Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI JANGKA PENDEK DAN

JANGKA PANJANG

Dosen pengampu :
SANTI MERLINDA, S.E, M.E

Disusun oleh:
Safira Puspita Wardhani (190432626050)
Syifa Aqil Santika (190432626091)
Talitha Evelyna Widyadhana Suntoro (190432626046)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MALANG
2021
A. Teori Produksi
Produksi merupakan suatu proses mengubah input menjadi output, sehingga nilai
dari suatu barang tersebut bertambah. Dalam suatu proses produksi mengusahakan
untuk mencapai efisiensi produksi, atau menghasilkan barang dan jasa dengan
biaya yang paling rendah untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Teori produksi merupakan analisa mengenai bagaimana seharusnya seorang


pengusaha atau produsen, dalam teknologi tertentu memilih dan
mengkombinasikan berbagai macam faktor produksi untuk menghasilkan
sejumlah produksi tertentu, seefisien mungkin (Suherman, 2000).

 Fungsi produksi
Fungsi produksi didefinisikan sebagai hubungan teknis antara input dengan
output, yang mana hubungan ini menunjukkan output sebagai fungsi dari input.
Fungsi produksi dalam beberapa pembahasan ekonomi produksi banyak
diminati dan dianggap penting karena (Soekartawi, 1990):

- Fungsi produksi dapat menjelaskan hubungan antara faktor produksi dengan


produksi itu sendiri secara langsung dan hubungan tersebut dapat lebih
mudah dimengerti.
- Fungsi produksi mampu mengetahui hubungan antara variabel yang
dijelaskan (Q), dengan variabel yang menjelaskan (X) serta sekaligus
mampu mengetahui hubungan antar variabel penjelasnya (antara X dengan
X yang lain).
Di dalam sebuah fungsi produksi perusahaan terdapat tiga konsep produksi
yang penting, yaitu produksi total, produksi marjinal, dan produksi rata-rata.
Produksi total (Total Product, TP) adalah total output yang dihasilkan dalam
unit fisik. Produksi marjinal (Marginal Product, MP) dari suatu input
merupakan tambahan produk atau output yang diakibatkan oleh tambahan satu
unit input tersebut (yang bersifat variabel), dengan menganggap input lainnya
konstan. Produksi rata-rata (Average Product, AP) adalah output total yang
dibagi dengan unit total input (Nicholson, 2002:174).
 Teori pendekatan produksi
Ada dua teori pendekatan produksi
1. Teori produksi dengan satu faktor berubah: Q = f(L)
Q = f(L), artinya fungsi produksi yang menggambarkan hubungan
antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang
digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut.
Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan
diantara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang
digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut.
Dalam analisis tersebut dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainya
adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak
mengalami perubahan. Juga teknologi di anggap tidak mengalami
perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya
adalah tenaga kerja.
The law of diminishing return merupakan hukum hasil lebih yang
semakin berkurang yang menyatakan bahwa apabilla faktor produksi yang
dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak
satu unit, pada mulanya produkksi total akan semakin banyak
pertambahanya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi
tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif.
Sifat pertambahan produksi seperti ini menyebabkan pertambahan
produksi total semakin lambat dan akhirnya ia mencapai tingkat yang
maksimum dan kemudian menurun.
Hukum ini memberikan kesimpulan bahwa hubungan diantara tingkat
produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan dalam
3 tahap, yaitu:
Tahap pertama : produksi total mengalami pertambahan yang semakin
cepat.
Tahap kedua : produksi total pertambahanya semakin lambat.
Tahap krtiga : produksi total semakin lama semakin berkurang.
Penjelasannya adalah sebagai berikut, untuk tahap pertama bahwa
produksi total akan bertambah semakin cepat apabila tenaga kerja nya
ditambah dari 1 menjadi 2, dan 2 menjadi 3. Dalam tahap ini, setiap
tambahan tenaga kerja menghasilkan tambahan produksi yang lebih besar
dari yang dicapai pekerja sebelumnya. Dalam analisis ekonomi keadaan
itu dinamakan produksi marginal pekerja yang semakin bertambah.
Sedangkan penjelasan dari tahap kedua adalah keadaan dimana produksi
marginal semakin berkurang,maksudnya setiap pertambahan pekerja akan
menghasilkan tambahan produksi kurang daripada tambahan produksi
pekerja sebelumya. Untuk tahap ketiga, pertambaha tenaga kerja tidak
akan menambah produksi total, yaitu produksi total berkurang.
Dari pengertian dan penjelasan ketiga tahap produksi tersebut, maka
untuk menghitung ketiga tahap produksi adalah dengan melalui 2 cara,
yaitu:
 Produksi marginal,
MP = ∆TP/∆L
yaitu tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu
tenaga kerja yang digunakan.
 Produksi rata-rata,
TP = AP/L
yaitu secara rata-rata di hasilkan oleh setipa pekerja.

