Anda di halaman 1dari 16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PERPADUAN PEMBELAJARAN MODEL SYNECTICS

DENGAN MIND MAPPING

1. Pengertian Pembelajaran Model Synectics

Istilah synectics diambil dari bahasa Yunani, yang merupakan gabungan

kata syn berarti menggabungkan dan ectics berarti unsur yang berbeda. Dalam

dunia keilmuan, synectics biasanya berhubungan dengan kreativitas dan

pemecahan masalah, selain itu juga berhubungan dengan dinamika kelompok

dalam latihan berfikir. dalam dunia pendidikan dikenal sebagai salah satu model

pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan kreativitas.

Synetics dikembangkan oleh William Gordon dan merupakan model

pembelajaran yang menggunakan analogi untuk mengembangkan kemampuan

berfikir dari berbagai sudut pandang.1 Analogi dianggap mampu mengembangkan

kreativitas karena dalam analogi ada usaha untuk menghubungkan antara apa

yang sudah diketahui dengan apa yang ingin dipahami. Menurut William J.J.

Gordon ,sinektik berarti strategi mempertemukan berbagai macam unsur, dengan

menggunakan kiasan untuk memperoleh satu pandangan baru. Selanjutnya Model

Sinektik yang ditemukan dan dirancang oleh William JJ Gordon ini berorientasi

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, ekspresi kreatif, empati dan

wawasan dalam hubungan sosial.

1
http://digilib.sunanampel.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=
hubptain-gdl sitirochma-7778 (diakses tanggal 16 Juni 2012)

13
14

Synectics beroperasi pada pokok yang, dengan menggunakan kapasitas

yang luar biasa pikiran untuk menghubungkan elemen-elemen yang tampaknya

tidak relevan pikiran, siswa dapat memicu ide-ide baru mengejutkan yang

kemudian dapat dikembangkan menjadi solusi layak untuk masalah.

Synectic sangat erat kaitannya dengan kreatifitas, karena dalam synectic

kreatifitas peserta didik sangat berperan penting dan peserta didik dirangsang

kreatifitasnya dalam metode ini.

Synectics merupakan teknik kreativitas yang erat terkait dengan

brainstorming . Perbedaan utama adalah bahwa Synectics lebih formal dan ketat

daripada brainstorming. Mungkin terlihat aneh untuk meresmikan sebuah proses

kreatif, tetapi banyak orang merasa sifat terbuka dari terstruktur brainstorming

luar biasa. Synectics membantu dengan memberikan Anda panduan untuk

menghasilkan ide-ide baru.

Brainstorming adalah salah satu yang paling sederhana dan paling

terkenal dari semua teknik kreativitas. Sesi brainstorming adalah cara terbaik

untuk menghasilkan ide-ide baru - dan gagasan adalah inti dari proses kreatif.

Salah satu faktor yang membedakan synectics adalah penekanannya pada

metafora dan fantasi. Sebagai contoh, jika mencoba untuk menentukan bagaimana

menanggapi ancaman bisnis maka hal ini bisa disamakan dengan mengalahkan

naga api. Apa kekuatan naga ("api" nya), kelemahan (yang "perut lunak")? Apa

senjata yang akan butuhkan?, Dapatkah naga dijinakkan bukan untuk dibunuh

dll? dll Semua fantasi ini bisa memberikan ide-ide tentang bagaimana untuk

menangani dengan "kesempatan".


15

2. Penerapan Synectics Dalam Pembelajaran

Ada tiga jenis analogi yang digunakan dalam model pembelajaran

synectics, yaitu :

a. Analogi langsung

Yaitu kegiatan perbandingan sederhana antara dua objek atau

gagasan, dalam pembandingan ini dua objek yang dibandingkan tidak harus

sama dalam semua aspek, karena tujuan sebanarnya adalah untuk

mentranformasikan kondisi objek atau situasi masalah nyata pada situasi

masalah lain sehingga terbentuk suatu cara pandang baru. Pada analogi ini

siswa diminta untuk menemukan situasi masalah yang sejajar dengan situasi

kehidupan nyata.. Untuk melihat efektifitas suatu analogi langsung dilihat

dari jarak konseptualnya, semakin jauh jarak konseptualnya, maka semakin

tinggi skor analoginya.

