Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ISU-ISU KOMUNIKASI

(KOMUNIKASI METAL UNDERGROUND DI PEKANBARU)


KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Alasan Pemilihan Topik................................................................................................3
1.3 Rumusan Masalah..........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................5
2.1 Definisi Komunikasi......................................................................................................5
2.2 Karakteristik Komunikasi..............................................................................................5
2.3 Tujuan Komunikasi.......................................................................................................7
2.4 Proses Komunikasi........................................................................................................8
2.5 Pola Komunikasi............................................................................................................9
2.6 Hambatan Komunikasi................................................................................................10
2.7 Model Komunikasi......................................................................................................11
2.8 Komunitas Metal Underground di Pekanbaru.............................................................13
BAB III PENUTUP......................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................17
3.2 Saran............................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi pada dasarnya adalah suatu proses untuk menyampaikan (ide, pesan,
gagasan) dari satu pihak ke pihak lain agar saling mempengaruhi di antara keduanya,
komunikasi dapat dilakukan secara lisan atau ferbal yang dapat dimengerti oleh kedua
pihak. Komunikasi dapat di katakan terdiri dari suatu rangkaian yang saling berhubungan
dengan tujuan akhir yang mempengarui perilaku, sikap dan kepercayaan. Kegagalan dalan
berkomunikasi sering timbul karena hambatan dalam proses komunikasi. Dalam proses
komunikasi antar komunitas, maka fungsi komunikasi yang dilakukan antara dua
komunitas yang berbeda itu merupakan jembatan atas perbedaan di antara mereka. Fungsi
menjembatani itu dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang mereka pertukarkan,
keduanya saling menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan
makna yang sama (Abdul Aziz, 2016)

Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar
dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurang atau tidak adanya komunikasi organisasi
dapat macet atau tidak berjalan secara efektif. Komunikasi yang efektif adalah penting bagi
semua organisasi. Oleh karena itu, seorang pemimpin dalam suatu oganisasi perlu
memahami dan meningkatkan kemampuan komunikasinya. Karena komunitas
underground memang lekat dengan citra keras dan tidak mau tahu dengan keadaan sekitar.
Dengan demikian komukasi efektif sangat penting pada setiap tingkat di dalam setiap
organisasi dan berfungsi untuk mencapai sasaran secara efektif. Dengan adanya
komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu pula
sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi dalam organisasi maupun komunitas
dapat macet atau tidak berjalan organisasi tersebut.

Cara seseorang membangun reaksi terhadap aspek organisasi menciptakan suatu iklim
komunikasi. Iklim komunikasi merupakan keadaan karakteristik yang terjadi dilingkungan

1
kerja yang dianggap mempengaruhi perilaku orang yang dalam organisasi tersebut. Iklim
komunikasi juga merupakan gabungan dari persepsi-persepsi suatu evaluasi secara makro
mengenai peristiwa komunikasi perilaku seseorang, harapan-harapan, konflik-konflik antar
personal dan kesempatan bagi pertumbuhan organisasi. Hal tersebut berlaku pada jenis
organisasi semacam apapun, termasuk komunitas yang juga merupakan lembaga baik
formal maupun non-formal sebagai wadah berkumpulnya individu-individu dengan
kepentingan tujuan yang sama selayaknya organisasi. Proses tak terhindarkan sebagai ciri
dari komunikasi ini pulalah yang terjadi dalam organisasi dan antar komunitas
underground.

Komunitas musik underground bukanlah hal baru di Indonesia. Komunitas-komunitas


ini terbentuk di kalangan anak muda yang ingin menyalurkan jiwa musik mereka yang kuat
dan bersemangat tinggi secara bebas. Biasanya komunitas ini digambarkan sebagai
komunitas anti kemapanan dengan tampilan kumel, sangar, dan tentunya musik yang
hingar-bingar. Komunitas underground adalah salah satu komunitas yang terselubung dan
bergerak secara bergerilya. Underground bagi kehidupan mereka yang maniak adalah satu
hati, 3 satu jiwa, dan satu raga. Makna underground sesungguhnya adalah (idealisme) bersi
kukuh untuk menunjukkan keindahan dan kesempurnaan meskipun tidak sesuai dengan
kenyataan, (equality) persatuan kekuatan, persatuan kesatuan adalah suatu hal dimana
antara sekian banyak unsur-unsur yang berlainan menjadi satu (unity) persaudaraan dalam
artian menghargai dan menghormati hak orang lain untuk hidup bebas dan berkarya,
menjunjung tinggi persamaan dan kebersamaan. Satu hal yang perlu dicermati mengenai
eksistensi komunitas underground yaitu semangat militansi untuk terus mencari ruang
ekspresi. Pergeseran budaya militansi yang sempat hilang dalam komunitas underground
dan tergantikan dengan banyaknya sistem nilai ekonomi membuktikan bahwa semangat
yang telah hilang ini bisa menjadi solusi pemecahan untuk eksistensi komunitas
underground itu sendiri. Karena bagaimanapun komunitas ini awalnya hidup dari semangat
militansi untuk membuat potensi berkreatifitas tetap hidup (Apriani et al, 2021)

