Anda di halaman 1dari 15

CAMPUR KODE PADA KONTEN VIDEO YOUTUBE

AGUNG HAPSAH YANG BERJUDUL “VLOG”:


TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK

Fakhrul Rozi 191072018


Sastra Indonesia
Seminar Linguistik
Latar
Komunikasi merupakan salah satu komponen dalam melakukan interaksi sosial. Alat utama dalam
belakang
berkomunikasi adalah bahasa. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala
kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu, sebagai makhluk yang berbudaya dan
bermasyarakat (Horwae, 2018). Secara umum di Indonesia menggunakan tiga bahasa, yaitu (1) bahasa
Indonesia, (2) bahasa daerah, dan (3) bahasa asing (Chaer dan Agustina, 2010: 154). Peristiwa keragaman bahasa
tersebut menyebabkan terciptanya masyarakat bilingual atau multilingual di mana seorang individu menguasai
dua bahasa atau lebih. Akibat dari adanya peristiwa kedwibahasaan adalah timbulnya peristiwa campur kode.
Campur kode merupakan pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling memasukkan unsur bahasa yang satu
ke dalam bahasa lain secara konsisten (Pranowo, 1996: 12). Campur kode merupakan suatu bahasa atau kalimat
yang di dalamnya terdapat beberapa kode dari bahasa lain yang dapat berupa unsur yang berwujud kata, unsur
yang berwujud frasa, dan unsur yang berwujud klausa. Campur kode merupakan salah satu aspek saling
ketergantungan bahasa pada masyarakat bilingual (dwibahasa) sehingga, jarang ditemukan seorang penutur
bilingual menggunakan satu bahasa secara mutlak tanpa sedikit pun memanfaatkan bahasa dan unsur lain, di
dalam campur kode terdapat sebuah kode utama atau kode dasar yang digunakan dan memiliki fungsi serta
kedudukannya, sedangkan kode-kode yang lain yang terlibat dalam komunikasi tutur hanyalah sebuah serpihan
kode saja tanpa memiliki kedudukan sebuah kode. Dengan demikian campur kode yang terjadi dalam suatu
tuturan tertentu memiliki fungsi tertentu.
Menurut Kustriyono & Rochmat (2016) campur kode selalu melekat pada kehidupan sehari-hari terutama dalam percakapan
dengan orang lain. Salah satu media yang kerap kali ditemukan adanya peristiwa tersebut karena selalu melekat dengan
kehidupan manusia adalah media sosial. Media sosial merupakan media daring yang memungkinkan para penggunanya
dapat dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan berbagai hal dalam rangka memperluas pergaulan di internet.
Beragam fitur, situs, dan aplikasi yang makin berkembang memungkinkan tiap orang dapat melihat dunia dari layar gawai,
laptop, dan lainnya. Salah satu situs yang semakin populer adalah Youtube.
Campur kode dapat terjadi, jika seseorang menyisipkan sebuah bahasa asing ke dalam pembicaraan bahasa Indonesia. Ciri
khas dari campur kode yakni saat adanya situasi yang santai dalam pembicaraan tersebut. Campur kode tak hanya terjadi
pada dunia nyata saja, namun didalam media seperti Youtube juga sering terjadi. Banyak Vlogger yang tanpa sengaja
melakukan sebuah tuturan campur kode.
Seperti halnya Agung Hapsah, penggunaan bahasa pada video Agung Hapsah dapat dikelompokkan ke dalam bermacam-
macam bentuk bahasa. Hingga akhirnya bahasa yang digunakan oleh Agung Hapsah tersebut dapat di analisis melalui cara
kebahasaan. Salah satu permasalahan yang dapat di analisis yakni tuturannya, yang mana tuturan tersebut berisi sebuah
bilingual yakni terdapat dua bahasa dalam satu tuturan. Agung Hapsah menyajikan sebuah video yang berisi bilingual,
yang mana ia bertutur dalam bahasa Indonesia dan diselingi bahasa Inggris. Dalam video yang berjudul “Vlog” bahasa
pada video youtube Agung Hapsah sangat menarik untuk dijadikan sebuah penelitian karena menggunakan lebih dari satu
bahasa.
Agung Hapsah adalah seorang youtuber yang besar di Australia. Hal tersebut menjadikan Agung Hapsah memiliki
kemampuan berbahasa Inggris yang baik. Bahkan saat Ia berada di Indonesia, Ia menggunakan bahasa Indonesia semi
formal.
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan diatas, sehingga perlu adanya penelitian yang dilakukan terhadap salah
satu video blog dalam Youtube Agung Hapsah yang mencakup campur kode. Hingga akhirnya peneliti mendapatkan judul
yakni “Campur Kode pada Konten Video Youtube Agung Hapsah yang Berjudul Vlog. “
Berikut contoh dari campur kode yang ditemukan dalam video Youtube Agung Hapsah yang berjudul “Vlog”.
Data 1
“save money jangan pesan makanan terus, masak coba”
Pada data di atas yang ditemukan merupakan unsur yang berwujud kata. Data tersebut memuat dua bahasa yakni bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris, yang mana bahasa Inggris dicampurkan ke dalam bahasa Indonesia. Penutur dapat
menuturkan dua bahasa dengan lancar dikarenakan penutur telah menguasai bahasa tersebut dengan baik. Save money
memilikin arti (simpan uang). Data tersebut mengatakan untuk lebih hemat, peristiwa campur kode tersebut terjadi saat
penutur membahas mengenai pandemi. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia data tersebut akan menjadi “simpan
uang jangan pesan makanan terus, masak coba”.
Data 2
“seharusnya wedding nya disini”
Pada data di atas yang ditemukan merupakan unsur yang berwujud kata. Data tersebut memuat dua bahasa yakni bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris, yang mana bahasa Inggris dicampurkan ke dalam bahasa Indonesia. Penutur dapat
menuturkan dua bahasa dengan lancar dikarenakan penutur telah menguasai bahasa tersebut dengan baik. Wedding
memilikin arti (pernikahan). Data tersebut menunjukan keheranan penutur, peristiwa campur kode tersebut terjadi saat
penutur mendatangi lokasi pernikahan yang ternyata diundur. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia data tersebut
akan menjadi “seharusnya pernikahannya disini”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
1. Apa saja Campur Kode Pada Konten Video Youtube Agung Hapsah Yang Berjudul “Vlog”?
2. Apa saja faktor yang memengaruhi Campur Kode Pada Konten Video Youtube Agung Hapsah Yang
Berjudul “Vlog”?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dibahas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan campur kode pada konten video Youtube Agung Hapsah yang berjudul “Vlog”
2. Menjelaskan faktor yang memengaruhi terjadinya campur kode pada konten video Youtube Agung
Hapsah yang berjudul “Vlog”

