Anda di halaman 1dari 6

Nama : Delly Salsabila Amanda

Nim : 05071181924011

PRINSIP-PRINSIP EKONOMI DALAM USAHATANI

I. Definisi Usahatani

a. penerapan dalam ilmu usahatani

Usahatani merupakan ilmu yang mempelajari tentang pengelolaan sumber daya alam agar
menghasilkan suatu produk pertanian dengan mutu yang baik, mulai dari pengelolaan tanah,
pengelolaan air, pengelolaan matahari, dan pengelolaan bangunan-bangunan yang didirikan di
area pertanian. Usaha tani ini bisa berupa bercocok tanam, dengan tujuan agar kesejahteraan
kehidupan petani lebih baik.

b. manajemen dalam usahatani

Manajemen usahatani adalah seorang tenaga kerja yang berperan dalam faktor utama yang
memiliki kedudukan dalam usahatani karena seorang manajemen pertanian mampu
mengendalikan keseluruhan jalan produksi. Bahkan ia mampu memutuskan pupuk yang akan
dibeli dan digunakan, tugas dari seorang manajemen usahatani sebegai pengelola semua aspek
dalam pertanian tersebut . Dengan tujuan menjalankan usahatani sehingga diperoleh pendapatan
yang maksimal dengan jangka panjang dan modal dana yang terbatas agar efektif dan efisien.

Manajemen usahatani meliputi : perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.

1. Perencanaan usahatani disusun berdasarkan evaluasi yang menentukan jumlah uang yang
ada, jumlah tenaga yang tersedia, konsumsi, tanah dan iklim. Mengklasifikasi tanah yang
akan ditanami dan menyusun rencana tanaman yang akan ditanam. Agar mendapatkan
tanaman yang memuaskan dapat dengan teliti kondisi usahatani, mengatur penggunaan
sarana produksi dan tenaga kerja, pengaruh social dan ekonomi, analisa setiap data
cabang petani dan gabungan dalam tugas kelompok.
2. Pelaksanaan petani sebagaimana menjadi seorang pemimpin dalam pelaksanaan suatu
kegiatan usahatani dengan menggerakkan tenaga kerja proses produksi agar mencapai
tujuan bersama.
3. Pengawasan dalam komponen rencana yang telah dilaksanakan dengan memantau apakah
rencana tersebut berjalan dengan sesuai keinginan atau tidak. System manajemen selalu
ikut serta kearah rencana yang telah diputuskan .
II. Fungsi Produksi dalam Usahatani

Fungsi produksi adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan dengan meningkatkan barang dengan
pendekatan anlisis pengambilan keputusan dalam usaha tani dengan menentukan besar input
yang meliputi tenaga kerja, bibit, pupuk dan input lain.

Hubungan antara input dan output dalam produksi usahatani :


1. Hubungan input-output yaitu, hubungan tingkat input untuk menghasilkan tingkat output
2. Hubungan input-input yaitu, hubungan penggunaan kombinasi input menghasilkan output
3. Hubungan output-ouput, yaitu hubungan penggunaan jumlah input

Fungsi produksi digunakan dalam analisis gejala-gejala yang terjadi padaproses produksi dan
digunakan sebagai alat analisis normatif yang dapat menentukan untuk memaksimalkan suatu
keuntungan yang lebih baik.
Fungsi produksi secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y= f(K, L, La, M)

Dimana: Q = tingkat hasil(produksi)


K = modal
L = tenaga kerja
La = tanah
M = manajemen

Untuk lebih menyederhanakan digunakan satu jenis input produksi yaitu tenaga kerja (L),
sedangkan input-input lain yang tergabung dalam (K) dianggap tetap. Fungsi pertanian menjadi:

Q =f (L, K*)
K* =K yang konstan

III. Hasil Produksi dan Biaya Produksi

a. Efisiensi Usahatani
Efisiensi adalah penggunaan sumber daya sesuai dengan yang diinginkan tetapi penggunaan
dana yang sedikit/hemat. Jika hasil produksi telah dikurangi dengan biaya-biaya produksi maka
petani akan mendapatkan hasil netto (berat bersih), semakin besar hasil netto yang diperoleh
petani maka makin baik produksi yang dihasilkan dan biaya yang digunakan. Semakin tinggi
rasio ini maka makin efisien usahatani tersebut.

