Anda di halaman 1dari 10

Fenomena Penggunaan Bahasa Pergaulan di Indonesia

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Besar I Mata Kuliah Bahasa Indonesia


Semester Gasal Tahun Akademik 2020/2021

DISUSUN OLEH

NAMA : IRRENG YOGA GAUTAMA


NIM : 2011510936
KELOMPOK : T2

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
JAKARTA
2020
i

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah Subhanahu


wa Ta'ala., atas limpahan rahmat, berkah dan hidayahNya sehingga penulis bisa
menyelesaikan penulisan makalah dengan judul “Fenomena Penggunaan Bahasa
Pergaulan di Indonesia”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas
akhir semester mata kuliah Bahasa Indonesia pada Universitas Budi Luhur
Jakarta.
Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis menyampaikan rasa
hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas
telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan
penulisan makalah ini, terutama kepada:
1. Bapak Kepala Pengelola Kelas Sore Kampus Pusat, Dr. Hari Soetanto,
S.Kom, M.Sc. dan Bapak Koen Hendrawan, SE, MM. yang telah membantu
segala kebutuhan administrasi dan memberikan kesempatan penulis untuk
belajar di Universitas Budi Luhur Kelas Karyawan.
2. Bapak Supriyadi, S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia
Universitas Budi Luhur.
3. Teman-teman mahasiswa satu fakultas yang bersedia membantu saat terjadi
kesulitan selama pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik
bentuk, isi, maupun teknik penyajiannya. Oleh sebab itu, kritikan yang bersifat
membangun dari berbagai pihak penulis terima dengan tangan terbuka dan sangat
diharapkan. Semoga kehadiran makalah ini memenuhi sasarannya.

Jakarta, 4 Oktober 2020


Penulis

Irreng Yoga Gautama


NIM. 2011510936
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1. Latar Belakang..............................................................................................1

2. Rumusan Masalah.........................................................................................2

3. Tujuan...........................................................................................................2

4. Manfaat.........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN MASALAH....................................................................3

1. Faktor-Faktor Pendukung Maraknya Bahasa Pergaulan di Indonesia..........3

2. Pengaruh Media Sosial terhadap Bahasa Indonesia......................................3

3. Dampak Positif dan Negatif dari Bahasa Pergaulan.....................................4

BAB III PENUTUP.................................................................................................6

1. Kesimpulan...................................................................................................6

2. Saran..............................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................7
1

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara
pada tanggal 18 Agustus 1945, karena pada saat itu Undang-Undang Dasar
1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
Dalam Undang-Undang dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah
bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36). Sebagai bahasa resmi negara, posisi
bahasa Indonesia menjadi bahasa terpenting di kawasan Republik Indonesia.
Dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, berarti kita
telah menjunjung tinggi bahasa resmi negara.
Perkembangan teknologi yang sangat cepat telah memberikan andil
besar bagi terjadinya perubahan bahasa. Bagaimana tidak? Fenomena di
lapangan memeberikan bukti bahwa makin maraknya penggunaan media
sosial dikalangan masyarakat yang dulu mengenal media sosial semacam
facebook dan twitter, kini beralih menggunakan tiktok, instagram, line, dan
media sosial lainnya. Terlebih dengan banyaknnya kemudahan yang
ditawarkan dalam media sosial, terutama kemudahan bahasa. Fenomena ini
wajar mengingat pengguna media sosial sangat heterogen, memiliki latar
belakang budaya, bahasa, dan pendidikan yang sangat beragam.
Tidak adanya batasan sosial dan bahasa, semakin mempersubur
perkembangan bahasa. Jika sebagian besar pengguna media sosial adalah
remaja maka perubahan bahasa lebih banyak terjadi pada remaja. Perubahan
bahasa ini disebut dengan bahasa pergaulan.
Menurut Mulyana (2008), bahasa gaul adalah sejumlah kata atau istilah
yang mempunyai arti yang khusus, unik, menyimpang atau bahkan
bertentangan dengan arti yang lazim ketika digunakan oleh orang-orang dari
subkultur tertentu. Selain pendapat tersebut, Sarwono (2004) mengatakan
bahwa bahasa gaul adalah bahasa khas remaja (kata-katanya diubah-ubah
sedemikian rupa, sehingga hanya bisa dimengeri di antara mereka) bisa
2

dipahami oleh hampir seluruh remaja di tanah air yang terjangkau oleh media
massa, padahal istilah-istilah itu berkembang, berubah dan bertambah hampir
setiap hari. Kedua defenisi itu saling melengkapi. Pada defenisi yang pertama
hanya menerangkan bahwa bahasa gaul adalah bahasa yang mempunyai
istilah yang unik, sedangkan defenisi yang kedua diperjelas lagi bahwa yang
menggunakan bahasa tersebut adalah para remaja dan bahasa tersebut akan
terus berkembang.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di rumuskan
masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana fenomena bahasa pergaulan itu muncul dan faktor-faktor
pendukung maraknya bahasa pergaulan di Indonesia?
b. Apa pengaruh media sosial terhadap bahasa?
c. Apa dampak positif dan negatif dari bahasa pergaulan?

