Dosen Pengajar :
Sudirman ST.MT
Disusun Oleh :
I Putu Deva Ari Putra Dinata (2015234017)
I Kadek Subaliasa (2015234019)
Yongkie Firmansyah Putra (2015234021)
I Gede Prisma Pratama (2015234023)
Dewa Gede Angga Kusuma (2015234025)
I Made Dodik Utarayana (2015234027)
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan yang berjudul “Sistem Grounding Penangkal
Petir” ini. Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap
pihak karena telah banyak membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan sebagaimana
mestinya. Laporan ini disusun berdasarkan apa yang penulis dapatkan dari pembelajaran serta
dari berbagai referensi yang penulis dapatkan. Dengan tersusunnya laporan ini, penulis
berharap agar kiranya ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber penambah ilmu, wawasan,
dan pengetahuan.
Disamping itu penulis mengharapkan bahwa laporan ini tidak hanya sebagai pelengkap
tugas saja melainkan dapat disebut sebagai hasil karya yang setidaknya, dipelihara dan
digunakan sebagaimana mestinya. Akhirnya penulis sadar bahwa laporan ini belum lah
sempurna, oleh karena itu demi kesempurnaan laporan yang akan dibuat berikutnya, penulis
sangat mengharapkan saran serta dukungan maupun kritik yang sifatnya membangun dari para
pembaca sehingga dengan semua itu kesempurnaan laporan ini dapat tercapai.
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................................
1.2 Tujuan Intruksional Khusus ..................................................................................
1.3 Manfaat Praktikum.................................................................................................
1.4 Dasar Teori ............................................................................................................
A. Penangkal Petir ..........................................................................................
B. Fungsi Penangkal Petir ................................................................................
C. Cara Kera Penangkal Petir .........................................................................
D. Tipe-Tipe Penangkal Petir ..........................................................................
E. Pertimbangan Memiliki Penangkal Petir Dirumah .....................................
F. Bagian-Bagian Penangkal Petir ..................................................................
G. Pemasangan Penangkal Petir Konvensional ..............................................
H. Jenis-Jenis Penangkal Petir .........................................................................
I. System Grounding Penangkal Peti ...............................................................
BAB II MATERI PRAKTEK ..................................................................................................
2.1 Alat Yang di Gunakan Saat Praktek ......................................................................
2.2 Kesehatan Dan Keselamatan kerja.........................................................................
2.3 Petunjuk Praktek ...................................................................................................
BAB III DATA HASIL PRAKTEK .......................................................................................
3.1 Data Hasil Praktek .................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP .................................................................................................................
5.1 Kesimpulan ...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN .....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
Cara melindungi dan mengurangi dampak kerusakan akibat sambaran petir maka
dipasang sistem pengamanan, tidak terkecuali pada bangunan gedung Teknik Politeknik
Negeri Bali. Pentanahan atau grounding merupakan sistem pengawatan ke bumi dalam
proses instalasi listrik. Pentanahan berkaitan dengan pembumian aliran listrik. Aliran listrik
bersifat mencari segala media yang dapat digunakan untuk mengalir sampai bermuara ke
tanah. Pentanahan yang baik dapat mencegah kebakaran dan sengatan listrik. Sistem
pengamanan itu berupa sistem penangkal petir beserta pentanahannya.
Penangkal petir adalah perangkat sederhana berupa batang berbentuk tombak dari
bahan logam yang runcing dan kabel. Ada 3 bagian komponen utama perangkat ini, yaitu
splitzen atau batang penangkal, kawat konduktor, dan grounding atau tempat pembumian.
Rangkaian ini adalah jalur bagi arus listrik dari petir untuk diteruskan langsung ke permukaan
bumi. Tak heran jika penangkal petir sering ditemukan pada gedung pencakar langit karena
bangunan bertingkat tinggi relatif dekat jaraknya dengan langit sehingga sangat rentan terhadap
sambaran petir.
B. Fungsi Penangkal Petir Fungsi utama penangkal petir adalah sebagai media
penghantar listrik dari sambaran kilat yang diteruskan ke media lain seperti tanah. Selain itu,
penangkal petir juga dapat meredam efek sambaran petir yang membahayakan. Penangkal
dapat mencegah terjadinya konslet aliran listrik saat cuaca buruk dan banyak petir.
C. Cara Kera Penangkal Petir
Fungsi perangkat ini sebenarnya bukan untuk mencegah datangnya petir yang
menyambar benda-benda di bawah awan. Alat ini justru menangkap daya tarik-menarik muatan
listrik yang berasal dari petir tersebut untuk disalurkan ke dalam tanah.
