Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“TEORI PRODUKSI”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah “Ekonomi Makro”

Kelas 2A

Disusun Oleh Kelompok 2:

1. FAIZ ARIFTYAN 2310402017


2. FIYA 2310402029
3. SEKAR ALIFA SYILDA 2310402041
4. YOSHARDI 2310402034

DOSEN PENGAMPU :

NURHAMIDAH LUBIS,M.E

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KERINCI

TAHUN 2024/1445 H
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Produksi

Teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara kuantitas produk dan
faktor-faktor produksi yang digunakan bisa disebut juga Produksi adalah suatu aktivitas yang
dilakukan untuk mengubah input menjadi output atau dapat dipahami dengan kegiatan untuk
menambah nilai pada suatu barang atau jasa dengan melibatkan faktor produksi sebagai inputnya.
Kegiatan ini merupakan mata rantai dari kegiatan ekonomi sehingga sangatlah penting bagi
kelangsungan hidup masyarakat. pengertian produksi dalam bidang ekonomi mengacu pada
kegiatan yang berhubungan dengan usaha penciptaan dan penambahan kegunaan suatu barang dan
jasa. Berdasarkan semua pengertian produksi ini, pada dasarnya kegiatan produksi mengacu pada
dua konsep kegiatan menghasilkan barang dan jasa. Kegiatan produksi adalah menghasilkan barang
dan jasa sehingga bertambah jumlahnya atau memperbesar ukurannya.

Teori produksi sendiri bisa diartikan sebagai sebuah teori yang menerangkan sifat hubungan
antara tujuan produksi yang diinginkan dengan faktor-faktor produksi yang terlibat. Dengan kata
lain, teori produksi mengajarkan sebuah mekanisme agar produksi dapat mencapai tujuang yang
diharapkan dengan memaksimalkan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh produsen.

Konsep utama yang digunakan dalam teori produksi adalah menghasilkan output
semaksimal mungkin, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, dengan input tertentu. Dan
menghasilkan sejumlah output yang ditargetkan dengan biaya produksi seminimal mungkin. Jika
kondisi tersebut tercapai, perusahaan dapat mencetak keuntungan yang optimal.

Ciri-ciri suatu produksi adalah :

a. Adanya kegiatan perusahaan membuat barang yang akan di produksi;

b. Adanya menghasilkan barang dan jasa yang di produksi; dan

c. Meningkatkan nilai guna barang dan jasa.

B. Fungsi Produksi

Fungsi produksi merupakan landasan teknis dari proses produksi yang menggambarkan
hubungan antara faktor produksi dengan kuantitas produksi. Dalam teori ekonomi digunakan
asumsi dasar mengenai sifat fungsi produksi dimana semua produsen tunduk pada hukum The
Law of Diminishing Return (Hukum yang menyatakan bahwa semakin banyak variabel yang
ditambahkan pada sejumlah sumber daya tetap, perubahan output yang diakibatkan akan
mengalami penurunan dan bisa menjadi negatif).
Fungsi produksi merupakan suatu hubungan teknis yang menghubungkan faktor produksi
atau input dengan hasil produksinya atau output. Hubungan antara input dan output pada
proses produksi dapat dituliskan secara sistematis sebagai berikut :

Rumus fungsi produksi :

Q = f (K,L,R,T)

Dimana :

Q = Jumlah hasil (output) yang dihasilkan


K = Jumlah Modal atau Kapital
L = Jumlah Tenaga Kerja
R = Sumber Daya
T = Teknologi yang digunakan

Fungsi produksi menunjukkan berapa banyak jumlah maksimum output yang dapat diproduksi
apabila sejumlah input tertentu dipergunakan di dalam proses produksi. Berikut hubungan
antara input dan output :

Yₘₐₓ = f (input)
Yₘₐₓ = f (𝑋1,𝑋2, 𝑋3,…, 𝑋𝑛)
Dimana 𝑋𝑛 adalah sejumlah input yang digunakan dalam setiap output.

Fungsi produksi menunjukkan jumlah maksimum output yang dihasilkan dari pemakaian
sejumlah input dengan menggunakan teknologi tertentu. Secara sistematis, dapat dituliskan
sebagai berikut:

Q = f (K, L, X, E)

Dimana :

Q = Output
K = Jumlah Modal atau Kapital
L = Tenaga Kerja
X = Bahan Baku
E = Keahlian Kewirausahaan.
C. Jenis Biaya Produksi

Secara umum ada 5 jenis biaya produksi yang umum dan biasanya berlaku ketika mengelola
produk. Berikut adalah macam-macam biaya produksi :

1. Fixed Cost (Biaya Tetap)

Biaya tetap adalah pengeluaran yang jumlahnya tidak akan berubah, meskipun volume
produksi barang mengalami peningkatan atau penurunan. Jenis biaya ini memiliki sifat yang
pasti, sehingga dapat dianggarkan dengan tepat.

