Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENELITIAN

PENDUKUNG MATA KULIAH TEKNOLOGI BAHAN


DESAIN DINDING SHELTER BERBENTUK ICOSAHEDRON BERBAHAN

MULTIPLEX DALAM KETERKAITAN DENGAN KNOCK DOWN SYSTEM

Disusun oleh:
 Brillian Kenya Lareki (39794 / 56)
 Dika Ardi Irawan (39698 / 47)
 Fakhriyyah Khairunnida’ (39460 / 32)
 Fitriadi Pujasakti (40106 / 71)

Prodi Arsitektur
Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan
Fakultas Teknik
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat karunia-
Nya, laporan ini dapat kami selesaikan sesuai harapkan. Dalam laporan ini, kami membahas
”Desain Dinding Shelter Berbentuk Icosahedron Berbahan Multiplex dalam Keterkaitan
dengan Knock Down System”. Desain perancangan semacam ini sangatlah dibutuhkan
untuk alternative penyelesaian masalah shelter dengan sistem knockdown. Laporan ini kami
susun guna memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Bahan.

Terima kasih kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Teknologi Bahan, yakni Ir.
Soeleman Saragih, M.T., Alexander Rani Suryandono, S.T., M. Arch., dan Syam Rachma
Marcillia, S.T., M.Eng,Ph.D. yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian laporan
ini. Dan kami juga berterimakasih kepada seluruh teman-teman dan pihak-pihak yang secara
langsung dan tidak langsung telah turut berkontribusi dalam penyusunan laporan kami.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan laporan ini masih
banyak kekurangan dan kami berharap rekan-rekan yang membaca laporan ini dapat
memberikan kritik dan saran yang akan membangun dan memperbaiki penulisan laporan
kami untuk lebih baik lagi ke depannya. Harapan penyusun, semoga laporan ini dapat
digunakan secara bijaksana sehingga dapat menambah wawasan penyusun dan pembaca.

Yogyakarta, 27 Januari 2013

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ 1
KATA PENGANTAR........................................................................................... 2
DAFTAR ISI....................................................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... 4
DAFTAR TABEL................................................................................................ 5
ABSTRAK.......................................................................................................... 6

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................. 7
B. Permasalahan.............................................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................... 8
D. Manfaat Hasil Penelitian............................................................................... 8
E. Kajian Pustaka dan Landasan Teori............................................................. 8

BAB II. METODE PENELITIAN


A. Alat dan Bahan............................................................................................. 9
B. Cara Kerja.................................................................................................... 9

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian............................................................................................. 10
B. Pembahasan................................................................................................ 10
KESIMPULAN DAN SARAN 15
DAFTAR PUSTAKA 16

3
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Alat dan Bahan............................................................................................. 10
Gambar 2. Pengukuran Kayu Profil............................................................................... 10
Gambar 3. Pengukuran dan Penandaan Takikan........................................................... 11
Gambar 4. Pemotongan Kayu....................................................................................... 11
Gambar 5. Prototype Dinding Multiplex......................................................................... 11
Gambar 6. Elemen Mudah Disimpan............................................................................. 11
Gambar 7-10. Proses Pembongkaran........................................................................... 11
Gambar 11. Gambar Kerja Desain................................................................................. 12

4
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Hasil Percobaan Pemasangan dan Pembongkaran......................................... 10
Tabel 2. Perbandingan Penggunaan Multipleks dan Kalsiboard.................................... 13

5
ABSTRAK

Pada penelitian ini kami membahas tentang pembatas vertikal ruang pada sebuah
shelter. Shelter adalah bangunan non-permanen berukuran terbatas dan memiliki satu
fungsi khusus. Shelter yang kami teliti ini menggunakan sistem knock down yang
memungkinkan sebuah rangkaian struktur untuk dibongkar-pasang sesuai kebutuhan.
Karena itulah penutup ruang shelter harus portable agar bisa disesuaikan dengan
shelter.
Kami menggunakan multiplex sheet sebagai material penutup pengganti dinding
pada shelter knock down ini. Kami menggunakan material ini karena relative mudah
didapatkan di manapun karena pada dasarnya shelter dibuat ketika masa darurat
bencana sehingga diperlukan suatu bahan yang telah dikenal masyarakat luas dan
availability-nya sudah jelas. Selain itu multiplex sheet mudah diolah dan dipotong sesuai
keinginan dengan ketebalannya yang bervariasi