3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penulisan
makalah ini sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui apa itu bahasa pergaulan dan faktor-faktor pendukung
maraknya bahasa pergaulan di Indonesia.
b. Untuk mengetahui pengaruh media sosial terhadap bahasa Indonesia.
c. Untuk mengetahui dampak dari bahasa pergaulan.

4. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bahasa
pergaulan, bagaimana menyikapinya, dan menjauhi dampak-dampak buruk
yang terjadi dari bahasa pergaulan ini.
3

BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

1. Faktor-Faktor Pendukung Maraknya Bahasa Pergaulan di Indonesia


Berikut ini faktor-faktor pendukung maraknya bahasa pergaulan di
Indonesia, terutama kepada para remaja.
a. Media sosial
Tersebarnya bahasa gaul ditandai dengan menjamurnya internet dan
media sosial yang berdampak signifikan terhadap perkembangan bahasa
pergaulan. Pengguna media sosial yang kebanyakan adalah remaja,
menjadi agen dalam penyebaran bahasa pergaulan.
b. Media elektronik dan cetak
1) Media elektronik yang menggunakan istilah bahasa pergaulan dalam
film-film khususnya film remaja dan iklan-iklan. Artinya bahasa
pergaulan tidak hanya terjadi karena kontak langsung.
2) Media cetak, misalnya bahasa yang ada dalam majalah, surat kabar,
atau koran. Selain itu novel-novel remaja yang populer ditulis dengan
bahasa gaul.
c. Pengaruh lingkungan
Remaja pasti akan senantiasa berinteraksi dengan remaja lainnya.
Umumnya dengan adanya interaksi akan terjadi saling mempengaruhi
satu sama lain. Psikologis anak muda juga senang dengan hal yang baru
dan keren dari pada hal-hal yang resmi.

2. Pengaruh Media Sosial terhadap Bahasa Indonesia


Tidak dapat dipungkiri, kecanggihan teknologi telah mengantarkan
bahasa Indonesia mengalami varian yang sangat signifikan. Bagaimana hal
ini bisa terjadi? Fakta di lapangan menunjukkan bahwa penggunaan internet
di Indonesia sampai tahun 2020 ini telah mencapai 175,4 juta orang atau naik
lebih dari 100% dalam 5 tahun terakhir, sementara jumlah total penduduk
Indonesia yaitu sekitar 272,1 juta orang. Pesatnya perkembangan media sosial
4

sebagaimana di gambarkan di atas pasti memberikan konsekuensi yang sangat


dilematis bagi kemapanan bahasa indonesia sebagai bahasa resmi negara.
Bahasa yang dipergunakan pada dunia maya atau jejaring sosial semakin
mendapat tempat di kalangan anak muda. Sebut saja, “fenomena bahasa alay”
yang benar-benar sudah menjadi bahasa favorit mereka dari pada bahasa itu
sendiri. Hal ini terjadi karena anak remaja membutuhkan pengakuan akan
eksistensi mereka. Jika ada remaja yang tidak menggunakan bahasa alay,
maka dia akan disebut sebagai remaja yang tidak gaul. Sebagai contoh
penggunaan bahasa alay tersebut misalnya pada penerapan metafora ‘bingung
tingkat dewa’, ‘kesel setengah mampus’, yang dimaknai sebagai bentuk
ekspresi kegundahan atau kesalahan luar biasa yang sedang mereka alami.
Contoh yang lainnya adalah penggunaan kata-kata yang direduksi sebagai
kata-kata baru, seperti warbiyazah’. Kata ini sekilas terkesan sebagai serapan
kata dari bahasa Arab. Padahal kata tersebut merupakan reduksi dari frase
‘luar biasa’. Tujuan pengubahan kata tersebut dimaksudkan untuk
menciptakan makna yang berlebih.
Kekhawatiran akan semakin maraknnya penggunaan bahasa alay pada
media sosial bukan hal yang berlebihan. Bahasa alay ini sudah dianggap
sebagai ancaman yang serius terhadap kaidah tata bahasa Indonesia. Dalam
dunia linguistik dikenal dengan bahasa baku dan tidak baku. Bahasa alay
adalah bahasa tidak baku karena tidak mengindahkan kaidah kebakuan
bahasa. Apabila hal ini dibiarkan terus-menerus, bahasa alay ini akan bersifat
arbiter.

