Pemahaman terhadap definisi Teknologi Pendidikan dapat ditinjau dari 3 sudut pandang,
yaitu: (a) Konstruk Teoritik; (b) Bidang Garapan; dan (c) Profesi. Jelaskan ketiga sudut
pandang tersebut! Berikan contoh masing- masing!
Jawaban:
a. Konstruk Teoritik
Untuk mendefinisikan Teknologi Pendidikan sebagai konstruksi teoritik hanya
diperlukan karakteristik pertama di atas; suatu kesatuan teori intelektual yang selalu
dikembangkan melalui kegiatan penelitian. Istilah teori yang dalam pembicaraan
sehari-hari sering digunakan sebagai lawan kata praktek, yang mempunyai arti yang
jelas yaitu : suatu prinsip umum yang didukung oleh data sebagai penjelasan terhadap
sekelompok gejala atau suatu pernyataan tentang hubungan yang berlaku terhadap
sejumlah fakta, suatu prinsip atau serangkaian prinsip yang menerangkan hubungan
antara berbagai fakta dan meramalkan hasil baru berdasarkan fakta tersebut. Teknologi
Pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur,
gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang,
melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar
manusia. Karakteristik teori dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
a. Adanya suatu gejala – harus masih ada beberapa gejala yang belum difahami sejelas-
jelasnya menurut pengetahuan yang ada sekarang;
b. Menjelaskan – sebuah teori memberikan penjelasan tentang mengapa atau
bagaimana gejala itu terjadi (sebagai kebalikan dari penegasan sederhana terhadap
eksistensi suatu gejala);
c. Merangkum – sebuah teori memberikan rangkuman tentang apa yang telah diketahui
tentang hubungan antara sejumlah besar informasi empiric, konsep dan generalisasi;
d. Memberikan orientasi – menentukan dan mempertajam fakta-fakta yang akan diteliti
(dipelajari) serta membedakan antara data yang relevan dengan data yang tidak relevan;
e. Mensistematiskan – memberikan skema unutuk mensistematiskan,
mengklasifikasikan dan menghubungkan segala gejala, postulat dan dalil yang serasi;
f. Mengidentifikasi kesenjangan – mencari bidang-bidang yang relevan namun
diabaikan atau belum dipecahkan pada masa kini maupun buat studi di masa
mendatang;
g. Melahirkan strategi untuk keperluan riset – memberikan dasar untuk merumuskan
hipotesis baru dan melaksanakan riset lebih mendalam berdasar atas penjelasan
tersebut;
h. Prediksi – dapat mengungkap hal-hal melebihi dari apa yang bisa diketahui berdasar
atas data empiric sehingga dapat membuat estimasi dan memprediksi fakta baru dan
hipotesis yang belum diketahui pada saat sekarang; Teknologi pendidikan adalah suatu
proses terpadu yang melibatkan orang, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi
untuk menganalisa masalah-masalah pendidikan dan cara pemecahan,
mengimplemintasikan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang
berkenaan dengan semua aspek belajar manusia. Pemecahan masalah dalam teknologi
pendidikan adalah bagaimana sumber belajar itu didesain, dipilih dan digunakan untuk
menciptakan kegiatan belajar. Paradigma baru pada teknologi pendidikan memberikan
suatu pendekatan baru dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan, namun
demikian pendekatan baru tersebut merupakan penjabaran dan perluasan dari konsep-
konsep terdahulu. Dengan demikian secara langsung masih berhubungan dengan
definisi dan diskripsi bidang teknologi pendidikan yang dihasilkan sebelumnya.
Contoh: Guru yang membuat rencana pembelajaran semester (rps) di mana didalam rps
tersebut terdapat metode pembelajaran yang berbasis komputer yaitu dengan
menggunakan power point yang berisikan materi pembelajaran sebagai media dan
sebagai wadah diskusi siswa yaitu student group discussion sehingga siswa dapat lebih
mandiri dalam memecahkan masalah.