Dengan demikian, komunitas underground memiliki kecenderungan kebersamaan


antara satu sama lain yang tercipta karena kecintaan terhadap musik underground.
Sekelompok orang-orang hidup bersama sedemikian rupa sehingga merasakan bahwa

2
kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama. Artinya,
ada sosial relationship yang kuat di antara mereka, Pada satu geografis tertentu, solidaritas
komunitas underground mempunyai atau memperlihatkan perasaan bersatu, senasib,
sehina, semalu dan sebagainya. Solidaritas juga bisa diartikan sebagai tingkat kekompakan
dan rasa memiliki, serta pandangan positif para anggota kelompok terhadap kelompok
mereka sendiri. Di dalam organisasi terjadi pertukaran pesan begitu juga dengan 4
organisasi komunitas underground pertukaran pesan itu melalui jalan tertentu yang
dinamakan pola komunikasi. Setiap komunitas ini selalu ingin terus mengembangkan
komunitas intinya, untuk selalu dapat mengembangkan komunitas ini, tentu harus dapat
meningkatkan komunikasi di dalam komunitas ini atau organisasinya dengan cara
mengeluarkan semua ide yang ada pada dirinya untuk kemajuan organisasi. Penelitian
mengenai pola komunikasi ini terinspirasi dari sering nampaknya fenomena-fenomena atau
kejadian-kejadian yang sering muncul dalam Komunitas Metal Underground Pekanbaru
dimana, antara komunitas terkadang muncul ketidak selarasan, kesalahpahaman, atau
ketidakkompakan. Namun sisi menariknya adalah, Komunitas Metal Underground
Pekanbaru tersebut tetap dapat mempertahankan keharmonisan antar sesama komunitas
underground.

Dalam sebuah organisasi memiliki trik khusus untuk dapat membangun komunikasi
dengan organisasi lain, hal ini yang menjadi langkah awal ketertarikan penulis untuk
melakukan penelitian pada Komunitas Metal Underground Pekanbaru adalah sebuah
organisasi pecinta musik keras, hingar bingar. Seperti kita ketahui ada banyak komunitas
ataupun organisasi yang berdiri di Indonesia, Namun tak jarang organisasi tersebut bubar
dalam jangka waktu yang singkat. Berbeda halnya dengan Komunitas Metal Underground
Pekanbaru, komunitas ini masih tetap berjaya diantara komunitas lain.

1.2 Alasan Pemilihan Topik

Penelitian mengenai pola komunikasi ini terinspirasi dari sering nampaknya fenomena-
fenomena atau kejadian-kejadian yang sering muncul dalam organisasi Komunitas Metal
Underground Pekanbaru, dimana, antara komunitas terkadang muncul ketidak selarasan,
kesalahpahaman, atau ketidakkompakan. Namun sisi menariknya adalah, organisasi

3
Komunitas Metal Underground Pekanbaru tersebut tetap dapat mempertahankan
keharmonisan antar sesama komunitas underground.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan lengkapnya permasalahan pada latar belakang masalah di atas, yang


menjadi rumusan masalah dalam makalah yang penulis susun adalah: Bagaimana pola
komunikasi yang dilakukan oleh kedua komunitas Underground Komunitas Metal
Underground Pekanbaru dalam membangun hubungan antar organisasi?

1.3 Tujuan Masalah


Berdasarkan rumusan masalaah diatas yang menjadi tujuan masalah dari makalah
yang penulis susun adalah: untuk mengetahui pola komunikasi yang dilakukan oleh
kedua komunitas Underground Komunitas Metal Underground Pekanbaru dalam
membangun hubungan antar organisasi

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Komunikasi

Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya.
Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi
dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi. Kata
komunikasi dalamm bahasa inggris berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”,
communico, comunication, atau comunicare yang berarti “membuat sama” (to make
common). Istilah pertama (comunis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal-
usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainya.

