Anda di halaman 1dari 41

DAR 2/Profesional/210/1/2022

PENDALAMAN MATERI

EKONOMI

MODUL 1
KONSEP DASAR EKONOMI MIKRO

Penulis
Dr. Arwansyah, M.Si

Penyelia:

Dr. Eko Wahyunugrahadi, M.Si.


Dr. Sugiharsono
Pebri Hastuti, S.Pd.,
M.Pd.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi


2022
KATA PENGANTAR

Segala puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, Tuhan Yang
Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan modul 1 Konsep Dasar Ekonomi Mikro utamanya diperuntukkan
bagi para peserta PPG dalam jabatan hybrid learning, yaitu memadukan model
pembelajaran online atau dalam jaringan (daring) dengan tatap muka. Pemilihan
pola hybrid learning dimaksudkan agar para guru peserta PPG dalam jabatan tetap
dapat mengikuti program PPG dengan tidak meninggalkan tugas mengajar terlalu
lama, guru-guru peserta PPG dapat melaksanakan pembelajaran PPG khususnya
pendalaman materi melalui daring.
Modul 1 KB 3 meliputi Pasar yang berisi a) Pengertian Pasar, b) Struktur
Pasar dan c) Pasar Input. Seperti layaknya sebuah modul, maka pembahasan
dimulai dengan menjelaskan capaian pembelajaran mata kegiatan dan pokok-
pokok materi dan disertai dengan soal yang mengukur tingkat penguasaan materi
setiap KB dan diakhir modul dibuatkan tes sumatif untuk setiap KB. Dengan
demikian pengguna modul ini secara mandiri dapat mengukur tingkat ketuntasan
yang dicapainya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu proses penyelesain modul ini, terutama kepada Bapak Dr.
Sugiharsono,
M. Si dan Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi selaku tim penyelia yang telah
banyak memberi masukkan, kepada seluruh panitia yang terlibat dalam proses
penulisan modul. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan
dan kesempurnaan modul ini dimasa mendatang. Akhirnya kepada Allah Swt
jualah penulis bermohon semoga semua ini menjadi amal saleh bagi penulis dan
bermanfaat bagi pembaca.
Medan , Juni 2022
Penulis,

Dr. Arwansyah, M.Si


DAFTAR ISI

3
KEGIATAN BELAJAR

Pasar
A. Pengertian Pasar..................................................................................................3
B. Struktur Pasar......................................................................................................3
C. Pasar Input.........................................................................................................30
D. Forum Diskusi...................................................................................................33
Rangkuman............................................................................................................34
Tes Formatif...........................................................................................................35
Daftar Pustaka........................................................................................................39
KEGIATAN BELAJAR
Pasar
Capaian Pembelajara Mata Kegiatan (CPMK)

Peserta Kompeten dalam Menguasai konsep dasar ekonomi termasuk ekonomi syariah, permintaan d

Pokok Materi

Pengertian Pasar
Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan tidak sempurna
Pasar input.

URAIAN MATERI

A. Pengertian Pasar

Bapak/Ibu peserta PPG makna pasar sekarang semakin meluas.


Sebelumnya kita akan selalu bicara pasar yang berkaitan dengan tempat, padahal
pasar tidak selalu membutuhkan tempat apalagi jika dikaitkan dengan
perkembangan teknologi saat ini. Pasar secara umum diartikan sebagai tempat
penjual menawarkan barang atau jasa sesuai taksiran harga penjual serta pembeli
mendapatkan barang atau jasa sesuai dengan taksiran harga pembeli. Di pasar
antara penjual dan pembeli akan melakukan transaksi. Transaksi muncul setelah
ada kesepakatan antara penjual dan pembeli. Syarat terjadinya transaksi adalah
ada barang yang diperjual belikan, ada penjual, ada pembeli, ada kesepakatan
harga barang, dan tidak ada paksaan dari pihak manapun. Pengertian pasar dalam
ilmu ekonomi lebih konseptual, yakni terjadinya keseimbangan antara permintaan
dan penawaran. Dengan demikian sebuah pasar tidak harus dikaitkan dengan
suatu tempat.
Pasar (market) adalah tempat bertemunya antara pembeli dengan penjual
yang bertujuan untuk melakukan transaksi ekonomi yaitu membeli atau menjual
barang dan jasa atau sumber daya ekonomi serta faktor-faktor produksi lainnya.
Pengertian pasar tidak menunjuk ke suatu lokasi atau tempat-tempat tertentu, hal
ini karena pasar tidak mempunyai batas-batas geografis. Adanya sistem jaringan
komunikasi modern yang dapat meniadakan hambatan atau batasan geografis,
sehingga memungkinkan para pembeli dan penjual bertransaksi tanpa harus
melihat wajah satu sama lain.
Berdasarkan ilmu ekonomi, pasar berhubungan dengan kegiatannya
bukanlah tempatnya. Ciri khas suatu pasar yaitu ada aktivitas transaksi jual beli.
Beberapa pembeli datang ke pasar untuk belanja dengan membawa uang untuk
membayar harga barang yang diperjual belikan. Penjual akan mengirimkan
produk/jasa yang telah dibayar oleh sipembeli. Jadi, dalam pengertian itu terdapat
faktor-faktor yang mendukung terjadinya pasar, yaitu: keinginan, daya beli, serta
prilaku konssumen dan produsen. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pasar
merupakan intraksi pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual beli
barang atau jasa. Syarat terbentuknya pasar antara lain:
1. Terdapat penjual dan pembeli
2. Adanya barang atau jasa yang diperjualbelikan
3. Terjadinya kesepakatan harga antara penjual dan pembeli

B. Struktur Pasar
1. Pasar Persaingan Sempurna
Banyak kalangan ekonom memiliki argumentansi tentang defenisi pasar
persaingan sempurna, tetapi pada umumnya defenisi dari beberapa ekonom
tentang pasar persaingan sempurna secara konsep memiliki kesamaan walau pun
dalam bentuk kalimat berbeda-beda. Sukirno menjelaskan bahwa pasar persaingan
sempurna dapat didefenisikan sebagai struktur pasar atau industri dimana terdapat
banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual atau pun pembeli tidak dapat
mempengaruhi keadaan dipasar. Sama hal dari defenisi dari Samuelson dan
Nordhaus yang menyatakan bahwa persaingan sempurna adalah pasar dimana
pembeli dan penjual hanya bertindak sebagai price taker. Didalam pasar
persaingan sempurna produk yang diperjuaal belikan bersifat homogen (produk
yang identik dengan produk yang dijual oleh perusahaan–perusahaan lain didalam
industri). Kedudukan seorang produsen maupun pembeli sedemikian kecil
dibandingkan
pasarnya sehingga ia tidak dapat mempengaruhi harga. Harga terbentuk melalui
mekanisme pasar (interaksi antara penawaran dan permintaan) dan seorang
maupun pembeli tidak dapat mempengaruhi harga. Kedudukan mereka hanya
berperan sebagai penerima harga (price taker).
Pembeli tidak dapat membedakan apakah suatu barang berasal dari produsen
A, produsen B, atau produsen C. Oleh karena itu, promosi dengan iklan tidak akan
memberikan pengaruh terhadap penjualan produk.
Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat
banyak sekali dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah
konsumen yang banyak. Contoh produknya adalah seperti beras, gandum,
batubara, kentang, dan lain-lain.

a. Ciri-ciri pasar persaingan sempurna :


1) Komoditas yang diperjual belikan adalah homogen (serupa). Dalam pasar
persaingan sempurna, jenis komoditas tertentu yang dijual oleh para
penjualnya harus sama dalam segala hal. Karena semua komoditas yang
ditawarkan adalah homogen maka dalam menentukan pembeliannya,
konsumen tidak tergantung pada siapa yang menjual komoditas tersebut
melainkan pada tingkat harga komoditas tersebut.
2) Jumlah penjual atau pembeli yang sangat banyak, sehingga jumlah komoditas
yang dibeli oleh seorang pembeli atau jumlah komoditas yang dijual oleh
seorang penjual sangatlah kecil kontribusinya jika dibandingkan dengan
jumlah total yang ada di pasar. Dengan demikian baik pembeli maupun
penjual secara orang per orang tidak mungkin mempengaruhi harga pasar dari
komoditas yang diperjual belikan tersebut.
3) Penjual dan pembeli berkeududukan sebagai penerima harga (price taker).
Para pengusaha yang menghasilkan suatu komoditas tertentu yang homogen,
dalam menawarkan komoditas yang dihasilkannya di pasar komoditas
tersebut, melakukan persaingan atas dasar harga pasar yang telah tertentu
karena pengusaha komoditas tersebut secara perorangan tidak dapat
mempengaruhi harga pasar yang terbentuk, sebaliknya pengusaha yang harus
menyesuaikan diri dengan harga pasar yang telah ada. Di sisi lain
konsumenm pun secara perorangan tidak dapat mempengaruhi harga pasar.
Dalam hal ini seorang
konsumen tidak dapat mengubah harga pasar dengan jalan memperbesar atau
memperkecil jumlah pembeliannya, karena kontribusi seorang kosumen
terhadap seluruh konsumen yang ada dipasar sangatlah kecil.
4) Tidak adanya penetapan–penetapan dari luar yang bersifat memaksa baik
terhadap permintaan, penawaran ataupun terhadap harga dari komoditas yang
diperjualbelikan. Dalam pasar persaingan sempurna, tiap–tiap penjual dan
atau masing-masing pembeli bebas untuk melakukan atau tidak melakukan
jual beli pada pasar yang telah ada tersebut.
5) Penjuaal daan pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai
pasar. Tiap pembeli memiliki pengetahuan yang sempurna mengenai harga
komoditas yang akan dibeli. Dengan demikian bila ada seorang penjual ingin
menjual komoditasnya dengan harga yang lebih tinggi dari harga yang
diberlakukan pedagang–pedagang lainnya, ia tidak akan memperoleh pembeli
sebab semua pembeli mengetahui dengan sempurna bahwa di tempat lain
mereka dapat membeli komoditas yang sama dengan harga yang lebih rendah.
Karena pengetahuan yang sempurna mengenai harga ini, hanya ada satu harga
saja dari satu macam komoditas di pasar.
6) Terdapat mobilitas sumber–sumber daya, untuk menghasilkan barang-barang
dan atau jasa-jasa dalam aktivitas ekonomi.
7) Penjual dan pembeli bebas keluar atau masuk pasar.