Unsur biaya tetap memiliki jumlah nominal yang sama yang harus dibayarkan untuk setiap
proses produksi. Biaya tetap tidak akan mengalami pembengkakan meskipun proses produksi
sibuk, sehingga dapat meningkatkan output.

Salah satu contoh biaya tetap yang harus dibayar oleh perusahaan dalam jumlah yang sama
walaupun volume produksi berubah adalah biaya sewa pabrik. Perusahaan wajib membayar
biaya tersebut secara berkala sesuai dengan harga yang disepakati.

Bentuk lain dari biaya tetap adalah pengeluaran perusahaan untuk membayar gaji bulanan
karyawan. Pengeluaran perusahaan lain yang termasuk ke dalam biaya diantaranya:

 Biaya administrasi
 Biaya listrik
 Biaya air
 Biaya pajak
 Dsb.

2. Variable Cost (Biaya Tidak Tetap)


Biaya tidak tetap adalah biaya yang besarnya bergantung pada jumlah produksi dari
produk yang sedang diolah. Oleh karena itu, semakin banyak barang yang diproduksi, makan
semakin besar biaya tidak tetap yang dikeluarkan.

Selain itu, besaran biaya tidak tetap juga dapat dikaitkan dengan kondisi pasar. Misalnya,
ketika daya serap pasar terhadap produk sedang meningkat, maka nilai biaya tidak tetap
yang harus dikeluarkan juga akan meningkat.

Contoh pengeluaran dari biaya tidak tetap:

 Biaya bahan baku utama


 Biaya pemasaran
 Biaya distribusi
 Dsb.
3. Marginal Cost (Biaya Marginal)

Biaya marginal juga dapat disebut sebagai pengeluaran tambahan yang akan digunakan oleh
perusahaan untuk meningkatkan produksi. Perusahaan dapat mengetahui jumlah output maksimum
yang dapat diperoleh selama proses produksi dengan menambahkan biaya marginal.

Perhitungan biaya marginal dilakukan dengan menambahkan biaya tidak tetap selama proses produksi.
Perusahaan juga dapat menghubungkan biaya tetap dengan biaya marginal ketika memproduksi output
tambahan.

Fungsi biaya marginal adalah untuk membantu perusahaan memaksimalkan operasi secara keseluruhan.
Hal ini akan memungkinkan perusahaan untuk mencapai nilai keuntungan produk yang maksimal
dengan lebih efisien.

Biaya marginal hanya dapat dihitung setelah biaya tetap dan biaya variabel diketahui oleh perusahaan.
Perhitungan biaya marginal dilakukan dengan membagi kenaikan biaya dan perubahan jumlah target
produksi.

Contoh pengeluaran untuk biaya marginal:

 Biaya pembelian mesin produksi baru


 Biaya pembangunan pabrik baru
 Biaya pembukaan cabang usaha
 Dsb.

4. Total Cost (Biaya Total)


Biaya total adalah keseluruhan biaya yang diperoleh dari penggabungan biaya variabel dan
biaya tetap. Biaya total ini akan menjadi informasi tentang jumlah keseluruhan biaya yang
dikeluarkan selama proses produksi.

Biaya total ini hanya dapat dihitung apabila perusahaan telah memiliki output berupa produk
jadi yang siap dijual. Perhitungan biaya total ini harus dilakukan setiap kali masa produksi selesai
agar dapat segera dilaporkan.

Biaya total ini bersifat komprehensif karena mencakup seluruh pengeluaran perusahaan selama
proses produksi. Biaya bahan baku, administrasi, dan pemasaran harus diperhitungkan dalam
total biaya ini.
5. Average Cost (Biaya Rata-Rata)

Biaya rata-rata adalah biaya per unit yang akan diperoleh dengan membagi total pengeluaran
dengan total output produksi. Biaya rata-rata ini dibutuhkan oleh perusahaan untuk menentukan
keputusan produksi pada masa yang akan datang.

Biaya produksi per unit akan diketahui dengan menghitung biaya rata-rata ini. Selanjutnya, perusahaan
dapat menentukan persentase keuntungan yang ingin dicapai dari biaya rata-rata. Biaya rata-rata akan
dibandingkan dengan biaya tetap ketika membuat keputusan produksi.

