Anda di halaman 1dari 20

MENGANALISIS PENGGUNAAN KATA TIDAK BAKU DALAM

MEDIA SOSIAL YOUTUBE

DOSEN PENGAJAR
I GST Agung Vony Purnama, SS., M.Hum

DISUSUN OLEH
I Gusti Ngurah Dodi Pratama

180030305

BC173

SISTEM INFORMASI

TAHUN AJARAN 2019/2020

ITB STIKOM BALI


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Media sosial adalah sebuah media online, yang para penggunanya bisa dengan mudah
berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan. Pada era saat ini sangat banyak media sosial yang
bisa digunakan dan kita temukan di Internet. Media sosial bisa digunakan oleh semua
kalangan dari anak muda sampai dewasa. Salah satu media sosial yang sedang banyak
digunakan adalah youtube.

YouTube adalah salah satu media sosial dengan situs web yang menyediakan berbagai
macam video mulai dari video clip sampai film, serta video-video yang dibuat oleh pengguna
YouTube itu sendiri. Dimana kita bisa menikmati media sosial ini dengan cara melihat video
atau gambar yang bergerak. Dan kita tau bahwa YouTube ini sangat mudah untuk di gunakan
dan kini hadir di aplikasi ponsel seluler. Dalam video yang di unggah oleh pemilik konten
youtube terkadang terdapat penggunanan bahasa yang beragam dan kadang terdapat bahasa
remaja masa kini yang mungkin penonton dewasa kurang memahami.

Pada kenyataannya saat ini tidak sedikit konten pada media sosial Youtube yang tidak
mengindahkan aspek kebahasaan dan penggunaan kata yang baik,sehingga upaya untuk
memelihara agar tujuan dari aktifitas komunikasi tidak tercapai secara maksimal. Banyak
konten Youtube menampilkan judul konten secara vulgar dengan maksud memancing minat
penonton untuk lebih tahu isi dari video tersebut,yang semata-mata hanya mementingkan
aspek komersil demi kepentingan produksi konten Youtube tersebut.

Berdasarkan fenomena diatas maka tujuan dari pembuatan makalah ini bertujuan untuk
menganalisa kesalahan kata tidak baku pada konten youtube yang tidak sesuai dengan
Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ). Hal ini dikarenakan banyak terdapat penggunaan
kata tidak baku di dalam konten video yang di unggah di youtube.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka terdapat rumusan masalah pada makalah ini.
Adapun rumusan masalah tersebut yaitu,” Bagaimana penggunaan Bahasa Indonesia dalam
content Youtube berdasarkan Kamus Besar bahasa Indonesia ( KBBI ) ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka terdapat tujuan yaitu untuk mengetahui
penggunaan bahasa indonesia dalam konten Youtube berdasarkan Kamus Besar Bahasa
Indonesia ( KBBI ).
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

2.1 Pengertian Bahasa dan Ragam Bahasa


Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dipakai dalam berbagai keperluantentu
tidak seragam, tetapi akan berbeda-beda disesuaikan dengan situasi dan
kondisi.Keanekaragaman penggunaan bahasa Indonesia itulah yang dinamakan ragambahasa.
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan,
serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai
ragam yang baik, yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan
teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi
(seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.
Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa
Indonesia timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tidak baku.
Dalam situasi resmi seperti di sekolah, di kantor atau di dalam pertemuan resmi digunakan
bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tidak resmi seperti di rumah, di taman atau di pasar
kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.

2.2 Jenis Ragam Bahasa


1. Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Media
Di dalam bahasa Indonesia disamping dikenal kosa kata baku Indonesia dikenal pula
kosa kata bahasa Indonesia ragam baku, yang sering disebut sebagai kosa kata baku bahasa
Indonesia baku. Kosa kata baku bahasa Indonesia, memiliki ciri kaidah bahasa Indonesia
ragam baku, yang dijadikan tolak ukur yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan penutur
bahasa Indonesia, bukan otoritas lembaga atau instansi didalam menggunakan bahasa
Indonesia ragam baku. Jadi, kosa kata itu digunakan di dalam ragam baku bukan ragam santai
atau ragam akrab. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan digunakannya kosa kata
ragam baku di dalam pemakian ragam-ragam yang lain asal tidak mengganggu makna dan
rasa bahasa ragam yang bersangkutan.
Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak menutup
kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi
panutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Perlu diperhatikan ialah kaidah tentang
norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi
pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan (Fishman ed., 1968; Spradley, 1980).
Ragam bahasa Indonesia berdasarkan media dibagi menjadi dua yaitu :
1. Ragam bahasa lisan
Adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan
waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman.
Ciri-ciri ragam lisan :
A. Memerlukan orang kedua/teman bicara.
B. Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu.
C. Hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
D. Berlangsung cepat.
E. Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu.
F. Kesalahan dapat langsung dikoreksi.
G. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.
2. Ragam bahasa tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan
dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara
penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata
Ciri Ragam Bahasa Tulis :
A. Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
B. Tidak terikat ruang dan waktu.
C. Kosa kata yang digunakan dipilih secara cermat.
D. Pembentukan kata dilakukan secara sempurna.
E. Kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap.
F. Paragraf dikembangkan secara lengkap dan padu.
G. Berlangsung lambat.
H. Memerlukan alat bantu.

2. Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur


1. Ragam bahasa berdasarkan daerah (logat/dialek)
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa
Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa
Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing
memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah
tampak pada pelafalan “b” pada posisi awal saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor,
Bandung, Banyuwangi, dan lain-lain. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada
pelafalan “t” seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dan sebagainya.
2. Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda
dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa
asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak
berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas.
Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa,
nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan
awalan yang seharusnya dipakai.
3. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur
Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau
sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan
santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga
mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau
petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan
bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku.
Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat
kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin
rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.

3. Ragam Bahasa Menurut Pokok Persoalan atau Bidang Pemakaian


Dalam kehidupan sehari-hari banyak pokok persoalan yang dibicarakan. Dalam
membicarakan pokok persoalan yang berbeda-beda ini kita pun menggunakan ragam bahasa
yang berbeda. Ragam bahasa yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda dengan
bahasa yang digunakan dalam lingkungan kedokteran, hukum, atau pers. Bahasa yang
digunakan dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam
lingkungan ekonomi/perdagangan, olah raga, seni, atau teknologi. Ragam bahasa yang
digunakan menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian ini dikenal pula dengan istilah
laras bahasa.

2.3 Proses Terjadinya Ragam Bahasa


Bahasa mengalami perubahan seiring dengan perubahan masyarakat. Perubahan itu
berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Agar banyaknya variasi tidak
mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul
mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut
ragam standar (Subarianto, 2000). Bahasa Indonesia memang banyak ragamnya. Hal Ini
karena bahasa Indonesia sangat luas pemakaiannya dan bermacam-macam ragam penuturnya.
Oleh karena itu, penutur harus mampu memilih ragam bahasa yang sesuai dengan dengan
keperluan, apapun latar belakangnya.

2.4 Arti Ragam Bahasa Baku dan Tidak Baku


Bahasa Indonesia baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang bentuk
bahasanya telah dikodifikasi, diterima, dan difungsikan atau dipakai sebagai model oleh
masyarakat Indonesia secara luas.
Contoh pada Undang-undang dasar :
Undang-undang dasar 1945 pembukaan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak
segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak
sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Dari beberapa kalimat dalam undang-undang tersebut menunjukkan  bahasa baku, dan
merupakan pemakaian bahasa secara baik dan benar.
Bahasa Indonesia tidak baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang tidak
dikodifikasi, tidak diterima dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat Indonesia secara
luas, tetapi dipakai oleh masyarakat secara khusus.

2.5 Sifat Ragam Bahasa Baku


(1) Pelafalan sebagai bahagian fonologi bahasa Indonesia baku adalah pelafalan yang relatif
bebas dari atau sedikit diwarnai bahasa daerah atau dialek. Misalnya,
BAHASA BAKU BAHASA TIDAK BAKU
Atap Atep
Kalau Kalo
Habis Abis
Senin Senen
Mantap Mantep
Hilang Ilang
Dalam Dalem

(2) Bentuk kata yang berawalan me-  dan ber-  dan lain-lain sebagai bahagian morfologi
bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kata.
Misalnya:
Banjir menyerang kampung yang banyak penduduknya itu.
Kuliah sudah berjalan dengan baik.