b. Biaya Uang dan Biaya In-Natura


Biaya produksi dibagi menjadi 2 yaitu, berupa biaya uang tunai contohnya penggarapan lahan,
membeli pupuk, upah pekerja sedangkan in-natura contohnya pajak, system bagi hasil, biaya
ketika panen. Biaya yang dikeluarkan petani dalam bentuk uang tunai penting untuk
pengembangan usahatani. Keterbatasan uang tunai yang dimiliki petani sangat menentukan
berhasil tidaknya pebangunan pertanian. Dalam penggunaan bibit unggul memerlukan uang lebih
dibanding penggunaan bibit lokal, karena bibit unggul akan maksimal dalam hasil produksi
dibanding hanya diberikan pupuk buatan yang lebih banyak jumlahnya.
c. Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi,
seperti sewa atau bunga tanah yang berbentuk uang.kelompok biaya tetap yaitu sewa tanah,luas
lahan, pajak. Sedangkan biaya variable adalah biaya yang berhubungan dengan besarnya
produksi tersebut, misalnya adalah pengeluaran persiapan dalam bibit,pengolahan lahan dan
pajak. Pajak dapat digolongkan sebagai biaya tetap ataupun biaya variable, tergantung
bagaimana cara pembayaran pajak itu sendiri. Apabila pajak dihitung dari luas tanah, maka pajak
tersebut digolongkan sebagai pajak tetap namun apabila pajak yang dibayarkan berupa iuran
penggunaan daerah yang besarnya ditentukan dari produksi netto, maka pajak ini digolongkan
sebagai biaya variabel. Tetapi pengertian biaya tetap dan biaya variable ini hanya pengertian
jangka pendek, jika dilihat dari jangka panjang, biaya tetap dapat digolongkan sebagai biaya
variabel. Seperti contoh sewa tanah yang suatu saat harganya akan berubah dan bangunan
gudang yang akan diperluas.

d. Biaya Rata-Rata dan Biaya Marginal


Biaya produksi rata-rata yang sangat sulit disusun karena ditiap daerah satu dengan daerah
lainnya tidak sama, maka untuk petani yang dalam suatu daerah dapat berbeda rata-rata biaya
produksi. Ditiap kondisi daerah akan ada variasi harga yang besar. Biaya produksi total
terkadang belum termasuk nilai tenaga kerja petani dan biaya lain-lain. Biaya yang harus
dikeluarkan petani untuk menghasilkan satu kesatuan tambahan hasil produksi atau pendapatan
marginal yaitu pendapatan yang didapat dengan tambahan uang atau dapat meningkatkan biaya
total dari output produksi. Tambahan biaya produksi hanya satu factor bukan semua factor dalam
produksi

Kurva tersebut merupakan kurva fungsi biaya, AC adalah average cost atau biaya rata-rata, MC
adalah marginal cost atau biaya marginal, dan AVC adalah average variable cost atau biaya
variable rata-rata. Kurva biaya marginal memotong ke dua kurva yang lain pada titik yang
rendah, ini adalah cara agar lebih mudah untuk dipahami jika diingat bahwa biaya rata-rata
adalah pembagian seluruh biaya dengan jumlah produksi. Biaya rata-rata akan selalu turun kalau
biaya-biaya marginal nilanya melebihi biaya rata-rata

