Anda di halaman 1dari 48

ANALISIS TINGKAT KESADARAN MASYARAKAT DALAM

PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA


(Studi pada Ibu Rumah Tangga)

Dosen pengampu :
Dr. DWI WULANDARI, S.E, M.M, CFP

Disusun oleh:
Raa Fayyaadh Arif Triyanto (190432626137)
Syifa Aqil Santika (190432626091)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MALANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Karunianya sehingga kita semua dapat menyelesaikan proposal penelitian ini
dengan baik.

Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk menjelaskan tentang seberapa


besar tingkat kesadaran masyarakat dalam perencanaan keuangan. Selain itu,
diharapkan dapat berguna bagi masyarakat serta dapat menambah pengetahuan
pada mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank.

Pada kesempatan ini, kami sebagai penulis berterima kasih kepada Ibu Dwi
Wulandari selaku dosen Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank yang telah
membimbing penulis selama proses pembuatan proposal penelitian ini. Juga kepada
teman-teman yang telah membantu memberikan dorongan serta keluarga penulis
yang telah memberikan fasilitas sehingga dapat terwujud proposal penelitian
sederhana ini.

Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca agar penulisan selanjutnya akan menjadi lebih baik
di masa yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Jakarta, 20 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................5
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 5
1. Tingkat Kesadaran Masyarakat ..................................................... 5
2. Pengetahuan dan Pemahaman Masyarakat .................................... 7
3. Pemahaman Instrumen Keuangan ............................................... 12
4. Sikap dan Perilaku dalam Merencanakan Keuangan ................... 12
5. Tahapan-Tahapan dalam Perencanaan Keuangan ....................... 13
B. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 16
C. Daftar Jurnal Penelitian Terdahulu .................................................. 17
D. Pengembangan Hipotesis ................................................................. 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................20
A. Jenis Penelitian ................................................................................. 20
B. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................... 20
C. Populasi dan Sampel ........................................................................ 20
1. Populasi ........................................................................................ 20
2. Sampel .......................................................................................... 21
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 21
E. Cara Pengolahan dan Analisis Data ................................................. 22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................23
A. Karakteristik Responden .................................................................. 23
B. Hasil Penelitian................................................................................. 24
C. Pembahasan ...................................................................................... 31

ii
1. Tingkat Pemahaman Para Ibu Rumah Tangga tentang Pentingnya
Memiliki Instrumen Keuangan terutama tentang Tabungan dan
Investasi ........................................................................................... 31
2. Tingkat Kesadaran Para Ibu Rumah Tangga tentang Perencanaan
Keuangan Keluarga.......................................................................... 33
BAB V PENUTUP ..........................................................................................36
A. Kesimpulan ....................................................................................... 36
B. Saran ................................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 38
LAMPIRAN ..........................................................................................................41

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Financial Planning Standards Board Indonesia, perencanaan
keuangan adalah terencananya pengelolaan keuangan yang dilakukan individu
agar tercapainya tujuan hidup seseorang. Tujuan hidup yang dimaksud disini
ialah untuk menyiapkan dana pernikahan, menyiapkan dana pembelian rumah,
menyiapkan dana untuk membeli mobil, menyiapkan dana kelahiran anak,
menyiapkan dana pendidikan anak, menyiapkan dana ibadah haji, menyiapkan
dana pensiun, dan menyiapkan dana warisan untuk keluarganya.
Untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan kebutuhan yang akan datang,
penghasilan yang dimiliki seseorang harus dikelola dengan baik dan benar. Jika
keuangannya tidak dikelola dengan baik dan benar, tujuan yang diinginkan
tersebut akan sulit terwujud. Kebutuhan saat ini berarti tidak dapat ditunda
pemenuhannya dan bersifat mendesak yang artinya harus segera dipenuhi.
Seperti biaya yang diperlukan untuk makan disaat lapar atau biaya yang
diperlukan untuk berobat dikala sakit. Kebutuhan yang akan datang disiapkan
untuk memenuhi kebutuhan di masa depan, caranya dapat dengan menabung
atau berinvestasi. Kebutuhan yang akan datang ini pemenuhannya dapat
ditunda karena kebutuhannya tidak terlalu menjadi prioritas dibandingkan
dengan kebutuhan saat ini. Contohnya mempersiapkan dana pendidikan untuk
anak atau mempersiapkan dana pensiun.
Di samping kebutuhan saat ini dan masa yang akan datang, seseorang pasti
akan mengalami keadaan yang tidak terduga dan akan mengeluarkan biaya-
biaya yang tidak diperkirakan sebelumnya. Misalnya tiba-tiba laptop si A yang
sedang digunakan untuk bekerja error dan harus segera diperbaiki sementara si
A sendiri tidak memiliki pengelolaan keuangan yang baik apalagi tentang dana
darurat yang seharusnya disiapkan, tetapi si A tetap harus mengeluarkan biaya
perbaikan yang diluar dugaan dengan cara mengeluarkan dana untuk

1
kebutuhan sehari-harinya. Dari permasalahan tersebut, dapat kita simpulkan
bahwa biaya tak terduga tersebut dapat mengacaukan keuangan yang dimiliki,
maka dari itu diperlukan adanya perencanaan keuangan yang baik dan benar.
Pada zaman sekarang sangat penting untuk memiliki perencanaan
keuangan dengan tujuan agar terhindar dari risiko-risiko yang tidak diinginkan
di masa yang akan datang. Selain itu, tujuan perencanaan keuangan dibagi
menjadi tiga; jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Jangka
pendek memiliki rentang antara satu sampai dua tahun, seperti menyiapkan
dana berlibur. Jangka menengah memiliki rentang waktu dua hingga sepuluh
tahun, seperti mempersiapkan dana untuk membeli rumah. Dan jangka panjang
memiliki rentang waktu lebih dari sepuluh tahun, seperti mempersiapkan dana
pendidikan atau dana pensiun. Dimana biasanya masyarakat sangat jarang
memikirkan untuk melakukan perencanaan keuangan jangka panjang. Banyak
dari mereka seringkali berfikir bahwa rezeki akan datang setiap harinya dari
Tuhan. Tetapi ini adalah kehidupan dimana kita membutuhkan usaha untuk
merencanakan segala hal termasuk tentang merencanakan keuangan agar masa
depan yang lebih baik dan siap untuk menghadapi berbagai risiko yang tidak
diinginkan.
Dalam perencanaan keuangan keluarga yang paling penting ialah
menyusun anggaran rumah tangga yang mencakup pencatatan pendapatan dan
pengeluaran agar mengetahui apakah anggaran yang dimiliki sehat atau tidak.
Anggaran sehat dapat terlihat jika pendapatan lebih besar atau sama dengan
pengeluarannya. Untuk pengeluaran sendiri harus dilihat apakah memang
benar-benar penting sebagai kebutuhan atau hanya sebagai keinginan saja.
Karena jika pengeluaran tersebut hanya sebagai keinginan bukan kebutuhan
dapat disebut juga jika hal tersebut merupakan pemborosan.
Di masyarakat Indonesia masih banyak yang kurang memikirkan seberapa
pentingnya untuk memiliki perencanaan keuangan yang baik dan benar.
Dikarenakan mereka masih memiliki pemikiran tradisional tentang
pengelolaan keuangannya dengan cara meletakkan uang di bawah kasur, bantal
atau tumpukkan baju di dalam lemari. Lalu, uang tersebut baru akan dipakai

2
jika ada kebutuhan saja. Dari hal tersebut, mereka akan sulit untuk mengelola
keuangannya dalam pengeluaran mana yang harus diprioritaskan dalam jangka
pendek, menengah dan panjang. Serta akan kesulitan untuk menyisihkan
uangnya untuk dana darurat. Menurut Senduk (2009), terdapat alasan mengapa
penting untuk melakukan perencanaan keuangan keluarga, yaitu; ada tujuan
keuangan yang ingin dicapai, biaya hidup yang tinggi, terjadinya kenaikan
biaya hidup setiap tahun, kondisi ekonomi tidak akan selalu baik, fisik manusia
tidak selalu sehat, dan banyaknya alternatif produk keuangan. Banyak produk-
produk keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank seperti asuransi dan
investasi yang sudah dipakai masyarakat tetapi mungkin mereka masih belum
sadar atau mengetahui bahwa penempatan dana tersebut sudah termasuk ke
dalam perencanaan keuangan.
Dari adanya penjelasan tersebut, penulis akan melakukan penelitian
dengan mengangkat judul “Analisis Tingkat Kesadaran Masyarakat dalam
Perencanaan Keuangan Keluarga (Studi pada Ibu Rumah Tangga)”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat pemahaman para ibu rumah tangga tentang pentingnya
memiliki instrumen keuangan terutama mengenai tabungan dan investasi?
2. Bagaimana tingkat kesadaran para ibu rumah tangga dalam perencanaan
keuangan keluarga?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, terdapat tujuan yang ingin dicapai
antara lain:
1. Untuk mengetahui tingkat kepahaman para ibu rumah tangga tentang
pentingnya memiliki instrumen keuangan terutama mengenai tabungan dan
investasi.
2. Untuk mengukur tingkat kesadaran yang dimiliki para ibu rumah tangga
mengenai perencanaan keuangan keluarga.