Komunikasi adalah proses mentransfer informasi atau pesan-pesan dari pengirim pesan
sebagai komunikator kepada penerima pesan sebagai komunikan, dalam proses komunikasi
bertujuan mendapatkan umpan balik dari komunikan untuk mencapai saling pengertian
antara kedua belah pihak sebelum komunikan mengirim informasi kepada komunikan,
terlebih dahulu dalam komunikan diberi makna sesuai dengan konsep yang dimilikinya.
Artinya dengan berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama (Hayati,
2014). Proses komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, melalui
pengirim dan penerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan, sehingga terjadi dalam
konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan
umpan balik. Dibawah ini dijelaskan juga model komunikasi Lasswell & Shannon.

2.2 Karakteristik Komunikasi


Komunikasi pada dasarnya adalah suatu proses dimana dua orang atau kelompok
membentuk atau melakukan pertukaran informasi satu sama lain, yang pada giliranya
terjadi saling pertukaran yang mendalam. Adapun karakteristik dari komunikasi seperti
yang dikemukakan oleh Ishak (2012) adalah:

5
1. Komunikasi suatu proses
Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian
tindakan atau peritiwa yang terjadi secara berurutan serta berkaitan satu sama lain
dalam kurun waktu tertentu.
2. Komunikasi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan, komunikasi adalah
suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja serta sesuai dengan tujuan atau
keinginan dari pelakunya
3. komunikasi menurut adanya partisipasi dan kerjasama dari para pelaku yang terlibat.
Berlangsung dengan baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi sama-sama ikut
terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang
dikomunikasikan.
4. Komunikasi bersifat simbolis
Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan
menggunakan lambang-lambang, misalnya, bahasa.
5. Komunikasi bersifat transaksional
Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan yaitu memberi dan menerima. Dua
tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau proposional oleh
masing-masing pelaku yang terlibat dalam komunikasi.
6. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu
Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu maksudnya bahwa para peserta atau
pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat
yang sama. Dengan adanya berbagai produk teknologi komunikasi, waktu dan Ruang
bukan lagi menjadi persoalan dan hambatan berkomunikasi.
Mengacu pada karakteristik dari komunikasi tersebut, bahwa manusia, dalam
beradaptasi satu sama lain, dengan beraneka ragam budaya akan terjadi interaksi, saling
mempengaruhi demi keuntungan dan kepentingan pribadi masing-masing. Oleh karena itu
terjadilah saling mengungkapkan perasaan dan pikiran dalam bentuk komunikasi. Karena

6
pada hakikatnya komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia, yang dinyatakan
dalam bentuk pikiran atau perasaan kepada orang lain (Ishak, 2012)

2.3 Tujuan Komunikasi


Setiap proses komunikasi memiliki tujuan untuk efisiensi dan efektifitas. Efisiensi
maksudnya adalah dengan sumber daya yang ada, tetap diusahakan sebuah proses
komunikasi mencapai hasil yang maksimal. Ketika seorang komunikator menyampaikan
pesan, materi pesan yang disampaikan sebisa mungkin mendapatkan feed back yang positif
dari penerima pesannya, efektifitas diartikan sebagai cara mengoptimalkan setiap
fungsi .komponen dalam proses komunikasi. Setiap unsur yang terlibat dalam proses
komunikasi, baik itu komunikator, media, pesan, maupun komunikan harus memainkan
perannya secara tepat untuk menciptakan iklim yang kondusif sehingga proses komunikasi
mencapai tujuannya (Mahbob et al, 2019)
Menurut Saleh (2016) menyatakan bahwa tujuan sentral dari kegiatan komunikasi
terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu: 1). To secure understanding 2). To establish acceptance
3). To motivate action. Maksudnya adalah to secure understanding, memastikan komunikan
mengerti pesan yang diterimanya. Jika kata komunikasi sudah dapat dimengerti dan
diterima, maka penerimanya itu harus dibina (to establish acceptance). Pada akhirnya
kegiatan dimotivasikan (to motivate action). Hal ini juga diperjelas oleh Ishak (2012)
bahwa tujuan komunikasi adalah:
1) Supaya yang kita sampaikan dapat dimengerti, sebagai komunikator kita harus
menjelaskan kepada komunikan dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga dapat
mengerti dan mengikuti apa yang kita maksud.
2) Memahami orang lain, kita sebagai komunikator harus mengerti benar aspirasi
masyarakat tentang apa yang diinginkan, jangan menginginkan kemauannya.
Keinginan berbagai pihak dapat terpenuhi dengan pendekatan komunikasi antar
pribadi.
3) Supaya gagasan dapat diterima orang lain, kita harus berusaha agar gagasan kita
dapat diterima orang lain dengan pendekatan teori persuasif bukan memaksakan
kehendak

7
4) Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakkan sesuatu itu
dapat bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan. Kegiatan yang dimaksud
adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun yang penting harus diingat
adalah bagaimana cara yang baik melakukannya.
Dari penjelasan kedua ahli di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa ketika
seorang komunikator menyampaikan pesan dan materi pesan yang disampaikan itu
mendapatkan feed back yang positif dari penerima pesannya, maka tercapailah tujuan
komunikasi tersebut.