b. Permintaan Dan Hasil Penjualan


Dalam menganalisis upaya perusahaan untuk mencapai keuntungan, perlu
diperhatikan biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan dan hasil penjualan
yang diperoleh perusahaan tersebut. Diketahui bahwa sifat biaya produksi dari
perusahaan adalah tidak terpengaruh struktur pasar dimana perusahaan tersebut
berada. Akan tetapi hasil penjualan komoditas mereka akan berbeda-beda bila
mereka berada pada struktur pasar yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh
bentuk permintaan bagi perusahaan dalam struktur pasar yang berbeda akan
berbeda pula.
c. Kurva permintaan pada pasar persaingan sempurna
Setiap konsumen memiliki kontribusi dalam menentukan bentuk
permintaan pasar. Penjumlahan seluruh permintaan perseorangan akan suatu
komoditas pada suatu tingkat harga akan menentukan kurva permintaan pasar.
Selanjutnya interaksi kurva permintaan pasar dengan kurva penawaran pasar akan
membentuk jumlah dan harga keseimbangan pasar. Gambar 3.1 menunjukkan
interaksi permintaan dan penawaran komoditas jagung yang dihasilkan oleh
petani- petani dalam pasar persaingan sempurna. Pada pasar suatu komoditas
dengan persaingan sempurna, kurva permintaan bagi seorang pengusaha di pasar
tersebut akan merupakan garis yang sejajar dengan sumbu horizontal yang ditarik
melalui titik harga pasar komoditas tersebut seperti terlihat pada Gambar 3.1.

Harga Per Keranjang

PASAR

3.00 E

D
Keranjang Jagung (jutaan ton)
15

Gambar 3.1. Kurva Permintaan Dan Penawaran Dalam Pasar

Kurva permintaan perusahaan yang bersifat elastis sempurna terbentuk


karena produsen pada pasar persaingan sempurna adalah penerima harga (price
taker), dalam artian berapapun yang bersangkutan memproduksi dan menjual
komoditasnya di pasar, harga pasar tidak berubah. Bila pengusaha tersebut
berupaya menaikkan harga komoditasnya, konsumen akan beralih ke komoditas
yang dihasilkan oleh pengusaha lainnya karena produk perusahaan tersebut adalah
serupa dengan hasil produksi perusahaan lainnya. Disamping itu karena
perusahaan tersebut hanya menghasilkan dalam jumlah yang relatif sangat kecil
dibandingkan dengan jumlah komoditas yang beredar di pasar maka perusahaan
tersebut dapat
menjual seluruh komoditasnya di pasar, sehingga tidak ada alasan bagi perusahaan
tersebut untuk menurunkan harga jual.

Harga Per Keranjang


Perusahaan Costner

3.00 D

Keranjang Jagung (Kg)


5.000

Gambar 3.2. Kurva Permintaan Sebuah Perusahaan dalam


Pasar Persaingan sempurna

d. Penerimaan perusahaan
Dalam pasar persaingan sempurna, kurva permintaan seorang pengusaha
selain menjelaskan hubungan antara jumlah komoditas yang diminta pada setiap
tingkat harga juga dapat menjelaskan penerimaan rata-rata (AR = Average
Revenue) dan penerimaan marginalnya (Marginal Revenue). Pada pasar
persaingan sempurna berlaku kondisi D = AR = MR = P karena sifat perusahaan
yang price taker dan kurva permintaan yang elastis sempurna (dalam hal ini D =
demand atau kurva permintaan dan P = Price atau harga). Penjelasan untuk
kondisi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bila perusahaan tersebut menjual seluruh komoditas yang dihasilkannya,
seluruh pendapatan yang diterima perusahaan dinamakan penerimaan total (TR
= Total Revenue). Dalam pasar persaingan sempurna, harga satuan komoditas
tidak akan berubah berapapun banyaknya komoditas yang dijual oleh
perusahaan tersebut. Bila harga satuan komoditasnya adalah P dan perusahaan
tersebut menjual sebanyak Q maka TR = P × Q. Karena harga jual satuan
komoditas tidak berubah maka kurva total revenue (TR) berbentuk garis lurus
yang bermula dari titik O seperti tampak pada Gambar 3.3.
2. Marginal Revenue (MR) adalah tambahan hasil penerimaan yang diperoleh
perusahaan bila perusahaan tersebut menjual satu unit tambahan komoditas
yang diproduksikannya. Karena harga jual satuan komoditasnya tidak berubah,
berapapun ia menambah jumlah penjualan komoditasnya, marginaal revenunya
sebesar harga komoditas tersebut. Misalnya kalau harga persatuan
komoditasnya Rp 200,- maka marginal revenunya juga Rp 200,- . Keadaan ini
dapat dituliskan sebagai berikut :
TR (PQ) P(Q)
MR  P
Q  Q  Q 

P
TR

12 AR = MR

Q
0

Gambar 3.3. Kurva AR, MR dan TR sebuah Perusahaan dalam


Pasar Persaingan Sempurna
3. Nilai Average Revenue (AR) sama dengan hasil bagi Total Revenue dengan
banyaknya komoditas yang dijual, sehingga dapat dituliskan sebagai berikut:

AR  PxQ
TR  Q P
Q

Tabel 3.1. TR, AR dan MR Perusahaan dalam Pasar Persaingan Sempurna

Q P TR AR MR
0 12 0 - -
1 12 12 12 12
2 12 24 12 12
3 12 36 12 12
4 12 48 12 12
5 12 60 12 12
6 12 72 12 12
7 12 84 12 12
8 12 96 12 12
9 12 108 12 12
10 12 120 12 12
11 12 132 12 12
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Price = Demand = Avarage
Revenue = Marginal Revenue P = D = AR = MR. Untuk menggambar
apa yang telah diuraikan di atas, marilah kita perhatikan Tabel 3.1 .
Berdasarkan tabel tersebut nampak bahwa pada tingkat Q berapapun P, AR dan
MR tetap sama, sedangka TR terlihat bahwa semakin banyak Q, maka TR
semakin besar

e. Maksimasi keuntungan
Pembahasan tentang perolehan keuntungan suatu perusahaan dibedakan
menjadi jangka pendek dan jangka panjang. Hal ini mengingat sifat biaya
produksi dari perusahaan dalam jangka pendek berbeda dengan jangka panjang.
Dalam jangka pendek dikenal adanya biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel
(variable cost) sedangkan dalam jangka panjang tidak dikenal lagi adanya
pemilahan fixed cost maupun variable cost. Meskipun demikian pada kedua
jangka waktu tersebut terdapat kesamaan dalam menghitung keuntungan suatu
perusahaan yaitu dengan membandingkan hasil penjualan total (total revenue =
TR) dengan biaya total (total cost = TC) dan membandingkan hasil penjualan
marginal (marginal revenue = MR) dengan biaya marginal (marginal cost = MC).
Keuntungan adalah perbedaan antara TR dengan TC. Saat perbedaan keduanya
mencapai kondisi maksimum maka tercapailah kondisi keuntungan yang tertinggi.
Pemaksimumkan keuntungan juga bisa dicapai pada tingkat produksi dimana MR
sama dengan MC.