3
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan tujuan yang sudah kami paparkan di atas.
Dapat kita temukan beberapa manfaat dalam penulisan makalah ini, beberapa
diantaranya;
1. Bagi penulis
Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah bank dan lembaga keuangan
bukan bank, dan juga untuk memperdalam pengetahuan penulis dalam
perencanaan keuangan keluarga.
2. Bagi akademisi
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan bacaan, masukan dan
dapat menambah wawasan mahasiswa dan dosen tentang perencanaan
keuangan keluarga.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian analisis tingkat kesadaran masyarakat dalam perencanaan
keuangan diharapkan dapat berkontribusi dalam penelitian selanjutnya. Atau
dapat dijadikan sebagai pengembangan teori di penelitian selanjutnya.
4. Bagi masyarakat
Hasil penelitian diharapkan masyarakat lebih mengetahui pentingnya
perencanaan keuangan keluarga dan dapat meningkatkan kesadaran mereka
tentang perencanaan keuangan keluarga setelah membaca hasil penelitian ini.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Tingkat Kesadaran Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok orang yang sebagian besar interaksi antar
individu-individunya dilakukan didalam kelompok, dan umumnya, masyarakat
mengacu pada sekolompok orang yang hidup bersama dalam satu kelompok
komunitas yang teratur dan memiliki hubungan saling bergantung antara satu
dengan yang lainnya.
Masyarakat juga merupakan suatu kumpulan dari sekelompok manusia
yang hidup pada suatu tempat (wilayah tertentu). Menurut Soerjono Soekanto,
masyarakat adalah anggota kelompok baik besar maupun kecil yang hidup
bersama disuatu wilayah dengan batasan-batasan tertentu.
Dari definisi-definisi di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa masyarakat
ialah sekelompok manusia yang saling berinteraksi dan hidup berdampingan di
suatu wilayah serta adanya hubungan saling bergantung satu sama lainnya.
Kesadaran menurut Daryono, merupakan hal yang dialami oleh seseorang.
Kesadaran adalah keadaan mengetahui dan mengerti serta kesadaran yang
dimiliki oleh manusia merupakan bentuk unik dimana ia dapat menempatkan
diri manusia sesuai dengan yang diyakininya. Refleksi merupakan bentuk dari
pengungkapan kesadaran, dimana ia dapat memberikan atau bertahan dalam
situasi dan kondisi tertentu dalam lingkungan. Setiap teori yang dihasilkan oleh
seorang merupakan refleksi tentang realitas dan manusia. Kesadaran berasal
dari kata sadar artinya tahu atau ingat. Kesadaran adalah proses batin yang
ditandai dengan adanya pengertian, pemahaman serta penghayatan terhadap
sesuatu, sehingga menimbulkan hasrat untuk melaksanakan sesuatu sesuai
dengan pengertian dan pemahaman tadi. Kesadaran dapat juga diartikan
sebagai proses kejiwaan yang timbul dari hati nurani yang tulus dan ikhlas.
Pierson dan trout (2005) menyatakan, kesadaran memungkinkan kita
melakukan pergerakan yang dibuat oleh kemauan sendiri yang berdasarkan

5
keputusan bukan insting atau refleks, untuk menimbulkan hasil akhir yang
baik. Menurut Baars & Mcgovern (1996) mengajukan sejumlah fungsi
kesadaran yaitu; konteks setting, adaptasi dan pembelajaran, prioritisasi,
rekrutmen dan kontrol, pengambilan keputusan, deteksi dan penyuntingan
kekeliruan, monitor diri, pengorganisasian & fleksibilitas.
Biro Pusat Statistik Indonesia (2000) menerangkan bahwa guna melihat
tingkat kesejahteraan rumah tangga suatu wilayah ada beberapa indikator yang
dapat dijadikan ukuruan, antara lain adalah:
a. Tingkat pendapatan keluarga.
b. Komposisi pengeluaran rumah tangga dengan membandingkan
pengeluaran untuk pangan dengan non-pangan.
c. Tingkat pendidikan keluarga.
d. Tingkat kesehatan keluarga, dan
e. Kondisi perumahan serta fasilitas yang dimiliki dalam rumah tangga.
Menurut Kolle (1974) dalam Bintarto (1989), kesejahteraan dapat diukur
dari beberapa aspek kehidupan antara lain:
a. Dengan melihat kualitas hidup dari segi materi, seperti kualitas rumah,
bahan pangan dan sebagianya.
b. Dengan melihat kualitas hidup dari segi fisik, seperti kesehatan tubuh,
lingkungan alam, dan sebagainya.
c. Dengan melihat kualitas hidup dari segi mental, seperti fasilitas
pendidikan, lingkungan budaya, dan sebagainya.
d. Dengan melihat kualitas hidup dari segi spiritual, seperti moral, etika,
keserasian penyesuaian, dan sebagainya.
Kesimpulan dari definisi di atas bahwa kesadaran adalah keadaan
mengerti, paham dan tahu yang direfleksikan dan dialami oleh seseorang
terhadap peristiwa-peristiwa yang meliputi pikiran, perasaan, dan memori yang
menimbulkan pergerakan untuk melaksanakan suatu hal sesuai dengan
pemikirannya.
Dapat diketahui bahwa kesadaran masyarakat adalah suatu hal yang
berkaitan dengan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat,

6
dan sesuai dengan itu, maka indikator-indikator kesadaran masyarakat dalam
perencanaan keuangan, karena perbedaannya hanya terletak pada fokus
objeknya saja yaitu, hukum dan perencanaan keuangan. Dari indikator di atas
dapat disimpulkan bahwa indikator kesadaran masyarakat dalam perencanaan
keuangan adalah pengetahuan dan pemahaman tentang instrumen keuangan
yang membantu dalam merencanakan keuangan, sikap dalam mengelola
keuangan, perilaku dalam merencanakan keuangan. (Fauziyah Indahyani,
2015)

2. Pengetahuan dan Pemahaman Masyarakat


a. Pengertian
Ada banyak ahli yang mendefinisikan pengetahuan, diantaranya
Salam (2008) mengemukakan bahwa pengetahuan ialah apa yang
diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil
daripada kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai.
Menurut Soeprapto (dalam Sobur, 2003), Ilmu merupakan terjemahan
dari kata Inggris science. Kata science berasal dari kata Latin scientia yang
berarti “pengetahuan”. Kata scientia berasal dari bentuk kata kerja scire
yang artinya mempelajari, mengetahui.
Pengetahuan menurut Reber (2010) dalam makna kolektifnya,
pengetahuan adalah kumpulan informasi yang dimiliki oleh seseorang atau
kelompok, atau budaya tertentu. Sedangkan secara umum pengetahuan
menurut Reber (2010) adalah komponen-komponen mental yang
dihasilkan dari semua proses apapun, mungkin lahir dari bawaan atau
dicapai lewat pengalaman.
Berdasarkan beberapa definisi tentang pengetahuan dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan adalah kumpulan informasi yang didapat
dari pengalaman atau sejak lahir yang menjadikan seseorang itu tahu akan
sesuatu. Sedangkan pemahaman berarti proses, cara, perbuatan,
memahami dan memahamkan. Memahami adalah mengerti benar akan
sesuatu dan memahamkan adalah mempelajari baik-baik supaya paham.