b. Bidang Garapan
Teknologi Pendidikan sebagai bidang garapan merupakana aplikasi dari ide dan prinsip
teoritik untuk memecahkan masalah kongkrit dalam bidang pendidikan dan
pembelajaran (teknik yang digunakan, aktivitas yang dikerjakan, informasi dan sumber
yang digunakan dan klien yang dilayani). Lingkungan kegiatan yang merangkum
komponen konsep, ketrampilan dan prosedur serta memadukannya dalam bentuk
aplikasi baru. Ada tiga persyaratan atau karakteristik tambahan pada bidang garapan
yaitu: teknik intelektual, yaitu pendekatan yang digunakan untuk memecahkan
masalah, aplikasi praktis yaitu usaha untuk merealisasikan atau mengoperasionalkan
pikiran, ide dan proses sehingga menghasilkan produk yang dapat dilihat, dan keunikan
bidang garapan yaitu harus ada karakteristik khusus yang tidak dijumpai pada bidang
lain. Teknik Intelektual, adalah pendekatan yang digunakan oleh seseorang dalam
mencari pemecahan masalah. Teknologi pendidikan memiliki satu cara dalam
pemecahan masalah. Tiap fungsi pengembangan dan manajemen mempunyai teknik
tersendiri yang berkaitan dengannya. Teknik tersendiri dari teknologi pendidikan
adalah lebih dari jumlah bagian-bagiannya. Teknik itu melibatkan perpaduan
sistematik masing-masing teknologi dari fungsi-fungsi tersebut dan saling
keterhubungannya dalam satu proses terpadu dan kompleks untuk mengadakan analisi
keseluruhan masalah-masalah dan kemudian menciptakan metode-metode pemecahan
baru. Teknologi ini menghasilkan suatu akibat sinergistik, dengan menghasilkan
keluaran-keluaran diluar dugaan berbeda jika didasarkan pada unsur-unsur yang
bekerja secara terpisah dan sendiri-sendiri. Teknik intelektual yang asli itu merupakan
suatu yang khas dari teknologi pendidikan dan tidak ada bidang lain yang
mempergunakannya. Aplikasi praktis, mencakup usaha merealisasikan atau
mengoperasionalkan fikiran, ide dan proses. Aplikasi itu menghasilkan produk yang
dapat dilihat. Sebagai contoh seorang benar-benar melaksanakan eksperimen ilmiah
atau melaksanakan kegiatan pengembangan instruksional sesuai dengan langkah-
langkah yang telah ditentukan dalam mengaplikasikan teknik intelektual. Kecuali itu
aplikasi praktis menunjukkan bagaimana teknik intelektual itu dioperasionalkan dalam
konteks strutur organisasi dan institusi dimana bidang garapan itu beroperasi.
Keunikan, berhubung definisi tersebut menunjukkan bahwa suatu bidang garapan
memadukan teknik intelektual dan aplikasi praktis yang diidentifikasi oleh definisi
tersebut haruslah merupakan hal unik bagi bidang garapan tersebut. Haruslah tercermin
karakteristik khusus yang tidak bisa dijumpai pada bidang lain. Jika definisi tersebut
dapat mewujudkan adanya teknik intelektual dan aplikasi praktis yang unik, maka
bidang garapan yang diidentifikasikan tersebut dengan sendirinya dapat dikatakan unik
pula. Jadi, definisi teknologi pendidikan sebagai bidang garapan, pertama-tama harus
mendefinisikannya sebagai konstruk teoritik, kemudian mengidentifikasi teknik
intelektual dan aplikasi praktis, serta kesemuanya menunjukkan keunikan bidang
garapan teknologi pendidikan.
Contoh: Setelah guru membuat rencana pembelajaran semester (rps) di mana didalam
rps tersebut terdapat metode pembelajaran yang berbasis komputer yaitu dengan
menggunakan power point yang berisikan materi pembelajaran sebagai media dan
sebagai wadah diskusi siswa yaitu student group discussion sehingga siswa dapat lebih
mandiri dalam memecahkan masalah, maka guru akan menjalankan rencana tersebut
dengan memanfaatkan berbagai sumber pembelajaran yang dapat berbasis teknologi
(perpustakaan digital, ebook, dll) atau berbasis buku bacaan. Selain itu guru juga
memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya apabila mereka masih belum
mengerti dengan apa yang sudah diterangkan dan didiskusikan bersama.
c. Profesi
Untuk mendefinisikan teknologi pendidikan sebagai profesi, terlebih dulu harus
dipenuhi syarat-syarat untuk mendefinisikan bangunan teoritik dan bidang garapan.