e. Biaya Marginal dan Pendapatan Marginal


Biaya marginal adalah pengeluaran yang dikeluarkan untuk produksi output. Sedangkan
pendapatan marginal adalah jumlah produksi yang terjual dalam tingkat total pendapatan.
Macam-macam biaya marginal, yaitu :
1. ongkos total tetap adalah jumlah ongkos yang tetap yang tidak dipengaruhi oleh tingkat
produksi.Contoh penyusutan, sewa, dsb.Biaya total tidak tergantung pada kuantitas
output,sedangkan biaya variabel total bergantung pada kuantitas output.
2. ongkos variabel total adalah jumlah ongkos-ongkos yang dibayarkan yang besarnya berubah
menurut tingkat yang dihasilkan.Contoh ongkos bahan mentah, tenaga kerja dan sebagainya.
3. ongkos total adalah penjumlahan antara ongkos total tetap dengan ongkos total variabel.
4. ongkos tetap rata-rata adalah ongkos tetap yang dibebankan untuk setiap unit output.
Biaya tetap rata-rata menurun secara kontinue sampai mendekati dengan garis horizontal.

5. ongkos variabel rata-rata adalah ongkos variabel yang dibebankan untuk setiap unit output.
6. ongkos total rata-rata adalah ongkos produksi yang dibebankan untuk setiap unit output.
7. ongkos marginal adalah tambahan atau berkurangnya ongkos total karena bertambahnya atau
berkurangnya satu unit output.

Macam-maacam pendapatan marginal, yaitu :


1. Total Revenue (TR) adalah penerimaan total dari hasil penjualan output.
2. Average Revenue (AR) adalah penerimaan perunit dari penjualan output.
3. Marginal Revenue (MR) adalah kenaikan atau penurunan penerimaan sebagai akibat dari
penambahan atau pengurangan satu unit output.

f. Kombinasi Faktor-faktor Produksi


Jika terjadi suatu persaingan pasar dalam factor-faktor produksi dan hasil produksi, maka petani
akan melakukan tindakan rasional dan mencapai efisiensi tertinggi bila factor-faktor produksi itu
sudah dikombinasikan sedemikian rupa sehingga rasio dari tambahan hasil fisik dar factor
produksi dngan harga factor produksi sama untuk setiap factor produksi yang digunakan.

IV. Intensifikasi Pertanian dan Hukum Kenaikan Hasil yang Makin Berkurang (Law Of
Dimishing Return)

Intesifikasi adalah penggunaan lebih banyak factor produksi tenaga kerja dan modal atas
sebidang tanah tertentu untuk mencapai hasil produksi yang lebih besar. Sedangkan
ekstensifikasi adalah perluasan tanah pertanian dengan cara mengadakan pembukaan tanah-tanah
pertanian baru. Di Indonesia tenaga kerja merupakan fakor produksi yang paling murah dengan
kata lain jumlah tenaga kerja di Indonesia tidak ada batasnya. Adapun sebuah hukum yang
menerangkan kenaikan hasil produksi dalam bidang tambahan, dengan produksi variabel dinaik
turunkan dan tidak memperdulikan produksi lain, sehingga perbandingan factor produksi
berubah. Hukum ini dinamakan hukum ‘faktor proposionil’. Jika ini dilakukan terus-menerus
akan menghasilkan produksi meningkat. Maka otomatis perusahaan menambah jumlah karyawan
yang ada agar proses dalam produksi menjadi cepat dalam hasil produksi dan meningkat, tetapi
jika karyawan bertmabah dilakukan terus-menerus maka akan terjadi ketidakseimbangan hasil
produksi yang menurun karena jika dilakukan terus-menerus perusahaan akan merugi.

