Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA REMAJA DI RUANG


PUBLIK

Disusun Oleh:

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, dan berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, penulis dapat
menempuh dan menyelesaikan makalah. Adapun judul makalah ini
adalah “Penggunaan Bahasa Indonesia Remaja di Ruang Publik”. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
namun demikian penulis tetap berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Penulis menyampaikan
seluruh rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu
dalam menyedikan informasi sehingga penulis dapat membuat makalah ini
dengan baik.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat, khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi semua pihak. Semoga Allah SWT membalas jasa
dan budi baik semua pihak yang telah membatu penulis dalam menyelesaikan
makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1

1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1 Penggunaan Bahasa Indonesia pada Kalangan Remaja di Ruang Publik..........3

2.2 Urgensi Penggunaan Bahasa Indonesia.............................................................5

2.3 Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Kalangan Dikalangan Remaja di Ruang


Publik.......................................................................................................................7

2.4 Faktor yang Membuat Penggunaan Bahasa Indonesia di Ruang Publik


Memudar di Kalangan Remaja................................................................................8

2.5 Solusi Mengatasi Dampak Negatif Dari Penggunaan Bahasa Indonesia di


Ruang Publik..........................................................................................................10

BAB III PENUTUP..............................................................................................12

3.1 Kesimpulan......................................................................................................12

3.2 Saran.................................................................................................................12

DAFTAR PUSAKA..............................................................................................13

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semakin perkembangan zaman, teknologi pun semakin berkembang.
Dengan adanya kemajuan teknologi kita dapat mengakses segala aktivitas dengan
lebih efektif dan efisien. Informasi lebih mudah tersebar di kalangan masyarakat
luas. Banyak platform edukasi digital bermunculan. Platform tersebut ditujukan
untuk mempermudah pembelajaran yang efektif dan efisien seperti, KBBI Online,
perpustakaan online, dan berbagai platform edukasi lainnya.
Akan tetapi, hal tersebut mempunyai dampak negatif seperti, bahasa luar
dengan mudah mengakar pada kalangan remaja sehingga meninggalkan eksistensi
bahasa Indonesia sendiri, Munculnya bahasa alay di kalangan remaja, penggunaan
tata bahasa Indonesia yang masih rincuh.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah keadaan penggunaan bahasa Indonesia pada remaja di
ruang publik?
2. Bagaimana urgensi penggunaan bahasa Indonesia?
3. Bagaimana penggunaan bahasa Indonesia pada kalangan dikalangan
remaja di ruang publik?
4. Faktor apa saja yang membuat penggunaan bahasa Indonesia di ruang
publik memudar di kalangan remaja?
5. Bagaimana solusi mengatasi dampak negatif dari penggunaan bahasa
Indonesia di ruang publik?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan keadaan penggunaan bahasa
Indonesia pada remaja di ruang publik
2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana urgensi penggunaan
bahasa Indonesia

iv
3. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana penggunaan bahasa
Indonesia pada kalangan dikalangan remaja di ruang publik
4. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan Faktor apa saja yang membuat
penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik memudar di kalangan
remaja
5. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana solusi mengatasi
dampak negatif dari penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik

v
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penggunaan Bahasa Indonesia pada Kalangan Remaja di Ruang Publik


2.1.1 Penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja dalam ruang lingkup
sekitar
Penggunaan bahasa pada ruang publik di Indonesia sangat menarik dan
bervariasi. Situasi dwibahasa dan multibahasa menandai penggunaan bahasa pada
ruang publik. Arus globalisasi, heterogenitas suku bangsa di Indonesia, dan
disepakatinya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional berimplikasi pada
terjadinya fenomena kedwibahasaan serta kemultibahasaan tersebut. Pada
kenyataannya, bahasa daerah dan bahasa Inggris masih mendapat proporsi utama
dalam penggunaan bahasa di ruang publik. Artinya, rasa cinta terhadap bahasa
Indonesia terkalahkan oleh bahasa daerah dan bahasa Inggris. Padahal,
penggunaan bahasa, terutama pada ruang publik, sudah diatur negara, sehingga
penggunaan bahasa pada ruang publik di seluruh wilayah Indonesia harus
mengikuti aturan tersebut.
Di era modern seperti sekarang ini, pengaruh globalisasi dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi kehidupan
masyarakat terutama di kalangan remaja. Mereka berlomba-lomba untuk
menampilkan diri kepada teman-temannya bahkan dunia bahwa dirinya merasa
gaul dan tidak ketinggalan zaman. Sehingga menimbulkan penggunaan bahasa
yang nyeleneh yang tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa yang tidak baku atau bahasa gaul sering kali kita temui di
lingkungan kita mulai dari remaja atau pelajar di tingkat Sekolah SMP, SMA
sampai Perguruan Tinggi. Penggunaan bahasa ini sangat menyimpang dari bahasa
yang sebenarnya. Karena seorang remaja ingin terlihat pintar dan gaul timbulah
bahasa asing yang diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan bahasa