7
Jadi, pemahaman yaitu proses, cara, perbuatan untuk mengerti benar akan
sesuatu dan untuk mempelajari baik-baik supaya paham. (Fauziyah
Indahyani, 2015)

b. Aspek – aspek pengetahuan


Menurut Bloom (dalam Azwar, 2010), aspek–aspek pengetahuan
adalah :
1) Mengetahui (know)
Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (re-call) terhadap rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini merupakan tingkatan yang paling
rendah.
2) Memahami (comperhension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan, menyimpulkan meramalkan terhadap objek yang akan
dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi misalnya yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill
(sebenarnya).
4) Analisis (analysis)
Meliputi pemilahan informasi menjadi bagian-bagian atau
meneliti dan mencoba memahami struktur informasi.
5) Sintesis
Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungi bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru

8
dengan kata lain sintesis itu adalah suatu kemampuan untuk
menyususn formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi objek. Pengetahuan dapat dilakuak
dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi
yang ingin di ukur dari suatu objek penelitian atau responden.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang
menurut Notoatmodjo (2003) yaitu :
1) Umur
Umur adalah umur responden menurut tahun terakhir. Umur
sangat erat hubungannya dengan pengetahuan seseorang, karena
semakin bertambah usia maka semakin banyak pula pengetahuannya.
2) Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka diharapkan stok
modal manusia (pengetahuan, ketrampilan) akan semakin baik.
Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan
untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok masyarakat
sehingga mereka memperoleh tujuan yang diharapkan.
3) Pekerjaan
Kegiatan atau usaha yang dilakuakn ibu setiap hari berdasarkan
tempat dia bekerja yang memungkinkan ibu hamil memperoleh
informasi tentang tanda-tanda persalinan. Pekerjaan sangat
mempengaruhi ibu yang memiliki pekerjaan diluar rumah lebih cepat
dan mudah mendapatkan informasi dari luar.
4) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

9
pengetahuan yang telah diperoleh dalam memecahkan masalah yang
dihadapi masa lalu.
5) Sumber informasi
Informasi adalah data yang telah diproses kedalam suatu bentuk
yang mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata dan
terasa bagi kepuasan saat ini atau kepuasan mendatang, informasi
yang datang dari pengirim peesan yang ditujukan kepada penerima
pesan, seperti:
a) Media cetak, seperti booklet, leaflet, poster, rubic, dan lain-
lain.
b) Media elektronik, seperti televisi, radio, video, slide, dan
lain-lain.
c) Non media, seperti dari keluarga, teman, dan lain-lain.
Faktor-faktor dari pengetahuan meliputi, umur seseorang,
dikarenakan umur seseorang memiliki hubungan yang sangat erat dengan
pengetahuan seseorang, kemudian pendidikan, pendidikan yang semakin
tinggi diharapkan dapat menjadi pengetahuan dimana akan menjadi modal
manusia yang akan semakin baik. Selanjutnya adalah pekerjaan dan
pengalaman, semakin banyak orang bekerja pasti akan mendapatkan
pengalaman dan pengetahuan yang lebih banyak dan luas dibandingkan
orang yang tidak bekerja. Lalu yang terakhir adalah sumber informasi,
pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai sumber informasi apapun,
bukan hanya di lembaga pendidikan saja, tapi pengetahuan juga dapat
diperoleh dari media cetak, media elektronik, hingga dapat diperoleh dari
keluarga dan teman-teman.

d. Perencanaan Keuangan
Perencanaan keuangan adalah proses merencanakan keuangan sedini
mungkin untuk mencapai kepuasan ekonomi tertentu dalam hidup. Banyak
orang yang masih awam tentang perencanaan keuangan, kebanyakan
masyarakat mengetahui bahwa perencanaan keuangan hanya

10
diperuntukkan untuk perusahaan besar dan orang-orang yang mempunyai
banyak uang. Padahal sebenarnya pemikiran mereka salah, perencanaan
keuangan bisa dilakukan oleh semua orang tanpa pandang siapapun
asalkan ada kemauan yang kuat untuk dapat menggapai tujuan
keuangannya, dengan cara menyusun dan merencanakan keuangan yang
masuk dan keluar. Karena justru dengan perencanaan keuangan yang baik
kita dapat mengontrol kondisi keuangan, baik sekarang maupun hari esok.
(Sri Khairotun, 2009)
Perencanaan keuangan mempunyai beberapa tujuan yaitu tujuan
jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Tujuan jangka
pendek dimaksudkan untuk menanggulangi risiko – risiko atau untuk dana
darurat yang tidak disangka – sangka, tujuan jangka menengah ditujukan
untuk keinginan – keinginan kita seperti tujuan pembelian rumah, dan
jangka panjang adalah untuk kebutuhan-kebutuhan jangka panjang seperti
pendidikan anak dan lain sebagainya. Selain itu juga tujuan perencanaan
keuangan adalah untuk meminimalisir risiko – risiko yang timbul dimasa
yang akan datang yang tidak direncanakan. Terdapat beberapa alasan
semua keluarga memerlukan perencanaan keuangan, baik yang merasa
cukup dengan penghasilannya maupun yang merasa kurang dengan
penghasilannya. Karena dengan perencanaan keuangan yang baik akan
membantu permasalahan kekurangan uang dan tidak memiliki apapun dan
bagi yang merasa mempunyai cukup uang agar penggunaan uang tidak sia-
sia terbuang begitu saja untuk hal yang tidak penting. Sedikit masyarakat
yang mengetahui bahwa jika selama ini mereka menabung, berarti mereka
telah melakukan perencanaan keuangan yang sederhana, karena menabung
juga merupakan bagian dari perencanaan keuangan. Baik menabung pada
lembaga keuangan ataupun menabung secara tradisionil yaitu dengan
menggunakan celengan. Safir Senduk, Mengelola Keuangan Keluarga
(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009).

11
3. Pemahaman Instrumen Keuangan
Frista Artmanda. W, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Instrumen
keuangan diartikan secara terpisah, instrumen adalah alat yang dipakai untuk
mengerjakan sesuatu, sarana penelitian untuk mengumpulkan data sebagai
bahan pengolahan. Sedangkan menurut sudarsono instrument adalah dokumen
resmi atau tertulis, seperti cek, surat wesel, surat kontrak dan lain sebagainya.
Menurut Sudarsono dan Edilius, keuangan atau financial mempunyai arti
segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah keuangan. Dari definisi
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa instrumen keuangan adalah alat-alat
yang digunakan untuk mengelola keperluan yang berhubungan dengan masalah
uang. Dan instrumen keuangan yang digunakan untuk membantu dalam
merencanakan keuangan ditawarkan dari berbagai lembaga keuangan, baik
lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non-bank.
Produk keuangan bank terdiri dari produk untuk pendanaan, pembiayaan,
dan jasa perbankan. Produk pendanaan yang ditawarkan perbankan syariah di
Indonesia berbeda dengan produk perbankan pada umumnya yang meliputi
giro, tabungan, investasi (deposito) umum, investasi khusus, dan obligasi.
(Ascarya, 2007)
Dari produk-produk perbankan yang telah dipaparkan diatas, penulis
hanya berfokus pada produk penempatan dana tabungan dan investasi.
Sedangkan dari lembaga keuangan non-bank, penulis hanya menggambil satu
produk yaitu mengenai asuransi.

4. Sikap dan Perilaku dalam Merencanakan Keuangan


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sikap adalah perbuatan yang
berdasarkan pendirian dan keyakinan, laku adalah perbuatan, gerak-gerik,
tindakan, cara menjalankan atau berbuat. Tingkah laku adalah kelakuan dan
perangai. Sedangkan perilaku sendiri berarti tanggapan atau reaksi individu
terhadap rangsangan atau lingkungan.
Sikap menurut Thurstone yang dikutip Mowen dan Minor didefinisikan
sebagai afeksi atau perasaan terhadap sebuah rangsangan. Definisi yang lain

12
dijelaskan bahwa sikap merupakan inti dari rasa suka dan tidak suka terhadap
sesuatu. Maka, sikap merupakan tanggapan perasaan tentang sebuah subjek.
Sedangkan, perilaku terdiri dari semua tindakan yang dilakukan untuk
memperoleh, menggunakan, membuang barang atau jasa. Sebelum bertindak
orang seringkali mengembangkan keinginan berperilaku sesuai dengan
kemungkinan tindakan yang akan dilakukan. Keinginan berperilaku
didefinisikan sebagai keinginan konsumen untuk berperilaku menurut cara
tertentu dalam rangka memiliki, menggunakan, membuang jasa atau barang.
Dari kutipan yang ditulis oleh Ubaidillah Nugraha (a women financial
conference, march 2005, held by amerikan university of paris) dalam bukunya
wealth management, menyatakan bahwa 60% keputusan keuangan keluarga
dilakukan oleh wanita. Tetapi hanya 12% perempuan bertanggung jawab untuk
perencanaan keuangan mereka. Sedangkan rata-rata wanita hidup 7 tahun lebih
lama dibandingkan laki-laki, karena itu wanita membutuhkan 20% lebih
banyak uang untuk pensiun daripada laki-laki. Dan hampir 25% mengalami
kesulitan keuangan dalam waktu dua tahun setelah pasangan meninggal dunia.