Dari hasil perbandingan tersebut akan diperoleh informasi mengenai biaya mana yang lebih tinggi
antara biaya tetap dan biaya variabel. Hal ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur bagi perusahaan untuk
menentukan laba yang ideal.

D. Faktor-Faktor Produksi

Dalam suatu proses produksi dibutuhkan input yang berupa faktor-faktor produksi yaitu alat
atau sarana agar kegiatan berjalan dengan lancar. Sehingga, jika faktor produksi tidak ada, maka
proses produksi juga tidak akan berlangsung. Faktor-faktor produksi antara lain adalah Capital
atau modal, Labour atau tenaga kerja, Skill atau keahlian atau kemampuan, dan Land atau
tanah.

a) Modal (Capital)

Capital atau modal yang sering terlintas dipikiran biasanya dalam bentuk uang. Namun, modal
juga bisa berupa alat-alat seperti mesin untuk membuat barang atau jasa, ataupun juga dapat
berupa bangunan atau gedung yang akan digunakan untuk kegiatan operasional usaha tersebut.
Suatu sistem ekonomi Islam harus bebas dari bunga. Dalam sistem itu bunga tidak
diperkenankan
memainkan pengaruhnya yang merugikan pekerja, produksi dan distribusi.

b) Tenaga Kerja (Labour)

Labour atau tenaga kerja dibutuhkan untuk menjalankan operasional alat-alat yang tersedia
agar proses produksi berlangsung dengan semestinya. Tenaga kerja merupakan faktor produksi
yang diakui di setiap sistem ekonomi terlepas dari kecenderungan ideologi mereka.

c) Kemampuan atau keterampilan (Skill)

Kualitas tenaga kerja, skiil merupakan menjadi pertimbangan yang tidak boleh diremehkan.
Spesialisasi memang dibutuhkan pada pekerjaan tertentu dan jumlah yang terbatas. Apabila
dalam kualitas tenaga kerja tidak diperhatikan tidak menutup kemungkinan adanya kemacetan
produksi. Penggunaan peralatan teknologi yang canggih jika tidak diimbangi dengan tenaga
kerja yang terampil akan meyebabkan kemubadhiran karena operasionalisasi teknologi tidak
berjalan.

d) Tanah (Land)

Land atau tanah merupakan lahan yang mengandung sumber daya alam atau bahan baku yang
nantinya akan diolah dalam proses produksi. Islam telah mengakui tanah sebagai suatu faktor
produksi tetapi tidak setepat dalam arti sama yang digunakan di zaman modern. Dalam tulisan
klasik yang dianggap sebagai suatu faktor produksi penting mencakup semua sumber daya alam
yang digunakan dalam proses produksi, umpamanya permukaan bumi, kesuburan tanah, sifat-
sifat sumber-sumber daya, udara, air mineral dan seterusnya.

E. Tujuan Produksi Dalam Ekonomi Islam

Dalam konsep ekonomi konvensional (kapitalis) produksi dimaksudkan untuk memperoleh


laba sebesar-besarnya, berbeda dengan tujuan produksi dalam Islam yang bertujuan untuk
memberikan Mashlahah yang maksimum bagi konsumen. Walaupun dalam ekonomi Islam
tujuan utamannya adalah memaksimalkan mashlahah, memperoleh laba tidaklah dilarang
selama berada dalam bingkai tujuan dan hukum Islam. Secara lebih spesifik, tujuan kegiatan
produksi adalah meningkatkan kemashlahatan yang bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk
diantaranya :

1. Pemenuhan kebutuhan manusai pada tingkat moderat.


2. Menemukan kebutuhan masyarakat dan pemenuhannya.
3. Menyiapkan persediaan barang dan jasa di masa depan.
4. Pemenuhan sarana bagi kegaitan sosial dan ibadah kepada Allah.

F. Contoh Masalah Produksi

Berikut contoh masalah produksi yang umum ditemukan, yaitu :

a. Keterlambatan Pasokan Bahan Baku

Keterlambatan pada pasokan bahan baku bisa menjadi gangguan besar dalam produksi.
Penyebabnya bisa beragam, seperti adanya gangguan supply chain, kesalahan dalam
perencanaan pembelian, atau masalah kualitas bahan baku yang diterima. Akibatnya, alur
produksi bisa terhenti dan Anda tidak bisa memenuhi tenggat waktu untuk mengirim produk ke
pelanggan.

b. Kapasitas Produksi Tidak Sesuai

Contoh masalah produksi berikutnya adalah kapasitas produksi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan. Kondisi ini akan mengakibatkan over produksi atau justru kekurangan produksi.
Over produksi membuat gudang jadi punya tumpukan stok yang tidak terjual, sementara
kekurangan produksi dapat menyebabkan kekurangan pasokan dalam memenuhi permintaan
pelanggan. Kedua kondisi ini dapat berdampak negatif pada profitabilitas perusahaan Anda.

