Anda di halaman 1dari 5

16

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di lokasi budidaya pembesaran ikan nila milik
Bapak Dede Abdul Aziz di Kelurahan Cibunigeulis Kecamatan Bungursari Kota
Tasikmalaya. Penentuan lokasi dilakukan dengan cara sengaja (purposive) dengan
pertimbangan usaha budidaya ikan nila milik responden merupakan pembudidaya
pertama yang menggunakan teknik aerasi dalam proses produksinya. Waktu
penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober 2021 sampai dengan bulan April 2022
dengan perincian kegiatan rencana penelitian yang tercantum pada Tabel 4.
Tabel 4. Tahapan dan Waktu Penelitian
Waktu Penelitian (2021-2022)
Tahapan
kegiatan Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr
2021 2021 2021 2022 2022 2022 2022
Perencanaan
penelitian
Inventarisasi
pustaka
Penulisan UP
Seminar usulan
penelitian
Revisi makalah
usulan penelitian
observasi dan
pengumpulan data
Pengolahan dan
Analisis data
Penulisan hasil
penelitian
Seminar kolokium
Penulisan skripsi
Sidang skripsi
3.2 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus. Sugiyono (2017)
menyatakan bahwa penelitian metode studi kasus adalah dimana peneliti
melakukan kegiatan eksplorasi secara mendalam terhadap suatu program, kejadian,
proses, aktivitas, terhadap satu orang. Studi Kasus juga memiliki pengertian
berkaitan dengan penelitian yang terperinci tentang seseorang atau situasi dan
waktu tertentu dengan cakupan wilayah yang terbatas. Sesuai dengan pernyataan
tersebut, maka penulis menggunakan metode studi kasus, dimana subjek yang
17

diteliti adalah pembesaran ikan nila dengan teknik aerasi yang dilakukan oleh
Pembudidaya di Kelurahan Cibunigeulis Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya.

3.3 Jenis dan Teknik Pengambilan Data


3.3.1 Data Primer
Sugiyono (2017) menjelaskan bahwa sumber primer adalah sumber data
yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Pengumpulan data primer
dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara kepada
pembudidayaan ikan nila dengan teknik aerasi di Kampung Gunung Cariu
Kelurahan Cibunigeulis Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya.

3.3.2 Data Sekunder


Sugiyono (2017) menjelaskan bahwa data sekunder adalah sumber data
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder ini
merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan data primer seperti buku-
buku, literatur dan bacaan yang berkaitan dan menunjang penelitian ini. Dalam
penelitian ini data sekunder diperoleh dari buku-buku literatur dan internet.

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara penelitian
lapangan yaitu penelitian secara langsung ke objek penelitian dengan cara :
1. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan secara
langsung terhadap objek yang diteliti.
2. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang
dilakukan kepada pemilik pelaku budidaya ikan nila.

3.4 Definisi dan Operasionalisasi Variabel


Untuk memudahkan dalam memahami penelitian ini, maka diberikan
batasan (pengertian) pada setiap variabelnya sehingga jelas dalam operasionalnya,
sebagai berikut:
1. Biaya tetap (fix cost) yaitu merupakan biaya yang besar kecilnya tidak
dipengaruhi oleh besar kecilnya suatu produksi dan memiliki sifat tidak habis
dalam satu kali proses produksi, biaya tetap meliputi :
a. sewa lahan dapat dihitung dengan satuan rupiah per satu periode produksi.
18

b. Penyusutan alat dapat dinilai dengan satuan rupiah (Rp) menggunakan


metode garis lurus dengan rumus sebagai berikut (Ken Suratiyah,2015):
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑒𝑙𝑖 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑎
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑙𝑎𝑡 =
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠

Alat-alat yang mengalami penyusutan alat, antara lain:


1) Ember
2) Pipa paralon 3/4
3) Batu aerator
4) Mesin aerator
5) Timbangan
6) Stopkran
7) Sair
2. Biaya Variabel merupakan biaya yang besar kecilnya dapat ditentukan oleh
besar dan kecil nya jumlah produksi meliputi :
- Ikan Nila berukuran 9-12 cm, dihitung dalam satuan kilogram dan dinilai
dalam satuan rupiah (Rp/Kg)
- Pakan dapat dihitung dalam satuan kilogram dan dinilai dalam satuan rupiah
(Rp/Kg)
- Vitamin dapat dihitung dalam satuan mili liter dan dinilai dalam satuan rupiah
(Rp/ml).
- Garam Ikan dihitung dalam satuan kilogram dan dinilai dalam satuan rupiah
(Rp/Kg)
- Listrik dihitung dalam satu kali periode dan dinilai dalam satuan rupiah (Rp)
- Upah tenaga kerja dihitung dalam satuan am kerja dan dinilai dalam satuan
rupiah (Rp/periode)
3. Penerimaan adalah hasil perkalian antara hasil produksi dengan harga jual dan
dinilai dalam satuan rupiah (Rp)
4. Pendapatan (laba) adalah selisih antara penerimaan dengan biaya total, yang
dihitung dalam satuan rupiah (Rp)
5. Asumsi : Hasil produksi habis terjual serta biaya factor produksi dianggap tetap
saat penelitian
6. Satu kali periode produksi adalah selama 50 hari
19

3.5 Kerangka Analisis


3.5.1 Analisis Biaya Produksi
Ken Suratiyah (2008), menjelaskan Biaya total diperoleh dengan cara
menjumlahkan total biaya tetap dengan total biaya variabel per usahatani, dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑇𝐶 = 𝑇𝐹𝐶 + 𝑇𝑉𝐶

Keterangan :
TC : Total Cost (Biaya Total)
TFC : Total Fixed Cost (Biaya Tetap Total)
TVC : Total Variabel Cost (Biaya Variabel Total)

3.5.2 Analisis Penerimaan


Penerimaan usahatani adalah jumlah produksi dikalikan dengan harga jual,
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑇𝑅 = ∑𝑌. 𝑃𝑦

Keterangan :
TR : Total Revenue/Total penerimaan (Rp)
∑Y : Total hasil produksi (Kg)
Py : Harga jual produk (Rp/Kg)

3.5.3 Analisis Pendapatan


Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dikurangi total biaya
usahatani, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑃𝑑 = 𝑇𝑅 − 𝑇𝐶
Keterangan :
Pd : Pendapatan ikan nila dalam satuan rupiah (Rp)
TR : Total Revenue dengan satuan rupiah (Rp)
TC : Total Cost dengan satuan rupiah (Rp)

3.5.4 Analisis R/C (Revenue/Cost)


R/C adalah perbandingan antara penerimaan dengan total biaya usahatani,
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

penerimaan (revenue)
R/C = biaya (cost)
20

Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :


a. Apabila R/C > 1, maka usaha budidaya pembesaran ikan nila layak
dijalankan
b. Apabila R/C < 1, maka usaha budidaya pembesaran ikan nila tidak layak
dijalankan
c. Apabila R/C = 1, maka usaha budidaya pembesaran ikan nila tidak
memperoleh keuntungan ataupun kerugian ( impas ).

Anda mungkin juga menyukai