Selanjutnya definisi tersebut harus mencerminkan semua karakteristik profesi lainnya.
- Latihan dan Sertifikasi. Latihan dalam waktu yang lama diperlukan untuk
mengembangkan spesialisasi dan teknisi dalam profesi tersebut. Harus ada
beberapa ketentuan tentang sifat-sifat latihan, baik melalui peraturan
pemerintah maupun melalui suatu sistem akreditasi terhadap lembaga-lembaga
latihan yang meliputi sifat dan isi pendidikan profesional, standar sertifikasi,
standar dan ketentuan penerimaan calon peserta latihan, serta penempatan.
- Standar dan Etika. Perumusan etika menunjukkan bagaimana anggota profesi
itu harus bertingkah laku. Seperangkat standar memberikan petunjuk mengenai
bahan, peralatan, dan fasilitas yang digunakan oleh orang-orang dalam profesi
tersebut. Namum demikian, publikasi kode etik dan buku petunjuk tentang
standar itu sendiri tidaklah dapat memberi jaminan apa-apa. Profesionalisasi itu
terjadi bilamana dimungkinkan adanya pemaksaan yang kuat untuk
melaksanakannya.
- Kepemimpinan. Kepemimpinan diperlukan untuk memanfaatkan setepat-
tepatnya penemuan-penemuan yang ada sekarang dan melihat kecenderungan
di masa mendatang. Namun demikian untuk menghindari keadaan banyaknya
inovasi yang ada sekarang yang membuat pusing karena desakan dari luar kita,
maka kepemimpinan ini harus datang dari profesi ini sendiri.
- Asosiasi dan Komunikasi. Organisasi profesi yang kuat diperlukan untuk
mengembangkan dan mengimplementasikan karakteristik lainnya terutama
standar dan etika, kepemimpinan dan latihan. Hanya organisasi yang kuat yang
dapat memaksakan dengan sungguh-sungguh aplikasi praktis, standar dan etika.
- Pengakuan sebagai profesi. Anggota profesi harus mempercayai adanya profesi
dan bahwa mereka menjadi anggotanya. Eksistensi suatu profesi tidak dapat
dipercayakan begitu saja kepada para pelaksana. Mereka harus menginginkan
berdirinya dan mengakui pentingnya organisasi profesi. Mereka harus benar-
benar menyadari akan keanggotaanya dalam organisasi profesi tersebut.
Kesadaran ini dimanifestasikan dalam bentuk berdirinya asosiasi, terjelmanya
ciri-ciri profesi lainnya dan penghargaan masyarakat umum terhadap para
pelaksana bahwa ada organisasi profesi di mana mereka menjadi anggotanya.
- Tanggung Jawab Profesi. Tidaklah cukup bahwa suatu profesi itu hanya
sekedar menggunakan teknik intelektual untuk diaplikasikan secara praktis.
Profesi harus juga mempertanggungjawabkan penggunaan teknik intelektual
tersebut. Profesi harus bertanggung jawab atas penggunaan teknik intelektual
dalam bekerja di masyarakat. Hendaknya senantiasa diadakan pengkajian
tentang nilai kegunaannya dan jika mungkin mengambil sikap yang pasti
terhadap masalah-masalah sosial yang dipengaruhi oleh hasil pekerjaan profesi
tersebut.
- Hubungan dengan profesi lain. Mungkin saja terdapat lebih dari satu profesi
yang bekerja dalam bidang garapan teknologi pendidikan ini. Masing-masing
profesi ini satu sama lain saling berhubungan baik secara eksplisit maupun
implisit dalam beroperasi di bidang garapan tersebut. Hubungan ini harus
diketahui, diidentifikasi, dan dikembangkan.
Contoh: Guru yang sudah membuat rencana pembelajaran semester (rps) saat
melakukan implementasi bekerja sama dengan guru yang sudah terstandarisasi atau
diakui profesinya sebagai guru dan tentunya berkompeten atau sesuai dengan
bidang kemampuannya yaitu apabila guru yang membuat rps adalah guru
matematika maka ia juga dapat bekerja dengan guru matematika atau guru TIK
sebagai perantara penggunaan komputer yang sudah direncanakan.
Dalam domain pengembangan menurut paradigma TP 1994 terdapat sub domain teknologi
cetak, audiovisual, komputer, dan terpadu. Jelaskan perbedaan 4 produk pengembangan
tersebut dan sertakan contoh masing- masing!