5. Tahapan–Tahapan dalam Perencanaan Keuangan


Langkah-langkah yang diperlukan untuk menganalisis kondisi
keuangan sekarang adalah:
a. Menentukan situasi keuangan sekarang
Menentukan situasi keuangan sekarang berkaitan dengan beberapa
penghasilan, pengeluaran, biaya hidup, arus kas keluar masuk, jumlah
utang, jumlah aset, dan lainnya. Pengetahuan posisi keuangan sekarang
dapat membuat seseorang memutuskan kebutuhan mana yang menjadi
prioritas sesuai dengan kondisi. Hal pertama yang harus diperhatikan
ketika ingin menyusun perencanaan keuangan adalah harus
mengetahui bagaimana kondisi keuangan pada saat itu, dari berapa
penghasilan pokok yang didapat, penghasilan tambahan (bila ada),
bagaimana pengeluarannya apakah sedang membengkak atau sedang
banyak yang tersisa, dan lainnya. Karena dengan mengetahui kondisi

13
keuangan, maka seseorang akan lebih berfikir untuk biaya yang akan
dikeluarkan, yang seharusnya didahului adalah yang prioritas. Sehingga
dapat meminimalisir biaya yang kurang penting dalam kebutuhan rumah
tangga.

b. Menentukan Tujuan Keuangan


Tahap selanjutnya adalah menentukan tujuan keuangan, akan
melaksanakan haji pada umur 40 tahum atau menyekolahkan anak ke
universitas ternama. Tentunya tujuan keuangan ini harus spesifik,
terukur, dan realistis sehingga jelas kapan waktu pencapaiannya.
Tujuan keuangan harus difikirkan diawal agar tujuan–tujuan dan
keinginan–keinginan yang ingin dicapai dapat dilaksanakan sesuai
rencana awal yang sudah diperhitungkan.
Dalam menentukan tujuan keuangan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
1) Spesifik dan dapat diukur. Dalam menentukan tujuan
keuangan ini sebaiknya ditetapkan secara spesifik behwa
kedepannya ingin memiliki apa dengan spesifikasi seperti apa
dan juga harus bisa diukur agar diketahui budget yang harus
terpenuhi untuk dapat mencapai keinginan tersebut berapa.
Sebagai contoh; mempunyai keinginan keuangan untuk
membeli rumah, maka harus ditentukan secara spesifik bahwa
rumah yang ingin di beli adalah tipe berapa dan dengan
anggaran berapa rupiah rumah tersebut dapat dibeli.
2) Memiliki target waktu. Tujuan keuangan seharusnya memiliki
target waktu tentang kapan tujuan tersebut ingin dicapai,
apakah setahun dari perencanaan yang dilakukan atau
mungkin dua tahun dan seterusnya, hal ini dimaksudkan agar
tujuan keuangan lebih jelas dan dapat mengetahui kondisi
keuangan yang ada.

14
3) Tertulis. Seharusnya tujuan keuangan ini ditetapkan secara
tertulis, banyak kesalahan yang biasa dilakukan oleh orang-
orang karena tidak menulis tujuan keuangan, mereka hanya
menetapkan dalam pikiran saja yang kemudian akan dilupakan
dalam beberapa hari. Dengan menuliskannya, alam bawah
pikiran sadar kita akan bekerja dan mencari jalan untuk
mencapai tujuan tersebut. Bahkan, alam pikiran bawah sadar
kita akan kerja lebih keras untuk mencapai tujuan tersebut
apabila kertas yang dituliskan itu di tempel di suatu tempat dan
mudah kita lihat setiap hari.

c. Mengidentifikasi Alternatif Cara Mencapai Tujuan


Mengidengtifikasi cara yang efektif untuk mencapai tujuan, misalnya
dengan berinvestasi. Termasuk memilih instrumen investasi apa yang bisa
digunakan sebagai kendaraan investasinya. Pada saat ini layanan investasi
sudah sangat beragam, bukan hanya dengan membeli emas saja, tapi
banyak lagi seperti dengan deposito, unit link dan instrumen-instrumen
keuangan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan. Jadi dalam
menentukan instrumen investasi yang akan digunakan dapat memilih-
milih, dan kita juga harus lebih cermat dalam memilih dan
mengidentifikasi instrumen apa yang akan digunakan untuk investasi dan
mana yang lebih menguntungkan.

d. Melakukan Implementasi dari Rencana Keuangan


Dalam melakukan implementasi dari rencana keuangan,
kepribadian seseorang terhadap risiko memengaruhi pemilihan produk
investasi. Bagi yang merasa tidak cocok dengan risiko, lebih baik
memilih investasi dengan risiko menengah kebawah. Namun bagi yang
berani menanggung risiko, dapat memilih investasi yang agresif
dengan risiko yang tinggi pula seperti saham.

15
e. Monitor dan evaluasi berkala
Secara berkala, lakukan monitor dan evaluasi kembali terhadap
rencana-rencana keuangan yang telah dijalankan. Dengan melakukan
monitoring, kita dapat memastikan bahwa investasi berjalan sesuai
dengan rencana kita dan apabila ternyata tidak, kita dapat mengambil
tindakan secepatnya agar tujuan keuangan tetap dapat tercapai.
Sementara evaluasi perlu dilakukan karena kebutuhan kita dapat
berubah seiring dengan berjalannya waktu.

B. Kerangka Pemikiran

Latar Belakang Permasalahan: Variabel Penelitian Bagaimanakah tingkat kesadaran


Pemanfaatan uang yang sering kali • PerencanaanKeuangan masyarakat dalam perencanaan keuangan
Keluarga keluarga?
tidak terkontrol mengakibatkan
• Tingkat Kesadaran
pendapatan dan pengeluaran uang tidak
seimbang. Adanya ancaman miskin di
hari tu a yang menyebabkan seseorang
h idup dengan tidak sejahtera. Jenis penelitian : Field research dan
Pendapatan perkapita yang kecil library research (Kualitatif
merupakan kendala dalam Deskriptif)
kesejahteraan hidup, sehingga Populasi : Ibu Rumah Tangga
Sampel : 19
memerlukan pemikiran yang lebih
Sampling: Simple Random Sampling
mendalam pada sumber pembelanjaan, Teknik pengumpulan data : Primer
pengelolaan risiko, dan penyiapan dana Analisis Data: Survei Kuesioner
pensiun. Metode analisis data : Reduksi Data

Diketahui tingkat kesadaran masyarakat dalam


perencanaan keuangan keluarga terhadap
kesejahteraan.

16
C. Daftar Jurnal Penelitian Terdahulu
Adapun beberapa penelitian terdahulu yang menjadi landasan untuk
penelitian ini diantaranya adalah :
No Judul Nama Populasi Sampel Alat Tahun Hasil Temuan
Penelitian Peneliti Statistik
1 Tingkat Rahmat 4.553 102 Deskriptif 2009 Pemahaman
Kesadaran Margono Analisis responden
Hukum terhadap undang-
Masyarakat undang No.1
Cempaka Putih tahun1974tentang
terhadap UU perkawinan
No.1tahun dikategorikan
1974 tentang tinggi
Perkawinan

2 The Martha k-12 - - 2009 Dengan studi ini


Effectiveness of Henn Pengatu dapat
Youth Financial McCorm ick ran menggambarkan
Education: A Pendidi pendidikan
Review of the kan keuangan
Literature keuang an generasi muda
pada saat ini
karena dapat
menggambarkan
apa yang terjadi
pada saat ini dan
juga memberikan
arah untuk usaha
masa depan
3 The Impact of Lewis 400 79 Regresi 2009 Tidak ada
Financial Mandell perbedaan
Literacy and Linda dampak dari
Education on Schmid Kursus yang
Subsequent Klein signifikan.Karena
Financial yang mengikuti
Behavior kursus tidak lebih
sadar dan

17
No Judul Nama Populasi Sampel Alat Tahun Hasil Temuan
Penelitian Peneliti Statistik
keinginan lebih
untuk menabung
dibandingkan
dengan yang
tidak mengikuti
kursus
4 Peran Yonson 225.302 303 Uji T- 2004 Peran universitas
Universitas di test dalam memberikan
Surabaya dalam pelatihan
Meningkatkan perencanaan
Jumlah Keluarga keuangan yang
Mapan di benar untuk
Surabaya (Seri mendukung
Penelitian mensejahterakan
Keuangan masyarakat dalam
Keluarga) pengelolaan
keuangannya

