Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Singa Gembara, Kecamatan Sangatta

Utara, Kabupaten Kutai Timur, penelitian akan dilaksanakan selama 3 bulan dari

bulan 15 Februari 2019 sampai dengan 15 April 2019.

B. Metode Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

1. Data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara observasi

langsung ke lokasi penilitian dan mengadakan wawancara langsung dengan

responden menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disusun

sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Data sekunder diperlukan untuk menunjang data primer, yang diperoleh dari

studi kepustakaan, lembaga – lembaga yang terkait, Petugas Penyuluh

Lapangan (PPL) setempat dan hasil laporan instansi – instansi terkait serta

sumber – sumber lain yang dapat menunjang penelitian ini

C. Metode Pegambilan Sampel

Menurut Usman (2006;181) Populasi dalam setiap penelitian disebutkan

secara tersurat yaitu berkenaan dengan besarnya anggota populasi serta wilayah

penelitian yang disebutkan secara tersurat yaitu yang berkenaan dengan besarnya

anggota populasi serta wilayah penelitian yang dicakup. Adapun jumlah populasi

dalam penelitian ini yaitu sebanyak 25 orang yang kesemuanya adalah petani
25

daun bawang di Desa Singa Gembara Kecamatan Sangatat Utara Kabupaten Kutai

Timur.

Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang

diteliti). Sampel peneltian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai

sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Adapun Penentuan jumlah

sampel yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah dengan metode sensus

berdasarkan pada ketentuan oleh Sugiyono (2002; 61-63) yang mengatakan

bahwa : "Sampling jenuh adalah teknik penentuan sambel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus.

Dalam penelitian ini untuk meneliti pemasaran untuk setiap tingkat

pemasaran adalah menggunakan metode Probability dengan cara pengambilan

sampel dimana setiap sampling unit-nyamamiliki kesempatan yang sama atau

memiliki probabilitas yang sama untuk dimasukkan kedalam suatu sampel yang

diketahui besarnya dan probabilitas ini tidak mungkin 0 (nol) (Ronny Kountur,

2008).

D. Definisi Variabel dan Pengukurnnya

Gambaran yang lebih jelas mengenai apa yang diteliti dan sehubung dengan

konsep yang telah dikemukakan , dapat diuraikan penjelasan sebagai berikut

1. Biaya produksi usaha tani bawang daun adalah keseluruhan biaya yang

dikeluarkan selama proses produksi daun bawang yang meliputi :

a. Biaya sarana produksi antara lain :

1) Biaya pembelian benih adalah biaya yang digunakan untuk pembelian

benih daun bawang (Rp/ha/mt)


26

2) Biaya pembelian pestisida adalah biaya yang digunakan untuk

pembelian pestisida untuk kegiatan usahatani bawang daun (Rp/lt/mt)

3) Biaya pembelian pupuk adalah biaya yang digunakan pembelian

pestisida untuk kegiatan usahatani bawang daun (Rp/kg/mt)

4) Biaya penyusutan alat pertanian adalah biaya penyusutan alat yang

digunakan dalam usaha tani bawang daun , seperti cangkul, arit,

tangka semprot, ember plastic, dan sebagainya. Biaya penyusutan

diperoleh dari harga pembelian dibagi umur ekonomis (Rp/ha/mt)

5) Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja,

bak tenaga kerja kelurga maupun tenaga kerja upahan. Biaya tersebut

diperhitungkan menurut system upah yang berlaku dilokasi penelitian

berdasarkan hari orang kerja (HOK) yang dikonversikan dengan

tenaga kerja setara pria dewasa:

a) HOK : 8 jam kerja/hari

b) Produksi bawang daun adalah hasil panen responden dihitung

dengan satuan kilogram per musim tanam

c) Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan yang diperoleh

dengan total biaya yang dikeluarkan selama proses produksi

(Rp/ha/mt)

d) Penerimaan adalah penerimaan dari penjualan produksi daun

bawang (Rp/ha/mt), dihitung berdasarkan jumlah produksi

permusim tanam dikalikan dengan harga jual daun bawang per

kilogram.
27

e) Harga jual daun bawang adalah harga kesepakatan antara petani

dan pembeli.

f) R/C ratio adalah perbandingan antara penerimaan total dengan

biaya total.

2. Usaha tani adalah cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan

mengkoordinasikan, penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan

seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan

semaksimal mungkin.