1) Teknologi Cetak
Teknologi cetak adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan.
seperti buku-buku dan bahan-bahan visual yang statis. terutama melalui proses
pencetakan mekanis atau fotografis. Subkategori ini mencakup representasi dan
produksi teks, grafis. dan fotografis. Bahan cetak dan bahan visual ggunakan
teknologi yang paling dasar dan membekas. Teknologi menjadi dasar untuk
pengembangan dan pemanfataan dari kebanyakan bahan pembelajaran lain. Hasil
dari teknologi ini berupa cetakan. Teks dalam penampilan komputer adalah suatu
contoh penggunaan teknologi komputer untuk produksi. Apabila teks tersebut tak
dalam bentuk “cetakan” guna keperluan pembelajaran, ini merupakan contoh
penyampaian dalam bentuk teknologi cetak. Dua komponen teknologi ini adalah
bahan teks verbal dan bahan visual. Pengembangan kedua jenis bahan
pembelajaran tersebut sangat bergantung pada teori persepsi visual, teori membaca,
pengolahan informasi oleh manusia, dan teori belajar. Bahan pembelajaran yang
tertua dan masih lazim, terdapat dalam bentuk buku teks dimana impresi sensoris
menggambarkan realita melalui ungkapan wahana linguistik dan bahan visual
cetak. Efektivitas relatif dari berbagai derajat kenyataan yang berbeda ditiinjukkan
oleh sejumlah teori yang saling bertentangan. Dalam bentuknya yang paling murni,
media visual dapat membawakan pesan yang lengkap, akan tetapi pada
kenyataannya tidaklah selalu demikan yang terjadi dalam kebanyakan proses
pembelajaran. Sering, kombinasi informasi berupa teks dan visual perlu diberikan.
Cara bagaimana informasi cetak dan visual diorganisasikan dapat sangat membantu
terjadinya jenis belajar yang diinginkan. Pada tingkat yang paling dasar. buku teks
yang sederhana dapat menyajikan informasi yang diorganisasikan secara berurutan,
dan dengan sangat mudah dapat dilacak secara acak. Teknologi cetak yang lain
seperti pembelajaran terprogram, dikembangkan berdasarkan ketentuan teoritis dan
strategi pembelajaran yang lain.
Contoh: buku, koran, majalah, jurnal cetak.
2) Teknologi Audiovisual
Teknologi audiovisual merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan
dengan menggunakan peralatan mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan-
pesan audio dan visual. Pembelajaran audiovisual dapat dikenal dengan mudah
karena menggunakan perangkat keras di dalam proses pengajaran. Peralatan
audiovisual memungkinkan pemroyeksian gambar hidup, pemutaran kembali
suara, dan penayangan visual yang berukuran besar. Pembelajaran audiovisual
didefinisikan sebagai produksi dan pemanfaatan bahan yang menyangkut
pembelajaran melalui penglihatan dan pendengaran yang secara eksklusif tidak
selalu harus tergantung kepada pemahaman kata-kata dan simbol-simbol sejenis.
Secara khusus, teknologi audiovisual memproyeksikan bahan, seperti gambar
hidup, pemutaran kembali suara, dan penayangan visual yang berukuran besar.
Pembelajaran audiovisual didefinisikan sebagai produksi dan pemanfaatan bahan
yang menyangkut pembelajaran melalui penglihatan dan pendengaran yang secara
eksklusif tidak selalu harus tergantung kepada pemahaman kata-kata dan simbol-
simbol sejenis. Secara khusus, teknologi audiovisual memproyeksikan bahan,
seperti 11m, film bingkai dan transparansi. Akan tetapi, televisi merupakan suatu
teknologi yang unik, karena dapat menjembatani teknologi audiovisual ke
teknologi komputer dan teknologi terpadu. Video, manakala diproduksi dan
disimpan sebagai pita video, jelas nerupakan audiovisual karena sifatnya yang
linier dan biasanya dimaksudkan untuk memberikan presentasi secara ekspositori
darpada iccara interaktif. Apabila informasi video direkam dalam cakram video
(videodisc), maka informasi tersebut dapat diakses secara acak dan lebih
menampilkan sifat-sifat teknologi komputer dan terpadu, yaitu tidak linier, dapat
diakses secara acak dan dikendalikan oleh pembelajar.