5 Perbedaan Meiliyanti Uji T- 2004 ibu rumah tangga


Minat Tanoto & test & S1 juga lebih
Membuat Henny Chi memikirkan tentang
Perencanaan Gunawan Square asuransi dibanding
Keuangan ibu rumah tangga
Keluarga SMU
Menurut
Karakteristik
Keluarga

D. Pengembangan Hipotesis
Penelitian yang dilakukan Rahmawati D. P. (2010), menjelaskan
adanya tingkat kesadaran masyarakat dalam perencanaan keuangan
keluarga dalam perspektif ekonomi islam. Hasil penelitian ini menjelaskan
tingkat kesadaran para ibu rumah tangga terhadap perencanaan keuangan
keluarga menempati tingkat terendah. Menurut data yang diperoleh, hal
tersebut dikarenakan rata-rata pendidikan para ibu rumah tangga tidak
mencapai perguruan tinggi dan juga kurangnya mencari tahu mengenai
perencanaan keuangan seperti kurangnya literasi keuangan dan kurangnya
mendengar dari orang lain mengenai keuangan.

18
Dan menurut Rodhiyah (2012), dalam jurnal yang berjudul Manajemen
Keuangan Keluarga Guna Menuju Keluarga Sejahtera, menjelaskan bahwa
mengelola keuangan keluarga penting karena keuangan keluarga secara
kuantitas dan kualitas dapat bermanfaat bagi keluarga secara maksimal
untuk mencapai keluarga yang sejahtera yaitu tercukupi secara materiil dan
spiritual.

19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah field research (penelitian
lapangan) dan library research. Field research adalah pengumpulan data
dilakukan secara langsung untuk memperoleh data-data yang diperlukan untuk
mengetahui tingkat kesadaran masyarakat khususnya para ibu rumah tangga
dalam perencanaan keuangan keluarga dan dapat melihat langsung bagaimana
cara pandang masyarakat khususnya para ibu rumah tangga dalam perencanaan
keuangan keluarga ini.
Library research yaitu melengkapi penelitian dengan teori dan konsep
yang kuat dari berbagai macam literatur yang terkait dengan judul. Penelitian
ini lebih dikenal dengan penelitian kualitatif deskriptif kepustakaan atau
penelitian bibliografis, karena penelitian ini mengandalkan data-data yang
bersifat teoritis dan dokumentasi. Penulis mengadakan penelitian kepustakaan
dengan mengumpulkan artikel-artikel ilmiah, buku-buku dan sumber lain yang
berhubungan dengan penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif.

B. Waktu dan Tempat Penelitian


Pengambilan data penelitian dilakukan secara random, untuk para ibu
rumah tangga yang akan menerima link google form berisikan kuesioner
penelitian ini. Dikarenakan dengan kondisi pandemi saat ini akan lebih aman
dan mudah jika dilaksanakan penyebaran kuesioner melalui media sosial.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian yang berupa manusia,
hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala, nilai, dan lainnya. Populasi sangat beragam

20
dilihat dari definisi di atas dan populasi dalam penelitian ini termasuk pada
populasi terbatas. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah para ibu rumah
tangga yang diambil secara acak dalam batas jumlah 20 ibu rumah tangga.

2. Sampel
Metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah metode
Slovin (Sevilla.et.al.,1960:182), sebagai berikut :
𝑁
n=
1+𝑁𝑒 2
dimana :
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
e : Batas toleransi kesalahan (error tolerance) (5%)

𝑁 20 20
n= 2= 2= = 19,05. Dibulatkan 19 sampel.
1+𝑁𝑒 1+20×0,05 1,05

Dari hasil perhitungan tersebut, sampel yang akan diambil berjumlah 19


ibu rumah tangga dari total populasi 20 ibu rumah tangga.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-
gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara nyata tanpa
penambahan ataupun pengurangan informasi mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah sumber data primer. Data yang diperoleh peneliti di dapat langsung
dari masyarakat sendiri yaitu para ibu rumah tangga. Jenis teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah dengan survei kuesioner.
Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana dalam
kuesioner ini, jawaban sudah disediakan oleh peneliti sehingga responden
tinggal memilih. Karena jawaban telah disediakan oleh peneliti sehingga

21
jawabannya akan sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian.
E. Cara Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengumpulan Data (Data Collection)
Pengumpulan data didapatkan dari hasil kuesioner atau angket yang telah
diajukan kepada responden untuk selanjutnya dianalisis dan dijadikan
penelitian deskriptif.

2. Reduksi Data (Data Reduction)


Proses pemilihan data lebih lanjut berasal dari hasil kuesioner dan berbagai
macam artikel, buku-buku serta website yang disederhanakan dengan tema
yang telah ditentukan untuk selanjutnya dirancang menjadi penelitian.

22
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini peneliti akan memaparkan dan menjelaskan hasil penelitian
yang telah dipaparkan tentang rumusan masalah pada BAB I. Karena penelitian ini
bersifat kualitatif artinya penelitian dijabarkan dalam bentuk deskripsi untuk
melihat kondisi alami dari suatu fenomena yang telah diteliti. Hasil penelitian
didapatkan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 19 responden yang
ditujukan kepada para ibu rumah tangga di mana pun berada karena adanya
pandemi maka penelitian tidak dikhususkan di suatu wilayah mana pun. Penelitian
berfokus pada tingkat kesadaran para ibu rumah tangga dalam perencanaan
keuangan keluarga.

A. Karakteristik Responden
Karakteristik responden adalah identitas yang dimiliki responden yang
nantinya dapat digunakan untuk hasil penelitian. Karakteristik responden yang
digunakan dalam penelitian ini ialah usia responden. Peneliti telah membuat
tabel dan penjelasannya untuk mengetahui karakteristik responden secara
terperinci yang ditunjukkan sebagai berikut:

Usia Jumlah Persentase


25 1 5,3%
28 1 5,3%
32 3 15,8%
33 1 5,3%
34 1 5,3%
35 3 15,8%
36 1 5,3%
38 3 15,8%
41 1 5,3%
42 1 5,3%

23
48 1 5,3%
52 1 5,3%
58 1 5,3%
Total 19 100%
Sumber: kuesioner penelitian (diolah peneliti)

Berdasarkan tabel di atas, jumlah responden dari para ibu rumah tangga
yang berusia 25, 28, 33, 34, 36, 41, 42, 48, 52 dan 58 tahun sebanyak 1 orang
dengan persentase 5,3%. Jumlah responden berusia 32, 35 dan 38 tahun
sebanyak 3 orang dengan persentase 15,8%.

B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian di analisis oleh peneliti dengan menggunakan teknik
deskriptif kualitatif di mana peneliti menggambarkan, menjelaskan, serta
menginterpretasikan data yang dimiliki sehingga akan mendapatkan gambaran
umum dan menyeluruh untuk menjawab rumusan permasalahan pada BAB I.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada para ibu rumah tangga
mengenai tingkat kesadaran masyarakat dalam perencanaan keuangan
keluarga, didapatkan data diagram yang memiliki keterangan untuk poin 1
sebagai keadaan sangat tidak setuju, poin 2 sebagai keadaan tidak setuju, poin
3 sebagai keadaan netral, poin 4 sebagai keadaan setuju dan poin 5 sebagai
keadaan sangat setuju sebagai berikut:
1. Data tentang Persiapan Dana Pendidikan Anak
Dari hasil kuesioner yang telah dibagikan kepada para ibu rumah tangga
mengenai persiapan dana pendidikan anak dapat dilihat pada diagram berikut:

24
Sumber: diagram batang hasil kuesioner (data google form yang telah diolah)
Dari diagram di atas, peneliti dapat mengetahui banyaknya responden
yang sangat setuju mempersiapkan dana pendidikan anak sebanyak 5 orang
dengan persentase 26,3%, responden yang setuju mempersiapkan dana
pendidikan anak sebanyak 4 orang dengan persentase 21,1%, responden yang
netral mempersiapkan dana pendidikan anak sebanyak 3 orang dengan
persentase 15,8%, responden yang tidak setuju mempersiapkan dana
pendidikan anak sebanyak 4 orang dengan persentase 21,1% dan responden
yang sangat tidak setuju mempersiapkan dana pendidikan anak sebanyak 3
orang dengan persentase 15,8%.