3. Daun Bawang merupakan jenis sayuran dari kelompok bawang yang

banyak digunakan dalam masakan. Dalam seni masak Indonesia, daun

bawang bisa ditemukan misalnya dalam martabak telur, sebagai bagian

dari sop, atau sebagai bumbu tabur seperti pada soto.

E. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel, kemudian dianalis, dibahas

dan ditarik kesimpulan. Tahapan analisis data dalam penelitian adalah :

1. Total Biaya

Menurut Salamah (2006), total biaya ditentukan dengan menggunakan

rumus :

TC = TFC + TVC

Keterangan :

TC : Biaya total / total cost

TFC : Total biaya tetap / yotal fixed cost

TVC : Total biaya variabel / total variable cost


28

Tenaga Kerja dalam kegiatan usaha tani dapat dihitung dengan menggunakan

rumus :

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑯𝒂𝒓𝒊 𝒙 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑱𝒂𝒎 𝒙 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑶𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒙 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑻𝑲


𝑯𝑲𝑺𝑷 =
𝟕

2. Penerimaan dan Pendapatan

Menurut Suratiyah (2006), total penerimaan dapat dihitung dengan

menggunakan rumus :

TR = P x Q

Keterangan :

TR : Total penerimaan / total revenue (Rp mt -1)


P : Harga Produk / price (Rp kg-1)
Q : Jumlah Produk / quantity (kg mt-1)

Sedangkan untuk dapat mengetahui pendaptan dihitung dengan cara

mengurangkan total penerimaan dengan total biaya dapat menggunakan rumus :

I = TR – TC

Keterangan :

I : Pendapatan / income
TR : Total Penerimaan / Total revenue
TC : Biaya total / Total cost

3. Analisis R/C Ratio

Analisis R/C Ratio digunakan untuk menghitung kelayakan usahatani.

Untuk mengetahui kelayakan usahatani jagung digunakan rumus :

𝑻𝑹
𝑹𝑪 𝒓𝒂𝒕𝒊𝒐 =
𝑻𝑪

Keterangan :

R/C ratio : Revenue Cost Radio


29

TR : Total Revenue
TC : Total Cost

Kriteria penilaian R/C ratio :

R/C ˂ 1 : Usaha mengalami kerugian/tidak layak diusahakan


R/C ˃ 1 : Usaha mengalami keuntungan / layak diusahakan
R/C = 1 : Usaha mencapai titik impas

Distribusi dan Pemasaran bawang daun yang ada di Desa Singa Gembara

Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur dapat dilihat dengan

wawancara dan indentifikasi jalur pemasaran hasil produksi daun bawang.

Kemudian di susun saluran pemasaran yang diguanakan oleh petani daun bawang

di Desa Singa Gembara Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur.

F. Analisis Pemasaran

Hasyim, (2012). Mengatakan bahwa efisien sistem pemasaran dalam

penelitian ini dianalisis dengan model S- C-P (structure, conduct, dan

performance) atau model pendekatan organisasi pasar. Pada dasarnya,

organisasi pasar dapat dikelompokkan ke dalam tiga komponen, yaitu

a. Struktur pasar (market structure)

Struktur pasar merupakan gambaran hubungan antara penjual dan

pembeli yang dilihat dari jumlah lembaga pemasaran, diferensiasi produk, dan

kondisi keluar masuk pasar (entry condition). Di dalam struktur pasar dianalisis

berapa jumlah lembaga pemasaran bawang daun di Kabupaten Kutai Timur,

yang dilakukan dengan metode wawancara (deskriptif) langsung dengan

responden penelitian (petani bawang merah).


30

Setelah mengetahui berapa jumlah lembaga pemasaran bawang merah di

lokasi penelitian, dapat dilihat apakah komoditi bawang merah merupakan

produk yang termasuk dalam pasar bersaing sempurna atau termasuk dalam

pasar bersaing tidak sempurna (monopoli, monopsoni, oligopoli, oligopsoni).

Selain itu dapat dianalisis perbedaan produk (ukuran/ bentuk) bawang merah

yang dipasarkan pada setiap lembaga pemasaran, serta mudah tidaknya lembaga

pemasaran masuk ke pasar.

b. Perilaku pasar (market conduct)

Perilaku pasar merupakan pola tingkah laku lembaga pemasaran

(petani/produsen, pedagang, dan konsumen) dalam menghadapi struktur pasar.

