Anda di halaman 1dari 6

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian survey. Dalam


penelitian ini data yang diperlukan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
primer merupakan data yang langsung dari petani responden melalui hasil
observasi, wawancara dan studi pustaka, sedangkan data sekunder merupakan data
yang diperoleh dari instansi terkait seperti Dinas Pertanian Provinsi, Balai
Penyuluhan Pertanian (BP3K), dan Badan Pusat Statistik (BPS).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten


Gorontalo selama kurang lebih 3 bulan, dari bulan Oktober sampai bulan
Desember tahun 2012. Desa Hulawa menjadi lokasi yang dipilih karena di desa
tersebut banyak petani yang rutin mengusahakan tanaman mentimun.

3.3 Populasi dan Sampel

Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo mempunyai


populasi petani mentimun sebanyak 35 orang, tehnik yang digunakan untuk
menentukan sampel adalah tehnik sensus, dimana seluruh populasi sekaligus
sebagai sampel. Tehnik ini dipilih karena melihat populasi petani mentimun yang
ada di Desa Hulawa tidak terlalu banyak. Dari tehnik sampling yang digunakan
maka diperoleh petani sampel sebanyak 35 orang.

3.4 Teknik Analisis Data

Data Primer dikumpulkan melalui kuisioner yang telah dibuat terlebih


dahulu dan memuat seluruh pertanyaan yang dibutuhkan berdasarkan data yang
diinginkan . Data yang telah dikumpulakan diolah sesuai dengan alat analisa yang
digunakan, yaitu:

15
3.4.1 Analisis Biaya Produksi

Analisis ini digunakan untuk mengetahui jumlah biaya produksi yang


digunaka oleh petani pada usahatani mentimun yang dijalankannya. Menurut
Soekartawi (2003), Biaya produksi yang dikeluarkan petani dalam usahatani
mentimun dapat dihitung dengan menggunakan persamaan rumus sebagai berikut
:

TC = TFC + TVC

Dimana : TC = Total Cost (Biaya Total)


FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC = Variabel Cost (Biaya Variabel)

3.4.2 Analisis Pendapatan

a. Penerimaan
Penerimaan yang diterima oleh petani dapat diketahui dengan
menggunakan rumus :

TR = P . Q

Dimana : TR = Total Revenue (Penerimaan)


P = Price (Harga Jual Produk)
Q = Quantity (Jumlah Produksi), (Soekartawi, 1995).

b. Pendapatan Usahatani
Pendapatan atau keuntungan usahatani dapata diketahui dnegan
menggunakan persamaan rumus :

π = TR - TC

Dimana : π = Pendapatan
TR = Total Revenue (Total Penerimaan)
TC = Total Cost (Total Biaya)

16
c. Analsis R/C Ratio
Analsis ini digunakan untuk mengetahui apakah usahatani tanaman
mentimun menguntungkan atau tidak, melalui persamaan rumus sebagai berikut :

TR
R/C RATIO =
TC

Dimana: TR = Total Revenue (Total Penerimaan)


TC = Total Cost (Biaya Total)

Analisis R/C Ratio ini mengansumsikan pendapatan atau penerimaan dari


usahatani dengan menilai apabila :
R/C Ratio > 1, maka usahatani menguntungkan
R/C Ratio = 1, maka usahatani impas
R/C Ratio < 1, maka usahatani rugi, (Soekartawi, 1995).

3.4.3 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk melihat seberapa jauh


penggunaan biaya produksi mempengaruhi tingkat pendapatan yang diperoleh
petani mentimun di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo.
Persamaan analisis regresi berganda adalah sebagai berikut :

Y=ax + b1x1 + b2x2 +b3x3 +b4x4 + e

Dimana : Y = Pendapatan
ax = Koefisien Intercept
x1 = Biaya Tenaga Kerja
x2 = Biaya Benih
x3 = Biaya Pupuk
x4 = Biaya Pestisida
b1-b4 = Koefisien Regresi
e = Standar Error