1. Pemaksimuman keuntungan jangka pendek


Dalam jangka pendek dikenal adanya fixed cost (FC) yang ditimbulkan
oleh pemakaian input tetap dan variable cost (VC) yang ditimbulkan oleh
pemakaian input variabel. Tabel 3.2 menunjukkan pengeluaran dari suatu
perusahaan yang bersaing sempurna. Pada tabel 3.2 perbedaan antara TR dengan
TC dapat dilihat pada kolom ke 10, yang menunjukkan bahwa selisih TR dengan
TC yang memaksimum tercapai bila perusahaan menghasilkan komoditas
sebanyak 8 unit. Bila kondisi cost dan revenue yang ditunjukkan dalam tabel di
atas digambarkan dalam grafik, maka keuntungan maksimum dapat dijumpai pada
kondisi dimana perbedaan TR yang berada di atas TC adalah terjauh. Dengan
menampilkan TR, TC dan TVC dalam satu grafik, dapat dilihat kondisi
keuntungan dari perusahaan
tersebut. Pada saat TC>TR, perusahaan mengalami kerugian karena biaya yang
dikeluarkan melebihi penerimaannya.
Tabel 3.2.
Biaya dan Hasil Penjualan Perusahaan Kurniawan dalam
Pasar Persaingan Sempurna
Q P TR AR TC TFC TVC AC AVC TR-TC MC MR Ket
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

0 12 0 - 15 15 0 - - -15 - - 12

1 12 12 12 25 15 10 25 10 -13 -13 10 12

2 12 24 12 33 15 18 16.5 9 -9 -4.5 8 12

3 12 36 12 40 15 25 13.3 8.3 -4 -1.3 7 12 MC < MR

4 12 48 12 46 15 31 11.5 7.8 2 0.5 6 12

5 12 60 12 54 15 39 10.8 7.8 6 1.2 8 12

6 12 72 12 63 15 48 10.5 6 9 1.5 9 12

7 12 84 12 73 15 58 10.4 8.3 11 1.57 10 12


MC =MR

8 12 96 12 84,9 15 69.9 10.61 8.7 11.1 1.39 11.9 12

9 12 108 12 98 15 83 10.9 9.2 10 1.25 13.1 12


MC >MR

10 12 120 12 113 15 98 11.3 9.8 7 0.7 15 12

11 12 132 12 132 15 117 12 10.6 0 0 19 12

Pada saat TR > TC, perusahaan memperoleh keuntungan karena


penerimaan perusahaan lebih besar dari pada biaya yang dikeluarkannya. Pada
saat TR dan TC berpotongan, terjadilah kondisi dimana TR = TC. Kondisi
tersebut dinamakan Break Even Point atau titik kembali modal karena titik
tersebut menunjukkan biaya total yang dikeluarkan perusahaan sama dengan hasil
penjualan yang diterimanya. Disamping melihat hubungan TR dengan TC
dapat juga diperhatikan hubungan antara TR dengan TVC. Pada kondisi dimana
posisi TVC di bawah TR berarti penerimaan perusahaan dapat menutup semua
pengeluaran variable cost
perubahan dapat ditutup oleh totol
revenuenya. Contoh :
Dalam suatu pasar persaingan sempurna, diketahui fungsi permintaannya adalah:
Q = 15 – 2,5P dan kurva marginal cost MC = 1,5 + 0,2Q.
Q = Jumlah komoditas yang dijual dan P = Harga jual. Pada waktu perusahaan
tersebut mencapai keuntungan maksimum, total fixed cost adalah sebesar 13,50,-.
Ditanya:
a. Jumlah komoditas yang dijual
b. Harga jual
c. Total Revenue
d. Average fixed cost
e. Average variable cost
f. Keuntungan maksimum
perusahaan Penyelesaian :
Q  15 - 2.5 MC  1.5  TFC 13.50
P 0.2Q

Syarat agar (profit) maksimum: P = MC (karena MR = P)


a. Q 15 - 2.5P → P  6 - 0.4Q → 6 - 0.4Q  1.5  0.2Q
0.6Q  4.5 → Q  7.5

b. P  6 - 0.4 (7.5)  3
c. TR  P.Q  3 x 7.5  22.5
TFC 13.50
d. AFC    1.8
Q 7.5


e. TVC  (1.5  0.2Q)
1.5𝑄+0.1𝑄2
→ TVC  1.5Q  0.1Q2 →
𝐴𝑉𝐶 = = 1.5 + 0.1𝑄
𝑄
Jika Q  7.5 → AVC  1.5  0.1(7.5)  2.25
f.   TR - TC  P . Q - (TFC  TVC) →  P. Q - (13.50 1.5Q  0.1Q2 )
→ = (3𝑥3.75) − (13.50 + 1.5(1.7) + 0.1(7.52)) = 22.5 – 30.375 = -7.875
Kemungkinan kedudukan perusahaan dalam jangka pendek
Gambaran besarnya keuntungan perusahaan dalam satu grafik dengan total
cost dan total revenue dapat memperjelas keadaan dimana perusahaan mencapai
keuntungan maksimum, yaitu saat perusahaan menghasilkan 8 unit output. Saat
itu, pada gambar kurva (profit)` terlihat bahwa keuntungan mencapai titik C yang
merupakan keadaan keuntungan tertinggi. Bila dari titik output sebanyak 8 unit
tersebut ditarik garis vertikal memotong kurva TC dan kurva TR, maka
perpotongan garis vertikal dengan kurva TR terjadi di titik A dan perpotongan
dengan kurva TC terjadi di titik B. Dari situ terlihat bahwa kemiringan pada titik
B (yang dalam hal ini adalah MC) sama dengan kemiringan pada titik A (yang
dalam hal ini adalah MR). Dengan demikian sebagaimana telah disebutkan, pada
tingkat output sebanyak 8 unit tercapai kondisi MR = MC.
Dengan menggambarkan MC, AC, AVC dan MR dalam satu grafik seperti
tampak pada Gambar 3.4, terlihat bahwa saat MR berpotongan dengan MC,
perusahaan akan menghasilkan 8 unit output. Pada kondisi tersebut harga jual per
unit output adalah 12 sedangkan biaya per unit produksinya adalah 10,61. Dengan
demikian untuk per unit komoditas yang dihasikan perusahaan adalah 11,1
(diperoleh dari 1,39 × 8 = 11,1, yang ditunjukkan oleh kotak ABCD).

Gambar 3.4. Kurva MC, ATC, AVC dan MR

Dari Gambar 3.4. dapat dilihat jika MC < MR, total profit perusahaan
belum maksimum dan perusahaan masih akan memperbesar output untuk
meningkatkan profitnya. Sebaliknya jika MC > MR total profit perusahaan akan
berkurang dan perusahaan akan memperkecil output yang dihasilkannya. Profit
perusahaan akan maksimum jika MC = MR. Namun demikian perlu kehati–hatian
saat menentukan tingkat produksi yang dapat memaksimumkan keuntungan
dengan menggunakan acuan MC = MR, karena terkadang potongan MC dengan
MR terjadi di dua titik, yaitu pada saat kurva MC sedang turun (slopenya negatif)
dan pada saat kurva MC sedang naik (slopenya positif). Bila dijumpai kasus
demikian, keuntungan maksimum perusahaan akan dicapai bila perpotongan MC
dan MR terjadi saat kurva MC sedang naik (yaitu saat MC = MR dan slope MC >
slope MR). Pada Gambar 3.4. ditunjukkan bahwa keuntungan perusahaan akan
maksimum bila mereka berproduksi sebanyak Q1 unit (ketika perpotongan MC
dan MR terjadi di titik C).
2. Kiat Perusahaan pada Pasar Persaingan Sempurna dalam
Jangka Panjang.

Dalam jangka panjang, tidak lagi dikenal pemilihan antara fixed cost dan
variable cost. Dengan demikian yang perlu diperhatikan dalam memproduksi
suatu unit komoditas adalah biaya rata-ratanya (average cost). Untuk melihat
kondisi suatu perusahaan di pasar tentunya tidak lagi perlu diperhatikan posisi
harga komoditas terhadap AVC tetapi cukup dengan AC dan MC saja. Bila
perpotongan harga komoditas dengan MC masih terletak pada kurva AC atau di
atas kurva AC maka perusahaan masih layak berproduksi karena masih
memperoleh keuntungan normal atau di atas normal. Tetapi pada umumnya dalam
jangka panjang, perusahaan–perusahaan dalam pasar persaingan sempurna hanya
akan memperoleh keuntungan normal saja, karena dengan keuntungan di atas
normal akan menarik perhatian perusahaan–perusahaan baru untuk masuk ke
dalam pasar sehingga berakibat pertambahan jumlah komoditas yang ditawarkan
yang pada akhirnya akan menekan keuntungan perusahaan ke kondisi keuntungan
normal.
Dalam jangka panjang perkembangan yang terjadi dipengaruhi oleh
perubahan permintaan dan penawaran. Pertambahan permintaan dipengaruhi oleh
banyak faktor seperti selera, pendapatan, dan perkembangan penduduk. Perubahan
penawaran juga dipengaruhi oleh banyak faktor seperti perubahan teknologi yang
berpengaruh langsung ke biaya produksi, perubahan harga faktor–faktor produksi
dan juga efisiensi perusahaan itu sendiri maupun perusahaan–perusahaan pemasok
bahan bakunya.