Pada saat terjadinya petir, dengan muatan listrik negatif di bawah awan sudah cukup
banyak, maka muatan listrik positif pada tanah akan segera tertarik ke atas. Muatan listrik naik
melalui kabel konduktor ke ujung batang penangkal petir. Ketika muatan listrik negatif tersebut
berada cukup dekat di atas atap, daya tarik-menarik antara keduanya semakin kuat. Muatan
positif di ujung-ujung penangkal tersebut tertarik ke arah muatan negatif.
Pertemuan kedua muatan ini menghasilkan aliran listrik. Aliran listrik itu akan mengalir
ke dalam tanah, melalui kabel konduktor, sehingga sambaran petir tidak langsung mengenai
bangunan. Namun, sambaran petir masih dapat terjadi melalui kawat jaringan listrik serta
merusak alat-alat elektronik pada bangunan yang terhubung ke jaringan listrik tersebut. Hal ini
juga dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan.
Untuk mencegah kerusakan besar akibat jaringan listrik yang tersambar petir, biasanya
di dalam bangunan juga dilengkapi dengan surge arrester atau alat penstabil arus listrik.
D. Tipe-Tipe Penangkal Petir
Saat ingin memasang penangkal petir, tentu Anda harus mengetahui tipenya yang
sesuai. Dikutip dari Aneka Petir, terdapat tiga tipe penangkal petir, yaitu penangkal
konvensional dan penangkal elektrostatis. Berikut penjelasannya.
1. Penangkal Petir Konvensional Perangkat sederhana yang lazimnya hanya menunggu
datangnya petir untuk menyambar ujung penangkal. Prinsip kerjanya menangkap petirsecara
pasif. Berbentuk seperti tiang dan membutuhkan kabel konduktor. Karena bersifat pasif,
bangunan dengan area yang luas kerap menggunakan beberapa penangkal sekaligus pada
puncak atapnya. Bisa dipasang dan diaplikasikan di mana saja. Lebih ideal untuk bangunan
dengan area sempit, seperti rumah tinggal.
2. Penangkal Petir Elektrostatis Menggunakan sistem E.S.E. (Early Streamer Emission)
yang lebih aktif dalam menangkap petir. Perangkat ini memiliki satu elemen tambahan, yaitu
head terminal yang berisi muatan listrik statis pada bagian ujung finial (splitzen). Head dapat
menyimpan ion-ion positif dalam jumlah besar yang berasal dari dalam bumi. Ibarat magnet,
head ini akan menarik ion-ionnegatif yang ada di dalam awan sebelum ion-ion tersebut
menghasilkan petiryang dahsyat. Alat dipasang tinggi untuk melindungi area yang lebih luas
dan tidak membutuhkan kabel. Semakin tinggi head terminal dipasang, maka semakin luas
jangkauan area yang dapat dilindungi. Bisa dipasang dan diaplikasikan di mana saja. Lebih
ideal untuk bangunan dengan area luas, seperti rumah 6 bertingkat, gedung pencakar langit,
kawasan industri, dan perkebunan, karena bisa menjangkau radius lebih dari 50-150 m.
3. Penangkal Petir Radioaktif Penangkal petir tipe radioaktif ini dilarang berdasarkan
kesepakatan internasional terhadap pemakaian zat radioaktif yang dapat menganggu makhluk
hidup dan menimbulkan bencana dari zat yang digunakan.
Nah, cara kerja penangkal petir ini dengan reaksi netralisasi ion yang menggunakan
bahan radio station aktif. Alat ini menghambat sistem ionisasi dimainkan dengan cara memakai
zat radioaktif selayaknya Radiun 226 dan Amersium 241. Hal ini mampu menetralkan muatan
listrik awan. Jenis ini tidak disarankan penggunaanya.
E. Pertimbangan Memiliki Penangkal Petir Untuk Rumah Banyak pemilik rumah yang
kurang pengetahuan mengenai pentingnya penangkal listrik di rumah. Padahal, Indonesia
merupakan salah satu negara yang sangat berpotensi terkena dampak anomali iklim La Nina
setiap tahunnya. Saat keadaan cuaca memburuk petir seringkali menjadi penyebab bencana.
Jangan remehkan bahaya tersambar petir yang dapat membahayakan penghuni rumah
Secara statistik, petir adalah bahaya cuaca yang paling sering dialami. Jika Anda tinggal
di rumah yang sangat tinggi, dikelilingi pohon yang lebih tinggi dari rumah Anda yang berjarak
kurang dari 10 kaki dari struktur bangunan, atau tinggal di daerah dengan sambaran petir yang
tinggi maka amat disarankan untuk memasang penangkal petir.