Di dalam perilaku pasar dianalisis sistem pembentukan harga dan praktek

pembelian dan penjualan bawang merah di Kabupaten Kutai Timur yang

dilakukan oleh lembaga pemasaran. Analisis tersebut dilakukan dengan dengan

metode wawancara (deskriptif) langsung dengan responden penelitian.

c. Keragaan pasar (market performance)

Keragaan pasar merupakan suatu gambaran gejala pasar yang terlihat

akibat interaksi antara struktur pasar (market structure) dan perilaku pasar

(market conduct). Interaksi antara struktur dan perilaku pasar cenderung

bersifat kompleks dan saling mempengaruhi secara dinamis. Untuk

menganalisis keragaan pasar digunakan beberapa indikator, yaitu :

(1) Saluran pemasaran

Saluran pemasaran dianalisis secara kualitatif (deskripstif) pada setiap

lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses arus barang. Jika saluran
31

pemasaran panjang, namun fungsi pemasaran yang dilakukan sangat dibutuhkan

(sulit diperpendek), maka dapat dikatakan efesien. Sebaliknya, jika saluran

pemasaran panjang, namun ada fungsi pemasaran yang tidak perlu dilakukan

(dapat diperpendek), tetapi tidak dilakukan, maka dapat dikatakan tidak efesien.

Jika saluran pemasaran pendek dan fungsi pemasaran dapat dirasa cukup, maka

dapat dikatakan efesien. Sebaliknya, jika saluran pemasaran pendek dan dirasa

perlu ditambah fungsi pemasaran sehingga perlu diperpanjang, maka dapat

dikatakan tidak efesien.

(2) Harga, biaya, dan volume penjuala

Keragaan pasar dianalisis secara kualitatif (deskriptif) yang berkenaan

dengan harga, biaya, dan volume penjualan masing- masing tingkat pasar mulai

dari tingkat petani, pedagang, sampai ke konsumen.

(3) Pangsa produsen (Producers Share/PS)

Analisis pangsa produsen bertujuan untuk mengetahui bagian harga yang diterima

petani (produsen). Apabila pangsa produsen semakin tinggi, maka kinerja pasar

semakin baik dari sisi produsen. Pangsa produsen dirumuskan sebagai :

𝑃𝑓
𝑃𝑆 = 𝑥 100%
𝑃𝑟

Keterangan

PS = Bagian harga bawang merah yang diterima petani (produsen) Pf =


Harga bawang merah di tingkat petani (produsen)
Pr = Harga bawang merah di tingkat konsumen

(4) Marjin pemasaran dan Rasio Profit Marjin


32

Analisis marjin pemasaran digunakan untuk mengetahui perbedaan harga di

tingkat produsen (Pt) dengan harga di tingkat konsumen (Pr). Perhitungan marjin

pemasaran dirumuskan sebagai :

𝑚𝑗𝑖 = 𝑃𝑠𝑖 − 𝑃𝑏𝑖

Total marjin pemasaran adalah :

𝑀𝑗𝑖 = Pr − 𝑃𝑓

Menurut Hasyim (2012), konsep pengukuran dalam analisis marjin adalah :


(a) Marjin pemasaran dihitung berdasarkan perbedaan harga beli dengan harga
jual dalam rupiah per koligram pada masing- masing tingkat pemasaran
(b) Harga beli dihitung berdasarkan harga rata-rata pembelian per koligram
(c) Harga jual dihitung berdasarkan harga rata-rata penjual per kilogram

(5) Penyebaran margin pemasaran

Penyebaran margin pemasaran dapat dilihat berdasarkan persentase

keuntungan terhadap biaya pemasaran (Ratio Profit Margin/RPM) pada masing-

masing lembaga pemasaran, yang dirumuskan :

𝑝𝑏𝑖
𝑅𝑃𝑀 =
𝑏𝑡𝑖

Keterangan :
mji = Marjin lembaga pemasaran tingkat ke-i
Psi = Harga penjualan lembaga pemasaran tingkat ke-i
Pbi = Harga pembelian lembaga pemasaran tingkat ke-i bti = Biaya
pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i πi = Keuntungan lembaga
pemasaran tingkat ke-i
Mji = Total marjin pemasaran
Pr = Harga pada tingkat konsumen
Pf = Harga pada tingkat produsen (petani)

Ditambahkan oleh Hasyim (2012), nilai RPM yang relatif menyebar

merata pada berbagai tingkat pemasaran merupakan cerminan dari sistem

pemasaran yang efesien. Jika selisih RPM antar lembaga pemasaran sama dengan
33

nol, maka pemasaran tersebut efesien. Sebaliknya, jika selisih RPM lembaga

pemasaran tidak sama dengan nol, maka sistem pemasaran tersebut tidak efesien

Anda mungkin juga menyukai