Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dibahas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan campur kode pada konten video Youtube Agung Hapsah yang berjudul “Vlog”
2. Menjelaskan faktor yang memengaruhi terjadinya campur kode pada konten video Youtube Agung
Hapsah yang berjudul “Vlog”
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah secara teoritis, hasil penelitian dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu linguistik terkhusus bidang sosiolinguistik, kedwibahasaan, dan campur kode. Secara praktis, hasil
penelitian ini bermanfaat untuk dijadikan bahan rujukan penelitian yang berkaitan.
Tinjauan Kepustakaan
Tinjauan pustaka diperlukan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya. Setelah peneliti meninjau beberapa panelitian sebelumnya, dapat diketahui bahwa belum ada
yang meneliti mengenai campur kode dalam video Youtube Agung Hapsah yang berjudul “Vlog”. Namun,
penelitian sebelumnya sudah ada yang meneliti mengenai campur kode.
1. Rice Vebry, mahasiswa jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas, menulis
skripsi pada tahun 2017 dengan judul "Campur Kode yang Digunakan Masyarakat di Kecamatan Mandau
Kabupaten Bengkalis Tinjauan Sosiolinguistik." Ia menyimpulkan bahwa campur kode yang digunakan
masyarakat Mandau Kabupaten Bengkalis terjadi pada tataran kata dan frase.
2. Febra D, mahasiswa jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas, menulis
skripsi pada tahun 2017 dengan judul "Campur Kode yang Terdapat Dalam Film Me VS Mami." ia
menyimpulkan bahwa terdapat tataran lingual yang paling banyak digunakan adalah tataran kata. Selain
itu faktor yang memengaruhi terjadi campur kode, yaitu : setting and scene, participants, key, dan norm of
interaction and interpretation.
3. Elfia Yusiska, mahasiswa jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas, menulis
skripsi pada tahun 2017 dengan judul "Campur Kode yang Digunakan Oleh Anggota Forum Studi Islam
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas." Ia menyimpulkan bahwa campur kode yang digunakan oleh
anggota Forum Studi Islam Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas terjadi pada tataran lingual yaitu kata,
frase, dan klausa.
4. Zahra I, mahasiswa jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas, menulis skripsi
pada tahun 2019 dengan judul "Campur Kode yang Digunakan Oleh Masyarakat di Kecamatan Lembah Segar
Kota Sawahlunto." Ia menyimpulkan bahwa terdapat tataran lingual, yaitu tataran kata dan frasa. Selain itu,
terdapat faktor yang memengaruhi terjadinya campur kode, yaitu : setting and scene, participants, act
sequence, dan key.
Berdasarkan tinjauan pustaka tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan dalam
penelitian yang akan peneliti lakukan. Persamaan dari penelitian-penelitian sebelumnya adalah sama-sama
membahas mengenai campur kode. Perbedaan yang terdapat dalam penelitian-penelitian sebelumnya dengan
penelitian yang akan peneliti lakukan terletak pada judul dan sumber data yang akan digunakan. Jadi,
penelitian campur kode pada konten video Youtube Agung Hapsah yang berjudul “Vlog” belum pernah
Metode dan Teknik Penelitian
Dalam penelitian ini, digunakan metode penelitian yang disampaikan oleh Sudaryanto. Metode adalah cara yang
dilakukan, teknik adalah cara melaksanakan metode (Sudaryanto, 2015:6). Penelitian mengenai campur kode pada konten
video Youtube Agung Hapsah yang berjudul “Vlog” menggunakan metode yang dikemukakan oleh Sudaryanto, yang
dibagi atas tiga tahap, yaitu: tahap penyediaan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian analisis data.
1) Tahap Penyediaan Data
Tahap penyediaan data yang digunakan dalam penelitian campur kode pada konten video Youtube Agung Hapsah yang
berjudul “Vlog” yaitu metode simak. Metode simak adalah metode yang digunakan dalam tahap penyediaan data. Peneliti
menyimak campur kode pada konten video Youtube Agung Hapsah yang berjudul “Vlog” yang digunakan oleh Agung
Hapsah.
Teknik yang digunakan adalah teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasar yang digunakan adalah teknik sadap. Teknik
dasar menurut (Sudaryanto, 2015) adalah teknik pengumpulan data dengan menyadap penggunaan bahasa, baik lisan
maupun tulisan. Teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik simak bebas libat cakap dan teknik catat. Teknik simak
bebas libat cakap adalah peneliti tidak terlibat dalam dialog, konservasi, atau imbal-wicara, peneliti tidak ikut serta dalam
proses pembicaraan yang sedang dibicarakan (Sudaryanto, 2015). Peneliti hanya menyimak setiap tuturan yang terdapat
pada video youtube Agung Hapsah tanpa ikut serta dalam peristiwa tutur. Teknik catat adalah teknik lanjutan yang
dilakukan peneliti untuk selanjutnya diklasifikasikan yang dapat dilakukan dengan menggunakan alat tulis tertentu
(Sudaryanto, 2015). Peneliti mencatat campur kode pada konten video Youtube Agung Hapsah yang berjudul “Vlog”.
2) Tahap Analisis Data
Metode padan merupakan metode yang digunakan dalam tahap analisis data. Metode padan adalah
metode yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang
bersangkutan (Sudaryanto, 2015). Metode padan yang digunakan adalah metode padan referensial,
metode ini digunakan untuk menjelaskan acuan dari jenis-jenis campur kode.
Teknik dasar yang digunakan pada metode padan ini adalah teknik pilah unsur penentu (PUP).