6
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pengertian ruang berkaitan dengan disiplin ilmu arsitektur adalah sebagai suatu area
yang secara fisik dibatasi oleh tiga elemen pembatas yaitu lantai, dinding dan langit-
langit (Ashihara, Y. The Aesthetic Townscape. MIT. 1983:3). Sebuah ruang dalam
arsitektur memiliki batasan secara horizontal maupun vertikal. Batas sebuah ruang
secara horizontal terdiri dari lantai dan atap, sedangkan batas vertikalnya disebut
dinding. Batas-batas ruang tersebut berfungsi melindungi user dari panas dan hujan
serta gangguan-gangguan eksternal lain.
Pada proposal ini kami membahas tentang pembatas vertikal ruang pada sebuah
shelter. Shelter adalah bangunan non-permanen berukuran terbatas dan memiliki satu
fungsi khusus. Shelter yang kami teliti ini menggunakan sistem knock down yang
memungkinkan sebuah rangkaian struktur untuk dibongkar-pasang sesuai kebutuhan.
Karena itulah penutup ruang shelter harus portable agar bisa disesuaikan dengan
shelter.
Kami menggunakan multiplex sheet sebagai material penutup pengganti dinding
pada shelter knock down ini. Multiplex merupakan salah satu produk kayu olahan yang
berupa susunan lembaran-lembaran kayu yang direkatkan dengan tekanan tinggi.
Multipleks memiliki kekuatan dan daya tahan relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan
produk kayu olahan lainnya, seperti blockboard, MDF, HDF, maupun particle board
karena tekstur lapisan kayunya lebih rapat. Ketebalan multiplex bervariasi dari 3-18mm
dengan ukuran modul 244x122cm, ketebalan ini mempengaruhi kekuatan dan harganya.

B. PERMASALAHAN
a. Apakah kelebihan multiplex dibandingkan bahan lainnya?
b. Bagaimanakah desain penutup berbahan multiplex yang dapat memberikan rasa
aman bagi pengguna shelter?
c. Bagaimanakah desain penutup berbahan multiplex yang dapat diaplikasikan sebagai
penutup pengganti dinding shelter dengan sistem knock down?
d. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pemasangan dan pembongkaran penutup
shelter dengan bahan multipleks?

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan desain susunan multiplex yang cocok
sebagai penutup pengganti dinding shelter dengan sistem knock down.

D. MANFAAT HASIL PENELITIAN


1. Menambah alternatif material penutup ruang yang estetis dan memberikan rasa
aman;

7
2. Menjadi salah satu alternatif rancangan penutup dinding shelter yang dapat
mengikuti sistem knockdown.

E. KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI


Batok kelapa atau tempurung kelapa adalah kulit dalam dari buah kelapa. Tempurung
kelapa banyak mengandung SiO2 sehingga ia bersifat sangat keras, dengan ketebalan
3-6 mm. Berat tempurung sekitar 12-15% dari berat keseluruhan buah kelapa, karena
buah kelapa itu sendiri terdiri atas 35% sabut, 12% tempurung, 28% daging, dan 25%
air kelapa. (Gramacom, 2000).

8
BAB II
METODE PENELITIAN
A. ALAT DAN BAHAN
Alat:
 Alat ukur;
 Alat tulis;
 Gergaji;
 Cutter;
 Bor.
Bahan:
 Multiplex sheet;
 Kayu profil ukuran 4/6 dan 2/3;
 Connector buatan;
 Mur baut.

