Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Profesi Arsitek

Profesi

merupakan

kelompok

lapangan

kerja

yang

khusus

melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi


guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian
dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat
dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup
yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan
hidupnya; serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh
kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.
Sebuah profesi terdiri dari sebuah kelompok terbatas dari orang-orang
yang memiliki keahlian khusus dan dengan keahlian itu mereka dapat
berfungsi di dalam masyarakat dengan lebih baik bila dibandingkan dengan
warga masyarakat lain pada umumnya. Atau dalam pengertian yang lainnya,
sebuah profesi adalah sebuat sebutan atau jabatan dimana orang yang
menyandangnya mempunyai pengetahuan khusus yang diperolehnya melalui
training atau pengalaman lain, atau bahkan diperoleh melalui keduanya,
sehingga

penyandang

profesi

dapat

membimbing

atau

memberi

nasihat/saran atau juga melayani orang lain dalam bidangnya sendiri.


Mengacu pada pengertian dan pemahaman mengenai profesi, maka
nampak jelas kalau ruang lingkup aktivitas rekayasa-kearsitekturan yang
dilakukan oleh profesi arsitek per definisi bisa disejajarkan dengan kegiatan
keprofesian yang lain. Arsitek merupakan sebutan profesi sebagaimana
pengacara, notaris, jaksa, hakim, atau apoteker. Arsitek merupakan profesi
tulang punggung negara dalam proses pembangunan, khususnya dalam
pengembangan infrastruktur ekonomi. Oleh karena itu, kuantitas dan kualitas
arsitek yang bagus merupakan faktor terpenting untuk meningkatkan daya
saing Indonesia.

Seorang Arsitek adalah seorang ahli dalam bidang desain bangunan.


Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) menyaratkan bahwa untuk bisa menyebut diri
sendiri sebagai seorang Arsitek dan bisa berprofesi sebagai Arsitek di
tengah-tengah masyarakat, seseorang harus memenuhi semua persyaratan
berikut: 1) Sudah menyelesaikan pendidikan formal di bidang Arsitektur
2) Memiliki pengalaman bekerja dengan seorang Arsitek Madya atau Utama
(diterangkan kemudian) atau di sebuah perusahaan desain arsitektur (sering
disebut dengan Biro Konsultan Arsitektur)
3) Mengikuti program-program penataran yang diadakan IAI, dan 4) Lulus
ujian Sertifikasi Keahlian Arsitek (SKA) yang diadakan IAI.
Berdasarkan keahlian dan sertifikat yang dipegangnya, seorang
Arsitek dibedakan menjadi: Arsitek Pratama (junior), Arsitek Madya
(menengah), dan Arsitek Utama (senior). Sertifikat yang dipegang seorang
Arsitek akan menentukan bangunan-bangunan yang boleh dan tidak boleh
didesain seorang Arsitek, dilihat berdasar kompleksitasnya. Sementara
Arsitek Utama boleh mendesain bangunan-bangunan rumit seperti bandar
udara, rumah sakit, dsb, seorang Arsitek Pratama hanya boleh mendesain
rumah dan bangunan-bangunan lain yang memiliki kerumitan rendah.
Di Indonesia, pendidikan S1 Arsitektur berlangsung selama 4 tahun,
dimana setelah itu seorang lulusan Arsitektur harus lebih dulu mengikuti
program-program penataran yang diadakan IAI dan memiliki pengalaman
kerja sebelum dapat mengikuti ujian SKA. Sementara di Amerika Serikat,
pendidikan S1 Arsitektur berlangsung selama 5 tahun, dimana setelah itu
lulusan Teknik Arsitektur dapat langsung mengikuti ujian SKA Amerika
Serikat.
Dengan bekal pendidikannya, pekerjaan seorang Arsitek di antaranya
adalah:

1. Menata letak bangunan-bangunan yang memiliki keterikatan fungsi


dalam sebuah site dan mendesain site tersebut.
2. Mengolah tata ruang sebuah bangunan
3. Menentukan konsep desain interior sebuah bangunan (termasuk
perletakan furniturenya, dll).
4. Mengolah bentuk luar dan tampak sebuah bangunan.
5. Menentukan jenis dan letak sistem struktur pada bangunan.
6. Menentukan jenis dan letak instalasi listrik pada bangunan.
7. Menentukan jenis dan letak instalasi pipa air dan jalur penghawaan
udara.
8. Menentukan jenis dan letak alat-alat transportasi dalam bangunan
(lift, dsb).
9. Menghitung biaya konstruksi sebuah bangunan.

Sumber :
https://amstrophel13architect.wordpress.com/2012/09/25/apa-sihtugas-arsitek/ diakses pada 30 Agustus 2016 pukul 21.00 WIB
https://profesiarsitek.wordpress.com/ diakses pada 30 Agustus 2016
pukul 22.00 WIB
E. Sumaryono, Etika Profesi Hukum, Norma-Norma Bagi Penegak
Hukum, Kanisius,
1995, hal 33.

http://mohtar.staff.uns.ac.id/files/2009/03/kode-etik.pdf diakses pada


30 Agustus 2016 pukul 22.50 WIB

Anda mungkin juga menyukai