b. Analogi personal

Yaitu kegiatan untuk melakukan analogi antara objek analogi dengan

dirinya sendiri. Pada analogi ini siswa diminta menempatkan dirinya sebagai

objek itu sendiri. Untuk melihat efektivitas analogi personal bisa dilihat dari

banyaknya ungkapan yang dikemukakan, semakin banyak ungkapan yang

dikemukakan maka semakin tinggi skor analogi personalnya. Dalam kegiatan

membuat analogi personal, siswa melibatkan dirinya sebagai objek atau

gagasan yang dibandingkan. semakin besar jarak konseptual maka akan

semakin besar kemungkinan diperoleh gagasan baru. Menurut Gordon jarak

konseptual bisa dilihat dari adanya keterlibatan dalam proses analogi.


16

Selanjutnya dijelaskan adanya empat keterlibatan yang mungkin terjadi

ketika melakukan analogi, yaitu:

1) Keterlibatan terhadap fakta yaitu proses analogi terhadap fakta


yang dikenal tanpa menggunakan cara pandang baru dan tanpa
keterlibatan empati, misalnya: seandainya saya menjadi mesin
maka saya merasa panas.
2) Keterlibatan dengan emosi yaitu proses analogi dengan
melibatkan unsur emosi, misalnya: seandainya saya menjadi mesin
maka saya menjadi kuat.
3) Keterlibatan dengan empati pada benda-benda hidup yaitu proses
analogi dengan melibatkan emosi dan kinestetik pada objek
analogi, misalnya: seandainya saya menjadi mobil, saya merasa
seperti sedang mengikuti lomba balapan, dan saya jadi tergesa-
gesa.
4) Keterlibatan dengan empati pada benda-benda mati yaitu proses
analogi dengan menempatkan diri subjek sebagai suatu objek
anorganik dan mencoba memperluas masalah dari pandangan
simpati, misalnya, seandainya saya menjadi mesin, saya tidak tahu
kapan harus berjalan dan kapan harus berhenti. Seseorang akan
bekerja untuk saya. 2

3. Analogi konflik yang ditekan

Yaitu kegiatan untuk mengkombinasikan titik pandang yang berbeda

terhadap suatu objek sehingga terlihat dari dua kerangka acuan yang berbeda.

Hasil kegiatan ini berupa deskripsi tentang suatu objek atau gagasan berdasarkan

dua kata atau frase yang kontradiktif, mislnya: bagaimana komputer itu dianggap

sebagai pemberani atau penakut? Bagaimanakah mesin mobil dapat tertawa atau

marah? Tujuan kegiatan ini adalah untuk memperluas pemahaman tentang

gagasan-gagasan baru dan untuk memaksimalkan unsur kejutan, karena itu

maka kegiatan analogi ini dianggap sebagai kegiatan mental tingkat tinggi.

2
http://www.2lisan.com/read/WAHYUNI-WIJAYANTI:-Model- Model-
Pembelajaran (diakses tanggal 16 Juni 2012)
17

Pada analogi ini siswa diminta diminta menyebutkan suatu objek secara

berpasangan. Semakin banyak pasangan yang disebutkan, semakin tinggi skor

yang diperoleh. Berdasarkan pasangan kata tersebut, siswa diharapkan

mengemukakan objek sebanyak-banyaknya yang bersifat kontaradiktif, kemudian

diminta menjelaskan mengapa benda tersebut bersifat kontradiktif.

Pada proses yang terjadi dalam synectics, seseorang mampu mengatasi

hambatan mental yang membelenggunya, selain itu kemampuan berfikir divergen

dan kemampuan untuk memecahkan masalah akan terus berkembang. Selanjutnya

ia menjelaskan strategi yang harus dilalui ketika membuat sesuatu yang asing

menjadi lazim atau membuat yang lazim menjadi asing yaitu:

1) Mendefinisikan atau menggambarkan situasi saat ini atau masalah


yang sedang dihadapi;
2) Menulis gagasan tentang analogi langsung;
3) Menulis reaksi terhadap hasil analogi langsung;
4) Mengeksplorasi sesuatu yang menjadi konfliks;
5) Membuat analogi langsung yang baru; dan
6) Mengujinya dalam situasi yang nyata. 3

Selanjutnya, ia juga menjelaskan tentang strategi tersebut dalam praktek

pembelajaran yang dalam prakteknya terbagi menjadi tujuh tahapan yaitu:

1) Masukan substansial yaitu guru mengemukakan permasalahan

pada siswa untuk diselesaikan;

2) Pembuatan analogi langsung dengan cara guru menyuruh siswa

untuk membuat analogi langsung dan siswa melakukannya;

3) Guru mengidentifikasi hasil analogi yang telah dibuat siswa;

3
http://www.2lisan.com/read/WAHYUNI-WIJAYANTI:-Model- Model-
Pembelajaran
18

4) Siswa menjelaskan kemiripan antara sesuatu yang asing dengan yang

lazim;

5) Siswa menjelaskan perbedaan antara sesuatu yang asing dengan yang

lazim;

6) Siswa mengeksplorasi topik yang bersifat original; dan

7) Siswa menghasilkan suatu produk melalui analogi langsung.

Penerapan synectics dalam pembelajaran menurut Joyce seharusnya

menganut tiga prinsip yaitu:

1. Prinsip reaksi mengacu pada respon guru terhadap siswanya.

Diharapkan guru menerima semua respon siswa apapun bentuknya

dan menjamin bahwa hal tersebut seolah-olah merupakan ungkapan

kreatif siswa, akan tetapi melalui pertanyaan evokatif, guru dapat

menstimulasi lebih lanjut kemampuan berfikir kreatifnya.

2. Sistem sosial mendeskripsikan peranan dan hubungan antara guru dan

siswa serta mendeskripsikan jenis norma yang disarankan. Sistem

sosial dalam synectics terstruktur secara moderat, yang dalam

praktiknya berupa guru mengawali dan mengarahkan siswa untuk

memecahkan masalah melalui analogi, mengembangkan kebebasan

intelektual, dan memberikan reward yang nantinya akan menjadi

kepuasan internal siswa yang diperoleh dari pengalaman belajar.

Sistem pendukung mengacu pada kebutuhan yang diperlukan untuk

implementasi. Sistem pendukung dalam kegiatan synectics terdiri dari pengalaman

guru tentang kegiatan synectics, lingkungan yang nyaman, laboratorium, atau

sumber belajar lainnya.


19

3. Keunggulan Metode Pembelajaran Synectics

Kelebihan yang dimiliki dari metode pembelajaran synectic diantaranya

adalah :

1. Meningkatkan kreatifitas peserta didik

2. Meningkatkan daya imajinasi dari peserta didik

3. Mengurangi ketergantungan peserta didik terhadap guru

4. Siswa mampu mengkombinasikan antara apa yang mereka dapat dari

sekolah dengan apa yang mereka dapat dari pengalaman untuk

memcahkan suatu masalah

5. Mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan oleh guru

4. Model Pembelajaran Mind Mappping

Mind mapping merupakan cara untuk menempatkan informasi ke dalam

otak dan mengambilnya kembali ke luar otak. Bentuk mind mapping seperti peta

sebuah jalan di kota yang mempunyai banyak cabang. Seperti halnya peta jalan

kita bisa membuat pandangan secara menyeluruh tentang pokok masalah dalam

suatu area yang sangat luas. Dengan sebuah peta kita bisa merencanakan sebuah

rute yang tercepat dan tepat dan mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana

kita berada.

Mind mapping bisa disebut sebuah peta rute yang digunakan ingatan,

membuat kita bisa menyusun fakta dan fikiran sedemikian rupa sehingga cara

kerja otak kita yang alami akan dilibatkan sejak awal sehingga mengingat

informasi akan lebih mudah dan bisa diandalkan daripada menggunakan teknik

mencatat biasa.
20

Konsep Mind Mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan

tahun 1970-an. Teknik ini dikenal juga dengan nama Radiant Thinking. Sebuah

mind map memiliki sebuah ide atau kata sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lain

yang keluar dari ide sentral tersebut. Mind Mapping sangat efektif bila digunakan

untuk memunculkan ide terpendam yang kita miliki dan membuat asosiasi di

antara ide tersebut. Mind Mapping juga berguna untuk mengorganisasikan

informasi yang dimiliki. Bentuk diagramnya yang seperti diagram pohon dan

percabangannya memudahkan untuk mereferensikan satu informasi kepada

informasi yang lain.

Mind mapping merupakan tehnik penyusunan catatan demi membantu siswa

menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya, menggabungkan kerja

otak bagian kiri dan kanan. Dengan metode mind mapping siswa dapat

meningkatkan daya ingat hingga 78%.