B. CARA KERJA
Dalam penelitian kali ini kami tidak menggunakan multiplex secara langsung
karena budget yang harus dikeluarkan baik untuk multiplexnya sendiri maupun
framenya cukup tinggi, jadi kami membuat prototype dinding shelter ini dengan
menggunakan triplex. Pembuatan prototype ini menggunakan skala 1:2. Berikut ini
merupakan cara kerja pembuatan prototype :
1. Mengukur dan membuat gambar kerja dending shelter icosahedron,
2. Merencanakan dan membeli kebutuhan bahan,
3. Mengukur kayu profil 4/6 untuk frame sesuai gambar kerja, kemudian menandai
area takikan,
4. Memotong kayu sesuai ukuran dan menakik kayu,
5. Langkah di atas diulangi dengan kayu profil 2/3 sebagai frame kecil,
6. Setelah itu , mengukur tripleks sesuai gambar kerja,
7. Memotong tripleks sesuai takikannya,
8. Setelah frame dan panel tripleks selesai dibuat, kami membuat replica konektor
dari tripleks pula untuk mempermudah demo pemasangan dan pembongkarannya,
dan
9. Menguji kecepatan memasang dan ketahanan struktur berupa takikan terhadap
kebocoran air.

9
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN
Setelah prototype selesai dibuat kami melakukan percobaan pemasangan dan pembongkaran
dengan hasilnya berupa waktu pemasangan dan pembongkaran, yaitu :

Percobaan ke- Pemasangan Pembongkaran


I 3’ 18’’ 3’ 10’’
II 3’ 25’’ 3’ 9’’
III 3’ 15’’ 3’ 14’’
Tabel 1. Hasil Percobaan Pemasangan dan Pembongkaran
Dari hasil percobaan di atas kami mengambil nilai rata – ratanya sebagai hasil akhir
waktu pemasangan dan pembongkaran.
Waktu pemasangan = 3’ 19’’
Waktu pembongkaran = 3’ 11’’

B. PEMBAHASAN
Selain waktu pemasangan dan pembongkaran pengujian juga dilakukan terhadap
kemungkinan kebocoran yang disebabkan oleh struktur takikan. Dari percobaan yang kami
lakukan, memang terjadi banyak kebocoran dari akibat adanya celah antara multiplex sheet
dan frame. Celah tersebut dikarenakan ketidaktelitian ketika memotong multiplex karena
kami menggunakan cara manual tanpa bantuan tukang. Namun menurut kami jika dilakukan
pemotongan dengan cara yang tepat dan dengan kepresisian yang tinggi, sistem tersebut
tidak akan atau hanya sedikit mengalami kebocoran.

Gambar 1. Alat dan bahan Gambar 2. Pengukuran kayu profil

10
Gambar 3. Pengukuran dan penandaan takikan Gambar 4. Pemotongan kayu

Gambar 5. Prototype dinding multiplex Gambar 6. Elemen mudah disimpan

Gambar 7 - 10. Proses pembongkaran

11
Gambar 11. Gambar Kerja Desain

12
Berikut ini merupakan checklist kriteria sebuah shelter dinilai baik untuk digunakan.
Checklist ini menunjukkan perbandingan penggunaan multiplex dan kalsi board sebagai
bahan penutup dinding shelter.

PERBANDINGAN MULTIPLEX DAN KALSI BOARD

KRITERIA MULTIPLEX KALSI BOARD

Kestabilan Struktur 1 1

Kualitas Keruangan 0 0

Kesederhanaan Bentuk 1 1

Fleksibel Terhadap Material 1 1

Dirakit Orang Awam 1 1

Dapat Diproduksi Dengan Cepat 1 1

Efisiensi Terhadap Produksi 1 1

Dapat Dibongkar dan Disimpan 1 1


Tabel 2. Perbandingan Penggunaan Multipleks dan Kalsiboard

Tabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kestabilan struktur; karena rancangan penutup shelter ini menggunakan rangka


yang berbentuk segitiga yang merupakan bentuk struktur terkuat. Terlebih lagi,
dalam proses pemasangannya, rangka tambahan yang ada tidak mengganggu
maupun melukai rangka utama shelter yang telah terpasang.
2. Kesederhanaan bentuk; dengan mengacu pada bentuk dan komponen shelter
yang hanya berupa rangka dengan modul tertentu yang ditakik pada titik terukur
serta diberi penutup multiplex lembaran, bentuk jadi shelter terbilang sederhana.
Secara umum hanya terdiri dari tiga buah segitiga yang saling bersambungan di
tiap segmennya.
3. Fleksibelitas terhadap material; rancangan yang kami buat memungkinkan
untuk mengganti bahan rangka maupun multiplex yang dengan material lain jika
diperlukan. Rangka yang menggunakan kayu sengon dapat diganti dengan jenis
kayu lain sesuai ketersediaan. Begitu pula dengan penutupnya yang dapat diganti
dengan material sejenis yang berupa lembaran, misal polycarbon, kalsiboard, dan
sebagainya. Selama masih menggunakan sistem pembuatan yang sama maka