Teknik lanjutan yang akan digunakan adalah pada metode padan ini ialah teknik hubung banding
membedakan (HBB). Pada penelitian ini peneliti membedakan campur kode yang dituturkan oleh
penutur pada konten video Youtube Agung Hapsah yang berjudul “Vlog”.
Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penelitian ini terdiri dari 4 bab. Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri
atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
metode dan teknik penelitian, populasi dan sampel, dan sistematika penulisan. Bab II
merupakan landasan teori yang digunakan dalam penelitian. Bab III berisi analisis data dan
hasil penelitian. Bab IV berisi penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.
Landasan Teori
Sosiolinguistik
Sosiolinguistik adalah ilmu antardisiplin antara sosiologi dan linguistik, dua bidang ilmu yang empiris
yang mempunyai kaitan yang sangat erat (Chaer, 2010). Appel (dalam Aslinda dan Leni Syafyahya, 2014)
menyatakan sosiolinguistik memandang bahasa sebagai sistem sosial dan sistem komunikasi serta
merupakan bagian dari masyarakat kebudayaan tertentu, sedangkan yang dimaksud dengan pemakaian
bahasa adalah bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam situasi konkret. Jadi, sosiolinguistik adalah bidang
ilmu yang membahas mengenai bahasa dan hubungannya dalam penggunaan bahasa dalam masyarakat.
Kedwibahasaan
Ohaiwutun (2002:66) menyatakan bahwa bilingualisme atau kedwibahasaan adalah penggunaan dua
bahasa atau lebih oleh seseorang atau suatu masyarakat. Kridalaksana (dalam Ohaiwutun, 2002:66)
membagi kedwibahasaan ke dalam tiga kategori. Pertama, bilingualisme koordinat. Dalam gejala ini
penggunaan bahasa dengan dua atau lebih sistem bahasa yang terpisah. Kedua, bilingualisme majemuk.
Penutur bahasa menggunakan dua sistem atau lebih yang terpadu. Ketiga, kedwibahasaan sub-ordinat.
Fenomena ini terjadi pada seseorang atau masyarakat yang menggunakan dua sistem bahasa atau lebih
secara terpisah.
Campur Kode
Chaer dan Agustina (2010:1510 menyatakan bahwa campur kode adalah sebuah
kode utama atau kode-kode dasar yang digunakan dan memiliki fungsi
keotonomiannya, sedangkan kode-kode lain yang terlibat dalam peristiwa tutur
itu hanyalah berupa serpuhan-serpihan, tanpa fungsi keotonomian sebagai
sebuah kode. Campur kode terjadi apabila seorang penutur bahasa misalnya
bahasa Indonesia memasukkan unsur-unsur bahasa daerahnya ke dalam
pembicaraan bahasa Indonesia. Dengan kata lain seseorang yang berbicara
dengan kode utama bahasa Indonesia yang memiliki fungsi keotonomiannya,
sedangkan kode bahasa daerah yang terlibat dalam kode utama merupakan
serpihan-serpihan saja tanpa fungsi atau keotonomian sebagai sebuah kode.
Faktor yang Memengaruhi Terjadinya Campur Kode
Pada pemakaian bahasa, terdapat beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya campur kode. Dell Hymes
(dalam Aslinda dan Leni Syafyahya, 2014) mengemukakan beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya
campur kode yang kemudian dirangkaiankan menjadi akronim SPEAKING, yaitu:
1) Setting and Scene, berhubungan dengan latar atau tempat peristiwa tutur tersebut terjadi. Tempat peristiwa
tutur berkaitan dengan waktu bicara dan suasana, kapan, dan suasana yang tepat untuk menggunakan tuturan.
2) Participants, alat penafsir yang menanyakan siapa saja pengguna bahasa (penutur, mitra tutur, dan pendengar).
3) End, komponen tutur yang mengacu pada maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam aktivitas bicara.
4) Act Sequence, komponen tutur yang berhubungan dengan bentuk dan isi suatu tuturan.
5) Key, komponen tutur yang berhubungan dengan manner, nada suara, sikap atau cara bicara.
6) Instruments, yang berhubungna dengan channel atau saluran dan bentuk bahasa yang digunakan untuk
menyampaikan pesan.
7) Norms, komponen tutur yang berhubungan dengan kaidah-kaidah tingkah laku dalam interaksi dan
interpretasi komunikasi. Norma interaksi dicerminkan oleh tingkat sosial atau hubungan sosial yang umum
dalam sekelompok masyarakat.
8) Genre, adalah kategori yang dapat ditentukan lewat bahasa yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Horwae, D. (2018). Alih Kode dan Campur Kode dalam Tuturan Mahasiswa Patani di Yogyakarta. Jurnal Uny, 7
(4): 398-413. journal.student.uny.ac.id
Keraf, G. (1984). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia.
Chaer, A. (1994). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Chaer, A., & Agustina, L. (1995). Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Chaer, A. dan L. A. (2010). Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Rineka Cipta.
Pranowo. (1996). Analisis Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kustriyono, E., & Rochmat, M. C. (2016). Alih Kode dan Campur Kode Percakapan Mahasiswa di Perpustakaan
Universitas Pekalongan. Jurnal Unikal, 4 (1): 7-17. https://jurnal.unikal.ac.id
Sudaryanto, (1998) Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa, Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara
Linguistik. Sanata Dharma University Press.
Sudaryanto, (2015). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Sanata Dharma University Press.
Aslinda dan Leni Syafyahya. (2014). Pengantar Sosiolinguistik. Refika Aditama.
Ohaiwutun, Paul. (2002). Sosiolinguistik. Jakarta. KBI
Kridalaksana, Harimurti. (2008). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Thank You :)