Beberapa manfaat memiliki mind map antara lain :

a. Merencana

b. Berkomunikasi

c. Menjadi Kreatif

d. Menghemat Waktu

e. Menyelesaikan Masalah

f. Memusatkan Perhatian

g. Menyusun dan Menjelaskan Fikiran-fikiran

h. Mengingat dengan lebih baik

i. Belajar Lebih Cepat dan Efisien

j. Melihat gambar keseluruhan


21

Ada beberapa kelebihan saat menggunakan teknik mind mapping ini,

yaitu :

a. Cara ini cepat

b. Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang

muncul dikepala anda

c. Proses mengganbar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain.

d. Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis.

B. TINJAUAN TENTANG KEMAMPUAN BERFIKIR SISWA

1. Pengertian Kemampuan Berfikir Siswa

Kemampuan berfikir potensial merupakan aspek yang terkandung dalam

diri individu dan diperoleh dari faktor belajar (inteligensi atau kecerdasan) dan

kecakapan dasar khusus (bakat atau aptitudes).

C.P. Chaplin memberikan pengertian inteligensi sebagai kemampuan

menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan

efektif.4

Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Berfikir Siswa seyogyanya

meliputi Kawasan kognitif, afektif dan psokomotorik,

Kawasan kognitif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek


intelektual atau berfikir/nalar terdiri dari : Pengetahuan (knowledge),
Pemahaman (comprehension) Penerapan (application), Penguraian
(analysis), Memadukan (synthesis), Penilaian (evaluation).5
2. Kawasan Pengembangan Kemampuan Berfikir Siswa

4
Syamsu Yusuf LN. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.. PT
Rosda Karya Remaja. Bandung : 2003. Hal. 333
22

a. Kawasan Kognitif

Kawasan kognitif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek

intelektual atau berfikir/nalar terdiri dari :

1). Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan merupakan aspek kognitif yang paling rendah tetapi paling

mendasar. Dengan pengetahuan individu dapat mengenal dan mengingat kembali

suatu objek, ide prosedur, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus,

teori, atau kesimpulan.

2. Pemahaman (comprehension)

Pemahaman atau dapat dijuga disebut dengan istilah mengerti merupakan

kegiatan mental intelektual yang mengorganisasikan materi yang telah diketahui.

Temuan-temuan yang didapat dari mengetahui seperti definisi, informasi,

peristiwa, fakta disusun kembali dalam struktur kognitif yang ada. Temuan-

temuan ini diakomodasikan dan kemudian berasimilasi dengan struktur kognitif

yang ada, sehingga membentuk struktur kognitif baru.

Tingkatan dalam pemahaman ini meliputi :

 translasi yaitu mengubah simbol tertentu menjadi simbol lain tanpa


perubahan makna. Misalkan simbol dalam bentuk kata-kata diubah
menjadi gambar, bagan atau grafik;
 interpretasi yaitu menjelaskan makna yang terdapat dalam simbol,
baik dalam bentuk simbol verbal maupun non verbal. Seseorang dapat
dikatakan telah dapat menginterpretasikan tentang suatu konsep atau
prinsip tertentu jika dia telah mampu membedakan,
memperbandingkan atau mempertentangkannya dengan sesuatu yang
lain. Contoh sesesorang dapat dikatakan telah mengerti konsep
tentang “motivasi kerja” dan dia telah dapat membedakannya dengan
konsep tentang ”motivasi belajar”; dan

5
Gendler, Margaret E.. Learning & Instruction; Theory Into Practice.
New York: McMillan Publishing. 1992. Hal. 67
23

 Ekstrapolasi; yaitu melihat kecenderungan, arah atau kelanjutan dari


suatu temuan. Misalnya, kepada siswa dihadapkan rangkaian bilangan
2, 3, 5, 7, 11, dengan kemapuan ekstrapolasinya tentu dia akan
mengatakan bilangan ke-6 adalah 13 dan ke-7 adalah 19. Untuk bisa
seperti itu, terlebih dahulu dicari prinsip apa yang bekerja diantara
kelima bilangan itu. Jika ditemukan bahwa kelima bilangan tersebut
adalah urutan bilangan prima, maka kelanjutannnya dapat dinyatakan
berdasarkan prinsip tersebut.6

3). Penerapan (application)

Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau

menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang dikatakan

menguasai kemampuan ini jika ia dapat memberi contoh, menggunakan,

mengklasifikasikan, memanfaatkan, menyelesaikan dan mengidentifikasi hal-hal

yang sama. Contoh, dulu ketika pertama kali diperkenalkan kereta api kepada

petani di Amerika, mereka berusaha untuk memberi nama yang cocok bagi alat

angkutan tersebut. Satu-satunya alat transportasi yang sudah dikenal pada waktu

itu adalah kuda. Bagi mereka, ingat kuda ingat transportasi. Dengan pemahaman

demikian, maka mereka memberi nama pada kereta api tersebut dengan iron horse

(kuda besi). Hal ini menunjukkan bagaimana mereka menerapkan konsep

terhadap sebuah temuan baru.

4). Penguraian (analysis)

Menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukkan

hubungan antar-bagian tersebut, melihat penyebab-penyebab dari suatu peristiwa

atau memberi argumen-argumen yang menyokong suatu pernyataan.

5). Memadukan (synthesis)

6
Syamsu Yusuf LN. Op Cit. Hal. 335
24

Menggabungkan, meramu, atau merangkai berbagai informasi menjadi

satu kesimpulan atau menjadi suatu hal yang baru. Kemampuan berfikir induktif

dan konvergen merupakan ciri kemampuan ini. Contoh: memilih nada dan irama

dan kemudian manggabungkannya sehingga menjadi gubahan musik yang baru,

memberi nama yang sesuai bagi suatu temuan baru, menciptakan logo organisasi

6. Penilaian (evaluation)

Mempertimbangkan, menilai dan mengambil keputusan benar-salah,

baik-buruk, atau bermanfaat – tak bermanfaat berdasarkan kriteria-kriteria tertentu

baik kualitatif maupun kuantitatif. Terdapat dua kriteria pembenaran yang

digunakan, yaitu :

 Pembenaran berdasarkan kriteria internal; yang dilakukan dengan


memperhatikan konsistensi atau kecermatan susunan secara logis
unsur-unsur yang ada di dalam objek yang diamati.
 Pembenaran berdasarkan kriteria eksternal; yang dilakukan
berdasarkan kriteria-kriteria yang bersumber di luar objek yang
diamati., misalnya kesesuaiannya dengan aspirasi umum atau
kecocokannya dengan kebutuhan pemakai. 7

b. Kawasan Afektif

Kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek emosional,

seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, terdiri

dari :

1. Penerimaan (receiving/attending)

Kawasan penerimaan diperinci ke dalam tiga tahap, yaitu :

 Kesiapan untuk menerima (awareness), yaitu adanya kesiapan untuk


berinteraksi dengan stimulus (fenomena atau objek yang akan

7
Ibid. Hal. 336
25

dipelajari), yang ditandai dengan kehadiran dan usaha untuk memberi


perhatian pada stimulus yang bersangkutan.
 Kemauan untuk menerima (willingness to receive), yaitu usaha untuk
mengalokasikan perhatian pada stimulus yang bersangkutan.
 Mengkhususkan perhatian (controlled or selected attention). Mungkin
perhatian itu hanya tertuju pada warna, suara atau kata-kata tertentu
saja. 8

2. Sambutan (responding)

Mengadakan aksi terhadap stimulus, yang meliputi proses sebagai

berikut:

 Kesiapan menanggapi (acquiescene of responding). Contoh :


mengajukan pertanyaan, menempelkan gambar dari tokoh yang
disenangi pada tembok kamar yang bersangkutan, atau mentaati
peraturan lalu lintas.
 Kemauan menanggapi (willingness to respond), yaitu usaha untuk
melihat hal-hal khusus di dalam bagian yang diperhatikan. Misalnya
pada desain atau warna saja.
 Kepuasan menanggapi (satisfaction in response), yaitu adanya aksi
atau kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk memuaskan
keinginan mengetahui. Contoh kegiatan yang tampak dari kepuasan
menanggapi ini adalah bertanya, membuat coretan atau gambar,
memotret dari objek yang menjadi pusat perhatiannya, dan
sebagainya. 9

3. Penilaian (valuing)

Pada tahap ini sudah mulai timbul proses internalisasi untuk memiliki

dan menghayati nilai dari stimulus yang dihadapi.