17
3.5 Definisi Operasional Variabel

Untuk memudahkan pengambilan data, diwujudkan dalam bentuk definisi


operasional variabel sebagai berikut :
1. Usahatani mentimun merupakan kegiatan petani dalam mengusahakan
tanaman mentimun dengan memanfaatkan faktor produksi.
2. Faktor produksi usahatani mentimun merupakan input yang digunakan
petani untuk memproduksi mentimun berupa luas lahan, tenaga kerja,
benih, dan pupuk.
3. Luas Lahan adalah luas lahan yang diusahakan untuk menanam tanaman
mentimun. Luas lahan dinyatakan dalam satuan hektar.
4. Tenaga kerja adalah orang yang dibutuhkan dalam pengelolaan usahtani
mentimun dalam satu kali musim tanam, yang dinyatakan dalam HKSP.
5. Benih adalah biji yang yang digunakan untuk kualitas pertanaman
mentimun yang dinyatakan dalam satuan gram, selama satu kali musim
tanam.
6. Pupuk adalah bahan organik dan anorganik yang diberikan kedalam tanah
yang bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman, yang dinyatakan
dalam satuan kilogram selama satu kali musim tanam.
7. Obat-obatan merupakan zat kimia dan bahan lain yang digunakan petani
untuk memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang dapat
merusak tanaman mentimun dalam satu kali musim tanam dan dinyatakan
dalam satuan liter.
8. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan selama melakukan proses
produksi berupa biaya tenaga kerja, biaya benih, biaya pupuk, biaya
pestisida, biaya penyusutan alat, biaya tenaga kerja, upah panen, dll.
9. Biaya Tenaga Kerja (X1) adalah biaya yang dikeluarkan petani untuk
menyewa orang-orang yang dibutuhkan dalam aktivitas produksi
mentimun selama satu kali musim tanam yang dinyatakan dalam bentuk
rupiah.

18
10. Biaya benih (X2) adalah biaya yang dikeluarkan petani untuk membeli
benih yang akan digunakan untuk usahatani mentimun dalam satu kali
musim tanam yang dinyatakan dalam bentuk rupiah.
11. Biaya pupuk (X3) merupakan biaya yang digunakan petani untuk membeli
sejumlah pupuk yang ditujukan untuk dapat meningkatkan produksi
tanaman mentimun dalam satu kali musim tanam yang dinyatakan dalam
bentuk rupiah.
12. Biaya pestisida (X4) adalah biaya yang dikeluarkan petani untuk membeli
obat-obatan yang digunakan untuk memberantas atau mencegah hama dan
penyakit pada tanaman mentimun dalam satu kali musim tanam yang
dinyatakan dalam bentuk rupiah.
13. Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan petani meskipun tidak
melakukan proses produksi (usahatani) sifatnya tetap dan tidak
dipengaruhi oleh besarnya produksi yang dinyatakan dalam bentuk rupiah.
14. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan petani hanya jika ada proses
produksi, sifatnya berubah-ubah dan besar kecilnya dipengaruhi oleh
jumlah produksi yang dinyatakan dalam bentuk rupiah.
15. Biaya total merupakan keseluaruhan biaya yang dikeluarkan oleh petani
selama proses produksi berlangsung yang terdiri dari biaya tetap dan biaya
variabel yang dinyatakan dalam bentuk rupiah.
16. Produksi mentimun adalah hasil panen yang diperoleh petani selama satu
kali musim tanam yang dinyatakan dalam bentuk kilogram.
17. Penerimaan total atau pendapatan kotor adalah hasil perkalian antara
jumlah produksi mentimun yang didapatkan petani dengan harga penjualan
mentimun salama satu kali musim tanam yang dinyatakan dalam bentuk
rupiah.
18. Pendapatan bersih adalah selisih antara total penerimaan dengan total
biaya yang telah dikeluarkan petani selama proses produksi mentimun
selama satu kali musim tanam yang dinyatakan dalam rupiah.

19
19. R/C Ratio merupakan analisis yang digunakan untuk melihat tingkat
Pendapatan yang diperoleh petani (untung/rugi).
20. Analisis regresi berganda adalah analisis yang digunakan untuk
mengetahui berapa besar biaya produksi yang dikeluarkan petani
mempengaruhi tingkat pendapatan atau keuntungan yang diperoleh petani
mentimun.

20

Anda mungkin juga menyukai