a. Efek kenaikan permintaan


Dimisalkan terdapat 1.000 buah perusahaan yang berpartisipasi dalam
suatu industri. Dengan demikian penawaran industri tersebut ditentukan oleh
jumlah komoditas yang ditawarkan oleh 1.000 perusahaan tersebut. Diasumsikan
kurva biaya untuk setiap perusahaan yang berpartisipasi di pasar adalah sama
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.5a. Kurva penawaran dari 1.000
perusahaan yang beroperasi di pasar ditunjukkan oleh S 0 pada Gambar 3.5b. Bila
pada kondisi pasar berlaku kurva permintaan D 0, keseimbangan akan terbentuk di
E0 dengan harga keseimbangan P0 dan jumlah keseimbangan 40.000 unit.
Dari Gambar 3.5a terlihat bahwa pada saat harga P0, average cost tiap
perusahaan adalah P0. Perpotongan P0 dengan MC terjadi di titik A pada saat AC
minimum sehingga perusahaan–perusahaan yang beroperasi di pasar hanya akan
memperoleh untung normal. Pada saat itu tiap perusahaan akan menghasilkan
sebanyak 40 unit output, sehingga 1.000 perusahaan akan menghasilkan 40.000
unit output yang ditawarkan ke pasar. Dengan adanya perubahan faktor–faktor
yang mempengaruhi permintaan, terjadilah perubahan permintaan. Kurva
permintaan yang semula D0 kini bergeser menjadi D1 (Gambar 3.5b).
Keseimbangan jangka pendek yang baru, terbentuk pada perpotongan D1 dengan
S0 di titik E1. Saat itu harga keseimbangan baru terbentuk di P1 dan jumlah
komoditas yang diperjualbelikan adalah 48.000 unit. Di P1 perpotongan MC
dengan P1 terjadi pada titik B yang terletak di atas AC. Keadaan ini menyebabkan
perusahaan–perusahaan yang beroperasi di pasar memperoleh keuntungan
melebihi normal yang akan menarik minat perusahaan–perusahaan baru
memasuki pasar. Masuknya perusahaan-perusahaan baru ke dalam industri akan
menyebabkan pertambahan penawaran komoditas sehingga kurva penawaran
bergeser dari S0 ke S1.
P
P
MC S0
AC

BS1
P1
P1 E3

P0 E1
P0
A

D1

Q
4048 D0 Q
40.00048.00060.000

a. Keseimbannggan Perusahaan b. Keseimbangan Pasar

Gambar 3.5. Kurva Efek Kenaikan Permintaan

Pergeseran kurva penawaran tersebut menyebabkan terbentuknya


keseimbangan baru di titik E2. Harga pada titik keseimbangan baru adalah P 0
(kembali ke tingkat harga mula-mula), tetapi jumlah yang diperjualbelikan
menjadi
60.000 unit. Dengan kembalinya harga ke tingkat awal, perusahaan-perusahaan
yang beroperasi di pasar persaingan sempurna kembali akan memperoleh
keuntungan normal. Pada kondisi tersebut tiap perusahaan-perusahaan hanya
bersedia memproduksi 40 unit output. Karena jumlah keseimbangan kini adalah
60.000 unit maka jumlah perusahaan yang beroperasi di pasar menjadi
60.000
 
buah. Karena pada awalnya hanya terdapat 1.000 perusahaan
1.500
40
yang beroperasi di pasar, berarti ada tambahan 500 buah perusahaan baru yang
masuk ke pasar karena tertarik dengan keuntungan di atas normal sebelumnya.
Contoh:
Diketahui bahwa titik terendah pada kurva LAC untuk masing-masing
perusahaan yang identik dalam industri yang bersaing sempurna adalah 4 dan itu
terjadi pada output sebesar 500 unit. Apabila skala operasi optimum di operasikan
untuk memproduksi 600 unit output per unit waktu, SAC untuk setiap perusahaan
adalah 4,50 dan fungsi permintaan dan penawaran pasar ditentukan berturut-turut
oleh QD = 70.000 – 5.000P dan QS = 40.000 + 2500P
Hitunglah :
a. Harga dan kuantitas keseimbangan.
b. Berapa jumlah perusahaan yang ada bila industri berada dalam ekulibrium
jangka panjang.
c. Jika fungsi D bergeser ke Q*D = 100.000 – 5000P. Berapa harga dan
keseimbangan yang baru dan berapa keuntungan perusahaan.
d. Jika terjadi pergeseran fungsi S menjadi Q*S = 55.000 + 2500P. Berapa harga
dan kuantitas keseimbangan.
Penyelesaian:
a. QD  70.000 - 5.000P dan QS  40.000  2.500P
Keseimbangan pasar tercapai QD  QS
bila
70.000 - 5.000P  40.000  2.500P.`; 7.500P  P4
Maka QD  70.000 - 5.000(4)  30.000
50.000
Jadi keseimbangan pasar teracapai saat harga 4 dan kuantitas 50.000 unit
b. Jumlah perusahaan yang 50.000 perusahaan
ada 500  100
c. Keseimbangan baru tercapai jika Q*D  QS
100.000 - 5.000P  40.000  7.500P  60.000 P8
2.500P; ;
Maka Q*D  100.000 - 5.000P  100.000 - 5.000(8)  60.000
d. Perubahan QS menjadi Q*S membuat keseimbangan baru pada saat Q*D = Q*S
100.000 - 5.000P  55.000  2.500P; 7.500P- 5.000P  55.000  2.500P
7.500P  P Maka Q*D 100.000 - 500(6)  70.000
45.000`; 6
Keseimbangan baru tercapai saat harga 6 dan kuantitas 70.000 unit output.
b. Efek penurunan permintaan
Analisis biaya bisa dilihat secara grafis dari gambar 3.6 (a) bahwa kurva
Average Cost (AC) pada awalnya berada atau berpotongan pada garis harga P 0,
artinya pada saat ini harga jual masih bisa menutupi biaya rata-rata (AC), tetapi
ketika harga turun menjadi P1, maka harga jual ini tidak bisa lagi menutupi biaya
rata-rata artinya produsen hanya bisa menutupi biaya variabel, tidak bisa menutupi
biaya tetap, sehingga produsen hanya bisa mendapat keuntungan normal saja.
Dimisalkan ada 1.000 perusahaan yang memiliki kurva biaya yang sama
beroperasi di pasar. Pada kondisi keseimbangan awal, tiap-tiap perusahaan
menerima harga P0 dan memproduksi 40 unit output. Jumlah komoditas yang
diperjualbelikan di pasar adalah 40.000 unit. Pada saat itu tiap perusahaan
memperoleh untung normal (lihat Gambar 3.6 a). Berikutnya terjadi penurunan
permintaan dari D0 ke D1 dan terbentuk keseimbangan baru di E1 (lihat Gambar
3.6. b). Pada keseimbangan baru, harga menjadi P1 dan jumlah yang
diperjualbelikan adalah 34.000 unit.

P S1
P

E0 S0

MCAC E2
P0

P0

E1
P1
D1 D0

P1
28.00034.00040.000 Q

Q
4048
a Keseimbangan Perusahaan B Keseimbangan Pasar

Gambar 3.6. Efek penurunan permintaan


Bila jumlah perusahaan yang beroperasi di pasar tetap 1000 buah, maka
tiap perusahaan akan memproduksi 34 unit. Pada kurva harga dan biaya terlihat
bahwa P1 berada di bawah AC sehingga perusahaan merugi. Saat itu sebagian
perusahaan akan membubarkan kegiatannya sehingga berdampak kepada
pengurangan penawaran dari S0 ke S1. Keseimbangan baru yang terbentuk sebagai
hasil interaksi
D1 dengan S1 terjadi di titik E2, yang menunjukkan harga keseimbangan P0 dan
jumlah yang diperjualbelikan 28.000 unit. Pada harga P0 perusahaan kembali
berada pada posisi untung normal. Dengan demikian tiap perusahaan akan
memproduksi 40 unit komoditas. Sekarang dengan adanya sejumlah perusahaan

yang meninggalkan pasar, jumlah perusahaan yang tersisa adalah 28.000


40  700
buah (semula 1.000 buah, berarti ada 300 buah perusahaan meninggalkan pasar).
Dua ilustrasi yang diberikan sebelumnya menunjukkan bahwa dalam jangka
panjang, perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan sempurna cenderung
untuk memperoleh keuntungan normal saja.
2. Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Pasar persaingan tidak sempurna adalah pasar yang tidak terorganisasi
secara sempurna, sehingga ada kecacatan dan menimbulkan ketidakadilan dalam
pasar atau bentuk-bentuk dari pasar di mana salah satu ciri dari pasar persaingan
sempurna tidak terpenuhi. Pasar persaingan tidak sempurna terdiri atas pasar
monopoli, duopoli, oligopoli, monopolistik dan monopsoni.

a. Pasar Monopoli
Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu
penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar ini adalah seorang
penjual atau sering disebut sebagai “monopolis”. Sebagai penentu harga (price-
maker), seorang monopolis dapat menaikan atau menurunkan harga dengan cara
menentukan jumlah barang yang akan diproduksi; semakin sedikit barang yang
diproduksi, semakin mahal harga barang tersebut, begitu pula sebaliknya.
Walaupun demikian, penjual juga memiliki suatu keterbatasan dalam penetapan
harga. Apabila penetapan harga terlalu mahal, maka orang akan menunda
pembelian atau berusaha mencari atau membuat barang subtitusi produk tersebut
atau mencarinya di pasar gelap (black market).
Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar hanya terdapat satu
produsen atau penjual. Penjual ini disebut monopolist, contohnya perusahaan
microsoft windows, perusahaan listrik negara (PLN), perusahaan kereta api
(Perumka).
b. Ciri-ciri pasar monopoli :
1. Terdapat satu oraang penjual yang menghadapi banyak pembeli.
2. Tidak ada komoditas pengganti yang mirip (close substitute). Atas barang yang
di perjual belikan. Komoditas yang dihasilkan perusahaan monopoli tidak
dapat digantikan oleh komoditas lain yang ada dalam pasar.
3. Tidak dimungkinkannya perusahaan–perusahaan lain masuk pasar karena
adanya kemungkinan hambatan seperti, undang-undang, teknologi (teknologi
yang digunakan sangat canggih dan tidak mudah dicontoh), keuangan (modal
yang diperlukan sangat besar).
4. Harga ditentukan lebih banyak oleh penjual (price maker).
5. Promosi iklan kurang diperlukan.
c. Faktor-faktor yang menimbulkan monopoli :
1. Mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh
perusahaan yang lain
2. Adanya undang-undang yang memungkinkkan diperolehnya kedudukan
monopoli.
3. Paten dan hak cipta, sehingga perusahaan lain tidak memungkinkaan uuntuk
memperuduksi barang yang sama.