2.4 Proses Komunikasi


Proses Komunikasi terjadi manakala manusia berinteraksi dalam aktivitas komunikasi
yaitu menyampaikan pesan mewujudkan motif komunikasi. Dalam hal ini komunikasi
adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas azas-azas penyampaian
informasi serta pembentukan sikap dan pendapat. Menurut Silviani (2020) proses
komunikasi terbagi menjadi dua tahap yaitu:
1) Proses Komunikasi Secara Primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media.
Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat,
gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan”
pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
2) Proses Komunikasi Secara Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah
memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator meggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya
karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya
banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah
media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi memiliki tujuh
unsur, diantaranya sumber, pesan, media, penerima, pengaruh, tanggapan balik,
lingkungan. Setiap unsur memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun proses

8
komunikasi. Bahkan ketujuh unsur ini saling bergantung satu sama lainnya. Artinya, tanpa
keikutsertaan satu unsur akan memberi pengaruh pada jalannya komunikasi.

2.5 Pola Komunikasi


Sehubungan dengan kenyataan bahwa komunikasi adalah suatu yang tidak bisa
dipisahkan dari aktifitas seorang manusia, tentu masing-masing orang mempunyai cara
sendiri, tujuan apa yang akan di dapatkan, melalui apa dan kepada siapa. Dalam
formulasinya Harold D. Laswell itu bisa disebut who (siapa), say what (mengatakan apa),
in wich channel (lewat saluran apa), to whom (kepada siapa), eith what effect (efek apa
yang diharapkan). Dan jelas masing masing orang mempunyai perbedaan dalam
mengaktualisasikan komunikasi tersebut. Oleh karena itu, dalam komunikasi dikenal pola
tertentu manifastasi perilaku manusia dalam berkomunikasi (Siregar & Usriyah, 2021)
Ada dua pola komunikasi, pertama adalah jaringan komunikasi formal, yang sangat
menyerupai struktur organisasi dimana ada saluran-saluran formal melalui mana
komunikasi mengalir. Kedua, jaringan komunikasi informal kadang-kadang di
sebut”grapivine”. Komunikasi informal ini terjadi di luar saluran-saluran yang telah di
tentukan, dan paling sering dilakukan dalam bentuk interaksi tatap muka atau dengan
telepon. Tiap orang dalam organisasi mempunyai peran dalam jaringan komunikasi formal
dan informal, kedua peran ini sangat mempengaruhi beberapa jenis dan banyak informasi
yang akan di terima.
Dimensi vertikal dan horizontal dalam komunikasi organisasi dapat digabungkan dalam
bermacammacam pola atau dalam apa yang disebut jaringan-jaringan komunikasi. Lima
jaringan yang sudah lajim yaitu jaringan rantai, jaringan jaringan roda, jaringan lingkaran
dan jaringan semua saluran. Menurut Wijaya (2013) pola-pola atau jaringan komunikasi
formal telah diteliti secara mendalam. Suatu pesan dapat disampaikan dari satu orang
kepada orang lain melalui salah satu dari beberapa pola saluran komunikasi alternativ yang
masuk akal. Selama 20 tahun yang lalu banyak sekali penelitian tentang jaringan-jaringan
komunikasi dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil. Suatu jaringan adalah suatu situasi

9
tersusun didalam diman orang-orang menyampaikan informasi dalam suatu pola tertentu.
Bentuk-bentuk umum seperti jaringan roda, rantai, lingkaran dan semua saluran.
Apabila kita mengamati pola-pola komunikasi dalam sejumlah oranisasi, atau dalam
organisasi yang sama pada waktu-waktu yang berlainan, maka kita akan menemukan
bahwa pola-pola komunikasi tersebut disusun sekitar hubungan kerja. Pola-pola ini disebut
jaringan-jaringan. Jaringan-jaringan komunikasi merupakan aspek-aspek struktural dari
kelompok. Jaringan ini menujukan kepada kira bagaimana kelompok-kelopmpok itu saling
tergantung dan bagai mana hubungan kerja di antara angota-angotanya. Tiga jenis jaringan
ini sangat umum terdapat dalam semua organisasi, yaitu jaringan rantai, roda, dan lingkaran