2. Data tentang Persiapan Dana Ibadah Haji/Umroh

Sumber: diagram batang hasil kuesioner (data google form yang telah diolah)

Dari diagram di atas peneliti dapat mengetahui banyaknya responden


yang sangat setuju mempersiapkan dana ibadah haji/umroh sebanyak 3
orang dengan persentase 15,8%, responden yang setuju mempersiapkan
dana ibadah haji/umroh sebanyak 4 orang dengan persentase 21,1%,
responden yang netral mempersiapkan dana ibadah haji/umroh sebanyak
12 orang dengan persentase 63,2% dan tidak ada responden yang tidak
setuju serta sangat tidak setuju mempersiapkan dana ibadah haji/umroh.

25
3. Data tentang Persiapan Dana Hari Tua/Pensiun

Sumber: diagram batang hasil kuesioner (data google form yang telah diolah)

Dari diagram di atas peneliti dapat mengetahui banyaknya responden


yang sangat setuju mempersiapkan dana hari tua/pensiun sebanyak 2 orang
dengan persentase 10,5%, responden yang setuju mempersiapkan dana hari
tua/pensiun sebanyak 4 orang dengan persentase 21,1%, responden yang
netral mempersiapkan dana hari tua/pensiun sebanyak 8 orang dengan
persentase 42,1%, responden yang tidak setuju mempersiapkan dana hari
tua/pensiun sebanyak 5 orang dengan persentase 26,3% dan tidak ada
responden yang sangat tidak setuju mempersiapkan dana hari tua/pensiun.

4. Data tentang Pendapatan yang Diperoleh Mencukupi Kebutuhan


Keluarga

Sumber: diagram batang hasil kuesioner (data google form yang telah diolah)

Dari diagram di atas peneliti dapat mengetahui banyaknya responden yang


sangat setuju pendapatan yang diperoleh mencukupi kebutuhan keluarga

26
sebanyak 1 orang dengan persentase 5,3%, responden yang setuju pendapatan
yang diperoleh mencukupi kebutuhan keluarga sebanyak 6 orang dengan
persentase 31,6%, responden yang netral pendapatan yang diperoleh
mencukupi kebutuhan keluarga sebanyak 6 orang dengan persentase 31,6%,
responden yang tidak setuju pendapatan yang diperoleh mencukupi kebutuhan
keluarga sebanyak 5 orang dengan persentase 26,3% dan responden yang
sangat tidak setuju pendapatan yang diperoleh mencukupi kebutuhan keluarga
sebanyak 1 orang dengan persentase 5,3%.

5. Data tentang Memiliki Dana Darurat dalam Bentuk


Tunai/Tabungan

Sumber: diagram batang hasil kuesioner (data google form yang telah diolah)

Dari diagram di atas peneliti dapat mengetahui banyaknya responden


yang sangat setuju memiliki dana darurat dalam bentuk tunai/tabungan
sebanyak 2 orang dengan persentase 10,5%, responden yang setuju memiliki
dana darurat dalam bentuk tunai/tabungan sebanyak 9 orang dengan
persentase 47,4%, responden yang netral memiliki dana darurat dalam bentuk
tunai/tabungan sebanyak 2 orang dengan persentase 10,5%, responden yang
tidak setuju memiliki dana darurat dalam bentuk tunai/tabungan sebanyak 5
orang dengan persentase 26,3% dan responden yang sangat tidak setuju
memiliki dana darurat dalam bentuk tunai/tabungan sebanyak 1 orang dengan
persentase 5,3%.

27
6. Data tentang Memiliki Cicilan Pinjaman ≤ 35% dari Pendapatan
Bulanan

Sumber: diagram batang hasil kuesioner (data google form yang telah diolah)

Dari diagram di atas peneliti dapat mengetahui bahwa tidak ada responden
yang sangat setuju memiliki cicilan pinjaman ≤ 35% dari pendapatan bulanan,
responden yang setuju memiliki cicilan pinjaman ≤ 35% dari pendapatan
bulanan sebanyak 7 orang dengan persentase 36,8%, responden yang netral
memiliki cicilan pinjaman ≤ 35% dari pendapatan bulanan sebanyak 6
orang dengan persentase 31,6%, responden yang tidak setuju memiliki
cicilan pinjaman ≤ 35% dari pendapatan bulanan sebanyak 2 orang dengan
persentase 10,5% dan responden yang sangat tidak setuju memiliki cicilan
pinjaman ≤ 35% dari pendapatan bulanan sebanyak 4 orang dengan
persentase 21,1%.

28
7. Data tentang Kemampuan Menabung Minimal 10% Maksimal
30% dari Pendapatan Bulanan

Sumber: diagram batang hasil kuesioner (data google form yang telah diolah)

Dari diagram di atas peneliti dapat mengetahui banyaknya responden yang


sangat setuju kemampuan menabung minimal 10% maksimal 30% dari
pendapatan bulanan sebanyak 2 orang dengan persentase 10,5%, responden
yang setuju kemampuan menabung minimal 10% maksimal 30% dari
pendapatan bulanan sebanyak 8 orang dengan persentase 42,1%, responden
yang netral kemampuan menabung minimal 10% maksimal 30% dari
pendapatan bulanan sebanyak 3 orang dengan persentase 15,8%, responden
yang tidak setuju kemampuan menabung minimal 10% maksimal 30% dari
pendapatan bulanan sebanyak 6 orang dengan persentase 31,6% dan tidak ada
responden yang sangat tidak setuju kemampuan menabung minimal 10%
maksimal 30% dari pendapatan bulanan.

8. Data tentang Pembuatan Catatan Pendapatan dan Pengeluaran

Sumber: diagram batang hasil kuesioner (data google form yang telah diolah)

29
Dari diagram di atas peneliti dapat mengetahui banyaknya responden yang
sangat setuju pembuatan catatan pendapatan pengeluaran sebanyak 1 orang
dengan persentase 5,3%, responden yang setuju pembuatan catatan pendapatan
pengeluaran sebanyak 6 orang dengan persentase 31,6 %, responden yang
netral pembuatan catatan pendapatan pengeluaran sebanyak 5 orang dengan
persentase 26,3%, responden yang tidak setuju pembuatan catatan pendapatan
pengeluaran sebanyak 6 orang dengan persentase 31,6% dan responden yang
sangat setuju pembuatan catatan pendapatan pengeluaran sebanyak 1 orang
dengan persentase 5,3%.

9. Data tentang Kerutinan Berinvestasi setiap Bulan

Sumber: diagram batang hasil kuesioner (data google form yang telah diolah)

Dari diagram di atas peneliti dapat mengetahui banyaknya responden yang


sangat setuju kerutinan berinvestasi setiap bulan sebanyak 1 orang dengan
persentase 5,3%, responden yang setuju kerutinan berinvestasi setiap bulan
sebanyak 4 orang dengan persentase 21,1%, responden yang netral kerutinan
berinvestasi setiap bulan sebanyak 5 orang dengan persentase 26,3%,
responden yang tidak setuju kerutinan berinvestasi setiap bulan sebanyak 8
orang dengan persentase 42,1% dan responden yang sangat setuju kerutinan
berinvestasi setiap bulan sebanyak 1 orang dengan 5,3%.

30
10. Data tentang Pengevaluasian Rencana Keuangan setiap Bulan atau
setiap 6 Bulan

Sumber: diagram batang hasil kuesioner (data google form yang telah diolah)

Dari diagram di atas peneliti dapat mengetahui banyaknya responden yang


sangat setuju pengevaluasian rencana keuangan setiap bulan atau setiap 6 bulan
sebanyak 1 orang dengan persentase 5,3%, responden yang setuju
pengevaluasian rencana keuangan setiap bulan atau setiap 6 bulan sebanyak 4
orang dengan persentase 21,1%, responden yang netral pengevaluasian rencana
keuangan setiap bulan atau setiap 6 bulan sebanyak 4 orang dengan persentase
21,1%, responden yang tidak setuju pengevaluasian rencana keuangan setiap
bulan atau setiap 6 bulan sebanyak 9 orang dengan persentase 47,4% dan
responden yang sangat tidak setuju pengevaluasian rencana keuangan setiap
bulan atau setiap 6 bulan sebanyak 1 orang dengan persentase 5,3%.