F. Bagian – Bagian Penangkal Petir
Sebelum memutuskan untuk membeli dan memasang penangkal petir, ada baiknya bagi
Anda untuk mengenal bagian-bagiannya. Anda perlu mengetahuinya agar dapat mengecek
kelengkapan komponen atau bagiannya saat membeli. Berikut bagianbagian penting penangkal
listrik:
1. Air Terminal (Head) Air terminal atau head berada pada bagian ujung atas. Pada
penangkal konvensional, bentuknya menyerupai ujung tombak Sementara itu, pada
penangkal elektrostatis, head cenderung lebih besar dan lebar berbentuk menyerupai
payung. Fungsi air terminal adalah untuk menjadi sasaran sambaran petir.
2. Konduktor Konduktor adalah kabel yang berfungsi untuk mengalirkan tenaga yang
tertangkap air terminal menuju grounding.
3. Grounding Grounding adalah bagian penangkal yang berada di dalam tanah.
Pembuatan dan penempatan grounding tidak boleh berada terlalu dekat dengan
bangunan rumah.
G. Pemasangan Penangkal Petir Konvensional
Dibanding tipe elektrostatis, penangkal konvensional tergolong mudah dipasang
bahkan bisa dilakukan sendiri. Namun sebelum pemasangan, sebaiknya Anda berkonsultasi
dulu dengan penjual alat tersebut serta membaca panduan instalasi yang benar.
Berikut langkah-langkah pemasangannya:
1. Siapkan sistem grounding terlebih dulu, dengan melihat tata letak serta struktur tanah
yang dimiliki. Tanam ground rod hingga mencapai kedalaman air tanah agar petir dapat
tersalur ke dalam tanah.
2. Buat sambungan jalur petir dengan kabel konduktor yang menghubungkan antara
grounding dan Hindari pemasangan kabel berlekuk atau membentuk sudut runcing agar
tidak terjadi loncatan muatan listrik saat terjadi petir.
3. Tentukan posisi splitzen di bagian tertinggi dari bangunan, yaitu atap.
4. Pastikan seluruh jaringan perangkat sudah terpasang dengan benar
H. Jenis – Jenis Penangkal Petir
1. Penangkal Petir Dengan Komponen Alami Penangkal ini memakai bagian
dari struktur atau bangunan yang bisa berpartisipasi melindungi kapasitas bahan untuk
menangkap sambaran petir. Sistem ini bisa digunakan untuk mengganti semua atau
sebagian konduktor down untuk instalasi eksternal.
Adapun komponen ini terdiri dari hal berikut:
a. Komponen logam dari struktur atap seperti rangka baja yang saling berhubungan
b. Batang logam dalam beton bertulang
c. Lembaran logam yang menutupi volume yang akan dilindungi
d. Bagian logam seperti talang, dekorasi, pagar
e. Pipa dan tangki logam, asalkan tebalnya setidaknya 2,5 mm
f. Bingkai konstruksi logam 9
g. Pelapis logam dari dinding atau kelongsong logam
Perlu diingat, jika sistem ini sudah digunakan sebagai penangkal petir, komponen
tersebut tidak boleh tersentuh oleh pengguna gedung.
2. Sistem Faraday Jenis penangkal petir yang kedua adalah Faraday cage yang terdiri
atas konduktor bertautan yang menutupi atap dan dinding rumah. Jaringan ini
dilengkapi elemen transversal dengan jarak antar-terminal 5-20 meter sesuai dengan
kegunaan yang diperlukan.Penangkal petir ini nantinya akan menghasilkan arus petir
yang dialirkan melalui konduktor dan sistem grounding
Kemudian, teknologi ini dapat digunakan untuk melindungi zona yang tersebar di area
yang lebih luas. Adapun radius perlindungan yang dihasilkan tergantung pada nilai
muka pemicu konduktor petir (int dalam μs), tinggi dan efektivitas perlindungan, nilai
maksimumnya adalah 120 meter (tingkat III, tinggi = 60 meter).Ukuran ini jauh lebih
luas dibanding penangkal petir biasa.
4. Prnangkal Petir Kawat Catenary Pada penggunaannya, jenis penangkal petir
menggunakan catenary memakai prinsip yang sama dengan sistem Faraday karena
menggunakan konduktor. Tujuan penggunaannya adalah untuk menghindari arus petir
yang bersentuhan langsung dengan bangunan.