Contoh: video, film dokumentasi, tayangan pada telivisi.
3) Teknologi Komputer
Teknologi berbasis komputer nerupakan cara-cara memproduksi dan
menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada
mikro-jrosesor. Teknologi berbasis komputer dibedakan dari teknologi lain carena
memimpan informasi secara elektronis dalam bentuk digital, jukannya sebagai
bahan cetak atau visual. Pada dasamva, teknologi jerbasis komputer menampilkan
informasi kepada pebelajar melalui :ayangan di layar monitor Berbagai jenis
aplikasi komputer biasanya disebut “computer-based instruction (CBIJ,
computer-assisted instruction (CAI)” atau “computer-managed instruction (CMI)”.
Aplikasi-aplikasi ini hampir seluruhnya dikembangkan berdasarkan teori perilaku
dan pembelajarah terprogram, akan tetapi sekarang lebili banyak berlandaskan pada
teori kognitif. (Jonassen, 1988). Jelasnya, ke empat bentuk aplikasi tersebut dapat
bersifat tutorial, di mana pembelajaran utama diberikan; latihan dan perulangan,
untuk membantu Pebelajar mengembangkan kefasihan dalam bahan yang telah
dipelajari sebelumnya; permainan dan simulasi, untuk member! kesempatan
menggunakan pengetahuan yang baru dipelajari; dan sumber data yang
memungkinkan pebelajar untuk mengakses sendiri susunan data yang banyak
menggunakan tata-cara pengaksesan (protocol) data yang ditentukan secara
ekstemal.
Contoh: Perpustakaan digital, e-learning, ebook, media pembelajaran macromedia
flash.
4) Teknologi Terpadu
Teknologi terpadu merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan
dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer. Banyak
orang percaya bahwa teknik yang paling rumit untuk pembelajaran melibatkan
perpaduan beberapa jenis media di bawah kendali sebuah komputer. Komponen
perangkat keras dari sistem yang terpadu ini dapat terdiri dari komputer
berkemampuan sangat tinggi dengan memori besar yang dapat mengakses secara
acak, sebuah “internal hard drive”, dan sebuah monitor wama beresolusi tinggi.
Peralatan periferal (pelengkap luar) komputer mencakup: alat pemutar video, alat
penayangan tambahan, perangkat keras jaringan (networking), serta sistem audio.
Perangkat lunak dari teknologi terpadu ini dapat berupa disket video, “compact
disk”, program jaringan, serta informasi digital. Kesemuanya ini dapai dkendalikan
dalam suatu program belajar hipermedia yang dijalankan dengan menggunakan
sistem thoring’ seperti “HyperCard” atau “Toolbook?’. Keistimewaan yang
ditampilkan oleh teknologi ini adanya interaktivitas pebelajar yang tinggi dengan
berbagai macam sumber belajar.
Contoh: LCD, proyektor, speaker, flashdisk, disket, memory card, hardisk.
Paradigma TP thn 2008 penciptaan, penggunaan, dan pengelolaan proses dan sumber
berdampak pada peningkatan kinerja, yakni kinerja individu pembelajar, kinerja guru dan
desainer pembelajaran, serta kinerja organisasi. Jelaskan dampak peningkatkan ketiga
kinerja itu dan berikan contoh masing-masing!
Iawaban:
Dampak ketiganya: pembelajaran lebih efektif dan membawa perbaikan atau kemajuan
dalam hal kemampuan kerja/kapabilitas/kecakapan kerja peserta didik yang dapat
diaplikasikan pada kehidupan sebenarnya.
Kinerja Individu: (Improving Individual Learner Performance)
TP Membuat Pengalaman Belajar Lebih Bernilai (More Valuable Learning) Teknologi
pendidikan dapat meningkatkan kinerja belajar seseorang dengan cara: membuat peserta
didik mengalami pengalaman belajar yang lebih bernilai. Dan pengalaman belajar yang
lebih bernilai ini dapat dialami peserta didik bila pembelajaran difokuskan pada tujuan,
bukan pada tes/ujian yang kurang berbobot seperti tes tertulis. Sebab tes/ujian semacam itu
memang berguna untuk mengukur aspek kognitif/pengetahuan, tetapi kurang tepat untuk
digunakan mengukur kemampuan peserta didik dalam hal aplikasi dan pemecahan
masalah. Jadi penilaian hasil belajar tidak dapat berdasarkan hasil tes/ujian tertulis saja,
namun harus mempertimbangkan “bagaimana tujuan pembelajaran dapat tercapai”
sehingga pengajar dapat berkreasi merancang penilaian yang tepat. Dengan cara demikian,
peserta didik akan lebih termotivasi dan kinerja belajar mereka akan meningkat.