2. Teori produksi dengan dua faktor berubah: Q = f (K, L)


Teori dengan dua faktor berubah digambarkan dengan harga tenaga
kerja dan pembayaran per unit kepada faktor modal diketahui, analisis
tentang bagaimana perusahaan akan meminimumkan biaya dalam
usahanya untuk mencapai suatu tingkat produksi tertentu dapat ditunjukan.
Dengan demikian, di teori dua faktor berubah ini, akan dibahas
mengenai cara-cara untuk meningkatkan jumlah produksi dengan tenaga
kerja yang tetap.
 Dengan Kurva Produksi Sama (Isoquant)
Kurva ini menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang
akan menghasilkan suatu tingkat produksi tertentu.
 Garis Biaya Sama (Isocost)
Garis ini menggambarkan gabungan faktor-faktor produksi yang dapat
diperoleh dengan menggunakan sejumlah biaya tertentu. Untuk dapat
membuat garis biaya sama data berikut diperlukan: (1) harga-harga
faktor produksi yang digunakan, dan (2) jumlah uang yang tersedia
untukmembeli faktor-faktor produksi.
 Meminimumkan Biaya atau Memaksimumkan Produksi.

B. Teori Biaya Produksi


Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai total pengeluaran yang dilakukan
oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan
mentah yang akan digunakan untuk menghasilkan barang-barang (output) yang
diproduksikan perusahaan tersebut. Terdapat 2 macam biaya dalam biaya total dan
biaya rata-rata produksi, yaitu:
a. Biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya yang tidak berubah-ubah seiring dengan
berubahnya output dan hanya dapat dihilangkan apabila melakukan
penutupan bisnisnya. Biaya ini dapat mencakup pegeluaraan atas
pemeliharaan pabrik, asuransi, penyejuk ruangan dan listrik. Biaya tetap
harus dibayarkan sekalipun perusahaan tidak menghasilkan output satupun.
b. Biaya variabel (variable cost) yaitu biaya yang berubah-ubah saat output
berubah. Biaya ini biasanya mencakup biaya upah karyawan, gaji, dan bahan
mentah yang digunakan untuk produksi. Biaya ini akan meningkat seiring
dengan peningkatan output yang dihasilkan.

C. Biaya Produksi Jangka Pendek


1. Pengertian
Biaya produksi jangka pendek adalah biaya yang menunjukkan salah satu
faktor produksi dapat ditambah jumlahnya, sedangkan faktor lainnya
dianggap konstan. Dalam biaya produksi jangka pendek, modal dan tanah
jumlahnya dianggap konstan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat
ditambah jumlahnya adalah tenaga kerja.

2. Macam-Macam
a. Biaya Total (Total Cost)
Merupakan total pengeluaran yang harus dibayarkan oleh perusahaan
untuk memproduksi suatu output tertentu selama kurun waktu tertentu.
Biaya total dihitung dari penjumlahan biaya tetap total (total fixed cost)
dan biaya berubah total (total variable cost).
Bentuk sederhana: TC = TFC + TVC
Keterangan:
TC = Total Cost
TFC = Total Fixed Cost
TVC = Total Variable Cost

b. Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost)


Biaya tetap total merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi atau input yang
tidak dapat diubah jumlahnya dalam jangka pendek. Biaya ini juga
merupakan kewajiban pihak perusahaan untuk membayar semua input
tetap dengan kurun waktu tertentu. Biaya tetap total tidak tergantung
kepada besarnya jumlah produk yang dihasilkan.
Contohnya, biaya pemeliharaan gedung/mesin, biaya asuransi dan biaya
penyejuk ruangan dan listrik.