d. Maksimasi Keuntungan Perusahaan pada Pasar Monopoli


1. Kurva permintaan pada pasar monopoli
Karena monopolis merupakan satu-satunya pengusaha di pasar, maka
permintaan pasar juga merupakan permintaan bagi produk yang dihasilkan oleh
perusahaan monopoli. Dengan demikian kurva permintaan bagi komoditas yang
dihasilkan monopolist, menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Dalam hal ini
monopolist akan memperoleh harga jual yang tinggi bila produksinya sedikit, dan
harga yang semakin rendah bila produksinya semakin banyak.
Sifat permintaan yang dihadapi oleh monopolis sangat berbeda dengan yang
dihadapi oleh perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan sempurna.
Perbedaan ini juga menyebabkan perbedaan hubungan antara harga dengan
marginal revenue pasar monopoli, harga selalu lebih tinggi dari marginal revenue,
kecuali untuk unit penjualan yang pertama. Dalam Tabel 3.3 data hipotetis dari
perusahaan monopoli ‘Glorify’. terlihat bahwa semakin besar kuantitas produksi
(perhatikan kolom 2), semakin rendah harga komoditas (perusahaan kolom 1).
Tabel 3.3. Maksimasi Keuntungan pada Pasar Monopoli

P Q TR TC AR AC MR MC
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
10,20 0 0 0 0 - - - -
10,00 1 10,00 8,00 2,00 10,00 8,00 10,00 8,00
9,80 2 19,60 15,00 4,60 9,80 7,50 9,60 7,00
9,60 3 28,80 21,00 7,80 9,60 7,00 9,20 6,00
9,40 4 37,60 27,50 10,10 9,40 6,88 8,80 6,50
9,20 5 46,00 34,50 11,50 9,20 6,90 8,40 7,00
9,00 6 54,00 41,80 12,20 9,00 6,97 8,00 7,30
8,80 7 61,60 49,39 12,21 8,80 7,056 7,60 7,59
8,60 8 68,80 57,00 11,80 8,60 7,13 7,20 7,61
8,40 9 75,60 65,00 10,60 8,40 7,22 6,80 8,00
8,20 10 82,00 74,00 8,00 8,20 7,40 6,40 9,00

Satuan Uang

8.80=P
D=AR

MR

Q1 Out Put

Gambar 3.7. Kurva Permintaan Monopoli

Bagi perusahaan monopoli yang tidak memiliki komoditas close substitute,


kurva permintaannya bersifat inelastis. Konsumen tidak peka dengan perubahan
harga karena mereka tidak dapat memperoleh komoditas pengganti. Meskipun
demikian bagi perusahaan monopoli yang memiliki komoditas close substitute,
kurva permintaannya relatif lebih elastis. Semakin banyak komoditas yang
mampu menggantikan komoditas monopolis, akan semakin elastis kurva
permintaan dari perusahaan monopolist.

2. Hasil penjualan total (total revenue = TR)


Berdasarkan gambaran yang ditunjukkan dalam Tabel 3.3, bila harga
komoditas menjadi semakin menurun pada waktu jumlah produksi semakin
bertambah banyak, dapat dibuat dua kesimpulan penting berikut:
a. Total Revenue akan bertambah, tetapi besar pertambahannya semakin
berkurang dengan meningkatnya produksi.
b. Pada umumnya nilai marginal revenue lebih rendah dari pada harga yang
berlaku pada tingkat produksi yang terkait (kecuali pada waktu produksi
mencapai satu unit, marginal revenue = harga).
3. Maksimasi keuntungan
Untuk melakukan analisis terhadap pemaksimuman keuntungan, perlu
diketahui besarnya total cost (kolom 4), average cost (kolom 7) dan marginal cost
(kolom 9). Data tentang keuntungan total ( ) ditunjukkan dalam kolom (5). Nilai
dalam kolom ini menunjukkan perbedaan antara total revenue (kolom 3) dengan
total cost (kolom 4). Dapat disimak dari tabel bahwa tingkat keuntungan tertinggi
dicapai saat produksi mencapai 7 unit. Pada saat itu besarnya keuntungan total
yang diperoleh adalah 12,21. Cara lain untuk menentukan tingkat produksi
perusahaan yang akan menghasilkan keuntungan yang maksimum adalah dengan
melihat tingkat produksi yang menghasilkan marginal revenue = marginal cost
atau MR = MC. Dari tabel juga terlihat bahwa saat produksi mencapai 7 unit, nilai
MR = MC. Tingkat output pada saat MR = MC disebut tingkat output optimal.

4. Maksimasi keuntungan dalam grafik


Berdasarkan data dalam Tabel 3.3, akan diterangkan pemaksimuman
keuntungan perusahaan monopoli secara grafik. Dari data dapat digambarkan
kurva total revenue dan total cost sebagaimana ditampilkan dalam Gambar 3.8a.
Disamping itu dapat dibuat kurva Marginal revenue, Marginal cost dan Average
revenue seperti tampak pada Gambar 3.8b. Keuntungan hanya akan diperoleh
apabila kurva total revenue berada di atas kurva total cost, yaitu selama TR – TC
> 0 (antara titik 0 dan Z). Perbedaan di antara TR dan TC adalah paling
maksimum (dalam grafik perbedaan yang paling maksimum ditunjukkan oleh
garis tegak putus–putus di antara TR dan TC) apabila produksi mencapai Q1 (7)
unit. Gambaran ini sesuai dengan data dalam Tabel 3.3 yang telah diterangkan
sebelumnya.
Pada saat produksi berada pada tingkat Q1 kemiringan TR (yaitu MR) pada
titik A sama dengan kemiringan TC (yaitu MC) pada titik B. Penurunan kondisi
tersebut pada Gambar 3.8b menunjukkan bahwa kurva MR dan MC berpotongan
pada saat tingkat produksi adalah 7 unit; yang berarti keuntungan maksimum akan
dicapai bila produksi adalah 7 unit.
Bila terhadap grafik sebelumnya ditambahkan kurva AC yang diperoleh
dari Tabel 3.3 dapat diketahui besarnya keuntungan perusahaan. Pada saat
produksi 7 unit, harga yang terbentuk adalah P = 8,8. Pada saat itu AC = 7,056
sehingga diperoleh profit per unit 8,8 – 7,056 = 1,744. Dengan demikian total
profit adalah 1,744 × 7 = 12,21.

TC Satuan Uang

Satuan Uang
TC
b TR
8.80
A

a
8.40
b D=AR
C

a
7.00
MR
b

Q1 Z Q0 Q1 Out Put

Out Put

(a) (b)
Gambar 3.8. Kurva Memaksimumkan Keuntungan

5. Diskriminasi Harga
Pengusaha monopoli seringkali menerapkan strategi harga yang tidak
mungkin dilakukan oleh para pengusaha yang berada pada pasar persaingan
sempurna. Salah satu contoh strategi tersebut adalah diskriminasi harga (price
discrimination). Diskriminasi harga perlu dibedakan dengan perbedaan harga.
Perbedaan harga (price differential) bukanlah suatu diskriminasi harga, melainkan
harga yang berbeda dikenakan kepada konsumen yang berlainan. Misal, sebuah
pabrik di Jakarta menjual radio di Jakarta dengan harga Rp 100.000,00 dan
menjual barang yang sama ke Bandung dengan harga Rp 125.000,00. Bila
perbedaan Rp 25.000,00 per radio tersebut disebabkan oleh perbedaan biaya
transportasi, maka hal tersebut bukanlah kasus diskriminasi harga. Gambaran
bagaimana pasar monopoli melakukan intervensi harga dapat dilihat pada syarat–
syarat berikut ini.

a. Syarat–syarat diskriminasi harga.


Adapun syarat diskriminasi harga pada pasar monopoli adalah sebagai berikut :
a. Pasar sasaran benar-benar terpisah sehingga komoditas tidak dapat dipindahkan
dari satu pasar ke pasar lainnya.
b. Komoditas yang dijual memungkinkan dilakukannya perbedaan harga.
Komoditas tertentu dapat dengan mudah dijual denga harga yang berbeda.
c. Adanya perbedaan sifat dan elasitisitas permintaan di masing–masing pasar.
d. Kebijakan diskriminasi harga tidak memerlukan biaya yang melebihi
keuntungan dari diketetapannya kebijakan tersebut.
e. Monopolis dapat mengeksploitasi sikap tidak rasional konsumen.
f. Monopolis harus mempunyai kekuatan pasar, yaitu kemampuan untuk
menaikkan harga tanpa kehilangan seluruh konsumen.