Solusi untuk mengatasi masalah produksi, yaitu :

a. Diversifikasi Pemasok

Hanya mengandalkan satu supplier saja cukup berisiko terutama jika terjadi gangguan pada
supplier tersebut. Nah, dengan diversifikasi pemasok, Anda meminimalkan risiko
ketergantungan pada satu sumber pasokan. Cara ini juga memberi Anda peluang untuk
membandingkan harga, kualitas, dan ketepatan waktu pengiriman dari berbagai pemasok.

b. Analisis Permintaan Produk

Mengenal dan memahami pola permintaan pelanggan juga dapat membantu Anda untuk
menyesuaikan kapasitas produksi dengan kebutuhan pasar. Teknologi yang memiliki fitur
analisis tren, peramalan, dan analisis musiman dapat Anda manfaatkan untuk memprediksi
permintaan produk di masa depan. Jadi, perusahaan bisa mempersiapkan sumber daya dengan
lebih baik.

G. Teori produksi dalam jangka pendek dan jangka panjang

 Jangka pendek merupakan kurun waktu yang terjadi ketika salah satu atau lebih faktor
produksi yang tidak bisa diubah atau tetap. Faktor-faktor yang tidak dapat diubah
disebut juga fixed input atau masukan tetap. Fixed input dalam jangka waktu ini
umumnya adalah capital atau modal. Modal bersifat tetap karena jumlahnya tetap dan
tidak akan berpengaruh terhadap banyaknya hasil produksi. Sedangkan tenaga kerja
bersifat variabel karena penggunaannya berubah sesuai dengan banyaknya hasil
produksi. Misalnya saat produsen A ingin meningkatkan banyaknya hasil produksi
perusahaannya dalam jangka pendek, maka yang bisa ia lakukan adalah menambah
jumlah tenaga kerjanya. Ia tidak bisa menambah alat-alat seperti mesin, karena ini
hanya dalam jangka pendek atau tidak akan selamanya.
 Jangka Panjang suatu proses produksi tidak dapat diperkirakan akan berjalan 10 tahun,
25 tahun, atau bahkan sampai 50 tahun. Sehingga dalam kurun waktu ini semua faktor
produksi yang digunakan bersifat variabel atau tidak ada faktor produksi tetap.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari materi-materi yang telah dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan yaitu :

1. Produksi merupakan kegiatan ekonomi yang mengubah input menjadi output atau memberi
nilai pada suatu barang atau jasa. Dalam proses produksi, terdapat faktor produksi sebagai
inputnya yaitu, modal (capital), tenaga kerja (labour), keahlian (skill), dan tanah atau sumber
daya alam (land). Antara ouput dan input dapat dihubungkan dalam suatu persamaan fungsi
yang disebut dengan Fungsi Produksi.

2. Teori produksi dibagi menjadi dua yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Dalam produksi
jangka pendek terdapat fixed input dan variabel input. Fixed input yang dimaksud adalah modal
sedangkan variabel input adalah tenaga kerja. Untuk meningkatkan hasil produksi dalam jangka
pendek, pelaku usaha tidak bisa menambah modal, namun mereka bisa menambah jumlah
tenaga kerjanya. Tenaga kerja yang ditambah pun tidak boleh terlalu banyak agar tetap
produktif. Sedangkan dalam produksi jangka panjang, modal dan tenaga kerja merupakan input
variabel dan tidak ada input tetapnya.
DAFTAR PUSTAKA

Semaoen, Iksan dan Siti Mariyatul Kiptiyah. 2011. Mikroekonomi.

Malang: Universitas Brawijaya Press.

A, Lincolin. 2012. Ekonomi Marjinal : Ekonomi Mikro Terapan Untuk

Manajemen Bisnis -4/E. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Pawenang, Supawi. 2016. Modul Ekonomi Manajerial. Bahan Ajar.

Surakarta: Universitas Islam Batik.

https://www.gramedia.com/literasi/teori-produksi/

https://scaleocean.com/blog/industri/contoh-masalah-produksi

Anda mungkin juga menyukai