c. Biaya Berubah Total (Total Variable Cost)


Biaya berubah total merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk memperoleh faktor produksi yang dapat diubah
jumlahnya dalam jangka pendek. Contohnya adalah biaya untuk bahan
baku, bahan bakar, biaya penyusutan mesin pabrik dan biaya upah/gaji
karyawan.

d. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost)


Biaya tetap rata-rata merupakan biaya tetap yang dibebankan pada setiap
unit output barang yang dihasilkan atau diproduksi. Perhitungan biaya
tetap rata-rata menggunakan hasil bagi antara jumlah biaya tetap total
yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi dengan jumlah barang dan
jasa yang dihasilkan atau kuantitas outputnya.
TFC
Bentuk sederhana: AFC =
Q
Keterangan:
AFC = Average Fixed Cost
TFC = Total Fixed Cost
Q = Quantity

e. Biaya Berubah Rata-Rata (Average Variable Cost)


Biaya berubah rata-rata merupakan hasil bagi antara jumlah biaya
berubah total yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi dengan jumlah
barang dan jasa yang dihasilkan atau kuantitas outputnya.
TVC
Bentuk sederhana: AVC =
Q
Keterangan:
AVC = Average Variable Cost
TVC = Total Variable Cost
Q = Quantity

f. Biaya Marjinal (Marginal Cost)


Biaya marginal adalah perubahan jumlah total biaya (TC) yang
dikeluarkan akibat perubahan satu unit barang yang dihasilkan.
∆ TC
Bentuk sederhana: MC =
∆Q
Keterangan:
MC = Marginal Cost
TC = Total Cost
Q = Quantity

g. Biaya Total Rata-Rata (Average Total Cost/Average Cost)


Biaya total rata-rata adalah total biaya (TC) yang dibebankan pada setiap
unit output barang yang dihasilkan. Pada dasarnya, biaya total rata-rata
menyiratkan biaya produksi per unit.
TC
Bentuk sederhana: AC =
Q
atau AC = AFC + AVC
Keterangan:
AC = Average Cost
TC = Total Cost
Q = Quantity
AFC = Average Fixed Cost
AVC = Average Variable Cost

3. Studi Kasus
Suatu perusahaan kue basah mengeluarkan biaya tetap total senilai Rp 50.000
setiap produksi. Dan terjadi perubahan biaya total pada tingkat produksi pada
tabel berikut:
Dari tabel di atas maka dapat dicari biaya total (total cost), biaya tetap rata-
rata, biaya berubah rata-rata, biaya total rata-rata dan biaya marginal yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan.
o Perhitungan biaya total
Dalam penghitungan biaya total jangka pendek adalah TC = TFC +
TVC. Seperti pada baris tenaga kerja yang berjumlah 3, TC = 150.000 +
50.000 = 200.000.
o Perhitungan biaya tetap rata-rata
Biaya tetap rata-rata perusahaan diperoleh dengan penghitungan sebagai
berikut:
TFC
AFC =
Q
. Seperti pada baris jumlah produksi yang berjumlah 3,
50.000
AFC = = 16.666.
3
o Perhitungan biaya berubah rata-rata
Biaya berubah rata-rata perusahaan diperoleh dengan penghitungan
sebagai berikut:
TVC
AVC =
Q
. Seperti pada baris jumlah produksi yang berjumlah 3,
100.000
AVC = = 33.333.
3

o Perhitungan biaya total rata-rata


Biaya total rata-rata perusahaan diperoleh dengan penghitungan sebagai
berikut:
TC
AC =
Q
. Seperti pada baris jumlah produksi yang berjumlah 6, AC =
200.000
= 33.333.
6
o Penghitungan biaya marginal
Penghitungan biaya marginal dalam perusahaan dilakukan untuk
mengetahui tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu
∆ TC
unit. Biaya marginal dicari menggunakan rumus MC = , dimana ∆
∆Q
= Selisih. Seperti pada baris jumlah tenaga kerja berjumlah 2, ∆TC =
50.000
150.000 – 100.000 = 50.000 dan ∆Q = 3-1 = 2. Jadi, MC = =
2
25.000.
 Bentuk kurva biaya jangka pendek
a. Kurva TC, TFC dan TVC