6. Penerapan kebijakan diskriminasi harga.


Adapun terapan kebijakan diskriminasi harga pada pasar monopoli sebagai
berikut :
a. Kebijakan diskriminasi harga oleh perusahaan monopoli milik pemerintah.
Perusahaan listrik negara misalnya menggunakan tarif yang berbeda untuk
listrik yang dipakai rumah tangga dan yang dipakai perusahaan.
b. Kebijakan diskriminasi oleh jasa-jasa profesional. Dokter spesialis, dokter
praktek umum, ahli hukum, dan guru privat adalah beberapa contoh profesional
yang sering menjalankan diskriminasi harga terhadap jasa yang mereka
berikan.
c. Tarif sarana rekreasi di hari libur dengan di hari kerja. Pada umumnya tarif
masuk lokasi rekreasi di hari libur lebih tinggi dibandingkan dengan tarif yang
tinggi.
d. Pembedaan harga jual buku untuk keperluan pribadi dengan keperluan
perpustakaan.
e. Harga pulsa telepon yang berbeda-beda sesuai dengan klasifikasi waktu.
f. Kebijakan diskriminasi harga di pasar internasional. Dalam aspek ini
perusahaan membedakan antara harga yang dijual di dalam negeri dengan
harga penjualan di luar negeri.

7. Diskriminasi harga derajat pertama


Dalam diskriminasi harga derajat pertama, monopolis berusaha sepenuhnya
untuk mengambil seluruh surplus konsumen denga cara menentukan harga yang
berbeda untuk setiap jumlah komoditas yang berbeda. Dengan menggunakan
kebijakan ini tiap unit output dijual pada tingkat harga maksimum yang mau
dibeli oleh pembeli.

Satuan Uang

$ 20

$ 5=P1

A B
MC
$10

D
MR

Q1 (100)Q 2 (200) Out Put

Gambar 3.9. Kurva Diskriminasi Derajat Pertama

Dari gambar 3.9 dapat menjelaskan ilustrasi monopolis menghasilkan


suatu jurnal yang terbit bulanan. Terhadap jurnal tersebut tiap konsumen hanya
akan membeli satu unit tiap bulannya; jarang diantara mereka mau membeli dua
atau lebih jurnal yang sama bahkan dengan harga yang lebih rendah. Pada tingkat
harga yang lebih rendah, kuantitas jurnal yang diminta meningkat karena lebih
banyak konsumen yang mau membeli jurnal tersebut. Tetapi tiap konsumen hanya
membeli satu unit jurnal. Marginal cost per jurnalnya konstan pada 10.
Monopolis harus menetapkan harga yang sama untuk tiap konsumen,
dengan memperhatikan pencapaian tingkat keuntungan maksimal, mereka akan
menetapkan harga 15 pada unit output 100, sehingga keuntungan yang dapat
diraihnya ditunjukkan oleh daerah A. seandainya pengusaha monopoli tersebut
berharap untuk meningkatkan keuntungannya atas dasar kurva permintaan yang
dihadapinya maka yang bersangkutan dapat menerapkan kebijakan diskriminasi
harga. Katakan ada satu konsumen yang mau membeli jurnal tersebut pada harga
yang lebih rendah dari 15, (misalkan 14,95) terhadap jurnal yang belum terjual,
maka jika pengusaha monopoli dapat memberi harga 14,95, si konsumen tersebut
akan melakukan pembelian.
Dalam hal ini keuntungan pengusaha monopoli akan naik 4,95 (14,95 –
10), asal pengusaha monopoli tersebut tidak harus mengurangi harga 15 yang
diberlakukan bagi 100 konsumen pertamanya. Selanjutnya jika unit yang ke 102
dapat dijual pada harga 14,90 maka sekali lagi keuntungan pengusaha monopoli
akan naik 4,90 asalkan monopolis tidak harus menurunkan harga untuk 101
konsumen pertamanya. Tambahan keuntungan tersebut dapat terus diperolehnya
hingga unit jurnal ke 200, karena tiap unit jurnal dapat dijual pada harga yang
melebihi tambahan biaya yang diperlukan untuk memproduksinya. Dengan cara
ini pengusaha monopoli dapat meningkatkan keuntungan sebesar daerah B.
Kebijakan penetapan harga demikian tidak dibatasi hanya dari unit yang ke 101
hingga 200, tetapi semua unit dapat dihargai pada tingkat tertinggi yang mau
dibayar konsumen. Misalnya unit jurnal pertama dapat dijual pada harga 20, yang
kedua 19,95 dan seterusnya. Bila kondisi ini dapat dijalankan maka kurva
marginal revenue yang relevan dengan output berhimpit dengan kurva demand,
sehingga aturan MR = MC untuk memperoleh keuntungan maksimal akan
menghasilkan output sebesar Q2. Pada kondisi ini keuntungan monopolis
ditunjukkan oleh daerah A + B + C yang bernilai lebih besar dibandingkan dengan
bila hanya diterapkan harga tunggal 15 bagi semua unit.
Dalam kenyataannya untuk menerapkan kebijakan diskriminasi harga
derajat pertama tidaklah muda, dibutuhkan mekanisme sedemikian rupa agar
monopolis dapat menerapkan harga maksimum yang mau dibayar oleh pembeli
terhadap produk–produk yang dihasilkan monopolis. Bertanya langsung kepada
pembeli tentang keinginan membayar mereka tentu bukan merupakan cara yang
baik, upaya pencarian informasi dengan teknik-teknik tertentu seringkali
dijalankan, misalnya pengacara dan dokter memberikan tarif yang berbeda kepada
konsumen mereka yang kaya dan yang miskin seandainya mereka mengetahui
kondisi ekonomi konsumennya. Para broker mobil bekas juga seringkali
menerapkan kebijakan ini. Meski mereka tidak dapat secara sempurna
memperkirakan harga tertinggi yang mau dibayar oleh konsumen, mereka
seringkali menerapkan taktik kira–kira dengan menggali minat konsumen. Karena
taktik ini maka pembeli yang berbeda akan membayar dengan harga yang berbeda
untuk komoditas yang sama.

b. Pasar Duopoli
Pasar duopoli adalah pasar yang memiliki karakteristik yang sama
dengan oligopoli, namun pada Pasar duopoli pasar dimana suatu barang
dikuasai oleh hanya ada dua perusahaan. Contoh : Minyak pelumas dikuasai oleh
Pertamina dan Kaltex.
1. Ciri-ciri pasar duopoli
a. terdapat beberapa perusahaan di dalam pasar
b. terkadang perusahaan yang ada di pasar hanya dua
c. adanya unsur kolusi
d. kepemimpinan harga
2. Kelebihan pasar duopoli
a. efisiensi, bila sedikit perusahaan bisa lebih efisiensi
b. persaingan antar perusahaan di sisi harga bisa menguntungkan konsumen
c. mengurangi persaingan yang tidak bermanfaat
3. Kelemahan pasar duopoli
a. investasi sangat besar untuk memasuki pasar karena adanya suatu skala
ekonomi
b. adanya hak paten
c. sulit berkompetisi
d. adanya kolusi

c. Pasar Persaingan Monopolistik


Pasar persaingan monopolistik adalah salah satu bentuk pasar di mana
terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki
perbedaan dalam beberapa aspek. Jumlah penjual pada pasar monopolistik tidak
terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan pasti
memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan produk perusahaan
lainnya. Contohnya adalah : pasar shampoo, pasta gigi, pasar sabun mandi.
Meskipun fungsi semua shampoo sama yakni untuk membersihkan rambut, tetapi
setiap produk yang dihasilkan perusahaan tertentu berbeda ciri dengan produk
lainnya, misalnya perbedaan aroma, perbedaan warna, dan kemasan. Pada pasar
persaingan monopolistik, penjual memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
harga walaupun pengaruhnya terbatas tidak seperti monopolist. Kemampuan ini
berasal dari sifat barang yang dihasilkan.
Karena perbedaan dan ciri khas dari suatu barang, konsumen tidak akan
mudah berpindah ke merek lain, dan tetap memilih merek tersebut walau
produsen menaikkan harga. Misalnya, pasar shampo di Indonesia. Konsumen
shampo merek X tidaak akan mudah berpindah ke shaampo merek lain meskipun
harga shampo merek X sedikit naik.
Pada pasar persaingan monopolistik, harga bukanlah faktor yang bisa
mendongkrak penjualan. Bagaimana kemampuan perusahaan menciptakan citra
yang baik di dalam benak masyarakat, sehingga membuat mereka mau membeli
produk tersebut meskipun dengan harga mahal akan sangat berpengaruh terhadap
penjualan perusahaan. Oleh karenanya, perusahaan yang berada dalam pasar
monopolistik harus aktif mempromosikan produk sekaligus menjaga citranya
perusahaannya.
Pasar persaingan monopolistik adalah struktur pasar yang sangat mirip
dengan persaingan sempurna tetapi yang membedakan dengan pasar persaingan
sempurna ialah bahwa pada pasar ini produsen mampu membuat perbedaan-
perbedaaan pada produknya (differensiasi produk) dibandingkan produsen lain.
Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual
banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk
tersebut berbeda-beda antara produsen yang satu dengan yang lain. Contoh
produknya adalah seperti makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan
sebagainya.
1. Ciri-ciri pasar persaingan monopolistik :
a. Terdapat banyak penjual dan pembeli
b. Barangnya sejenis tetapi tidak homogen (berbeda karakteristik)
c. Perusahaan mempunyai kekuasaan mempengaruhi harga meskipun terbatas
d. Perusahaan relatif mudah keluar masuk pasar
e. Persaingan promosi penjualan sangat aktif.
2. Pasar Persaingan Monopolistik memiliki kebaikan sebagai berikut.
a. Banyaknya produsen di pasar memberikan keuntungan bagi konsumen
untuk dapat memilih produk yang terbaik baginya.
b. Kebebasan keluar masuk bagi produsen, mendorong produsen untuk selalu
melakukan inovasi dalam menghasilkan produknya.
c. Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam
menentukan produk yang akan dibelinya, dan dapat membuat konsumen
loyal terhadap produk yang dipilihnya.
d. Pasar ini relatif mudah dijumpai oleh konsumen.
3. Pasar Persaingan Monopolistik juga memiliki kelemahan sebagai berikut.
a. Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik dari segi
harga, kualitas maupun pelayanan, sehingga produsen yang tidak memiliki
modal dan pengalaman yang cukup akan tersingkir dari pasar.
b. Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk pasar monopolistik,
karena pemain pasar di dalamnya memiliki skala ekonomis yang cukup
tinggi.
c. Muncul biaya tinggi untuk menghadapi persaingan.

d. Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai
oleh beberapa perusahaan. Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan mempunyai
kekuatan mempengaruhi pasar, memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat
dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dipengaruhi oleh
pesaingnya. Semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, dan perubahan
harga, dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing
mereka. Praktik oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk
menghalangi perusahaan-perusahaan potensial masuk pasar, pelaku oligopoli
umumnya
memperoleh laba normal di bawah tingkat laba maksimum dengan menetapkan
harga jual terbatas.
Struktur pasar oligopoli umumnya terbentuk pada industri-industri yang
memiliki capital intensive yang tinggi, seperti, industri semen, industri mobil, dan
industri kertas. Contoh industri yang termasuk oligopoli adalah industri semen di
Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat.
Ciri-ciri pasar oligopoli :
a. Barangnya bisa homogen, bisa berbeda karakter bagi setiap perusahaan .
b. Penjual mempunyai kekuatan mempengaruhi harga meskipun terbatas.
c. Pada umumnya setiap perusahaan cenderung melakukaan promosi.
d. Hambatan masuk cukup kuat, karena paten dan modal yang diperlukan
sangat besar.
e. Kurva Permintaan Terpatah
Kurva permintaan yang dihadapi setiap perusahaan oligopoli, yang
berbentuk bengkok. Keadaan yang bengkok tersebut bermula dari tingkat
harga yang berlaku. Keadaan permintaan seperti itu disebabkan karena apabila
suatu perusahaan menurunkan harga, perusahaan lain akan mengikutinya.
Sebagai akibatnya permintaan tidak mengalami peningkatan yang besar.
e. Pasar Monopsoni
Pasar monopsoni adalah suatu bentuk pasar yang dikuasai oleh satu
orang/badan/lembaga sebagai pembeli dengan penawaran dari sejumlah
penjual/produsen sehingga pihak pembeli memiliki kemampuan untuk
menetapkan harga. Contoh, Pasar tebu sebagai bahan baku gula di Jawa tengah
pembelinya hanya pabrik gula “X” sementara penjualnya banyak petani tebu.
1. Ciri-ciri Pasar Monopsoni :
a. Hanya ada satu pembeli
b. Pembeli bukan konsumen tapi pedagang/produsen
c. Barang yang dijual biasanya bahan mentah.
d. Harga lebih ditentukan oleh pembeli.

f. Pasar Oligopsoni
Pasar oligopsoni adalah suatu bentuk pasar yang dikuasai oleh beberapa
orang perusahaan sebagai pembeli degan penawaran dari sejumlah penjual.
Misalnya,
Pasar tembakau di Jawa Timur. Pembelinya beberapa perusahaan rokok (gudang
garam, samporna, bentol dan jarum) sementara penjualnya banyak petani
tembakau.
1. Ciri-ciri Pasar Oligopsoni
a. Terdapat beberapa pembeli.
b. Pembeli bukan konsumen tapi pedagang/produsen.
c. Barang yang dijual biasanya merupakan bahan mentah.
d. Masing-masing pembeli mempunyai kekuatan mempengaruhi harga
meskipun terbatas.

C. Pasar Input

Kegiatan produksi akan dapat berjalan dengan baik apabila faktor produksi
yang dibutuhkan tersedia. Faktor produksi dapat diperoleh di pasar input. Pasar
input adalah terjadinya interaksi antara permintaan dan penawaran faktor produksi.
Faktor produksi ini meliputi sumber alam (tanah), tenaga kerja, dan modal (uang).
Penawaran input berasal dari pemilik ketiga faktor produksis tersebut, sedangkan
permintaan faktor input berasal dari pengusha (pemilik entrepreunership). Oleh
karena itu ada tiga macam pasar input yaitu pasar tanah (sumber daya alam),pasar
tenaga kerja, dan pasar modal.
a. Pasar tanah (sumber alam).
Pasar tanah merupakan pasar yang mempertemukan pembeli dan penjual tanah.
Jumlah penawarannya cenderung tetap, sementara jumlah permintaan tanah
terus meningkat. Oleh karena itu harga tanah dari waktu kewaktu cenderung
naik.
Penawaran tanah yang cenderung tetap menyebabkan sifat penawaran
tanah cenderung inelastis sempurna. Oleh karena itu kurva penawaran tanah
cenderung bersifat inelastis sempurna (berbentuk garis lurus vertikal), artinya
berapapun harga tanah penawarannya tidak akan berubah.
Selanjutnya hubungan angtara permintaan dan penawaran yang membentuk
harga pasar tanah dapat digambarkan dalam model kurva seperti pada gambar
3.10 berikut.
P3

P2

P1 D3
D2

Gambar 3.10. Terbentuknya Harga Pasar Tanah


b. Pasar input Tenaga Kerja.
Dalama setiap proses produksi, tenaga kerja merupakan faktor produksi yang
tidak bisa ditinggalkan. Tanpa tenaga kerja, proses produksi tidak akan dapat
berjalan. Oleh karena itu, pengusaha sebagai pengelola perusahaan selalu
menggunakan tenaga kerja dalam proses produksi yang dilaksanakannya.
Untuk mendapatkan tenaga kerja, perusahaaan harus slalu berhubungan
dengan para pemilik tenaga kerja (pekerja).
Jika pasar tenaga kerja diartikan sebagai pertemuan antara penjual dan
pembeli tenaga kerja, maka harga tenaga kerja (upah) akan ditentukan oleh
penjual dan pembeli tenaga kerja tersebut. Harga tenaga kerja akan terbentuk
setelah ada kesepakatan harga antara mereka (antara sipekerja dengan

UPAH

s
U2

U1

0
Q2 Q1 Tenaga kerja

pengusaha).

Gambar 3.11. Terbentuknya Harga Pasar Tanah


Perlu juga diketahui, bahwa penawaran tenaga kerja mempunyai sifat yang
khusus. Jika harga tenaga kerja meningkat cukup tinggi, maka penawaran tenaga
kerja justru akan semakin berkurang. Hal ini disebabkan, dengan adanya harga
tenaga kerja (upah) yang tinggi yang diterima oleh pekerja, maka pekerja justru
mengurangi jam kerjanya dalam proses produksi. Pada saat ini pekerja
menggunakan sebagian waktu kerja dan tenaganya untuk menikmati upah yang
diterimanya. Akibatnya kurva penawaran tenaga kerjanya bergerak dari kiri
bawah ke kanan atas, setelah sampai titik tertentu akan bergerak membelok ke kiri
atas (back ward bending curve), seperti yang terlihat pada gambar 3.11
Pada mulanya (sebelum upah mencapai OU1 dan jumlah penawaran tenaga
kerja OQ1), jika upah semakin tinggi, jumlah penawaran tega kerjapun semakin
banyak. Namun setelah upah mencapai OU1, kurva penawaran tenaga kerja
berbelok kekiri atas. Ini berarti, dengan meningkatnya upah jumlah penawaran
tenaga kerja justru berkurang. Misalnya upah naik menjadi OU2, jumlah
penawaran tenaga kerja berkurang menjadi OQ2.
c. Pasar input Modal.
Pasar input modal adalah tempat ditawarkannya barang-barang modal untuk
kepentingan proses produksi. Pengertian barang modal tidak hanya berupa mesin-
mesin ataupun peralatan saja, tetapi juga modal uang (yang merupakan dana untuk
membeli barang-barang modal). Modal yang berupa uang diperoleh dari tabungan
dan pinjaman, yang nantinya akan digunakan untuk investasi. Diharapkan dengan
investasi tersebut, permintaan dan penawaran akan barang modal
mengalami penigkatan.
Pasar input modal merupakan suatu pasar yang mempertemukan penjual dan
pembeli barang-barang modal untuk kepentingan proses produksi. Jika
digunakaan istilah penawaran dan permintaan, pasar input modal dapat diartikan
sebagai suatu pasar yang menghubungkan penawaran dan permintaan barang-
barang modal. Penawaran barang-barang modal di pasar ini dapat berasal dari
masyarakat RTK maupun RTP. Semetara itu, permintaan barang modal pada
umumnya datang dari RTP saja.
D. Forum Diskusi

Di Eropa pada abad -14, wabah penyakit pes membunuh seeprtiga penduduknya
hanya dalam beberapa tahun saja. Peristiwa ini disebut dengan Black Death ,
memberikan eksperimen alamiah yang mengerikan terhadap teori pasar-pasar
faktor produksi yang telah kita kembangkan. Perhatikan efek Black Death bagi
mereka yang beruntung untuk dapat bertahan hidup. Menurut anda apa yang akan
terjadi pada upah yang diperoleh para pekerja dan uang sewa yang diperoleh para
pemilik tanah?
Rangkuman

