modus
pembicaraan dibagi menjadi dua golongan, yaitu modus lisan dan modus tulis. Modus
lisan lebih banyak menggunakan ragam nonformal (tatap muka langsung, melalui
telepon, audio visual) dibandingkan dengan modus tulis yang biasanya menggunakan
ragam formal (surat dinas, surat kabar, buku ilmiah).
g. Topik
Topik digolongkan menjadi dua macam, yaitu topik ilmiah dan topik nonilmiah.
Topik ilmiah disampaikan dengan menggunakan ragam formal. Topik nonilmiah
disampaikan dengan “bebas” dan “santai” dengan menggunakan ragam nonformal.
k. Pokok Pembicaraan
Pokok pembicaraan dibagi menjadi dua golongan, yaitu pokok pembicaraan yang
bersifat formal biasanya diungkapkan dengan bahasa baku dan pokok pembicaraan
yang bersifat informal biasanya disampaikan dengan bahasa tak baku.
Suwito (1983: 77) membagi penyebab campur kode menjadi tiga faktor, di antaranya
adalah:
a.Identifikasi Peranan
Ukuran untuk identifikasi peranan adalah sosial, registral, dan edukasional.
b.Identifikasi Ragam
Identifikasi ragam ditentukan oleh bahasa di mana seorang penutur melakukan
campur kode yang akan menempatkan dia di dalam hierarki status sosialnya.
c.Keinginan untuk Menjelaskan dan Menafsirkan
Keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan, nampak karena campur kode
juga menandai sikap dan hubungannya terhadap orang lain dan sikap dan
hubungan orang lain terhadapnya.
Ketiganya penyebab campur kode tersebut saling bergantung dan tidak jarang
bertumpang tindih.
Pada bab ini, peneliti menyajikan tentang metode penelitian ini. Metode
penelitian merupakan satu kesatuan penyajian dengan bab lain dalam penelitian untuk
mengetahui jalan penelitian yang akan berlangsung pada penelitian alih kode dan
campur kode pada video YouTube “Nihongo Mantappu”. Penyajian pada metode
penelitian ini memberikan penjelasan tentang jenis penelitian, lokasi penelitian,
subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, data dan sumber data, metode dan teknik
pengumpulan data, metode dan teknik analisis data, serta teknik penyajian data.
Berikut adalah penyajian dari bagian metode penelitian ini:
3.5.1 Data
Data adalah hal penting dalam penelitian karena data merupakan objek
penelitian yang akan dianalisis lalu disajikan menjadi laporan penelitian itu
sendiri. Dalam penelitian bahasa, Sudaryanto (dalam Mahsun 2014:18)
memberikan batasan bahwa data merupakan bahan jadi untuk dianalisis,
bahan jadi tersebut diperoleh dari pemilihan macam tuturan yang kiranya
benar-benar dibutuhkan. Data penelitian tidak hanya berupa objek penelitian
saja melainkan konteks pula yang mendukung atau yang terdapat dalam objek
penelitian tersebut karena objek penelitian dan konteks memiliki hubungan
yang saling berkaitan.
Pada penelitian ini, data yang diperoleh adalah berupa tuturan yang
mengandung fenomena bahasa alih kode dan campur kode serta konteks yang
mengiringinya pada video YouTube Nihongo Mantappu. Tuturan lisan yang
dipilih sesuai dengan kebutuhan nantinya akan ditranskripsikan untuk
dianalisis data. Adapun batasan data-data yang akan dianalisis. Batasan data-
data yang akan dianalisis pada fenomena alih kode adalah ranah sintaksis
klausa dan kalimat sedangkan batasan data-data campur kode adalah ranah
sintaksis kata dan frasa.