V. KOMBINASI HASIL-HASIL PRODUKSI

Kombinasi hasil produksi adalah segala bentuk barang produksi tambahan yang dapat
ditawarkan untuk mendapat penghasilan yang lebih. Petani dapat memanfaatkan lahan yang
kosong atau lahan yang ada disekitar rumah. Dalam kenyataan aslinya, petani tidak hanya
menghasilkan suatu produksi hasil pertanian. Bahkan ada banyak petani tidak hanya padi saja
yang di tanam tetapi juga singkong, jagung, dan kacang-kacangan. Selain bertani, seorang petani
juga dapat menggunakan tenaga dan modal untuk kegiatan ekonomi berupa berdagang dan
berternak seperti memelihara ternak sapi, kambing dan ayam. Seorang yang bekerja sebagai
peternak ayam dapat memproduksi jumlah ayam yang bertelur dan ada ayam yang dijual sebagai
anak ayam guna sebagai bibit ayam kepada peternak lainnya, bahkan ada peternak yang menjual
pakan ternak untuk disamping pakai untuk ternak dan dijual ke pasar terdekat. Ada beberapa
sebab ekonomi usahatani memproduksikan lebih dari satu komoditi, contohnya seperti petani di
daerah Gunung Kidul yang menanam tanaman tumpangsari. Tanaman tumpangsari termasuk
dalam tanaman yang memiliki pertumbuhan yang berbeda maka harapan dapat terus tersedia
terus-menerus dengan jangka waktu yang lama dan tujuan tanaman tumpangsari juga untuk
mendapatkan hasil produksi yang maksimal walaupun di lahan yang sempit. Selanjutnya ada
cara lain untuk mengurangi dampak kerugian yaitu dengan mengadakan pengecekan ulang pada
tanaman yang akan ditanam. Selain itu, ketika tanaman bersifat musiman, petani bisa
meluangkan waktu dengan kerajinan yang diproduksi oleh tangan-tangan kreatif di pedesaan.

Hubungan fisik antara komoditi :

1. Komoditi gabungan adalah gabungan antara komoditi-komoditi dua atau lebih dalam satu
proses produksi .
2. Komoditi bebas bersaing adalah komoditi yang saling bersaing, yaitu ketika komoditi
satu berhasil menghasilkan produksi maka komoditi kedua akan gagal.
3. Komoditi komplementer adalah hubungan antara tiga komoditi agar kenaikan produksi
dalam satu komoditi tidak dapat menurunkan bahkan dapat menaikkan produksi tersebut
4. Komoditi suplementer adalah hubungan yang bersaingan dan komplementer, ini berarti
produksi satu komoditi dapat ditambah tanpa bisa mempengaruhi dalam pengurangan
atau penambahan produksi komoditi lain.
VI. Ekonomi dan Besarnya Usahatani

Jika factor produksi jumlah dalam produksi lain tetap, maka perbandingan seluruh produksi
berubah dalam keseluruhan factor yang dipakai. Peristiwa ini dapat dilihat dalam intensifikasi
usahatani dalam produksi marginal. Jika salah satu factor produksi dapat jumlah berubah dalam
factor produksi yang tetap, ,maka perbandingan berubah dari factor produksi yang dipakai.
a. Efisiensi skala produksi
Hasil produksi akan naik jika factor produksi bertambah. Efisiensi skala produksi merupakan
laju kenaikan menaik dan kenaikan hasil produksi tetap sama dengan sebekumnya atau hanya
sebanding maka skala produksi tetap, sedangkan efisiensi skala produksi yang menurun yaitu
kenaikan hasil produksi menurun. Efisiensi bukan hanya untuk seorang petani di pedesaaan
melainkan semua bangsa secara keseluruhan yang berkepentingan agar penggunaan sumber-
sumber ekonomi yang dimiliki seluruh bangsa agar menjadi sangat efisien. Adapun
perbandingan efisiensi usahatani besar dan usahatani kecil yaitu kerugian dan keuntungan
tetapi itu dapat ditentukan dengan macam tanaman dan hasil pertanian/ peternakan yang
dihasilkan. Peranan terpenting adalah peranan modal dan alat serta petani itu sendiri.
Tanaman memerlukan modal yang lebih sungguh-sungguh dan sebagian tenaga kerja dapat
digantikan dengan mesin yang kebih efisien. Dan tanaman yang memerlukan pemeliharaan
yang sangat hati-hati maka yang harus mengurus tanaman tersebut adalah petani yang sudah
ahli dan memiliki keterampilantertentu maka usahatani tersebut akan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Pengantar ekonomi pertanian pdf


Kompasiana beyond blogging
http://abstraksiekonomi.blogspot.com/2016/04/pengertian-kombinasi-produk.html?m=1
https://www.siswapedia.com/hukum-hasil-lebih-yang-semakin-menurun-law-diminishing-
return/

Anda mungkin juga menyukai