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah secara teoritis, hasil penelitian dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu linguistik terkhusus bidang sosiolinguistik, kedwibahasaan, dan campur kode. Secara praktis, hasil
penelitian ini bermanfaat untuk dijadikan bahan rujukan penelitian yang berkaitan.
Tinjauan Kepustakaan

Tinjauan pustaka diperlukan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya. Setelah peneliti meninjau beberapa panelitian sebelumnya, dapat diketahui bahwa belum ada
yang meneliti mengenai campur kode dalam video Youtube Agung Hapsah yang berjudul “Vlog”. Namun,
penelitian sebelumnya sudah ada yang meneliti mengenai campur kode.

1. Rice Vebry, mahasiswa jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas, menulis
skripsi pada tahun 2017 dengan judul "Campur Kode yang Digunakan Masyarakat di Kecamatan Mandau
Kabupaten Bengkalis Tinjauan Sosiolinguistik." Ia menyimpulkan bahwa campur kode yang digunakan
masyarakat Mandau Kabupaten Bengkalis terjadi pada tataran kata dan frase.

2. Febra D, mahasiswa jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas, menulis
skripsi pada tahun 2017 dengan judul "Campur Kode yang Terdapat Dalam Film Me VS Mami." ia
menyimpulkan bahwa terdapat tataran lingual yang paling banyak digunakan adalah tataran kata. Selain
itu faktor yang memengaruhi terjadi campur kode, yaitu : setting and scene, participants, key, dan norm of
interaction and interpretation.
3. Elfia Yusiska, mahasiswa jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas, menulis
skripsi pada tahun 2017 dengan judul "Campur Kode yang Digunakan Oleh Anggota Forum Studi Islam
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas." Ia menyimpulkan bahwa campur kode yang digunakan oleh
anggota Forum Studi Islam Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas terjadi pada tataran lingual yaitu kata,
frase, dan klausa.

4. Zahra I, mahasiswa jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas, menulis skripsi
pada tahun 2019 dengan judul "Campur Kode yang Digunakan Oleh Masyarakat di Kecamatan Lembah Segar
Kota Sawahlunto." Ia menyimpulkan bahwa terdapat tataran lingual, yaitu tataran kata dan frasa. Selain itu,
terdapat faktor yang memengaruhi terjadinya campur kode, yaitu : setting and scene, participants, act
sequence, dan key.