2.6 Hambatan Komunikasi


Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif. Bahkan bebrapa ahli
komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkinlah seseorang melakukan komunikasi yang
sebenar-benarnya efektif. Ada banyak hambatan yang dapat merusak komunikasi. Berikut
ini adalah beberapa hal yang merupakan hambatan komunikasi yang harus menjadi
perhatian bagi komunikator jika ingin komunikasinya sukses (Zahara, 2018):
1) Gangguan
Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat
diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan gangguan semantik. Gangguan
mekanik adalah gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang
bersifat fisik. Sebagai contoh ialah gangguan suara ganda (interfensi) pada pesawat
radio, gambar meliuk-meliuk atau berubah-ubah pada layar televisi, huruf tidak jelas,
jalur huruf yang hilang atau terbalik atau halaman yang sobek pada surat kabar.
Sedangkan gangguan sematik adalah jenis gangguan yang bersangkutan dengan pesan
komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak.
2) Kepentingan
Interest atau kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau
menghayati pesan. Orang akan hanya memperhatikan perangsang yang ada
hubungananya dengan kepentingan. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi
perhatian kita saja tetapi juga menentukan daya tanggap. Perasaan, pikiran dan tingkah

10
laku kita akan merupakan sikap reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuai
atau bertentangan dengan suatu kepentingan
3) Motivasi terpendam
Motivation atau motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai
benar dengan keinginannya, kebutuhan dan kekurangannya. Keinginan, kebutuhan dan
kekurangan seseorang berbeda dengan orang lain, dari waktu ke waktu dan dari tempat
ke tempat, sehingga karena motivasinya itu berbeda intensitasnya. Semakin sesuai
komunikasi dengan motivasi seseorang semakin besar kemungkinan komunikasi itu
dapat diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan. Sebaliknya, komunikan
akan mengabaikan suatu komunikasi yang tidak sesuai dengan motivasinya

2.7 Model Komunikasi


Pentingnya komunikasi dalam kehidupan manusia sebagaimana yang dikemukakan
pada bagian terdahulu tidaklah dapat dipungkiri demikian pula halnya dalam suatu
organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik akan membantu kelancaran organisasi,
demikian pula sebaliknya Komunikasi yang efektif adalah merupakan bagian yang penting
bagi semua organisasi. Berikut ini beberapa pandanga mengenai definisi komunikasi.
Abdul Aziz (2016) memberikan definisi mengenai komunikasi manusia yang lebih
komprehensif sebagai berikut: Komu-nikasi manusia adalah suatu proses melalui mana
individu dalam hubungannya. dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat
menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi
lingkungannya dan orang lain. Dari pandangan di atas dapat dilihat bahwa dalam proses
komunikasi mempunyai hubungan yang sangat erat antara satu bagian dengan bagian yang
lainnya dan mempunyai beberapa tahap untuk tetap saling melakukan hubungan.
Dalam kenyataan yang ada komunikasi akan muncul dalam setiap proses organisasi.
Bahkan dapat diilustrasikan bahwa organisasi yang tanpa komunikasi diibaratkan manusia
yang kekurangan aliran darahnya, apabila kurang darahnya manusia yang menjadi lemah,
demikian pula sebaliknya. Maka untuk itu komunikasi yang baik harus selalu dijaga agar
tetap stabil sehingga tidak menimbulkan apa yang disebut miss comunication. Barry
Cushway menggambarkan fungsi komunikasi dalam organisasi sebagai pembentuk
organisasi climate yakni iklim organisasi yang menggambarkan suasana kerja organisasi

11
atau sejumlah keseluruhan perasaan dan sikap orangorang yang bekerja dalam organisasi
(Saleh, 2016)
Komunikasi manusia yang lebih komprehensif sebagai berikut: Komunikasi manusia
adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya, dalam kelompok, dalam
organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi
untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain. Pada definisi inipun komunikasi

dikatakan sebagai suatii proses aktmtas yang mempunyai beberapa taliapan yang satu
dengan yang laiimya saling berhubungan. Beberapa ahli mengemukakan beberapa
pengertian tentang komunikasi dan pada prinsipnya komunikasi digambarkan sebagai suatu
hubungan dua arah antara pemberi pesan yang penerima pesan. Secara garis besar dapat
digambarkan model komunikasi yang banyak dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:

Gambar 1 Model Komunikasi Lasswell (Ruben. 1988)


Dengan model komunikasi yang dikemukakan oleh Lasswell pada gambar 2 berikut dapat
dilihat perbedaan sebagaimana yang dikemukakan oleh Shannon.