vi
Indonesia yang benar akan memperlihatkan kepada dunia bahwa kita menjunjung
tinggi Bangsa Indonesia (Hendrastuti, 2017)
Menurut saya , remaja masa kini jika menggunakan bahasa yang baku di
anggap kampungan atau ketinggalan zaman karena mereka lebih mementingkan
pergaulan dari pada  nilai sosial dan budaya. Bagaimana kita bisa dikatakan
melestarikan bahasa Indonesia kalau kita masih menggunakan bahasa yang tidak
benar. Adapun upaya yang di lakukan agar bahasa Indonesia tidak hilang atau
tergeser dari bahasa bahasa yang tidak baku atau gaul. Maka kita sebagai warga
negara Indonesia yang baik hendaknya melakukan pencegahan dengan cara
menyadarkan masyarakat Indonesia terutama remaja dengan cara menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar pada saat melakukan percakapan.
2.1.2 Penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja dalam ber-media social
Kemajuan teknologi yang semakin berkembang membuat masyarakat mau
tidak mau mengikuti alur zaman. Dengan teknologi yang semakin canggih maka
penggunaan media sosial pun dipergunakan sebagai sarana umum kehidupan
sehari-hari. Media sosial pada dasarnya merupakan perkembangan mutakhir dari
teknologi-teknologi web baru berbasis internet, yang memudahkan semua orang
untuk bisa berkomunikasi, berpartisipasi, saling berbagi dan membentuk sebuah
jaringan secara online, setelah itu akan membuat sebuah konten sendiri dari para
penggunanya.
Pada kalangan remaja penggunaan media sosial dengan cepat diadaptasi,
tidak heran setiap remaja saat ini minimal menggunakan sebuah perangkat digital
untuk menunjang setiap aktivitasnya. Dengan media sosial, seseorang yang
awalnya tidak terkenal bisa menjadi terkenal, awalnya tidak pandai untuk
mengutarakan perasaannya namun melalui media sosial bisa dengan bebas
mengutarakan perasaan dan ekspresinya. Selain itu, dengan menggunakan media
sosial komunikasi bisa berjalan dengan lancar tanpa melihat jarak.
Untuk melaksanakan aktivitas di atas maka digunakanlah Bahasa. Bahasa
berfungsi Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri.
Bahasa pun sebagai alat komunikasi dan sebagai saluran maksud dari seseorang,
yang melahirkan perasaan dan memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama.