Dengan begitu, sistem ini dapat mencegah arus petir yang bersentuhan langsung
dengan bangunan. penangkal petir ini juga bisa menurunkan efek radiasi
elektromagnetik dalam struktur yang dilindungi. Sayangnya, kabel Catenary bisa
berbahaya jika di sekitarnya terdapat alat-alat berat konstruksi.
5. Penangkal Petir Franklin Komponen dari penangkal petir ini terdiri dari
batang logam meruncing setinggi 2 m hingga 8 m yang berada di puncak struktur
konduktor.Mengingat radius perlindungannya terbatas pada sekitar 30 meter
lingkungan (level perlindungan petir = IV, tinggi = 60 meter), biasanya hanya
digunakan untuk melindungi bangunan atau zona kecil seperti :
a. Tiang;
b. Cerobong asap;
c. Tangki;
d. Menara air;
e. Tiang-tiang udara;
f. Rumah tinggal; dan lainnya
Grounding system adalah suatu perangkat instalasi yang berfungsi untuk melepaskan
arus petir kedalam bumi, salah satu kegunaannya untuk melepas muatan – muatan yang
terdaoat pada arus petir tersebut. Standartkelayakan grounding atau pembumian harus bisa
memiliki nilai tahanan sebaran atau resistansi maksimal 5 Ohm (Bila di bawah 5 Ohm lebih
baik). Material grounding penangkal petir dapat berupa batang tembaga, lempeng tembaga atau
kerucut tembaga,semakin luas permukaan material grounding penangkal petir yang di tanam
ke tanah maka resistansi akan semakin rendah atau semakin baik.
Untuk mencapai nilai grounding tersebut, tidak semua areal bisa terpenuhi, karena ada
beberapa aspek yang mempengaruhinya, yaitu :
1. Kadar air, bila air tanah dangkal/penghujan maka nilai tahanan sebaran mudah
2. Mineral/Garam, kandungan mineral tanah sangat mempengaruhi tahanan
sebaran/resistansi karena jika tanah semakin banyak mengandung logam maka arus
petir semakin mudah menghantarkan.
3. Derajat Keasaman, semakin asam PH tanah maka arus petir semakinmudah
menghantarkan.
4. Tekstur Tanah, untuk tanah yang bertekstur pasir dan porous akan sulit untuk
mendapatkan tahanan sebaran yang baik karena jenis tanah seperti ini air dan mineral
akan mudah hanyut.
2. Paralel Grounding
Bila sistem single grounding masih mendapatkan hasil kurang baik, maka perlu di
tambahkan material logam arus pelepas ke dalam tanah yang jarak antara batang logam atau
material minimal 2 Meter dan dihubungkan dengan kabel BC/BCC. Penambahan batang logam
atau material dapat juga di tanam mendatar dengan kedalaman tertentu, bisa mengelilingi
bangunan membentuk cincin atau cakar ayam. Kedua teknik ini bisa di terapkan secara
bersamaan dengan acuan tahanan sebaran atau resistansi kurang dari 5 Ohm setelah
pengukuran dengan Earth Tester Ground.
1. Earth Tester
Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui hasil dari resistansi atau tahanan grounding
system pada sebuah instalasi penangkal petir atau anti petir yang telah terpasang. Alat ukur ini
digital sehingga hasil yang di tunjukan memiliki tingkatakurasi cukup tinggi. Selain itu pihak
Disnaker juga menggunakan alat ini untuk mengukur resistansi. Sehingga pengukuran oleh
pihak kontraktor sama dengan hasil pengukuran pihak disnaker.
Earth tester ini di gunakan untuk mengukur tahanan tanah mulai dari 20 ohm, 200 ohm
sampai 2000 ohm dan juga dapat mengukur earth voltage, elektroda pada saat di tanam ke
dalam tanah. Digunakan semua beban beban listrik panel grounding atau pentanahan. Tipe
digital earth tester KEW 4105A, merk KYORITSU.
3. Kabel Earth Tester Untuk yang hijau namanya yaitu anoda, sedangkan untuk yang
berwarna merah dan yang berwarna kuning yaitu Katoda.
a. Kabel Hijau +- 5m Beserta Test Lead dan Clip Kabel
ini biasanya di gunakan untuk menjepit elektroda yang akan diukur dengan
menggunakan earth tester, untuk panjang kabel ini sendiri lebih pendek dari panjang
kabel warna kuning, dan kabel ini juga biasa disebut dengan anoda.
b. Kabel Kuning +- 10m Beserta Test Lead dan Clip Kabel katoda warna kuning
ini biasanya tempatnya di antara kedua buah elektroda atau bisa dibilang di
tengan-tengan antara kabel warna hijau dan kabel warna merah, dan panjang kabel
kuning ini lebih pendek dari pada kabel yang berwarna merah.
c. Kabel Merah +- 15 m Beserta Test Lead dan Clip Kabel warna merah
ini panjangnya bisa dua kali panjang dari kabel yang berwarna kuning dan
biasanya disebut dengan kabel katoda.