Gambar 2 Model Komunikasi Shannon (Forsdale. 1981)

12
Dari dua model yang digambarkan di atas ternyata yang banyak digunakan adalah
model komunikasi dari Shannon, oleh karena dalam model kedua tersebut memberikan
gambaran kepada setiap orang bahwa dalam komunikasi pasti akan selalu ada sumber
gangguan.

2.8 Komunitas Metal Underground di Pekanbaru


Komunitas menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah
geografis dengan batas-batas tertentu dan faktor utama yang menjadi dasar adalah interaksi
yang lebih besar di antara anggotanya, dibanding dengan penduduk di luar batas
wilayahnya. Konsep komunitas di gunakan juga untuk menunjuk kepada suatu unit atau
kesatuan sosial yang terorganisasi dalam kelompok-kelompok dengan kepentingan bersama
(communities of common interest), tidak saja yang mempunyai territorial tetapi juga yang
bersifat fungsional. Komunitas underground adalah sekumpulan pecinta musik yang
terselubung dan bergerak secara bergerilya. Underground bagi kehidupan mereka yang
maniak adalah satu hati, satu jiwa, dan satu raga. Makna underground sesungguhnya adalah
(idealisme) bersi kukuh untuk menunjukkan keindahan dan kesempurnaan meskipun tidak
sesuai dengan kenyataan, (equality) persatuan kekuatan, Persatuan kesatuan adalah suatu hal
yang dimana antara sekian banyak unsur-unsur yang berlainan menjadi satu, (unity)
persaudaraan dalam artian menghargai dan menghormati hak orang lain untuk bebas hidup
dan berkarya, menjunjung tinggi persamaan dan kebersamaan.
Namun kata underground juga sering diartikan salah, maka bagi sebagian musisi dan
masyarakat awam, kata underground diartikan sebagai band-band pembawa lagu-lagu keras.
Banyak band-band yang sekarang bernaung di major label, background aslinya adalah band
indie juga. Untuk sebagian band indie tidak masalah bertransformasi menjadi sebuah band
berstatus major label, pencapaian sebuah band indie yang bertransformasi menjadi major
label adalah lebih merupakan sebuah titik kesuksesan dalam karir musik mereka, karena
apabila berbicara major label, maka secara tidak langsung akan berbicara mengenai

13
“rezeki”, dimana sebuah band yang berstatus major label mempunyai kesempatan dan
peluang yang lebih untuk dikenal dan “menjual” musik mereka kepada khalayak umum, tapi
ini bukan berarti indie label tidak menjanjikan sebuah masa depan yang bagus.
Aliran musik dalam “underground” bisa sangat beragam, load voice, midlle voice
sampai musik yang “kalem” pun dapat dikatakan sebagai 31 underground, yang penting
adalah semangat dalam menyuarakan idealisme musik mereka yang tidak boleh dilupakan.
Karena idealisme musik inilah yang akan memberikan warna-warna tersendiri bagi band-
band indie tersebut. Kita dapat ambil contoh, ketika kita mendengarkan beberapa buah lagu
yang terdengar mempunyai aliran yang sama seperti: you know you are right oleh Nirvana,
enter sandman oleh metallica dan freak on the leash oleh Korn. Dasarnya kita tahu bahwa ke
tiga lagu tersebut sama-sama terdengar load voice, sama-sama dimainkan dengan peralatan
musik yang tidak jauh beda jenisnya, tapi kalau kita amati lebih dalam pasti ada banyak
perbedaan yang mencolok dari ke tiga nya, apalagi kalau bukan idealisme dari masing-
masing musik yang mereka bawakan. Hal ini juga lah yang dapat membedakan jenis musik
dan aliran apa yang mereka mainkan. Begitu pula dengan undergound, kalau selalu di
deskripsikan dengan musik yang keras, tentunya itu salah besar.
Tahun 1990-an pagelaran musik metal kerap diadakan di Kota Pekanbaru, tepatnya di
Taman Budaya Provinsi Riau. Kota Pekanbaru memiliki band metal pertama yang ada di
Kota Pekanbaru yaitu bernama Suffergrind sebagai band yang menjadi awal lahirnya band-
band metal di Kota Pekanbaru. Efek dari perkembangan musik Indonesia yang begitu pesat
juga terasa di Kota Pekanbaru. Para pemuda dan Remaja di kota Pekanbaru banyak yang
sudah lihai memainkan berbagai jenis alat musik, diantara mereka pun sudah banyak yang
membentuk band. Sehingga tak heran apabila banyak orang di kota Pekanbaru yang
membaca peluang bisnis yang cukup menjanjikan.
Dengan berjalannya waktu dan mendunianya globalisai yang tak bisa di bendung,
budaya-budaya luar kini merambah ke daerah-daerah di Indonesia seperti di Pekanbaru,
komunitas metal yang datang melalui musik dan menjadi sebuah gaya hidup masyarakat
Pekanbaru. Penggemar musik metal atau mereka biasanya disebut metalhead di Pekanbaru.
musik metal masuk ke Pekanbaru melalui media-media seperti media elektronik yang di
ekspos melalui stasion TV Internasional yaitu Music television (MTV), dan para metalhead
yang keluar melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi di kota-kota besar di Indonesia