C. Pembahasan
1. Tingkat Pemahaman Para Ibu Rumah Tangga tentang Pentingnya
Memiliki Instrumen Keuangan terutama tentang Tabungan dan
Investasi
Berdasarkan pemaparan dari hasil penelitian di atas, dalam hal menabung
para ibu rumah tangga dapat dikatakan paham akan pentingnya memiliki
tabungan karena perolehan persentase terbanyak mengatakan setuju sebanyak
8 responden atau sebesar 42,1% dan yang mengatakan sangat setuju sebanyak
2 responden atau 10,5% mampu menabung setiap bulannya dengan minimal
10% hingga maksimal 30% dari pendapatan bulanan bahkan tidak ada

31
responden mengatakan sangat tidak setuju dalam hal menabung. Selain itu
perolehan persentase terbanyak mengatakan sangat setuju dalam hal
mempersiapkan dana pendidikan anak sebanyak 5 responden atau 26,3% dan
4 responden atau 21,1% mengatakan setuju, yang artinya para ibu rumah
tangga telah mempersiapkan dana pendidikan anaknya dapat berupa tabungan,
asuransi ataupun investasi.
Dalam memiliki dana darurat dalam bentuk tunai atau tabungan persentase
terbanyak mengatakan setuju sebanyak 9 responden atau 47,4% dan sebanyak
2 responden atau 10,5% mengatakan sangat setuju, berarti mereka telah
memahami kegunaan tabungan yang mereka miliki selain hanya menjadi
tabungan untuk berbagai macam keinginan mereka. Meskipun dalam hal untuk
mempersiapkan dana ibadah haji/umroh serta persiapan dana hari tua/pensiun
yang dapat berupa tabungan ataupun investasi para ibu rumah tangga masih
berpihak pada jawaban netral yang artinya setuju tidak, tidak setuju pun tidak,
atau bahkan ragu-ragu. Hal ini dapat dikarenakan responden tidak mengetahui
bagaimana cara pembagian pos keuangan yang baik dan benar, atau bahkan
setengah dari pendapatan yang mereka miliki termakan untuk membayar
cicilan dan sisanya habis untuk kebutuhan mereka sehari-hari.
Dalam hal berinvestasi, perolehan persentase terbanyak mengatakan tidak
setuju dalam hal kerutinan berinvestasi setiap bulan sebesar 8 responden atau
42,1%, walaupun begitu sebanyak 4 responden atau 21,1% mengatakan setuju
dan sangat setuju sebanyak 1 dalam responden atau 5,3% untuk rutin
berinvestasi setiap bulannya. Berarti sebenarnya para ibu rumah tangga
memang sudah paham akan pentingnya memiliki investasi yang salah satu
tujuannya dapat sebagai persiapan dana pendidikan anak walaupun ada
kemungkinan mereka masih belum paham untuk mengelola keuangannya
untuk berinvestasi dengan tujuan sebagai persiapan dana ibadah haji/umroh
dan persiapan dana hari tua/pensiun.
Padahal para responden dapat menginvestasikannya dalam investasi
jangka panjang seperti saham walaupun dengan high risk atau risikonya tinggi
tetapi imbal hasil yang didapatkan dapat tinggi atau high return. Dari adanya

32
penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa para ibu rumah tangga ini
sudah paham tentang pentingnya memiliki instrumen keuangan terutama
tentang tabungan dan investasi walaupun tujuan keuangan yang mereka miliki
belum benar-benar terbagi secara benar dan hanya berfokus kepada tujuan
keuangan dalam hal mempersiapkan dana pendidikan anak.

2. Tingkat Kesadaran Para Ibu Rumah Tangga tentang Perencanaan


Keuangan Keluarga
Penghasilan atau pendapatan yang diperoleh perlu dikelola dengan baik
agar dapat memenuhi kebutuhan saat ini dan juga kebutuhan di masa depan.
Untuk kebutuhan di masa datang dapat dipastikan akan terjadi seperti biaya
pernikahan, biaya pendidikan anak dan biaya naik haji/umroh namun
penghasilan atau pendapatan di masa depan tidak dapat dipastikan tetap ada.
Setiap individu memiliki risiko tertimpa musibah seperti kecelakaan,
kehilangan pekerjaan, kebangkrutan dan kematian. Risiko inilah yang dapat
mengganggu perolehan pendapatan di masa depan, terlebih lagi kita tidak dapat
memastikan apakah risiko tersebut akan datang dan jika datang pun kita tidak
dapat mengetahui kapan terjadinya. Oleh karena itu, kita perlu merencanakan
keuangan terutama perencanaan keuangan keluarga agar kebutuhan atau tujuan
keuangan di masa depan dapat terpenuhi.
Untuk merencanakan keuangan hal pertama yang perlu dilakukan ialah
melihat kondisi keuangan apakah tergolong sehat atau tidak sehat yang
tujuannya antara lain; untuk melihat apakah ada masalah keuangan yang
dihadapi tanpa sadar, memastikan kondisi keuangan tetap aman meskipun
terjadi peristiwa-peristiwa yang tidak terduga, memastikan apakah keuangan
keluarga sudah terlindungi atau belum jika terjadi musibah, memastikan
apakah harta yang dimiliki saat ini sudah tepat atau belum, dan memastikan
apakah keinginan-keinginan hidup yang membutuhkan uang dapat terwujud
atau tidak. Berdasarkan hasil penelitian di atas, kesadaran para ibu rumah
tangga untuk mengevaluasi rencana keuangan setiap bulan atau setiap 6 bulan
masih tergolong rendah dikarenkan sesuai hasil penelitian, sebanyak 9

33
responden atau 47,4% tidak setuju dalam mengevaluasi rencana keuangannya
secara rutin dan 1 responden atau 5,3% sangat tidak setuju untuk mengevaluasi
recana keuangannya.
Dengan adanya pengevaluasian ini, kita dapat melihat apakah kondisi
keuangan yang kita miliki sehat atau tidak dengan cara memiliki dana darurat
dengan porsi ideal yang sesuai dengan jumlah anggota keluarga. Terlihat dalam
hasil penelitian, sebanyak 9 responden atau 47,4% mengatakan setuju dan 2
responden atau 10,5% mengatakan sangat setuju memiliki dana darurat dalam
bentuk tunai atau tabungan. Lalu melihat besaran cicilan yang dimiliki tidak
melebihi 35% dari pendapatan, dari perolehan terbanyak dari hasil penelitian
tersebut sebanyak 7 responden atau 36,8% memiliki cicilan pinjaman ≤ 35%
dari pendapatan bulanan. Dan dalam kemampuan menabung setiap bulan
minimal 10% mendapatkan perolehan persentase terbesarnya sebesar 8
responden atau 42,1% mengatakan setuju dan 2 responden atau 10,5%
mengatakan sangat setuju. Selanjutnya, membuat catatan pendapatan dan
pengeluaran agar dapat mengetahui lebih pasti kondisi keuangan yang dimiliki
apakah ternyata utang lebih besar daripada pendapatan. Dari data hasil
penelitian, perolehan persentase imbang antara setuju dan tidak setuju dalam
membuat catatan pendapatan dan pengeluaran sebesar 6 responden atau 31,6%.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi keuangan responden
rata-rata tergolong sehat dan tingkat kesadaran akan pentingnya
pengevaluasian perencanaan keuangan masih cukup baik.
Langkah kedua dalam perencanaan keuangan ialah menentukan keinginan.
Sebagai manusia pasti mempunyai keinginan yang tidak terbatas, dan selalu
muncul keinginan baru setiap saat. Namun kita juga tidak dapat memenuhi
setiap keinginan yang kita inginkan karena adanya keterbatasan kemampuan
terutama dalam hal keuangan. Oleh karena itu kita memerlukan perencanaan
keuangan agar keinginan yang kita inginkan dapat terwujud satu persatu
dengan membuat urutan keinginan mulai dari yang menjadi prioritas hingga
tidak terlalu menjadi prioritas kita. Dalam perencanaan keuangan keluaraga,
salah satunya dengan mulai memprioritaskan keinginan utama yaitu