vii
Selain di atas, bahasa berfungsi sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.
Pada saat beradaptasi di lingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang
digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Fungsi bahasa
jugasebagai alat kontrol Sosial. Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta
tutur kata seseorang. Kontrol sosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan
masyarakat
Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang
tersirat di dalam hati dan pikiran kita. Dilihat dari fungsi bahasa sebagai alat
komunikasi, maka dalam media sosial bahasa sangat berperan penting.
Firmansyah (2018) mengemukakan bahwa perubahan dan perkembangan bahasa
pada seseorang dapat dipengaruhi beberapa hal termasuk lingkungan, yang
termasuk lingkungan disini yaitu teknologi yang berkembang di masyarakat, sama
halnya dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Oktavia (2019) mengenai
tingkat interferensi bahasa yang dipengaruhi oleh media. Bahasa yang digunakan
dalam media sosial sangatlah beragam, dari bahasa yang baku sampai
menggunakan bahasa yang tidak baku dan tidak sesuai dengan kaidah kebahasaan,
sedangkan pengguna media sosial pada saat ini lebih didominasi oleh kalangan
remaja.
2.2 Urgensi Penggunaan Bahasa Indonesia
Indonesia merupakan negara yang berdiri dengan banyak pembagian
wilayah di dalamnya. Tidak heran dengan adanya pembagian wilayah tersebut
membuat banyak perbedaan yang ada antara daerah satu dengan yang lainnya.
Mulai dari perbedaan bahasa, suku, ras, agama, dan budaya. Dengan perbedaan
yang ada, perselisihan bukanlah hal yang jarang kita dengar. Oleh karena itu,
untuk mengurangi perselisihan yang terjadi setiap individu di Indonesia perlu
menanamkan sikap nasionalisme. Penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan
sehari-hari sangat penting penerapannya. Bahasa Indonesia merupakan salah satu
alat yang dapat dijadikan sebagai senjata dalam mengembangkan sikap
nasionalisme karena dengan banyaknya bahasa daerah yang digunakan di
Indonesia, bahasa Indonesia menjadi satu-satunya bahasa yang dapat menjadi
pemersatu seluruh masyarakat di Indonesia (Purnamasari & Ghazali, 2019)

viii
Apabila bahasa Indonesia tidak pernah ada dan masyarakat di Indonesia
harus menggunakan bahasa dari daerahnya masing-masing, nantinya akan ada
kesulitan dalam berkomunikasi antara individu satu dengan yang lainnya. Segala
aspek kehidupan seperti pendidikan, ekonomi, kesehatan, politik, dan sosial
tentunya tidak akan berjalan lancar karena terhalang dengan adanya perbedaan
bahasa. Mau tak mau setiap masyarakat di Indonesia harus dapat menguasai
sekitar 700-an bahasa daerah untuk dapat berkomunikasi dengan orang dari luar
daerahnya sekaligus untuk memperlancar segala urusan dalam aspek kehidupan
yang berhubungan erat dengan kebutuhan sehari- hari.
Saat ini memang sudah banyak masyarakat yang menggunakan Bahasa
Indonesia di kehidupan sehari-harinya. Namun, penggunaan bahasa Indonesia
yang saat ini digunakan banyak dicampurkan dengan penggunaan bahasa asing
dan bahasa gaul. Seiring dengan perkembangan zaman penggunaan bahasa gaul
dan bahasa asing memang lebih banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat Indonesia sehingga tidak jarang masyarakat Indonesia kesulitan
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 
Tata penulisan dan ejaan Bahasa Indonesia saat ini juga kurang
diperhatikan oleh sebagian masyarakat Indonesia, banyak orang yang
kebingungan menggunakan tanda baca pada saat mengirimkan pesan ataupun
membuat sebuah tulisan. Kesulitan tata penulisan dan ejaan bahasa Indonesia
tersebut dapat diminimalisasi  apabila kita sebagai masyarakat Indonesia
menerapkan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar  dalam kehidupan
sehari- sehari baik secara lisan maupun tulisan.
Sebenarnya tidak ada salahnya belajar menggunakan bahasa asing maupun
menggunakan bahasa dari daerah kita berasal, penggunaan bahasa daerah juga
dapat mengembangkan sikap nasionalisme di dalam diri kita. Namun, apabila
semua orang memilih untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa asing
ataupun bahasa daerahnya masing-masing, lambat laun Bahasa Indonesia akan
tergantikan dan terlupakan. Apabila bahasa Indonesia akhirnya terlupakan maka
Indonesia tidak lagi memiliki bahasa persatuan. Hal ini sangat disayangkan karena
peran Bahasa Indonesia sendiri dapat membuat bangsa Indonesia terhindar dari