14
seperti di Jakarta dan Bandung membawa lirik-lirik musik metal dengan cara menampilkan
di setiap pagelaran underground di Pekanbaru. Sedangkan komunitas metal sendiri berdiri
tahun 1997. Alasan mereka untuk tidak memilih jalur formal karena mereka merasa jalur
formal itu jalur yang berbelit-belit (birokrasi yang berbelit-belit) dan ada sifat yang seperti
gila hormat. Tujuan mereka mendirikan Komunitas Underground di Pekanbaru:
1. Untuk mengenalkan musik metal kepada masyarakat umum karena sebagian masyarakat
menilai musik metal musik yang aneh.
2. Sebagai media untuk menjalin komunikasi dan informasi sesama metalhead
3. Sebagai media untuk menyalurkan hobi musik metal.

Dalam komunitas ini, individu dikatakan sebagai bagian dari komunitas adalah dengan
individu tersebut sering ikut berkumpul dengan anggota komunitas yang lain seperti jika ada
pagelaran atau kegiatan yang diadakan komunitas ini, individu tersebut ikut terlibat dalam
kegiatan tersebut, serta sering bersilahturrahmi ke sesama metalhead. Metalhead berasal dari
berbagai kalangan seperti pelajar, mahasiswa, wiraswasta. Persamaan keyakinan baik berupa
hobi, gaya hidup, paham dalam diri mereka yang membuat persaudaraan mereka lebih erat.
Kegiatan yang sering di adakan oleh komunitas ini adalah pagelaran musik, nonton film
tentang musik metal, latihan musik bersama, nonton konser metal, dan juga kegiatan
kerohanian seperti berbuka puasa bersama setiap tahunnya. Tujuan diadakannya event musik
metal adalah untuk menyalurkan hobi bermusik, kalau bahasa diantara metal head adalah
untuk melatih skill musik diatas panggung. Tempat yang digunakan untuk event musik ini
biasanya adalah Taman Budaya Provinsi Riau, Hotel dan kadang kala cafe, tergantung dari
diperolehnya izin dari kepolisian untuk mengadakan event atau kegiatan musik. Berbuka
bersama diadakan karena dalam rangka bulan suci Ramadhan.Kegiatan berbuka puasa
bersama biasanya diikuti seluruh metalhead yang tergabung dalam komunitas musik metal
underground.
Pada hakikatnya mereka ini membentuk komunitas ini dengan melakukan kegiatan
seperti percakapan, dan pertukaran informasi yang dibutuhkan, dalam hal ini berkaitan
dengan musik metal. Dengan demikian mereka akan saling berkaitan dan membutuhkan
antara satu dengan yang lain, yang dapat juga dicontohkan dengan keterkaitan dan
ketergantungan musisi dan penikmat atau penggemar musik metal, dimana bila tidak ada