34
mempersiapkan dana pendidikan anak terlebih dahulu. Terlihat bahwa
sebanyak 4 responden atau 21,1% setuju dan 5 responden atau 26,3% sangat
setuju bahwa telah mempersiapkan dana pendidikan anak. Yang artinya tingkat
kesadaran dalam mempersiapkan dana pendidikan anak cukup baik.
Lalu kedua, mempersiapkan dana ibadah haji/umroh. Perolehan persentase
yang setuju telah mempersiapkan dana ibadah haji/umroh sebanyak 4
responden atau 21,1% dan sebanyak 3 responden atau 15,8% mengatakan
sangat setuju telah mempersiapkan dana tersebut, sementara tidak ada yang
memilih tidak setuju maupun sangat tidak setuju telah mempersiapkan dana
tersebut. Dari hal ini dapat dikatakan tingkat kesadaran dalam mempersiapkan
dana ibadah haji/umroh cukup baik. Dan ketiga, mempersiapkan dana hari
tua/pensiun dimana dari hasil penelitian, tingkat kesadaran untuk
mempersiapkan dana pensiun ini tergolong cukup rendah sebesar 4 responden
atau 21,1% setuju dan 2 responden atau 10,5% sangat setuju telah
mempersiapkan dana pensiun karena 8 responden atau 42,1% mengatakan
netral dan 5 responden lainnya atau 26,3% tidak setuju telah mempersiapkan
dana pensiun.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesadaran para
ibu rumah tangga dalam perencanaan keuangan keluarga sudah cukup baik
dalam hal penentuan keinginan walaupun dalam mempersiapkan dana pensiun
masih tergolong cukup rendah, tetapi hal lainnya sudah cukup baik. Sementara
dalam pengevaluasian perencanaan keuangan terutama dalam pengecekan
kondisi keuangannya juga masih terbilang cukup baik.

35
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan keuangan keluarga diperlukan agar kebutuhan atau tujuan
keuangan di saat ini dan masa depan dapat terpenuhi, dikarenakan kita tidak
dapat mengetahui dengan pasti seperti apa dan terjadi kejadian apa saja di masa
yang akan datang nantinya. Ada dua langkah untuk merencanakan keuangan
yaitu langkah pertama adalah mengenali kondisi keuangan yang dimiliki
dengan cara menganalisis kemampuan memiliki dana darurat yang ideal sesuai
jumlah anggota keluarga, cicilan yang dimiliki tidak lebih dari 35%
pendapatan, mampu menabung minimal 10% dari pendapatan bulanan dan
membuat catatan pendapatan dan pengeluaran. Langkah kedua, menentukan
keinginan mulai dari prioritas hingga tidak terlalu menjadi prioritas.
Selanjutnya, instrumen keuangan dalam keluarga juga penting untuk dimiliki
seperti tabungan dan investasi. Sudah terbiasa untuk menabung memang baik
akan tetapi kita perlu memiliki investasi dikarenakan tingkat suku bunga
tabungan persentasenya sangatlah kecil. Hanya berkisar 0 hingga 1 persen saja
per bulannya. Berapa lama pun menabung, tentu uang ditabungan tidak akan
bertambah dengan cepat hanya dengan bunga bank ditambah lagi pemotongan
biaya kartu per bulannya sudah membuat memakan uang dari bunga tabungan
kita.
Maka dari itu, para ibu rumah tangga sudah paham tentang pentingnya
memiliki instrumen keuangan terutama tentang tabungan dan investasi
walaupun tujuan keuangan yang mereka miliki belum benar-benar terbagi
secara benar dan hanya berfokus kepada tujuan keuangan dalam hal
mempersiapkan dana pendidikan anak. Selain itu, tingkat kesadaran para ibu
rumah tangga dalam perencanaan keuangan keluarga sudah cukup baik dalam
hal penentuan keinginan walaupun dalam mempersiapkan dana pensiun masih
tergolong cukup rendah, tetapi hal lainnya sudah cukup baik. Sementara dalam
pengevaluasian perencanaan keuangan terutama dalam pengecekan kondisi
keuangannya juga masih terbilang cukup baik.

36
B. Saran
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang sudah dijelaskan, maka
penulis mengajukan beberapa saran yang bermanfaat. Untuk masyarakat
diharapkan untuk lebih sering membaca mengenai perencanaan keuangan
karena masih banyak yang belum paham mengenai perencanaan keuangan itu
sendiri. Hal ini agar dapat memenuhi keinginan yang diinginkan dan
menghindari dari berbagai risiko atau kejadian tak terduga yang akan muncul.
Untuk peneliti selanjutnya, karena adanya keterbatasan wawasan dan
jangkauan yang dimiliki oleh peneliti, maka penelitian ini masih banyak
kekurangan. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan agar lebih baik lagi dan
lebih memperluas jangkauan penelitiannya sehingga akan didapatkan hasil
yang lebih baik.

37
DAFTAR PUSTAKA

Keuangan Pribadi. Bandung: Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen


Maranatha.
Senduk, Safir. 2009. Mengelola Keuangan Keluarga. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo
Soekanto, S. 1995. Sosiologi Suatu Pengantar. Hal 162. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Solso, Robert L., Dkk. 2007. Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga
Sugiharto, Eko. 2007. Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Desa
Benua Baru Ilir Berdasarkan Indikator Badan Pusat Statistik (The
Welfare Level of Fisherman Society of Benua Baru Ilir Village
Based on Badan Pusat Statistik Indicator. EPP. Vol.4. No.2: 32-36.
Samarinda: FPIK Unmul.
Warsono. 2010. Prinsip-prinsip dan Praktik Keuangan Pribadi, 13 (2).
Wibawa, H.K. 2003. Perencanaan Keuangan Keluarga. Jakarta:
Salemba Empat.
Yohnson. 2004. Peran Universitas di Surabaya dalam Meningkatkan
Jumlah Keluarga Mapan di Surabaya (Seri Penelitian Aulia. 2009.
Perencanaan Keuangan Keluarga (Menciptakan Surplus Ang-
garan dalam Keuangan Keluarga Anda). Yogyakarta: Cakrawala
BKKBN. 1993. Petunjuk Teknis Pencatatan dan Pelaporan Pendataan
Keluarga Sejahtera Gerakan KB Nasional. Jakarta: BKKBN Pusat.
Budisantoso, I & Gunanto. 2010. Cara Gampang Mengelola Keuangan
Pribadi dan Keluarga. Jakarta: PT Gramedia
Bungkaes, H. R., Posumah, J. H., & Kiyai, B. 2013. Hubungan Efektivitas
Pengelolaan Program Raskin dengan Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat di Desa Mamahan Kecamatan Gemeh Kabupaten
Kepulauan Talaud. Journal “Acta Diurna”.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.

38
Hidayat, Taufik. 2010. Financial Planning Mengelola & Merencanakan
Keuangan Pribadi dan Keluarga. Jakarta Selatan: Mediakita
Iskandar, dkk. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan
Keluarga. Sumatra Utara: Universitas Sumatra Utara.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT.Gramedia
Pustaka Utama.
Khurniatun, Sri. 2009. Cerdas & Cerdik Mengelola Uang. Jakarta: Trans
Media.
Pratiwi, Rahmawati D. 2010. Tingkat Kesadaran Masyarakat dalam
Perencanaan Keuangan Keluarga Perspektif Ekonomi Islam (Studi
pada masyarakat kelurahan Cempaka Putih Ciputan. Skripsi.
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Rodhiyah. 2012. Manajemen Keuangan Keluarga Guna Menuju
Keluarga Sejahtera. Semarang.
S, Henky L. & Ida. 2010. Pencegahan Perilaku Compulsive Buying
Pengguna Kartu Kredit dengan Perencanaan.
Keuangan Keluarga. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, 6 (1), 54-71.
Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
Artmanda W, Frista. 2007. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jombang:
Lintas Media Azwar, Saifuddin. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta:
Pustaka
Daryanto. 1997. Kamus Bahasa Indonesia. Surabaya: Apollo.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Fakultas Syariah dan Hukum. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: FSH.
Hapsari, Ari. R. 2007. Pintar Mengelola Uang. Jakarta. Erlangga.
Hasan, Iqbal. 2002. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Bojongkerta: Ghalia
Indonesia.
Henn, Martha and McCormick. 2009. The Effectiveness of Youth Financial
Education:A Review of the Literature. Journal of Financial Counseling and
Planning, 20 (1).

39
aca.co.id. 10 Perencanaan Keuangan Keluarga. Diakses pada 30 November 2020
dari
https://www.aca.co.id/cmsprd/uploads/10%20Perencanaan%20Keuangan%
20Keluarga%201503904599.pdf.
Khurniatun, Sri. 2009. Cerdas & Cerdik Mengelola Uang. Jakarta: Trans Media.
Kustriyadi, Heru. 2002. Perencanaan Keuangan Keluarga. Jakarta: Salemba
Empat.

40
LAMPIRAN

41
42
43
44

Anda mungkin juga menyukai