13
alternatif material lain yang sejenis dapat digunakan sesuai ketersediaan dan
kebutuhan.
4. Kemudahan untuk dirakit oleh orang awam; Berdasarkan pengujian, proses
perakitan yang rata-rata hanya berlangsung selama tiga menit sembilan belas
detik, dapat dijadikan indikator bahwa penutup shelter ini dapat dengan mudah
dirakit oleh orang awam. Adanya sistem modul dalam rancangan ini menjadi
salah satu alasan kemudahan tersebut. Selain itu, alat sambung yang hanya
menggunakan mur dan baut mempermudah proses perakitan.
5. Kecepatan produksi; waktu produksi penutup shelter ini relatif singkat. Dengan
menggunakan alat seadanya, kelompok kami sebagai kelompok penguji dapat
membuat prototype penutup shelter ini dalam waktu kurang dari lima jam. Itu
adalah waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu segmen penutup. Namun jika
menggunakan alat yang memadai, serta dibuat oleh tenaga ahli, maka bukan
tidak mungkin waktu tersebut dapat menjadi lebih singkat.
6. Efisiensi terhadap produksi; dengan adanya sistem modul dalam perancangan,
dapat diperhitungkan cara yang paling efisien dalam pemotongan dan
pemanfaatan bahan untuk shelter. Bahan yang mungkin tersisa juga dapat
digunakan untuk hal lain, seperti tempat duduk atau rak sederhana yang
kemungkinan dibutuhkan dalam kondisi bencana.
7. Kemampuan untuk dibongkar dan disimpan; pembuatan rancangan penutup
shelter pengganti dinding ini telah memperhitungkan sistem knockdown yang
digunakan pada shelter, sehingga memungkinkan pembongkaran dan
penyimpanan elemen-elemen penutup tersebut. Rancangan yang menggunakan
segmen-segmen juga memungkinkan efisiensi tempat dalam penyimpanan (tidak
membutuhkan tempat yang besar). Bahan penutup yang berupa lembaran
terbilang stabil, sehingga dapat ditumpuk.

14
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil cheklist, dapat kita tarik kesimpulan bahwa kelebihan yang
dimiliki penutup shelter multiplex ini adalah kestabilan struktur, kesederhanaan bentuk,
fleksibelitas terhadap material, kemudahan untuk dirakit oleh orang awam, kecepatan
produksi, efisiensi terhadap produksi, serta kemampuan untuk dibongkar dan disimpan.
Terhadap penelitian ini, kami memiliki beberapa saran, yaitu ketepatan dan
keakuratan ukuran harus diperhatikan dengan seksama untuk menghindari kebocoran yang
terjadi pada shelter, terutama kebocoran terhadap air. Petunjuk pemasangan yang baik dan
runut juga harus disertakan, terlebih untuk memudahkan pemasangan oleh orang awam.
Kualitas bahan harus diperhatikan untuk memperoleh hasil yang maksimal dan daya tahan
yang lebih lama.

15
DAFTAR PUSTAKA

 http://rumaharsitektur.blogspot.com/2011/08/pengertian-ruang-spacewebsters-new.html
(diakses 9 Oktober 2013, 15:07)
 http://sarapanmatahari.files.wordpress.com/2013/08/plaatmateriaal-okoume-wbp-
multiplex-triplex-600pixw.jpg (diakses pada 31 Oktober 2013, 11:11)
 http://www.tukangkayu.com/2012/01/20/sekilas-tentang-kayu/ (diakses pada 31 Oktober
2013, 11:16)
 http://www.imaniadesain.com/perbedaan-multipleks-mdf-partikelboard (diakses pada 31
Oktober 2013, 11:16)
 http://oscarfurniturestore.com/2011/12/jenis-jenis-kayu-olahan/ (diakses pada 31
Oktober 2013, 12:01)
 http://ancu07.blogspot.com/2011/03/dinding-partisi.html (diakses pada 1 Desember
2013, 16:48)

16

Anda mungkin juga menyukai