15
penggemar atau penikmat musik metal apalah arti sebuah musisi metal itu. Begitu juga
dengan band metal, tanpa penggemar dan penikmat musik metal, tidak ada artinya mereka.
Diadakannya kegiatan komunitas ini merupakan dari kerjasama metalhead dan mereka
yang membuat pagelaran musik atau kegiatan lain. Penanggung jawab kegiatan adalah
panitia yang sudah dibentuk oleh metalhead yang tergabung dalam komunitas atau yang
membuat pagelaran, penunjukkan penanggung jawab biasanya ditujukan kepada salah
seorang pencetus komunitas ini. Cara penunjukkan melalui jalur musyawarah atau menunjuk
secara pribadi karena individu teserbut yang ingin membuat kegiatan. Dana diperoleh dari
berbagai macam sumber seperti dari sponsor, sumbangan pribadi serta sumbangan metalhead
(dana bersama) serta penjualan tiket masuk yang biasanya sebesar Rp 20.000,- sekali masuk.
Alat-alat yang mereka gunakan untuk kegiatan musik biasanya mereka menyewa, terutama
soundsystem, tetapi kalau alat, ada dari anggota sendiri, seperti gitar. Penyebaran informasi
tentang kegiatan komunitas ini melalui brosur yang ditempel di beberapa tempat di
Pekanbaru, media sosial seperti Facebook dam Twitter, mulut ke mulut, serta media
elektronik seperti Handphone.Yang menghadiri bukan saja mereka yang datang dari
komunitas ini, tetapi juga ada orang luar dari komunitas yang kebetulan hadir bersama
temannya yang merupakan metalhead. Dari diadakan kegiatan musik ini, komunitas ini dapat
memperoleh keuntungan, keuntungan tersebut biasanya dibagi rata sesama yang mengadakan
event.
Metal sebagai sebuah pandangan secara baik teraplikasikan dalam budaya yang mereka
jalankan sehari-hari. Perilaku yang dijalankan Metalhead merupakan upaya pemaknaan atas
pandangan hidup yang mereka anut. Metal memiliki sifat bebas. Metal lebih dikenal melalui
gaya busananya seperti potongan rambut panjang bahkan ada yang gimbal, jaket atau baju
hitam, simbol-simbol metal. Proses modernisasi di Pekanbaru menyebabkan kehadiran musik
metal sebagai gaya hidup baru, yang umumnya dianut oleh sebagian kaum muda

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari makalah ini adalah komunitas metal underground rata-
rata diisi oleh remaja dan dewasa, mereka memilih untuk bergabung dan membentuk
komunitas karena persamaan selera musik, membuat suatu wadah untuk mengekspresikan
diri terhadap musik metal dan mengenalkan musik metal ke masyarakat. Komunitas metal
underground merupakan komunitas yang tidak formal serta tidak mempunyai ketua,
mereka bukan sebuah organisasi, mereka adalah sekumpulan orang yang menikmati,
menggemari dan musisi musik metal, serta menghindari terjadinya sifat seperti gila hormat.
Kegiatan dalam komunitas metal underground adalah membuat sebuah acara seperti
pagelaran musik untuk menyalurkan hobi bermusik para metalhead (sebutan untuk anak
metal) dan kegiatan buka bersama untuk mempererat kebersamaan diantara mereka.

3.2 Saran

Makalah ini menjelaskan tentang Komunikasi Metal Underground Di Pekanbaru.


Untuk itu penulis menyarankan kepada pembaca agar kiranya mengetahui silsilah
Komunikasi Metal Underground Di Pekanbaru dan mampu mempertahankanya, khususnya
pembaca tentang Komunikasi Metal Underground Di Pekanbaru. Semoga dengan adanya
makalah ini dapat menambah wawasan kita mengenai Komunikasi Metal Underground Di
Pekanbaru. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan
17
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz, A. (2016). Peranan teknologi komunikasi dan sumbangannya ke arah perkembangan
komunikasi dalam organisasi yang berkesan. In Forum Komunikasi (Vol. 11, No. 2, pp.
51-64).
Apriani, I., Siregar, R. D., & Sahputra, D. (2021). Faktor Komunikasi Dalam
Organisasi. Tabularasa: Jurnal Ilmiah Magister Psikologi, 3(1), 96-105.
Hayati, N. (2014). Komunikasi dalam organisasi perpustakaan. Khizanah Al-Hikmah: Jurnal
Ilmu Perpustakaan, Informasi, Dan Kearsipan, 2(1), 49-59.
Ishak, A. (2012). Peran public relations dalam komunikasi organisasi. Jurnal Aspikom, 1(4), 373-
380.
Mahbob, M. H., Ali, N. A. S. M., Sulaiman, W. I. W., & Mahmud, W. A. W. (2019).
Komunikasi strategik dan peranannya untuk mewujudkan komunikasi berkesan dalam
organisasi. Jurnal Komunikasi, 35(2), 49-67.
Saleh, A. M. (2016). Komunikasi dalam Kepemimpinan Organisasi. Universitas Brawijaya
Press.
Silviani, I. (2020). Komunikasi Organisasi. Scopindo Media Pustaka.
Siregar, F. A., & Usriyah, L. (2021). Peranan Komunikasi Organisasi dalam Manajemen
Konflik. Idarah (Jurnal Pendidikan Dan Kependidikan), 5(2), 163-174.
Wijaya, I. S. (2013). Komunikasi interpersonal dan iklim komunikasi dalam organisasi. Jurnal
Dakwah Tabligh, 14(1), 115-126.
Zahara, E. (2018). Peranan komunikasi organisasi bagi pimpinan organisasi. Warta
Dharmawangsa, (56).

18

Anda mungkin juga menyukai