4. Pengorganisasian (organization)

8
Ibid. Hal. 335
9
Ibid. Hal. 337
26

Pada tahap ini yang bersangkutan tidak hanya menginternalisasi satu nilai

tertentu seperti pada tahap komitmen, tetapi mulai melihat beberapa nilai yang

relevan untuk disusun menjadi satu sistem nilai.

5. Karakterisasi (characterization)

Karakterisasi yaitu kemampuan untuk menghayati atau mempribadikan

sistem nilai kalau pada tahap pengorganisasian di atas sistem nilai sudah dapat

disusun, maka susunan itu belum konsisten di dalam diri yang bersangkutan.

Artinya mudah berubah-ubah sesuai situasi yang dihadapi. Pada tahap

karakterisasi, sistem itu selalu konsisten.

c. Kawasan Psikomotor

Kawasan psikomotor yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek

keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular

system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari : (a) kesiapan (set); (b)

peniruan (imitation); (c) membiasakan (habitual); (d) menyesuaikan (adaptation)

dan (e) menciptakan (origination).

 Kesiapan yaitu berhubungan dengan kesediaan untuk melatih diri


tentang keterampilan tertentu yang dinyatakan dengan usaha untuk
melaporkan kehadirannya, mempersiapkan alat, menyesuaikan diri
dengan situasi, menjawab pertanyaan.
 Meniru adalah kemampuan untuk melakukan sesuai dengan contoh
yang diamatinya walaupun belum mengerti hakikat atau makna dari
keterampilan itu. Seperti anak yang baru belajar bahasa meniru kata-
kata orang tanpa mengerti artinya.
 Membiasakan yaitu seseorang dapat melakukan suatu keterampilan
tanpa harus melihat contoh, sekalipun ia belum dapat mengubah
polanya.
 Adaptasi yaitu seseorang sudah mampu melakukan modifikasi untuk
disesuaikan dengan kebutuhan atau situasi tempat keterampilan itu
dilaksanakan.
27

 Menciptakan (origination) di mana seseorang sudah mampu


menciptakan sendiri suatu karya. 10

C. PENGARUH PERPADUAN PEMBELAJARAN MODEL SYNECTICS

DENGAN MIND MAPPING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN

BERFIKIR SISWA DI MI HASANUDIN 1 PULOREJO DAWARBLANDONG

MOJOKERTO

Terkait dengan proses pembelajaran, yang perlu menjadi perhatian bahwa

kemampuan berfikir siswa pada dasarnya berbeda-beda. Oleh karena itu, guru

seyogyanya dapat memahami dan mengembangkan kemampuan berfikir siswa

sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.

Perhatian terhadap peningkatan kemampuan berfikir siswa merupakan

salah satu prinsip yang harus dipenuhi di dalam proses pembelajaran. Dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pun telah mencantumkannya sebagai salah

satu prinsip yang harus dipenuhi.

Kualitas pendidikan tidak hanya ditentukan oleh guru melainkan oleh

intake (siswa), sarana, dan faktor-faktor eksternal lainnya, sesuai dengan

pendekatan pembelajaran holistik, pembelajaran sebagai proses terpadu

memungkinkan adanya hubungan antara sekolah dan orang tua. Guru dan orang

tua sama-sama memandang pentingnya pengembangan potensi anak secara

optimal.

10
Ibid. Hal. 337
28

Siswa dapat berhasil dalam pendidikan apabila proses pendidikannya itu

berlangsung terus menerus baik di sekolah maupun di dalam keluarga. Tetapi pada

akhirnya tidak terlepas pada kompetensi yang dimiliki setiap guru dalam proses

pembelajaran.

Upaya guru terhadap pembimbingan siswa harus didasari hati yang

ikhlas, rela berkorban, tanpa pamrih, apapun hasil yang diperoleh, guru harus

tetap menghargai usaha siswa baik belum berhasil apalagi jika berhasil, semua

harus dijadikan proses pembelajaran agar tidak cepat puas dengan hasil yang

sudah diperoleh. Sehingga hal tersebut akan dapat meningkatkan hasil Belajar

siswa di MI Hasanuddin I Pulorejo Dawarblandong Mojokerto.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, Ada Pengaruh Perpaduan

Pembelajaran Model Synectics Dengan Mind Mapping Terhadap Peningkatan

Kemampuan Berpikir Siswa di MI Hasanuddin 1 Pulorejo Dawarblandong

Mojokerto.

Anda mungkin juga menyukai