Kurva di atas menunjukkan bahwa kurva biaya tetap total (TFC)


konstan dimana jumlah biaya yang dikeluarkan tetap untuk
memperoleh faktor-faktor produksi atau input yang tidak dapat
diubah. Kurva biaya berubah total (TVC) mengalami kenaikan terus
menerus, hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak output yang
dihasilkan maka biaya variabel akan semakin tinggi. Dan kurva biaya
total (TC) juga mengalami kenaikan, hal ini dikarenakan adanya
totalan jumlah biaya tetap total dengan biaya berubah total yang
mengakibatkan semakin banyaknya output yang dihasilkan maka
totalan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan juga akan mengalami
kenaikan.

b. Kurva AFC, AVC, AC dan MC


Kurva diatas menunjukkan bahwa kurva biaya tetap rata-rata
(AFC) menurun seiring dengan bertambahnya jumlah barang yang
dihasilkan (Q). Kurva biaya total rata-rata (AC) berada di atas kurva
AVC dan kurva AFC karena kurva AC merupakan hasil penjumlahan
dari kurva AFC dan kurva AVC. Kurva AC menurun seiring dengan
bertambahnya biaya total dan kuantitas hingga tercapai titik minimum
dimana pada kurva tersebut titik minimum tercapai ketika jumlah
output mencapai Q = 19 unit, setelah itu penambahan jumlah output
selanjutnya mengalami peningkatan biaya total rata-rata kembali.
Kurva AVC menurun dengan naiknya jumlah output Q = 19 unit,
namun penambahan jumlah output selanjutnya mengalami
peningkatan biaya kembali. Dan kurva MC pada awalnya juga
menurun sampai mencapai minimum. Selanjutnya kurva MC naik dan
memotong kurva AVC dan AC pada titik keduanya masih minimum.
Setelah itu kurva MC mengalami peningkatan biaya yang signifikan
dengan berkurangnya hasil selisih jumlah output yang dihasilkan.

D. Biaya Produksi Jangka Panjang


Jangka panjang menunjukkan bahwa dimana semua faktor produksi atau
input dapat mengalami perubahan. Perusahaan dapat menambah semua input yang
akan digunakan. Dalam produksi jangka panjang, semua input dikatakan sebagai
input variabel. Sehingga dalam produksi jangka panjang semua biaya yang
dikeluarkan merupakan biaya variabel (variabel cost) dan tidak ada biaya tetap
(fixed cost).
 Meminimumkan Biaya Dalam Jangka Panjang
Perusahaan harus menentukan kapasitas pabrik yang akan meminimumkan
biaya produksi. Kapasitas pabrik ini digambarkan oleh kurva biaya total rata-
rata (AC). Sehingga untuk meminimalkan biaya dalam kegiatan produksinya,
perusahaan dapat menentukan kapasitas dengan memperhatikan kurva AC.

Contoh kasus: Terdapat 3 kapasitas pabrik yang digambarkan oleh kurva AC,
yaitu kapasitas 1 ditunjukkan AC1, kapasitas 2 ditunjukkan AC2, dan
kapasitas 3 ditunjukkan oleh AC3. Dari kurva diatas maka dapat diketahui
bahwa apabila perusahaan ingin mencapai produksi dibawah 130 unit,
kapasitas 1 lah yang paling efisien untuk meminimumkan biaya produksi.
Untuk produksi diantara 130 dan 240 unit, kapasitas 2 paling efisien dengan
biaya produksi paling minimum. Untuk produksi lebih dari 240 unit, produksi
dengan biaya minimum yang harus digunakan perusahaan yaitu kapasitas 3.
Kesimpulan dalam meminimumkan biaya dalam jangka panjang terdapat
dua faktor, yaitu tingkat produksi yang ingin dicapai perusahaan dan efisiensi
kapasitas pabrik yang tersedia.