BAHASA BAKU BAHASA NON BAKU


Bersama-sama Bersama2
Melipatgandakan Melipat gandakan

(3) Konjungsi sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan
tetap di dalam kalimat.
Misalnya:
Sampai dengan hari ini ia tidak percaya kepada siapa pun, karena semua diangapnya
penipu.
(4) Partikel -kah, -lah dan -pun sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis
secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya:
Bacalah buku itu sampai selesai!
Bagaimanakah cara kita memperbaiki kesalahan diri?
Bagaimanapun kita harus menerima perubahan ini dengan lapang dada.
(5) Preposisi atau kata dengan sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku dituliskan
secara jelas dan tetap dalam kalimat.
Misalnya:
Saya bertemu dengan adiknya kemarin.
Ia benci sekali kepada orang itu.
(6) Bentuk kata ulang atau reduplikasi sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku
ditulis secara jelas dan tetap sesuai dengan fungsi dan tempatnya di dalam kalimat. 
Mereka-mereka itu harus diawasi setiap saat.
Semua negara-negara melaksanakan pembangunan ekonomi. 
Suatu titik-titik pertemuan harus dapat dihasilkan dalam musyawarah itu.
(7) Kata ganti atau polaritas tutur sapa sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku
ditulis secara jelas dan tetap dalam kalimat. 
Misalnya:
Saya – anda bisa bekerja sama di dalam pekerjaan ini.
Aku – engkau  sama-sama berkepentingan tentang problem itu.
Saya – Saudara memang harus bisa berpengertian yang sama.
(8) Pola kelompok kata kerja aspek + agen + kata kerja sebagai bahagian kalimat bahasa
Indonesia baku ditulis dan diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya:
Surat Anda sudah saya baca.
Kiriman buku sudah dia terima.
(9) Konstruksi atau bentuk sintesis sebagai bahagian kalimat bahasa Indonesia baku ditulis
atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya:
Saudaranya
Dikomentari
Mengotori
Harganya
(10) Fungsi gramatikal (subjek, predikat, obyek sebagai bahagian kalimat bahasa Indonesia
baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap dalam kalimat. 
Misalnya:
Kepala Kantor pergi keluar negeri.
Rumah orang itu bagus.
(11) Kosakata sebagai bagian semantik bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara
jelas dan tetap dalam kalimat.
Misalnya:
Mengapa, tetapi, bagaimana, memberitahukan, hari ini, bertemu, tertawa, mengatakan,
pergi, tidak begini, begitu, silakan.
(12) Ejaan resmi sebagai bahagian bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap baik
kata, kalimat maupun tanda-tanda baca sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan.
(13) Peristilahan baku sebagai bahagian bahasa Indonesia baku dipakai sesuai dengan
Pedoman Peristilahan Penulisan Istilah yang dikeluarkan oleh Pemerintah melalui Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Purba, 1996 : 63 – 64).
2.6 Fungsi Ragam Bahasa Baku dan Tidak Baku
Secara umum, fungsi ragam bahasa baku dan tidak baku adalah sebagai berikut :
1. Pemakaian bahasa baku dan tidak baku dapat mempersatukan sekelompok orang menjadi
satu masyarakat bahasa baik dalam kegiatan resmi ataupun tidak resmi.
2. Pemakaian bahasa baku dan tidak baku dapat menjadi pembeda dengan pemakaian
bahasa lainnya.
3. Bahasa baku menjadi tolak ukur bagi benar tidaknya bahasa seseorang atau sekelompok
orang.
4. Membawa wibawa kepada seseorang atau kelompok sesuai ragam bahasa yang
dipakainya.

BAB III
HASIL ANALIS DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Analisis
Hasil analisis data yang didapatkan dengan cara meneliti suatu video pada konten
kreator atas nama Saaih Halilintar. Di dalam channel Youtube Saaih Halilintar
terdapat berbagai video yang sudah di teliti penggunaan bahasanya yang baik tidak
sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ). Dari penelitian yang telah
dilakukan maka didapatkan hasil sebaga berikut :

No. Bahasa Baku Bahasa Tidak Baku

1 Kakak Kaka

2 Gila Gilaaa

3 Sopir Supir

4 Tidak Gak

5 Telur Telor

6 Presiden President

7 Nomor Nomer

8 Cewek Cewe

9 Adik Adek

10 Sultan Sulton

11 Pakai Pake

12 Taruh Tarok

13 Negeri Negri

14 Dapat Dapet
3.2 Pembahasan

1.Penggunaan kata ”Kaka”

Dalam konten Youtube diatas ditemukan kata tidak baku yaitu kaka. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa bentuk baku adalah “ kakak “. Jadi penulisan
kata baku yang benar adalah “ kakak “ yang artinya panggilan kepada orang (laki-laki
atau perempuan.

2.Penggunaan kata “Gilaaa”

Dalam konten Youtube diatas ditemukan kata tidak baku yaitu gilaaa. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa bentuk baku adalah “ gila “. Jadi penulisan
kata baku yang benar adalah “ gila “ yang artinya sakit ingatan ( kurang beres
ingatannya ).
3. Penggunaan kata “Supir”

Dalam konten Youtube diatas ditemukan kata tidak baku yaitu supir. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa bentuk baku adalah “ sopir “. Jadi penulisan kata baku
yang benar adalah “ sopir “ yang artinya pengemudi mobil (bemo dan sebagainya).

4. Penggunaan kata “Gak”

Dalam konten Youtube diatas ditemukan kata tidak baku yaitu gak. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa bentuk baku adalah “ tidak “. Jadi penulisan kata baku
yang benar adalah “ tidak “ yang artinya partikel untuk menyatakan pengingkaran, penolakan,
penyangkalan, dan sebagainya.
5. Penggunaan kata “Telor”

Dalam konten Youtube diatas ditemukan kata tidak baku yaitu telor. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa bentuk baku adalah “ telur “. Jadi penulisan kata baku
yang benar adalah “ telur “ yang artinya benda bercangkang yang mengandung zat hidup
bakal anak yang dihasilkan oleh unggas (ayam, itik, burung, dan sebagainya), biasanya
dimakan (direbus, diceplok, didadar, dan sebagainya).

6.Penggunaan kata “President”

Dalam konten Youtube diatas ditemukan kata tidak baku yaitu president. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa bentuk baku adalah “ presiden “. Jadi penulisan kata baku
yang benar adalah “ presiden “ yang artinya kepala (lembaga, perusahaan, dan sebagainya).
7. Penggunaan kata “Nomer”

Dalam konten Youtube diatas ditemukan kata tidak baku yaitu nomer. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa bentuk baku adalah “ nomor “. Jadi penulisan kata baku
yang benar adalah “ nomor “ yang artinya angka sebagai tanda atau lambang bilangan.

8. Penggunaan kata “Cewe”

Dalam konten Youtube diatas ditemukan kata tidak baku yaitu cewe. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa bentuk baku adalah “ cewek “. Jadi penulisan kata baku
yang benar adalah “ cewek“ yang artinya sebutan kepada wanita atau perempuan yang masih
muda (gadis).
9.Penggunaan kata “Adek”

Dalam konten Youtube diatas ditemukan kata tidak baku yaitu adek. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa bentuk baku adalah “ adik “. Jadi penulisan kata baku
yang benar adalah “ adik“ yang artinya  saudara kandung yang lebih muda (laki-laki atau
perempuan).

10.Penggunaan kata “Sulton”

Dalam konten Youtube diatas ditemukan kata tidak baku yaitu sulton. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa bentuk baku adalah “ sultan “. Jadi penulisan kata baku
yang benar adalah “ sultan “ yang artinya   raja; baginda.
11. Penggunaan kata “Pake”

Dalam konten Youtube diatas ditemukan kata tidak baku yaitu pake. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa bentuk baku adalah “ pakai “. Jadi penulisan kata baku
yang benar adalah “ pakai “ yang artinya  mengenakan.

12. Penggunaan kata “Tarok”

Dalam konten Youtube diatas ditemukan kata tidak baku yaitu tarok. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa bentuk baku adalah “ taruh “. Jadi penulisan kata baku
yang benar adalah “ taruh “ yang artinya   (uang) taruhan.
13.Penggunaan kata “Negri”

Dalam konten Youtube diatas ditemukan kata tidak baku yaitu negri. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa bentuk baku adalah “ negeri “. Jadi penulisan kata baku
yang benar adalah “ negeri “ yang artinya  tanah tempat tinggal suatu bangsa

14. Penggunaan kata “Dapet”

Dalam konten Youtube diatas ditemukan kata tidak baku yaitu dapet. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa bentuk baku adalah “ dapat “. Jadi penulisan kata baku
yang benar adalah “ dapat “ yang artinya  mampu; sanggup; bisa; boleh; mungkin.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan analisis penggunaan kata tidak baku pada konten Youtube
Saaih Halilintar didapatkan bahwa terdapat penggunaan kata tidak baku pada beberapa judul
konten-konten pada chanell Saaih Halilintar. Dari semua video tersebut ditemukan 14 kata
tidak baku yang digunakan. Dari hasil analisis tersebut dapat dijelaskan bahwa tidak semua
kata baku digunakan dalam bahasa sehari-hari termasuk dalam konten media sosial Youtube.
Dalam video Saaih Halilintar tersebut memang terdapat kata tidak baku tetapi kata tersebut
masih bisa dipahami dan dimengerti oleh para penonton.

4.2 Saran

Kepada para pemilik konten Youtube diharapkan untuk lebih memperhatikan penggunaaan
kata baku sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia agar para penonton lebih mudah
memahami terlebih lagi kepada para penonton anak-anak agar lebih terbiasa untuk
menggunakan bahasa yang baik dan benar.

Anda mungkin juga menyukai