ix
ancaman perselisihan dan dapat mempererat tali persaudaraan antar individu di
Indonesia.
Sebagai masyarakat Indonesia yang menginginkan adanya kedamaian dan
keamanan, hal pertama yang perlu kita lakukan adalah membiasakan diri
menggunakan bahasa Indonesia dengan tetap memperhatikan tata bahasa dan
ejaan sesuai yang telah ditetapkan. Hal ini bukanlah hal yang sulit karena
pemerintah telah mengeluarkan buku pedoman yang mudah didapatkan oleh
masyarakat, karena pedoman tersebut telah tersebar luas di internet. Pedoman
tersebut dapat dijadikan sumber informasi untuk meningkatkan kemampuan
dalam berbahasa Indonesia. Dengan memakai dan mempelajari bahasa Indonesia
sesuai dengan kaidah yang berlaku di kegiatan sehari- hari, kita telah
berkontribusi dalam pelestarian bahasa Indonesia dan hal tersebut menunjukkan
bahwa kita sangat menjunjung tinggi bahasa persatuan bangsa Indonesia.
2.3 Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Kalangan Dikalangan Remaja di
Ruang Publik
Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan bahasa resmi. Sebagai
bahasa nasional dan bahasa resmi, Bahasa Indonesia memiliki fungsi yang sangat
banyak. Salah satu fungsinya adalah Bahasa Indonesia digunakan dalam acara
resmi dan ruang publik. Publik itu bermakna umum atau siapa saja. Ruang publik
itu ruang umum atau ruang siapa saja dan untuk siapa saja. Ruang publik di
Indonesia merupakan ruang umum atau ruang untuk siapa saja khususnya
masyarakat Indonesia yang terdiri atas berbagai suku bangsa. Karena masyarakat
Indonesia itu Bhineka Tunggal Ika, Bahasa Indonesia harus mengisi ruang-ruang
public (Purwiati & Winarti, 2016).
Bahasa suku bangsa tertentu tidak boleh mengisi ruang publik. Bahasa
Jawa tidak boleh mengisi ruang publik. Sulit dipahami oleh suku bangsa lain
seperti Bugis ataupun Alor jika di ruang publik itu digunakan bahasa Jawa.
Dengan digunakannya Bahasa Indonesia di ruang publik, masyarakat Indonesia
dari provinsi atau desa mana pun di Indonesia dapat memahami ungkapan yang
ditulis dalam bahasa Indonesia itu. Di ruang publik juga tidak boleh digunakan
bahasa asing, baik bahasa Inggris maupun bahasa asing lain. Hal itu juga

x
berkenaan dengan pemahaman publik. Jika ditulis dalam bahasa asing, publik bisa
tidak memahami ruang publik itu, meskipun mungkin ada anggota masyarakat
yang dapat memahaminya. Karena kebanyakan masyarakat kita tidak memahami
bahasa asing dengan baik, tentu ruang publik berbahasa asing tidak dapat
dipahami.
Kesadaran masyarakat menggunakan Bahasa Indonesia di ruang-ruang
publik dinilai sangat rendah, karena masyarakat lebih bangga menggunakan
bahasa asing dari pada Bahasa Indonesia. Istilah 'car free day', misalnya,
digunakan meski ada padanan dalam Bahasa Indonesia yaitu hari bebas
kendaraan. Begitu juga di media sosial misalnya ada tanda pagar gerakan love
masjid, padahal bisa diindonesiakan menjadi gerakan cinta masjid. Padahal
Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan harus ada di ruang publik. Jangan
sampai bahasa yang dirancang oleh pendiri bangsa sebagai pemersatu bangsa
malah hilang begitu saja karena perilaku masyarakatnya sendiri.

2.4 Faktor yang Membuat Penggunaan Bahasa Indonesia di Ruang Publik


Memudar di Kalangan Remaja
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yang berfungsi sebagai alat
komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Namun, pemakaian
bahasa Indonesia dalam kehidupan seharihari mulai bergeser digantikan oleh
pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. Interferensi
bahasa gaul kadang muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi
resmi yang mengakibatkan penggunaan bahasa tidak baik dan tidak benar.
Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan
oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang
peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional,
bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pengertian bahasa secara umum
dapat didefenisikan sebagai lambang, serta pengertian bahasa menurut istilah
adalah alat komunikasi yang berupa sistem lambang yang dihasilkan oleh alat
ucap pada manusia. Menurut Sari et al, (2013) bahwa bahasa merupakan saluran