4. Elektroda
Pada bagian ini elektroda yang sering banyak di gunakan di pasaran yaitu dengan
menggunakan elektroda kabel BC 16. Kabel CB 16 ini merupakan elektroda untuk pentanahan
atau grounding pada laboratorium tegangan tinggi, kabel ini mungkin kita sering jumpai di
pabrik-pabrik atau di perusahaan yang bertegangan tinggi.
5. Pipa Besi
Untuk menanam elektroda ke dalam tanah menggunakan pipa besi dengan ukuran pipa
besi yang berdiameter 0,5 inchi, kemudian pipa besi ini ditanam ke dalam tanah yang sudah di
bor terlebih dahulu.
2.2 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
agar praktek dapat berjalan dengan lancar dan penuh kedisiplinan, maka setiap
praktikan harus dan wajib mentaati dan melaksanakan poin-poin keselamatan kerja selama
melakukan praktek. Adapun poin-poin keselamatan kerja secara umum dalam hal ini adalah
sebagai berikut:
Pakailah pakaian praktek dengan baik dan benar
Jangan menggunakan accessories (perhiasan) pada tangan
Gunakan pelindung tangan bila perlu
Gunakan peralatan praktek secara baik dan benar
Hindari menyentuh peralatan yang belum diketahui dengan pasti berisi aliran listrik
atau tidak ada aliran listrik.
Setelah melakukan praktek, bersihkan dan simpan kembali peralatan praktek dengan
baik
(ohm.meter )
1. Tanah yang mengandung air 5–6
garam
2. Rawa 30
7. Batu 3000
Cara yang dapat dilakukan untuk meminimalkan resistansi tanah dapat dilakukan
dengan cara mem-paralelkan sistem pentanahan. Paralel grounding dapat meningkatkan sistem
grounding. serta dapat juga dilakukan dengan cara maksimum grounding yakni memasukan
material grounding berupa lempengan tembaga yang diikat oleh kabel BC.
BAB IV PEMBAHASAN
Dalam menentukan penangkal petir atauu menentukan tingkat bahaya petir perlu
mengetahui factor factor indeks, apakah bangunan atau Gedung tesebut perlu dipasang
penangkal petir atau tidak. Berikut table table indeks untuk pengaman Gedung atau bangunan
untuk pemasangan penangkal petir :
1 0 sampai dengan 6 0
2 > 6 sampai dengan 12 2
3 > 12 sampai dengan 17 3
4 > 17 sampai dengan 25 4
5 > 25 sampai dengan 35 5
6 > 35 sampai dengan 50 6
7 > 50 sampai dengan 70 7
8 > 70 sampai dengan 100 8
9 > 100 sampai dengan 140 9
10 > 140 sampai dengan 200 10
Tabel Indeks C - Macam konstruksi tinggi bangunan
Berdasarkan table indeks total nilai Lab Kontrol sebesar 12 berati perkiraan bahaya
Sedang sesuai dengan table faktor faktor indeks,Untuk instalasi penangkal petir Agak
Dianjurkan.
LAB REFRIGERASI
Berdasarkan table indeks total nilai Lab Elektro sebesar 11 berati perkiraan bahaya
Kecil sesuai dengan table faktor faktor indeks,Untuk instalasi penangkal petir Tidak Perlu.
5.1 KESIMPULAN
Praktikum pengukuran tahanan tanah ini untuk mengetahui kelayakan untuk setiap
Gedung yangada dilingkungan politeknik, apakah memangharus dipasang penangkalpetir
atau tidak. Atau intalasi penangkal petir sudah sesuai PUIL atau belum sesuai
DAFTAR PUSTAKA
https://www.pusatgroundingindonesia.com/blog/pengertian,-jenis,-dan-manfaatgrounding-system,
https://panduanteknisi.com/pengertian-dan-fungsi-grounding-listrik.html,
https://www.brainacademy.id/blog/penemu-fungsi-dan-cara-kerja-penangkal-petir,
https://ilmubangunan.com/cara-mengukur-grounding/,
https://antipetir-com.cdn.ampproject.org/v/s/antipetir.com/tester-grounding-earthtester-penangkal-
petir,
LAMPIRAN – LAMPIRAN