1. Pasar secara umum diartikan sebagai tempat penjual menawarkan barang atau
jasa sesuai taksiran harga penjual serta pembeli mendapatkan barang atau jasa
sesuai dengan taksiran harga pembeli.
2. Pasar persaingan sempurna dapat didefenisikan sebagai struktur pasar atau
industri dimana terdapat banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual atau
pun pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan dipasar.Fungsi permintaan
adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang
diminta dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
3. Pasar persaingan tidak sempurna adalah pasar yang tidak terorganisasi secara
sempurna, atau bentuk-bentuk dari pasar di mana salah satu ciri dari pasar
persaingan sempurna tidak terpenuhi.
4. Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual
yang menguasai pasar.
5. Pasar duopoli adalah yang memiliki karakteristik yang sama dengan
oligopoli, namun pada Pasar duopoli pasar dimana suatu barang dikuasai
oleh hanya ada dua perusahaan.
6. Pasar persaingan monopolistik adalah salah satu bentuk pasar di mana terdapat
banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan
dalam beberapa aspek.
7. Pasar Oligopoli adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai
oleh beberapa perusahaan.
8. Pasar monopsoni adalah suatu bentuk pasar yang dikuasai oleh satu
orang/badan/lembaga sebagai pembeli dengan penawaran dari sejumlah
penjual/produsen sehingga pihak pembeli memiliki kemampuan untuk
menetapkan harga.
9. Pasar oligopsoni adalah suatu bentuk pasar yang dikuasai oleh beberapa orang
perusahaan sebagai pembeli degan penawaran dari sejumlah penjual.
10. Pasar input adalah tempat bertemunya permintaan dan penawaran faktor-
faktor produksi yang berupa alam (tanah), tenaga kerja, dan modal (uang).
Tes Formatif

1. Sifat barang yang diperjualbelikan pada pasar monopoli …. sedangkan di pasar


persaingan monopolistis ....
A. bisa homogen bisa juga berbeda; unik
B. berstandar internasional; berstandar nasional
C. tidak memiliki barang pengganti; homogen terdiferensiasi
D. berasal dari beberapa pemasok; berasal dari satu pemasok
E. memiliki barang pengganti; tidak memiliki barang pengganti
2. Dibawah ini merupakan ciri-ciri dari pasar persaingan sempurna kecuali :
A. Komoditas yang diperjual belikan adalah homogen (serupa).
B. Jumlah penjual atau pembeli yang sangat banyak.
C. Penjual dan pembeli berkedudukan sebagai penerima harga (price taker).
D. Hambatan masuk cukup kuat, karena paten dan modal yang diperlukan
sangat besar.
E. Tidak adanya penetapan–penetapan dari luar yang bersifat memaksa baik
terhadap permintaan, penawaran ataupun terhadap harga dari komoditas
yang diperjualbelikan.
3. Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna dalam jangka pendek akan tetap
berproduksi walaupun menderita rugi, karena ....
A. Tambahan penerimaan lebih besar dari tambahan biayanya
B. tambahan penerimaan lebih besar dari tambahan biaya dari bertambahnya
produksi sebanyak satu unit
C. biaya rata-ratanya (biaya per unitnya) minimum
D. harganya masih di atas biaya marginal
E. harga jual masih di atas biaya variabel rata-rata
4. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut:
1. Di daerah X dimana seluruh penduduknya sebagai petani jeruk, tetapi di
daerah tersebut hanya ada dua orang sebagai pembeli jeruk-jeruk petani,
sehingga permainan harga jeruk dari kedua pembeli tersebut sering
merugikan petani jeruk.
2. Di suatu pasar jumlah pembeli dan penjualnya sama-sama banyak dan yang
diperdagangkan barangnya bersifat homogen. Dalam pasar tersebut pembeli
dan penjual sama-sama tidak mampu mempengaruhi harga barang.
3. Pasar sepeda motor di Indonesia hanya dikuasai oleh beberapa perusahaan
motor saja sehingga perusahaan motor yang baru sulit untuk menembus
pasar motor di Indonesia.
4. Dalam suatu pasar harga barang telah terbentuk oleh makanisme pasar,
sehingga produsen tidak mampu lagi menentukan harga barang
produksinya.
5. Produksi BBM di Indonesia dikuasai dan dikelola oleh BUMN yaitu PT
Pertamina (persero), dengan demikian seluruh perusahaan pengeboran
minyak hanya sebagai kontraktor PT Pertamina (persero)
Dari pernyataan di atas yang merupakan bentuk pasar persaingan tidak
sempurna adalah....
A. 1, 2 dan 4
B. 1, 3 dan 5
C. 2, 3 dan 4
D. 2, 4 dan 5
E. 3, 4 dan 5
5. Tabel ciri- ciri pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna
No A B C
1 Jumlah penjual dan Beberapa penjual Satu orang penjual
pembeli banyak /produsen yang yang menguasai
menguasai pasar pasar
2 Terdapat cukup Barang yang diperjual Masing-masing
banyak penjual belikan homogen penjual dapat
mempenaruhi
pasar
3 Terdapat beberapa Barang yang Ada mobilisasi
pembeli diperjualbelikan Sumber produksi
terdiferensiasi

Ciri-ciri pasar persaingan sempurna ditunjukkan oleh nomor...


A. A1, B1, dan C1
B. A2, B3, dan C3
C. A2, B2, dan C2
D. A1, B2, dan C3
E. A1, B3, dan C3
6. Dalam suatu pasar terdapat banyak penjual, tetapi barang–barang yang di
perdagangkan terdiferensiasi di antara produk–produk yang di hasilkan. Selain
itu, masing – masing produsen mampu mempengaruhi harga pasar dengan ciri–
ciri tersebut di sebut pasar
A. Monopoli
B. Persaingan monopolistic
C. Persaingan sempurna
D. Oligopoly
E. Monopsony
7. Pasar voucher pulsa ”Rembulan” berstruktur persaingan sempurna. Harga
nomor perdananya Rp50.000,00. Minggu yang lalu seorang pedagang berhasil
menjual 40 unit nomor perdana ”Rembulan”, sedangkan dalam minggu ini ia
berhasil menjual sebanyak 54 unit. Penerimaan marjinal (marginal revenue)
dari minggu yang lalu ke minggu ini adalah....
A. Rp2. 700.000,00
B. Rp2. 000.000,00
C. Rp700.000,00
D. Rp50.000,00
E. Rp 2. 500.000,00
8. Seorang tengkulak di sebuah desa menaikkan harga beras sewaktu-waktu,
karena dia adalah satu-satunya penampung beras hasil penan para petani di
desa tersebut. Berdasarkan siatuasi tersebut kegiatan tengkulak tersebut
tergolong kedalam jenis pasar ...
A. Monopoli
B. Persaingan sempurna
C. Monopsoni
D. Monopolistik
E. Oligopoli
9. Di bawah ini ciri-ciri pasar input:
(1) Permintaan datangnya dari rumah tangga produsen
(2) Imbalannya berupa upah atau gaji
(3) Imbalannya berupa sewa atau rent
(4) Penawaran datangnya dari rumah tangga konsumsi
(5) Permintaan datangnya dari rumah tangga konsumsi
Yang merupakan ciri pasar faktor produksi alam adalah
.
A. (1), (2), dan (3)
B. (1), (3), dan (4)
C. (2), (3), dan (4)
D. (2), (3), dan (5)
E. (3), (4), dan (5)
10. Dalam suatu pasar bersaing sempurna, diketahui kurva permintaan industrinya
adalah: P = 8 - 0,5Q dan kurva marginal cost industri MC = 1,7 + 0,2Q. Q =
Jumlah komoditas yang dijual dan P = Harga jual.
Berdasarkan data tersebut maka jumlah quantitas yang dijual
A. 25
B. 31
C. 21
D. 18
E. 22
Daftar Pustaka

Al Arif, M. Nur Rianto dan Euis Amalia. 2010. Teori Mikroekonomi: Suatu
Perbandingan Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional. Jakarta,
Kencana.
Joesron Tati Suharatati, 2003 Teori Ekonomi Mikro, Dilengkapi Beberapa Bentuk
Fungsi Produksi, Salemba Empat, Jakarta. Mankiw. 2014.
........... Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba Empat Putong. 2005.
Mankiw, NG, 2012, Pengantar Ekonomi Mikro, Salemba Empat , Jakarta.
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI). 2012. Ekonomi
Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Putong, 2005 Teori Ekonomi Mikro. Jakarta :MiTRa Wacana Media
.......... 2008. Pengantar Mikro dan Makro Edisi Kedua. Jakarta: MiTRa Wacana
Media
..........2013. Pengantar Mikro dan Makro Edisi 5. Jakarta: MiTRa Wacana Media
Sukardi. 2009.
Sadono.2013. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Sugiharsono, Wahyuni. 2018 Dasar-dasar Ekonomi YogyakartaPR Rajagrafindo
Persada
Thamrin, Nugrahadi, 2019. PengantarEkonnomi Mikro, Medan, Madenatera.

Anda mungkin juga menyukai