xi
untuk menyampaikan semua yang dirasakan, dipikirkan, dan diketahui seseorang
kepada orang lain. Bahasa juga memungkinkan manusia dapat bekerja sama
dengan orang lain dalam masyarakat. Hal tersebut berkaitan erat bahwa hakikat
manusia sebagai makhluk sosial memerlukan bahasa untuk memenuhi hasratnya.
Bahasa berperan meliputi segala aspek kehidupan manusia. Termasuk salah satu
peran tersebut adalah untuk memperlancar proses sosial manusia. Berikut ini
merupakan factor yang membuat mudarnya penggunaan bahasa Indonesia
dikalangan remaja yaitu sebagai berikut:
1. Adanya bahasa gaul ditandai dengan menjamurnya internet dan situs-situs
jejaring sosial yang berdampak signifikan terhadap perkembangan bahasa
gaul. Penikmat situs-situs jejaring sosial yang kebanyakan adalah remaja,
menjadi agen dalam menyebarkan pertukaran bahasa gaul.Tulisan seorang
remaja di situs jejaring sosial yang menggunakan bahasa ini, akan dilihat
dan bisa jadi ditiru oleh ribuan remaja lain. Misalnya, facebook, twitter,
Friendster
2. Karena pengaruh lingkungan. Umumnya para remaja menyerap dari
percakapan orang-orang dewasa di sekitarnya, baik teman sebaya atau
keluarga.
3. Peran media, antara lain: (1) media elektronik yang menggunakan istilah
bahasa gaul dalam film-film khusunya film remaja dan iklan, misal dari
adegan percakapan di televisi. Aritnya bahasa gaul tidak hanya terjadi
karena kontak langsung antara masyarakat itu sendiri, tapi sebagian besar
karena “disuapi” oleh media; (2) media cetak, misalnya bahasa yang ada
dalam majalah, surat kabar atau koran. Selain itu, pembuatan karya sastra
remaja misalnya cerpen atau novel yang umumnya menggunakan bahasa
gaul.
4. Dampak dari pembangunan dan perkembangan zaman atau modernisasi,
dimana segala hal yang ada di lingkungan kita harus selalu ter up-to date.
Dampak dari modernisasi yang paling terlihat adalah gaya hidup, seperti
cara berpakaian, cara belajar, aplikasi teknologi yang makin maju maupun
cara bertutur kata (pemakaian bahasa). Yang pasti, bahasa gaul akan selalu

xii
muncul dan berkembang sesuai zaman masing-masing. Beberapa tahun
lalu, istilah “memble aje” atau “Biarin, yang penting kece” sempat
ngetren. Istilah-istilah tersebut lantas tenggelam dengan sendirinya,
tergantikan oleh istilah lain. Di antaranya, “so what gitu loh”, “jayus”, dan
“Kesian deh lo!”.
2.5 Solusi Mengatasi Dampak Negatif Dari Penggunaan Bahasa Indonesia di
Ruang Publik
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang berfungsi sebagai alat
komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Kebenaran
berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang disampaikan.
Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia
yang benar menjadi prioritas utama. Kendala yang harus dihindari dalam
pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya bahasa gaul. Hal ini
mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik. Dewasa ini pemakaian
bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia film mulai
bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan
bahasa gaul.
Seiring dengan perkembangan zaman ke zaman khususnya di Negara
Indonesia semakin terlihat pengaruh yang diberikan oleh bahasa gaul terhadap
bahasa Indonesia dalam penggunaan tata bahasanya. Penggunaan bahasa gaul oleh
masyarakat luas menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan bahasa
Indonesia sebagai identitas bangsa pada saat sekarang dan masa yang akan datang.
Dewasa ini, masyarakat sudah banyak yang memakai bahasa gaul dan parahnya
lagi generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul ini.
Bahkan generasi muda inilah yang banyak memakai bahasa gaul daripada
pemakaian bahasa Indonesia. Untuk menghindari pemakaian bahasa gaul yang
sangat luas di masyrakat, seharusnya kita menanamkan kecintaan dalam diri
generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional (Wirahyuni,
2019). Agar Bahasa Indonesia tidak tergeser oleh bahasa gaul, maka kita sebagai
warga Indonesia yang baik hendaknya melakukan langkah-langkah