 Kurva Biaya Total Rata-Rata Jangka Panjang


Kurva biaya total rata-rata jangka panjang atau LRAC (Long Run Average
Cost) merupakan kurva yang menunjukkan biaya rata-rata yang paling
minimum untuk berbagai tingkat produksi apabila perusahaan dapat
mengubah kapasitas produksinya. Kurva LRAC dibentuk dari gabungan
banyak kurva AC dan menyinggung garis-garis kurva AC jangka pendek.
Titik singgung yang kemudian dihubungkan tersebut merupakan biaya
produksi yang paling minimum untuk berbagai tingkat produksi yang akan
dicapai dalam jangka panjang.

Contoh kasus:

Pada kurva diatas hanya kurva ACx yang disinggung oleh kurva LRAC
pada titik yang paling rendah yaitu di titik B. Ditunjukkan di kurva AC1 dan
AC 2, titik A1 adalah titik terendah dari AC1 sehingga produksi QA adalah
produksi dengan biaya yang paling minimum. Namun untuk jangka panjang,
QA bukan produksi dengan biaya yang paling minimum karena jika
menggunakan AC2, produksi QA dapat mengeluarkan biaya di titik A pada
AC2.
Kesimpulan pada kurva biaya total rata-rata jangka panjang yaitu
walaupun pada kurva ini tidak menghubungkan setiap titik terendah dari
kurva AC, kurva ini dapat menggambarkan biaya minimum dalam jangka
panjang.

 Skala Ekonomi
Skala ekonomi ditandai oleh biaya produksi yang menurun, terjadi
bersamaan dengan meningkatnya jumlah output perusahaan. Dengan produksi
yang semakin tinggi tersebut, menyebabkan perusahaan meningkatkan
kapasitas produksi yang menjadikan kegiatan ini semakin efisien.
Beberapa faktor yang menimbulkan faktor ekonomi:
1. Spesialisasi faktor produksi
Pada perusahaan yang besar, terdapat spesialisasi para pekerjanya.
Dengan adanya spesialisasi, maka pekerja tersebut akan meningkatkan
keterampilan dan produktivitas. Produktivitas yang tinggi dapat
menurunkan biaya.
2. Pengurangan harga barang mentah dan kebutuhan produksi lain
Ketika produksi semakin tinggi, maka bahan mentah dan alat produksi
juga akan semakin banyak atau meningkat. Apabila pembelian bahan-
bahan semakin banyak, harga bahan-bahan tersebut akan semakin murah.
Contoh kasus:

Perusahaan mengeluarkan biaya Rp 10.000.000 dengan jumlah


produksi sebanyak 500 unit, sehingga biaya produksi per unit sebesar Rp
20.000. Karena pembelian bahan baku dilakukan dalam jumlah yang
banyak, maka perusahaan memiliki stok bahan baku cukup banyak. Jika
perusahaan mampu meningkatkan produktivitasnya, perusahaan bisa
menghasilkan sebanyak 600 unit, maka biaya produksi per unitnya
menjadi lebih rendah yaitu sebesar Rp 16.666.
 Skala Tidak Ekonomi
Skala tidak ekonomi terjadi ketika perusahaan mengalami kenaikan biaya
produksi rata-rata. Kegiatan produksi ini menunjukkan menurunnya efisiensi.

DAFTAR RUJUKAN

Ardra.biz. Teori Biaya Produksi, Pengertian dan Contohnya. Diakses pada 13


Februari 2021 dari https://ardra.biz/topik/contoh-biaya-produksi-jangka-
pendek/.
IOAN, Catalin Angelo dan Alin Christian IOAN. 2014. About Short-Term Costs
and Long-Term Costs. Journal of Accounting and Management, 4(2), 61-
68.
Eprints.dinus.ac.id. Teori Biaya Produksi. Diakses pada 12 Februari 2021 dari
http://eprints.dinus.ac.id/14341/1/[Materi]_Teori_Biaya_Produksi.pdf.
Sukirno, Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Pindyck, Robert S. dan Daniel L. Rubinfeld. 2014. Microeconomi.
(Mikroekonomi, Alih Bahasa: Devri Barnadi Putera). Edisi kedelapan.
Jakarta: Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai