Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

halaman

KATA PENGANTAR………………………………………………………. i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BABI PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 7

C. Batasan Masalah .......................................................................................... 7

D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 9

A. Uraian Teoritis .......................................................................................... 9

1. Literasi Keuangan (Financial Literacy) .......................................................... 9

a. Pengertian Literasi Keuangan ....................................................................... 9

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Literasi Keuangan ........... ……………..11

c. Indikator Literasi Keuangan ...................................................... 13

d. Tujuan Dan Manfaat Literasi Keuangan ................................... 15

e. Aspek-Aspek Literasi Keuangan ............................................... 16

2. Pengelolaan Keuangan .................................................................... 16


a. Pengertian Pengelolaan Keuangan .............................................. 16

b. Tujuan Pengelolaan Keuangan ................................................... 17

c. Faktor-Faktor Pengelolaan .......................................................... 17

BAB III METODE PENELITIAN ............................................. 20

A. Pendekatan Penelitian .......................................................................... 20

B. Defenisi Operasional ............................................................................ 21

C. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 23

D. Populasi dan Sampel ............................................................................ 24


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Uraian Teoritis

1. Literasi Keuangan (Financial Literacy)

a. Pengertian Literasi Keuangan

Tingkat literasi keuangan yang tinggi merupakan kebutuhan dasar bagi

setiap orang agar terhindar dari masalah keuangan. Kesulitan keuangan bukan

disebabkan dari pendapatan semata (rendahnya pendapatan), kesulitan keuangan

juga dapat muncul jika terjadi kesalahan dalam pengelolaan keuangan seperti

kesalahan penggunaan kredit, tidak adanya perencanaan keuangan dan tidak

memiliki tabungan. Sehingga memiliki literasi yang tinggi merupakan hal vital

untuk mendapatkan kehidupan yang sejahtera. Masyarakat dengan tingkat literasi

keuangan yang tinggi berpotensi memberikan nilai produktivitas yang lebih

tinggi. Selain itu, literasi keuangan perlu terapkan secara lebih luas untuk

membentuk masyarakat yang memiliki daya saing yang lebih tinggi dalam

mewujudkan kesejahteraan keuangan, tanpa terkecuali.

Duvall (1998) “Salah satu elemen penting dari literasi adalah literasi

ekonomi atau literasi keuangan. Robert F. Duvall, President dari the National

Council on Economic Education, Usa, menyebutkan bahwa “Economic literacy is

a vital skill, just as vital as reading literacy”. Masyarakat dengan tingkat literasi

keuangan yang tinggi berpotensi memberikan nilai produktivitas yang lebih

tinggi. Selain itu, literasi keuangan perlu terapkan secara lebih luas untuk

9
membentuk masyarakat yang memiliki daya saing yang lebih tinggi dalam

mewujudkan kesejahteraan keuangan, tanpa terkecuali.

Oleh karena itu, banyak negara yang menempatkan literasi keuangan

sebagai salah satu program prioritas walaupun menggunakan berbagai istilah

dalam strategi nasionalnya. Survei OECD (Grifoni dan Messy, 2012)

menunjukkan bahwa sebagian besar negara menggunakan istilah edukasi

keuangan (financial education) dan literasi keuangan (financial literacy) dan

hanya sebagian kecil negara mengaitkannya dengan kebijakan perlindungan

konsumen (consumer protection).

World Bank menggunakan istilah kemampuan keuangan (financial

capability) yang juga menitik beratkan pada perilaku dan interaksi antara

pengetahuan, keterampilan, dan sikap keuangan.

Defenisi World Bank (2014) terhadap financial capability adalah

kapasitas internal untuk bertindak dalam kepentingan keuangan

terbaik seseorang, mengingat kondisi lingkungan sosio-ekonomi. ini

mencakup pengetahuan (keaksaraan), sikap, keterampilan dan

perilaku konsumen dalam hal mengelola sumber daya mereka, dan

memahami, memilih, dan memanfaatkan layanan keuangan yang

sesuai dengan kebutuhan mereka..OECD menggunakan dua istilah, yaitu literasi keuangan dan

edukasi keuangan. OECD mendefenisikan literasi keuangan sebagai kombinasi dari

keanggunan, pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku yang diperlukan

untuk membuat keputusan keuangan yang baik.

. 10
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Literasi Keuangan

Menurut Widayati (2012) faktor-faktor yang mempunyai tingkat literasi

keuangan; Status sosial ekonomi orang tua, Pendidikan pengelolaan keuangan

keluarga, Pembelajaran keuangan di Perguruan Tinggi (PT). Sedangkan menurut

Otoritas Jasa Keuangan (2014) faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat literasi

keuangan yaitu; Jenis kelamin, Tingkat pendidikan, Tingkat Pendapatan.

1) Jenis Kelamin

Hungu (2007) “Jenis kelamin (sex) adalah perbedaan antara perempuan

dengan laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir”. Margaretha dan Pambudhi

(2015) menyatakan bahwa jenis kelamin mempengaruhi literasi keuangan.

Nababan dan Sadalia (2012) menyatakan bahwa laki-laki cenderung

memiliki literasi keuangan personal yang lebih tinggi dibandingkan

perempuan. Laki-laki tidak banyak mempertimbangkan variabel

variabel yang berhubungan dengan keputusan investasinya, karena

karakter laki-laki berbanding terbalik dengan perempuan yaitu

sangat mandiri, tidak terlalu emosional, sangat logis, mudah

membuat keputusan, sangat percaya diri, dan tidak terlalu

membutuhkan rasa aman. Perempuan cenderung lebih berhati-hati

dalam membuat keputusan keuangan. Ini menunjukkan bahwa lakilaki

lebih berani dalam mengambil keputusan mengenai keuangan

dibandingkan perempuan.

11
2) Tempat Tinggal

Menurut Pasal 77, Pasal 1393; 2 KUHP tentang Hukum Benda, tempat

tinggal itu adalah tempat dimana suatu perbuatan hukum harus dilakukan. Tempat

tinggal yang tidak permanen biasanya difungsikan untuk seseorang yang memiliki

kegiatan jauh dari tempat tinggal tetapnya seperti mahasiswa luar kota yang

memiliki kegiatan perkuliahan rutin di instansi yang jauh dari rumahnya. Tempat

tinggal yang dipilih dapat berupa kos atau rumah kontrakan. Nababan dan Sadalia (2012)

“Mahasiswa yang tinggal sendiri lebih mandiri

dan sering terlibat langsung dengan pengelolaan keuangan pribadinya, selain itu

dana yang dimiliki oleh mahasiswa yang tinggal sendiri atau kos terbatas untuk

digunakan setiap bulannya sehingga penggunaannya harus lebih berhati-hati dan

harus lebih efektif”


3) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

Siregar (2006) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha dari

semua kegiatan yang dilakukan mahasiswa, baik dari belajar, pengalaman dan

latihan dari sesuatu kegiatan. Cara untuk mengetahui hasil dari belajar ini dibuat

suatu alat pengukur atau tes prestasi (achievement test). Hasil pengukuran melalui

tes hasil belajar dapat dinyatakan dalam bentuk nilai yang bersifat kuantitatif

dalam angka 0 sampai 4 atau A, B, C, D, E. Tingkatan nilai test ini diatur menurut

rangking dan diformulasikan dalam bentuk Indeks Prestasi (IP).

Menurut Margaretha dan Pambudhi (2015) menjelaskan semakin tinggi IPK

mahasiswa, maka semakin baik dalam mengelola keuangan pribadinya atau

memiliki keuangan yang lebih baik.

4) Tingkat Pendapatan

Luminatang (2013) “Pendapatan merupakan salah satu indikator untuk

mengukur kesejahteraan seseorang atau masyarakat, sehingga pendapatan

masyarakat ini mencerminkan kemajuan ekonomi suatu masyarakat”. Pendapatan

adalah jumlah penghasilan yang diterima selama periode tertentu berdasarkan

jenis pekerjaan, prestasi dan lamanya bekerja.

12
5) Tingkat Pendidikan

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, pengukuran tingkat pendidikan formal digolongkan menadi 4 (empat)

yaitu:

a) Tingkat pendidikan tinggi, yaitu minimal pernah menempuh

pendidikan tinggi.

b) Tingkat pendidikan tinggi, yaitu pendidikan SMA atau sederajat.

c) Tingkat pendidikan sedang, yaitu pendidikan SMP atau sederajat.

d) Tingkat pendidikan rendah, yaitu pendidikan SD atau sederajat.

c. Indikator Literasi Keuangan

Chen dan Volpe (1998), literasi keuangan dapat diukur menggunakan 4

(empat) indikator yakni:

1) Pengetahuan dasar pengelolaan keuangan.

2) Pengelolaan tabungan dan pinjaman.

3) Pengelolaan asuransi.

4) Pengelolaan investasi.

d. Tujuan dan Manfaat Literasi Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan (2013) literasi memiliki tujuan jangka panjang bagi

seluruh golongan masyarakat yaitu:

1) Meningkatkan literasi seseorang yang sebelumnya less literate atau

not literate menjadi well literate.

2) Meningkat jumlah pengguna produk dan layanan jasa keuangan.

13
1) Mendorong pertumbuhan ekonomi

Peningkatan literasi dan inklusi keuangan merupakan salah satu indikator

pembangunan sektor keuangan (financial sector development) yang dapat

meningkatkan fungsi intermediasi lembaga keuangan.

2) Pengentasan Kemiskinan

Penyediaan akses layanan dan jasa-jasa sektor keuangan yang terjangkau

bagi masyarakat miskin secara langsung dapat membuat mereka berpartisipasi dan

menjadi agen pertumbuhan ekonomi. Pemerataan jangkauan layanan keuangan

akan mampu menciptkan sumber pertumbuhan ekonomi baru yang lebih cepat dan

menyeluruh. Adanya inklusi keuangan akan mampu menciptakan pertumbuhan

yang lebih merata dan menyebar ke seluruh wilayah Indonesia.

3) Mengurangi Ketimpangan Pendapatan

Demirguc-Kunt dan Klapper (2012) menunjukkan bahwa ketimpangan

dalam kepemilikan rekening keuangan mempunyai korelasi dengan ketimpangan

pendapatan suatu negra. Terdapat korelasi yang sangat tinggi antara tingkat

penetrasi penggunaan rekening dengan gini ratio sebagai proxy dari ketimpangan

pendapatan. Beck, et.al., (2007) juga menemukan bahwa pembangunan sektor

keuangan mendorong pendapatan orang miskin tumbuh lebih cepat daripada

pertumbuhan rata-rata GDP per kapita sehingga ketimpangan pendapatan semakin

rendah. Dampak dari pembangunan sektor keuangan bagi masyarakat miskin

melalui dua jalur, yaitu sebesar 60% pada pertumbuhan agregat dan 40% terhadap

pengurangan ketimpangan pendapatan.

14
4) Meningkatkan Stabilitas Sistem Keuangan

Masyarakat dengan tingkat literasi tinggi akan menghindari terjadinya overindebtness

dan menggunakan produk dan layanan keuangan sesuai dengan

kemampuan dan kebutuhan. Penelitian dari Klapper, Lusardi dan Panos (2012)

menunjukkan bahwa masyarakat dengan tingkat literasi yang tinggi umumnya

memiliki ketersediaan anggaran yang lebih tinggi selama krisis keuangan. Dengan

kata lain, literasi keuangan akan mempersiapkan setiap individu untuk

menghadapi guncangan keuangan.

e. Aspek-Aspek Literasi Keuangan

Menurut Chen dan Volpe (2018) literasi keuangan terbagi menjadi empat

aspek, diantaranya yaitu:

1) General Personal Finance Knowladge meliputi pemahaman beberapa

hal yang berkaitan dengan pengetahuan dasar tentang keuangan

pribadi.

2) Saving and borrowing (tabungan dan pinjaman), ini meliputi

pengetahuan yang berkaitan dengan tabungan dan pinjaman seperti

penggunaan kredit.

3) Insurance (asuransi), ini meliputi pengetahuan dasar asuransi dan

produk asuransi seperti asuransi jiwa dan asuransi kendaraan

bermotor.

4) Investment (investasi), ini meliputi pengetahuan mengenai suku bunga

pasar, reksadana, dan risiko investasi.

15
2. Pengelolaan Keuangan

a. Pengertian Pengelolaan Keuangan

Ghozali (2001) “Pengelolaan keuangan adalah proses yang dimulai dari

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi. Pengelolaan keuangan sebuah

strategi yang apabila dijalankan oleh seorang maka dapat membantu mencapai

tujuan keuangan di masa datang”. Pengelolaan keuangan pribadi juga ditentukan

oleh pengetahuan keuangan yang dimiliki oleh setiap individu (Chusnul dan Suci,

2015). Kemampuan seseorang dalam mengelola keuangan menjadi salah satu

faktor penting untuk mencapai sukses dalam hidup, sehingga pengetahuan akan

pengelolaan keuangan yang baik dan benar menjadi penting bagi anggota

masyarakat khususnya mahasiswa.

Anton Athoillahh (2010) sering kali kita merasa heran dengan kondisi

keuangan kita di akhir bulan jika kita belum mngelola keuangan dengann benar.

Ada beberapa tips mengelola keuangan pribadi dengan mudah yaitu:

1) Tetapkan tujuan keuangan.

2) Buat rencana pengeluaran.

3) Lacak pengeluaran pribadi.

4) Mulai bisnis sendiri.

5) Jangan menghindar dari hutang.

16
b. Tujuan Pengelolaan Keuangan

Bank Indonesia (2013) secara umum, tujuan dari pengelolaan keuangan

meliputi;

1) Mencapai target dana tertentu di masa yang akan datang.

2) Melindungi dan meningkatkan kekayaan yang dimilki.

3) Mengatur arus kas (pemasukan dan pengeluaran uang).

4) Melakukan manajemen resiko dan mengatur resiko dengan baik.

5) Mengelola utang piutang.

c. Faktor-Faktor Pengelolaan Keuangan

Menurut Ida dan Cinthia (2010) "seseorang yang memiliki financial

management behavior cenderung membuat anggaran, menghemat uang dan

mengontrol belanja”. Kemampuan mengelola keuangan dengan baik akan mampu

mencukupi kebutuhan sehari-hari dan menyisihkan sebagian uang untuk

menabung untuk mencukupi kebutuhan di masa yang akan datang. Fenomena

tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu:

1) Pengetahuan Keuangan

Pengetahuan mengenai pengelolaan keuangan yang masih kurang menjadi

alasan utama mengapa masyarakat gagal mengelola keuangan pribadinya (Lutfi

dan Rr. Iramani, 2008).

2) Pengalaman Keuangan

Pengalaman keuangan adalah kejadian tentang hal yang berhubungan

dengan keuangan yang pernah dialami baik yang sudah lama atau yang baru saja

17
terjadi. Dari pengalaman keuangan dapat digunakan untuk modal dalam

mengelola keuangan.

3) Sikap Keuangan

Irine dan Lady (2016) “Sikap keuangan adalah keadaan pikiran, pendapat

serta penilaian tentang keuangan”. Sikap menunjukkan banyak hal terkait dengan

uang, meliputi perlindungan kedudukan sosial dan kepuasan individu. Seseorang

membangun sikap terhadap uang berdasarkan pengalaman dan keadaan yang

mereka alami.

4) Tingkat Pendidikan

Dengan pendidikan formal yang memadai, individu akan lebih mudah untuk

mengerti dan memahami pengelolaan keuangan yang baik dan dapat lebih

bijaksana dalam mengambil keputusan keuangan


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Analisis data

kuantitatif adalah analisis data yang menggunakan angka, nilai atau numerik

tertentu dalam suatu penelitian. Analisis data deskriptif adalah analisis data yang

menggambar data apa adanya atau apa yang terjadi di lapangan pada saat diteliti

maka itulah yang akan ditulis.

B. Defenisi Operasional Variabel

Agar penelitian ini tetap berjalan sesuai dengan tujuan utama penelitian ini,

maka perlu dijabarkan defenisi operasional beserta cara pengukuran masingmasing

variabel.

1. Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas (independent variable) dengan simbol X merupakan variabel

yang mempengaruhi atau menyebabkan pengaruh literasi keuangan terhadap

pengelolaan keuangan mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UMSU dalam menggunakan Literasi Keuangan sebagai variabel bebas (X).

a. Literasi Keuangan

Literasi keuangan adalah suatu pemahaman dan keterampilan mahasiswa

dalam melakukan pengelolaan keuangan pribadi.

20
1 Pengetahuan dasar pengelolaan keuangan

2 Pengelolaan tabungan dan pinjaman

3 Pengelolaan asuransii

Sumber: Chen dan Volpe (1998)

2. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel terikat (dependent variable) dengan simbol Y merupakan variabel

yang dependen, variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengelolaan

keuangan mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Manajemen UMSU

a. Pengelolaan Keuangan

Pengelolaan keuangan adalah kemampuan individu dalam merencanakan

keuangannya mulai dari mencatat pendapatan dan pengeluaran yang dialami

salama setiap bulan nya.

1 Memahami cara membuat anggaran pendapatan dan belanja

2 Besar pendapatan dari pengeluaran

3 Mampu memanfaatkan fasilitas kartu kredit

4 Benar dalam memilih tempat berhutang

5 Gaya hidup yang tepat

6 Gaya hidup yang sehat

7 Keluar dari zona nyaman dan berani mengambil tantangan

8 Memiliki beberapa sumber penghasilan

9 Memahami cara dan metode investasi yang benar

10 Memperhatikan faktor inflasi

21
C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

(UMSU) yang berlokasi di Jalan Kapten Mucthar Basri No 108-112, Glugur Darat

II, Medan Timur, Kota Medan, Sumatera Utara 20238.

2. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember sampai

Januari 2020.

23
D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2016) “Populasi adalah wilayah generelisasi yang

terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan bendabenda

alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek

atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang

dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Populasi dalam penelitian ini adalah

mahasiswa prodi manajemen semester 6 (enam) Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UMSU.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2016) “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi besar, dan

peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya

karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang daiambil dari populasi itu.

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa prodi manajemen semester 6

(enam) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera

Utara. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel

dengan menggunakan simple random sampling atau biasa disebut dengan

24
pengambilan sampel secara acak. Teknik penarikan sampel menggunakan cara ini

memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk menjadi

25

sampel penelitian. Kelebihan metode ini yaitu dapat mengurangi bias dan dapat

mengetahui standard error penelitian. Sementara kurangnya yaitu tidak adanya

jaminan bahwa sampel yang terpilih bener-bener dapat mempresentasikan

populasi yang dimaksud.

Dari populasi mahasiswa manajemen semester 6 (enam) UMSU sebanyak

548 populasi, karena teknik pengambilan penelitian ini menggunakan simple

random sampling maka penelitian ini hanya mengambil sampel sebanyak 100

jiwa.
DAFTAR PUSTAKA

Ansong, A. and Gyensare, M. A.. 2012. Determinants of University

WorkingStudents’ Financial Literacy at the University of Cape Coast,

Ghana. International Journal of Business and Management, 7 (9),126–

133.

Ariadi, dkk. 2015. Analisa Hubungan Financial Literacy dan Demografi dengan

Investasi, Saving dan Konsumsi. Journal of Finsta, 3(1), 7-12

Atkinson, A. dan Messy, F. 2012. “ Measuring Financial Literacy: Results of the

OECD/ International Network on financial Education (INFE) Pilot Study”

, OECD WorkingPapers on Finance, Insurance and Private Pensions, No.

15, OECD Publishing, Paris. http://dx.doi.org/10.1787/5k9csfs90fr4-en.

Athoillahh Anton, 2010. Dasar-Dasar Manajemen, Bandung: Pustaka Setia

Bandung

Bank Indonesia (2013) Buku Panduan Guru Ekonomi SMA/MA Muatan

Kebanksentralan. Jakarta

Chen, H and Volpe, R. P.. 1998. An Analysis of Personal Financial Literacy

among College Student. Financial services review, 53 (1), 107-128.

Chusnul Chotimah dan Suci Rohayati, “Pengaruh Pendidikan Keuangan Di

Keluarga, Sosial Ekonomi Orangg Tua, Pengetahuan Keuangan,

Kecerdasar Spiritual, Dan Teman Sebaya Terhadap Manajemen Kuangan

Pribadi Mahasiswa S1 Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Negri Surabaya”. Jurnal Universitas Negeri Surabaya, 11(2),

3-11.
Demirguc-Kunt, Asli: Klapper, Leora.2012. Measuring Financial Inclusion : The

Global Findex Database. Policy Research Working Paper; No 6025.

World Bank, Washington, DC.

https://openknowladge.worldbank.org/handle/10986/6042

Duvall, Robert F. 1998. “Do We Know Enough About Economics?”. Federal

Reserve Bank Of Minneapolis.

https://www.minneapolisfed.org/publication/the-region/do-we-knowenough-

about-economics.

Fauzi, D. A. (2006). Cerdas Finansial, Sekarang! Jakarta: Edsa Mahkota.

Ghozali, I. dan Chariri, A. 2001, Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit

UNDIP.

Giffari, Arvika Shinta 2018, Analisis Literasi Finansial Mahasiswa Fakultas

Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Skripsi S1, http://dspace.uii.ac.id

Grifoni, A. dan Messy, F. 2012. “Current Status of National Strategies for

Financial Education: A Comparative Analysis and Relevant Practices”.

OECD Working Paperson Finance, Insurance and Private Pensions, No.

16, OECD Publishing. http://dx.doi.org/10.1787/5k9bcwct7xmn-en.

Harahap, Asma Ardiana 2017, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Literasi Keuangan: Studi Pada Mahiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Skripsi S1,

http://repository.umsu.ac.id

Hungu. 2007. Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta : Penerbit Grasindo.

Ida dan Cinthia Yohana Dwinta. 2010. “ Pengaruh Locus Of Control, Knowledge,
dan Income terhadap Financial Management Behavior”. Jurnal Bisnis dan

Akuntansi, 12 (3), 131 - 144

Julians, Frans 2014, Analisis Tingkat Literasi Keuangan Mahsiswa Fakkultas

Ekonomi Dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Riau, Skripsi S1, http://repository.uin-suska.ac.id

Juliandi, Azuar dan Irfan (2015). "Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Ilmu-

Ilmu Bisnis". Bandung: Ciptapustaka Media PerintisKrishna, dkk.. 2010. Analisis Tingkat

Literasi Keuangan di Kalangan Mahasiswa

dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Proceedings of the 4th

International Conference on Teacher Education: Join Conference UPI &

UPSI Bandung, Indonesia, 1(1), 552-560.

Kusumaningtuti dan Setiawan. 2018. Literasi dan Inklusi Keuangan Indonesia.

Depok : Penerbit RajaGrafindo.

Lusardi, A. and O. S. Mitch1ell . 2007. Baby Boomer Retirement Security : The

Roles of Planning, Financial Literacy, and Housing Wealth. Journal of

Monetary Economics, 54(2) 205-224.

Maulani, Septi 2016, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Literasi

Keuangan (Studi pada Mahsiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Semarang Aktif Semester Gennap Tahun 2015/2016),

Skripsi S1, http://lib.unnes.ac.id

Anda mungkin juga menyukai