TP Mengadaptasi Kecerdasan Majemuk/Ganda (Multiple Intelligences) Teknologi
pendidikan dapat meningkatkan kinerja belajar seseorang dengan cara: mengukur
kemampuan peserta didik tidak hanya secara akademis (yang berkaitan dengan kecerdasan
linguistik dan logika), tetapi juga diimbangi dengan kecerdasan lainnya, seperti:
kecerdasan musik,
spasial (kecerdasan visual dan gambar),
kinestetik (ketangkasan gerak tubuh),
interpersonal (kecerdasan dalam menjalin hubungan dengan orang
lain), dan
intrapersonal (kecerdasan emosional).
Kecerdasan linguistik dan logika sebagai acuan hasil belajar saat ini dipandang sebagai
acuan yang sempit dan terbatas. Teknologi pendidikan meyakini bahwa peserta didik
mempunyai kecerdasan ganda, sehingga guru harus mengadaptasi kecerdasan ganda
sebagai referensi/acuan hasil belajar. Dengan cara demikian kinerja belajar seseorang pasti
akan meningkat.
TP Memperhatikan Area/Domain Sasaran dan Tingkat Sasaran
Teknologi pendidikan dapat meningkatkan kinerja belajar seseorang dengan cara: setiap
kegiatan pembelajaran harus memperhatikan area/domain di mana pembelajaran itu
berlangsung. Ada 3 klasifikasi/taksonomi dari domain pembelajaran:
Domain kognitif.
Area kognitif berhubungan dengan kognisi atau pengetahuan. Tingkatan yang diharapkan
dari peserta didik: mengingat, lalu memahami, kemudian aplikasi, menganalisis,
mengevaluasi, dan membuat.
Domain afektif.
Area afektif berhubungan dengan sikap dan perasaan.
Tingkatan yang diharapkan dari peserta didik: dimulai dengan sikap menerima, lalu
melanjutkan ke tingkat lebih dalam yakni merespon/menanggapi, menilai, organisasi atau
bekerjasama, dan
karakterisasi/internalisasi dalam karakter.
Domain Psikomotorik.
Area psikomotorik berhubungan dengan keterampilan fisik dan
mental.
Tingkatan yang diharapkan dari peserta didik: diawali dengan tanggapan terhadap
bimbingan, lalu lanjut kepada ketrampilan mekanik/gerak, kemudian mengkombinasi
keterampilan, dan akhirnya pada kemampuan untuk beradaptasi dan ketrampilan fisik baru.
TP Menganjurkan Transfer Pembelajaran dalam Pendidikan Formal (Transfer of Learning
in Formal Education) Teknologi pendidikan dapat meningkatkan kinerja belajar seseorang
dengan cara: memberi kesempatan pada peserta didik untuk melatih pengetahuan baru
mereka di luar kelas, di situasi yang baru, atau di lingkungan nyata. Ini disebut transfer
belajar. Pengetahuan yang dipelajari di kelas bersifat terbatas bila peserta didik tidak
mempraktekkan keterampilan baru dalam konteks dunia nyata.
“Lingkungan nyata” tempat peserta didik mempraktekkan pengetahuan barunya ini, bisa
berupa:
lingkungan yang benar-benar ada
bisa juga sebuah laboratorium yang didesain khusus untuk menempatkan peserta didik
seolah-olah sedang menghadapi situasi sebenarnya,
dan bisa juga berupa simulasi berbasis komputer yang memungkinkan peserta didik
masuk ke dalam situasi yang diharapkan guru.