Berdasarkan tinjauan pustaka tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan dalam
penelitian yang akan peneliti lakukan. Persamaan dari penelitian-penelitian sebelumnya adalah sama-sama
membahas mengenai campur kode. Perbedaan yang terdapat dalam penelitian-penelitian sebelumnya dengan
penelitian yang akan peneliti lakukan terletak pada judul dan sumber data yang akan digunakan. Jadi,
penelitian campur kode pada konten video Youtube Agung Hapsah yang berjudul “Vlog” belum pernah
Metode dan Teknik Penelitian
Dalam penelitian ini, digunakan metode penelitian yang disampaikan oleh Sudaryanto. Metode adalah cara yang
dilakukan, teknik adalah cara melaksanakan metode (Sudaryanto, 2015:6). Penelitian mengenai campur kode pada konten
video Youtube Agung Hapsah yang berjudul “Vlog” menggunakan metode yang dikemukakan oleh Sudaryanto, yang
dibagi atas tiga tahap, yaitu: tahap penyediaan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian analisis data.
1) Tahap Penyediaan Data
Tahap penyediaan data yang digunakan dalam penelitian campur kode pada konten video Youtube Agung Hapsah yang
berjudul “Vlog” yaitu metode simak. Metode simak adalah metode yang digunakan dalam tahap penyediaan data. Peneliti
menyimak campur kode pada konten video Youtube Agung Hapsah yang berjudul “Vlog” yang digunakan oleh Agung
Hapsah.
Teknik yang digunakan adalah teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasar yang digunakan adalah teknik sadap. Teknik
dasar menurut (Sudaryanto, 2015) adalah teknik pengumpulan data dengan menyadap penggunaan bahasa, baik lisan
maupun tulisan. Teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik simak bebas libat cakap dan teknik catat. Teknik simak
bebas libat cakap adalah peneliti tidak terlibat dalam dialog, konservasi, atau imbal-wicara, peneliti tidak ikut serta dalam
proses pembicaraan yang sedang dibicarakan (Sudaryanto, 2015). Peneliti hanya menyimak setiap tuturan yang terdapat
pada video youtube Agung Hapsah tanpa ikut serta dalam peristiwa tutur. Teknik catat adalah teknik lanjutan yang
dilakukan peneliti untuk selanjutnya diklasifikasikan yang dapat dilakukan dengan menggunakan alat tulis tertentu
(Sudaryanto, 2015). Peneliti mencatat campur kode pada konten video Youtube Agung Hapsah yang berjudul “Vlog”.
2) Tahap Analisis Data
Metode padan merupakan metode yang digunakan dalam tahap analisis data. Metode padan adalah
metode yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang
bersangkutan (Sudaryanto, 2015). Metode padan yang digunakan adalah metode padan referensial,
metode ini digunakan untuk menjelaskan acuan dari jenis-jenis campur kode.
Teknik dasar yang digunakan pada metode padan ini adalah teknik pilah unsur penentu (PUP).
Teknik lanjutan yang akan digunakan adalah pada metode padan ini ialah teknik hubung banding
membedakan (HBB). Pada penelitian ini peneliti membedakan campur kode yang dituturkan oleh
penutur pada konten video Youtube Agung Hapsah yang berjudul “Vlog”.

3) Teknik Penyajian Hasil Analisis Data


Pada tahap penyajian hasil analisis data, ada dua metode yang dikemukan oleh Sudaryanto
(Sudaryanto, 2015) yaitu metode formal dan metode informal. Metode penyajian formal adalah
perumusan dengan tanda dan lambang-lambang, sedangkan metode penyajian informal adalah
perumusan dengan kata-kata biasa. Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode
penyajian informal.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan data sebagai satu kesatuan yang kemudian sebagiannya dipilih
sebagai sampel ataupun tidak (Sudaryanto, 1998). Selanjutnya, juga dijelaskan bahwa sampel
adalah data mentah yang dianggap mewakili populasi untuk dianalisis.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tuturan yang terdapat pada video Youtube Agung
Hapsah yang berjudul “Vlog”. Sampel dari penelitian ini adalah seluruh tuturan yang
mengandung campur kode pada konten video Youtube Agung Hapsah yang berjudul “Vlog”
yang diunggah pada tanggal 20 bulan Februari tahun 2022.

Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penelitian ini terdiri dari 4 bab. Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri
atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
metode dan teknik penelitian, populasi dan sampel, dan sistematika penulisan. Bab II
merupakan landasan teori yang digunakan dalam penelitian. Bab III berisi analisis data dan
hasil penelitian. Bab IV berisi penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.
Landasan Teori
Sosiolinguistik
Sosiolinguistik adalah ilmu antardisiplin antara sosiologi dan linguistik, dua bidang ilmu yang empiris
yang mempunyai kaitan yang sangat erat (Chaer, 2010). Appel (dalam Aslinda dan Leni Syafyahya, 2014)
menyatakan sosiolinguistik memandang bahasa sebagai sistem sosial dan sistem komunikasi serta
merupakan bagian dari masyarakat kebudayaan tertentu, sedangkan yang dimaksud dengan pemakaian
bahasa adalah bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam situasi konkret. Jadi, sosiolinguistik adalah bidang
ilmu yang membahas mengenai bahasa dan hubungannya dalam penggunaan bahasa dalam masyarakat.