3. Dampak Positif dan Negatif dari Bahasa Pergaulan


Dewasa ini, dalam kehidupan sehari-hari para remaja sudah banyak yang
menggunakan bahasa yang banyak digunakan di media sosial yang dikenal
dengan bahasa gaul, bahkan pemakaian bahasa gaul atau bahasa yang ada di
media sosial ini mengalahkan kedudukan pentingnya berbahasa indonesia
yang baik dan benar, dari bahasa yang remaja yang kini digunakan dapat
mencerminkan bagaimana kecintaan mereka terhadap bahasa nasional yang
5

sangat memprihatinkan, adapun pengaruh yang ditimbulkan dari bahasa


media sosial ini bukan hanya para remaja saja, melainkan semua orang yang
membaca dan mendengar katakata yang ada di sosial media tersebut. Berikut
ini beberapa dampak negatif dari maraknya bahasa pergaulan:
a. Para remaja kurang mengenal bahasa baku, sehingga tidak lagi
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
b. Para remaja tidak lagi menggunakan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).
c. Buruknya bahasa remaja karena banyak bahasa-bahasa baru yang jelek.
d. Para remaja menganggap remeh bahasa Indonesia, dan tidak ingin
mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar.
e. Para remaja tidak terbiasa menggunakan bahasa Indonesia baku,
sementara penggunaan bahasa Indonesia harus dipahami karena
dilakukan untuk berbagai macam pekerjaan, surat menyurat, pembicaraan
resmi, dan lain-lain.
f. Pudarnya rasa bangga pada diri akan bahasa nasional negara Indonesia.

Namun, tidak setiap bahasa gaul berpengaruh negatif, adapula pengaruh


positif dari adanya bahasa media sosial adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan sebuah kreatifitas para remaja dalam menciptakan bahasa
baru.
b. Remaja memiliki perbendaharaan bahasa asing yang lebih banyak dari
pada orang-orang tua pada umumnya.
c. Menciptakan suasana yang lebih asik, dalam artian apabila menggunakan
bahasa baku terus menerus akan terasa cepat bosan.
6

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Bahasa pergaulan dalam media sosial mempunyai pengaruh yang sangat
besar bagi kalangan remaja. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangan bahasa Indonesia. Kurangnya kesadaran untuk mencintai dan
menggunakan bahasa Indonesia di negeri sendiri akan berdampak lunturnya
atau hilangnya bahasa Indonesia dalam pemakaiannya dalam masyarakat
terutama di kalangan remaja. Apalagi dengan maraknya dunia kalangan artis
menggunakan bahasa gaul di media massa dan elektronik, membuat remaja
semakin sering menirukannya di kehidupan sehari-hari hal ini sudah wajar
karena remaja suka meniru hal-hal yang baru.

2. Saran
Pengaruh bahasa pergaulan berdampak pada kalangan remaja baik
berdampak positif maupun berdampak negatif. Maka dari itu, pembelajaran
bahasa yang baik dan benar harus benar-benar diterapkan dan dibiasakan
sejak dini. Terutama menghilangkan kebiasaan menggunakan bahasa-bahasa
jelek yang merusak moral remaja-remaja Indonesia.
7

DAFTAR PUSTAKA

Octorina, I. M., Karwinati, D., & Aeni, E. S. (2018). Pengaruh Bahasa Indonesia
di Media Sosial bagi Kalangan Remaja. Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, 727-736.
Sari, B. P. (2015). Dampak Penggunaan Bahasa Gaul Di Kalangan Remaja
Terhadap Bahasa Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa
UNIB 2015 (hal. 171-176). Bengkulu: FKIP Universitas Bengkulu.
Widawati, R. R. (2018). Pengaruh Media Sosial terhadap Kebiasaan Berbahasa.
Prosiding Seminar Nasional Saga#1 Sastra, Pedagogik, dan Bahasa :
Paradigma Mutakhir Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Pada
Abad XX1 (hal. 405-414). Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia FKIP UAD.

Anda mungkin juga menyukai