TP Menganjurkan Transfer Pelatihan dalam Pengelolaan Lembaga (Transfer of Training
in Corporate Settings)
Teknologi pendidikan dapat meningkatkan kinerja belajar seseorang dengan cara yang
disebut transfer pelatihan, yaitu :
a. Memanfaatkan teknologi lunak (Soft-tech) yakni: pendekatan sistematis dalam desain
pembelajaran. Dalam pendekatan ini, guru atau perancang pembelajaran tidak hanya fokus
pada kegiatan setelah pembelajaran, tetapi juga kegiatan sebelum pembelajaran dan selama
pembelajaran.
Sebelum pelatihan:
Fokus pada tujuan pelatihan, menganalisis kebutuhan dengan, dan melibatkan peserta didik
serta pihak ketiga dalam mengembangkan rencana pelatihan.
Selama pelatihan:
Fokus pada kegiatan berorientasi aplikasi; menggabungkan pengalaman ke dalam
instruksi; dan melibatkan peserta dalam mengembangkan rencana pelatihan untuk mereka
sendiri.
Setelah pelatihan:
Menindaklanjuti dengan mengamati respon peserta didik setelah pelatihan, atau tindak
lanjut berupa lokakarya pemecahan masalah.
b. Memanfaatkan teknologi keras (Hard-tech) yakni: penciptaan dan penggunaan
lingkungan (tempat latihan) mana peserta didik dapat berlatih menerapkan pengetahuan
dan keterampilan dalam situasi nyata.
Kinerja Organisasi:
Teknologi pendidikan dapat meningkatkan kinerja organisasi, karena:
1) Teknologi Pendidikan Mengenalkan Efisiensi dan Efektivitas (Promoting
Efficiency and Effectiveness) Efektif artinya tepat. Efisien artinya hemat waktu, tenaga,
dan biaya. Jadi, dengan desain, pengembangan, dan instruksi yang tepat, maka organisasi
dapat menggunakan sumber daya yang terbatas untuk mendapat hasil lebih baik.
2) Teknologi Pendidikan Meningkatkan Peran Seseorang dalam Organisasi (Individual
Learning in Organizations)
Beberapa contohnya:
- Fungsi-fungsi pembelajaran dapat disajikan melalui teknologi karena kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi
- Teknologi dapat dimanfaatkan untuk mengelola pekerjaan guru/pendidik dalam
organisasi, contohnya: adanya pembagian kerja, spesialisasi, dan kerjasama tim.
- Banyak lembaga pendidikan memanfaatkan teknologi dengan membuat dan menawarkan
modul pembelajaran online
3) Teknologi Terbukti Memajukan Bisnis
Peran teknologi dalam bisnis tidak diragukan lagi sebab teknologi dapat menggantikan
kerja manusia. Demikian pula teknologi akan mendatangkan manfaat bagi organisasi
pendidikan, khususnya teknologi informasi.
4) Teknologi Terbukti Berperan dalam Program Nasional Pendidikan Dasar 12 Tahun (K-
12 Education)
Dalam program pendidikan dasar 12 tahun, teknologi berperan menjalankan fungsi-fungsi
administrasi. Demikian pula teknologi akan meningkatkan kinerja organisasi pendidikan
dalam fungsi administrasi. Untuk fungsi yang lain yaitu menyediakan pendidikan.
5) Teknologi Memungkinkan Adanya Sekolah-sekolah Virtual (Virtual School)
Sekolah Virtual adalah sekolah yang mengajarkan mata kuliahnya melalui metode
online. Dalam sekolah ini siswa berhubungan dengan guru dan siswa lain melalui
alat komunikasi web, telepon, email, dan praktik komunikasi teknologi lainnya.
Jadi, teknologi dapat membantu meningkatkan kinerja organisasi sekolah dengan
menyediakan perangkat lunak dan perangkat keras sehingga organisasi dapat
memperluas jangkauan mereka.
6) Teknologi Pendidikan Terbukti Memajukan Pendidikan Tinggi (Technology In
Higher Education) Banyak lembaga pendidikan tinggi yang mampu menjangkau
peserta didik yang jauh dengan biaya yang sedikit dengan bantuan teknologi
berbasis internet.
7) Teknologi Pendidikan Meningkatkan Peran Kelompok dalam Berorganisasi
(Group Learning by Organizations) Teknologi membantu penyelesaian tugas
masing-masing seksi sehingga, memperlancar kegiatan organisasi. Hal ini akan
menyebabkan kinerja organisasi meningkat.