Kedwibahasaan
Ohaiwutun (2002:66) menyatakan bahwa bilingualisme atau kedwibahasaan adalah penggunaan dua
bahasa atau lebih oleh seseorang atau suatu masyarakat. Kridalaksana (dalam Ohaiwutun, 2002:66)
membagi kedwibahasaan ke dalam tiga kategori. Pertama, bilingualisme koordinat. Dalam gejala ini
penggunaan bahasa dengan dua atau lebih sistem bahasa yang terpisah. Kedua, bilingualisme majemuk.
Penutur bahasa menggunakan dua sistem atau lebih yang terpadu. Ketiga, kedwibahasaan sub-ordinat.
Fenomena ini terjadi pada seseorang atau masyarakat yang menggunakan dua sistem bahasa atau lebih
secara terpisah.
Campur Kode

Chaer dan Agustina (2010:1510 menyatakan bahwa campur kode adalah sebuah
kode utama atau kode-kode dasar yang digunakan dan memiliki fungsi
keotonomiannya, sedangkan kode-kode lain yang terlibat dalam peristiwa tutur
itu hanyalah berupa serpuhan-serpihan, tanpa fungsi keotonomian sebagai
sebuah kode. Campur kode terjadi apabila seorang penutur bahasa misalnya
bahasa Indonesia memasukkan unsur-unsur bahasa daerahnya ke dalam
pembicaraan bahasa Indonesia. Dengan kata lain seseorang yang berbicara
dengan kode utama bahasa Indonesia yang memiliki fungsi keotonomiannya,
sedangkan kode bahasa daerah yang terlibat dalam kode utama merupakan
serpihan-serpihan saja tanpa fungsi atau keotonomian sebagai sebuah kode.
Faktor yang Memengaruhi Terjadinya Campur Kode

Pada pemakaian bahasa, terdapat beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya campur kode. Dell Hymes
(dalam Aslinda dan Leni Syafyahya, 2014) mengemukakan beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya
campur kode yang kemudian dirangkaiankan menjadi akronim SPEAKING, yaitu:
1) Setting and Scene, berhubungan dengan latar atau tempat peristiwa tutur tersebut terjadi. Tempat peristiwa
tutur berkaitan dengan waktu bicara dan suasana, kapan, dan suasana yang tepat untuk menggunakan tuturan.
2) Participants, alat penafsir yang menanyakan siapa saja pengguna bahasa (penutur, mitra tutur, dan pendengar).
3) End, komponen tutur yang mengacu pada maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam aktivitas bicara.
4) Act Sequence, komponen tutur yang berhubungan dengan bentuk dan isi suatu tuturan.
5) Key, komponen tutur yang berhubungan dengan manner, nada suara, sikap atau cara bicara.
6) Instruments, yang berhubungna dengan channel atau saluran dan bentuk bahasa yang digunakan untuk
menyampaikan pesan.
7) Norms, komponen tutur yang berhubungan dengan kaidah-kaidah tingkah laku dalam interaksi dan
interpretasi komunikasi. Norma interaksi dicerminkan oleh tingkat sosial atau hubungan sosial yang umum
dalam sekelompok masyarakat.
8) Genre, adalah kategori yang dapat ditentukan lewat bahasa yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Horwae, D. (2018). Alih Kode dan Campur Kode dalam Tuturan Mahasiswa Patani di Yogyakarta. Jurnal Uny, 7
(4): 398-413. journal.student.uny.ac.id
Keraf, G. (1984). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia.
Chaer, A. (1994). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Chaer, A., & Agustina, L. (1995). Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Chaer, A. dan L. A. (2010). Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Rineka Cipta.
Pranowo. (1996). Analisis Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kustriyono, E., & Rochmat, M. C. (2016). Alih Kode dan Campur Kode Percakapan Mahasiswa di Perpustakaan
Universitas Pekalongan. Jurnal Unikal, 4 (1): 7-17. https://jurnal.unikal.ac.id
Sudaryanto, (1998) Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa, Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara
Linguistik. Sanata Dharma University Press.
Sudaryanto, (2015). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Sanata Dharma University Press.
Aslinda dan Leni Syafyahya. (2014). Pengantar Sosiolinguistik. Refika Aditama.
Ohaiwutun, Paul. (2002). Sosiolinguistik. Jakarta. KBI
Kridalaksana, Harimurti. (2008). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Thank You :)

Anda mungkin juga menyukai