xiii
pencegahan dan penanggulangan sebelum Bahasa Indonesia benar-benar punah.
Langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Menjadikan Lembaga Pendidikan Sebagai Basis Pembinaan Bahasa
2. Perlunya Pemahaman Terhadap Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
3. Diperlukan Adanya Undang-Undang Kebahasaan
4. Peran Variasi Bahasa dan Penggunaannya
5. Menjunjung Tinggi Bahasa Indonesia di Negeri Sendiri
6. Perlu adanya tindakan nyata dari semua pihak yang peduli terhadap
eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa
persatuan dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
7. Menyadarkan masyarakat Indonesia terutama para generasi penerus
bangsa ini, Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus diutamakan
penggunaannya.
8. Menanamkan semangat persatuan dan kesatuan dalam diri generasi bangsa
dan juga masyarakat luas untuk memperkukuh Bangsa Indonesia dengan
penggunaan Bahasa Indonesia.
9. Pemerintah Indonesia harus menekankan penggunaan Bahasa Indonesia
dalam film-film produksi Indonesia.
10. Meningkatkan pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dan di perguruan
tinggi.

xiv
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Seiring perkembangan jaman, hendaklah kita sebagai masyarakat yang
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi selalu bangga dengan bahasa yang
sudah kita punya dan menjadi ciri khas bangsa kita. Adanya era globalisasi bukan
menjadi hambatan untuk mencintai bahasanya sendiri sebab bahasa Indonesia
sudah menjadi bagian dari hidup kita seperti bahasa Indonesia merupakan alat
pemersatu bangsa atau bahasa Nasional, bahasa Indonesia merupakan jati diri kita
atau ciri khas sebagai bangsa Indonesia. Itulah sebabnya ada pepatah yang
mengatakan Bahasa Menunjukkan Bangsa. Kehadiran bahasa ditengah
masyarakat yang semakin maju ini berfungsi sebagai alat komunikasi antar
anggota masyarakat, karena tidak akan pernah mungkin kita dapat berkomunikasi
tanpa bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi dapat dipergunakan masyarakat
tutur untuk menyampaikan pesan, informasi, maksud atau amanat kepada orang
lain, baik itu dengan menggunakan saluran lisan atau tertulis, langsung, maupun
tak langsung. Kegiatan komunikasi terjadi karena adanya keinginan dari
pembicara untuk menyampaikan pesan kepada pendengar.

3.2 Saran
Makalah ini menjelaskan tentang Penggunaan Bahasa Indonesia Remaja Di
Ruang Publik. Untuk itu penulis menyarankan kepada pembaca agar kiranya
mengetahui silsilah Memahami Penggunaan Bahasa Indonesia Remaja Di Ruang
Publik dan mampu mempertahankanya, khususnya pembaca tentang Penggunaan
Bahasa Indonesia Remaja Di Ruang Publik.

xv
DAFTAR PUSAKA

Hendrastuti, R. (2017). Variasi Penggunaan Bahasa Pada Ruang Publik Di Kota


Surakarta. Kandai, 11(1), 29-43.
Oktavia, W. (2019). Eskalasi Bahasa Indoglish Dalam Ruang Publik Media
Sosial. Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya, 2(2),
83-92.
Purnamasari, R., & Ghazali, M. (2019). Kesalahan Penggunaan Bahasa Indonesia
Pada Ruang Publik Di Kecamatan Woha. Jurnal Pendidikan Bahasa, 9(1),
18-24.
Purwiati, H., & Winarti, E. (2016). Bahasa Di Ruang Publik Kota
Singkawang. Tuahtalino, 10(1), 79-95.
Sari, L., Munaris, M., & Nazaruddin, K. (2013). Penggunaan Bahasa Indonesia
Ragam Tulis Di Ruang Publik SMA Negeri 12 Bandar Lampung. Jurnal
Kata (Bahasa, Sastra, Dan Pembelajarannya), 1(8).
Wirahyuni, K. (2019). Penilikan Kesalahan Berbahasa Indonesia Yang Baik Dan
Benar Dalam Konteks Sosial-Masyarakat Di Ruang Publik. Jurnal
Penelitian Dan Pengembangan Sains Dan Humaniora, 3(1), 68-76.

xvi

Anda mungkin juga menyukai