Anda di halaman 1dari 16

PENGERAHAN MODAL UNTUK

PEMBANGUNAN
Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas akhir mata kuliah Ekonomi Pembangunan

Oleh kelompok 4:

Humaidi ( )
Agus Ilhamsyah (112)
Triliana Bella fatmawati (127)
Riny Julia Katrind Ibr hayat (128)
Era Bonde Ambarawati (135)
Denny Erwandi (139)

Universitas Muhammadiyah Malang


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Ilmu Ekonomi dan Pembangunan
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas Ekonomi Pembangunan.Tugas ini dibuat dalam rangka
memenuhi tugas dari Ekonomi Pembangunan.Selain itu juga kami ingin memberikan
pengetahuan kepada pembaca mengenai Pengerahan Modal Untuk Pembangunan.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah Ekonomi Pembangunan yang telah banyak memberikan pengetahuan
kepada penulis dalam menyusun tugas ini serta kepada semua pihak yang telah membantu .
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,
kami mengaharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca, khususnya dari
teman-teman mahasiswa dan dosen pembimbing.

Malang, 9 November 2015

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................ 1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sumber Dana Untuk Pembangunan ...................... 2
2.2 Tabungan Sukarela Masyarakat.................................... 2
2.3 Menaikkan Tabungan Pemerintah ............. 4

2.4 Anggaran Belanja Defisit Sebagai Cara Pengerahan Modal ............. 5


2.5 Inflasi Dan Pembangunan Ekonomi ........................................................................... 6
2.6 Dana Yang Berasal Dari Luar Negeri ......................................................................... 6
2.7 Pertumbuhan Ekonomi ................................................................................................ 7

2.8 Peranan Investasi dalam Pembangunan ....................................................................... 8

2.9 Kebijakan investasi Mempengaruhi Pembangunan Ekonomi ..................................... 9

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA...................................... 12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pembangunan ekonomi Negara Negara sedang berkembang termasuk


Indonesia, pengangguran semakin bertambah jumlahnya lapangan kerja semakin sempit SDM
tenaga kerja yang tidak memenuhi persyaratan untuk masuk dalam lapangan kerja. Tinggakt
pengangguran suatu Negara sangat berdampak pada pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
suatu Negara. Semakin tinggi tinggakat pengannguran maka akan berdampak pada pendapatan
perkapita.

Selain pemerintah, swasta juga punya andil dalam pembangunan dan pertumbuhan
perekonomian suatu Negara terutapa peran swasta yaitu dengan investasi dan membuka
lapangan kerja. Anggaran pemerintah sangat berpengaruh pada kondisi perekonomian.
Anggaran pemerintah dapat berpengaruh pada tingkat output. Pengaruhnya tergantung pada
pengaruh anggaran terhadap sector swasta. Pengaruh anggaran pemerintah terhadap sektor
swasta dapat bersifat substitusi atau komplemnenter. Anggaran pemerintah yang bersifat
substitusi dengan swasta jika investasi poemerintah bersaing dengan investasi swata. Anggaran
pemerintah dapat bersifat komplementer denagn sektor swata apabila investasi pemerintah
digunakan dalam pembangunan infrastruktur fisik maupun nonfisik. Hal ini akan
meninggkatkan Ekonomies Of Scale melaului perluasan pasar yang selanj utnya akan
meningkatkan keuntungan sektor swasta.

Investasi pemerintah juga akan meningkatkan pendapatan secara langsung maupun


tidak langsung melalui multiplier effect, sehingga sektor swasta akan terdorong untuk
melakukan investasi karena keuntungan diperoleh akan meninggkat sejalan dengan
peningkatan pada pemerintah pada permintaan terhadap barang akhir.

Maka dengan investasi dan perluasan pasar akan meningkatkan pembangunan dan
pertumbuhan perekonoian yang lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana cara pengerahan modal untuk pembangunan?


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sumber Dana Untuk Pembangunan

Tingkat kemakmuran yang relative rendah di negara berkembang menimbulkan


implikasi penting terhadap kemampuan negara melakukan penanaman modal. Kemakmuran
masyarakat yang rendah tersebut menyebabkan

- Tingkat tabungan yang dapat di wujudkan masyarakat relative terbatas

- Kemampuan warga untuk membayar pajak juga terbatas.

Semakain lama negara berkembang semakin menyadari bahwa tersedianya modal


belumlah syarat yang cukup untuk menciptakan pembangunan. Pada mulanya banyak kalangan
menilai bahwa modal memegang peranan yang sangat penting dan paling menentukan dalam
menciptakan pembangunan ekonomi.Namun demikian, walau diakui modal dalam
pembangunan tidaklah sepenting seperti anggapan semula, ahli-ahli ekonomi tetap yakin dana
mempunyai kedudukan istimewa dalam pembangunan.

Usaha pengerahan modal untuk pembangunan dapat dibedakan kepada pengarahan


modal dalam negeri dan pengarahan modal luar negeri. Modal yang berasal dari dalam negeri
berasal dari tiga sumber : tabungan sukarela masyarakat, tabungan pemerintah dan tabungan
paksa.Modal yang berasal dari luar negeri dapat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu bantuan luar
negeri, pinjaman luar negeri dan penanaman modal asing.

(Sadono Sukirno,2006,303)

2.2 Tabungan Sukarela Masyarakat

Yang dimaksud tabungan sukarela masyarakat adalah bagian pendapatan yang diterima
masyarakat yang secara sukarela tidak digunakan untuk konsumsi.

Tabungan masyarakat baru akan memberikan sumbangan kepada usaha pembangunan apabila

- Para peminjam menggunakan tabungan secara produktif, yaitu modal yang mereka pinjam
akan digunakan untuk menaikan produksi barang dan jasa dalam masyarakat.

- Tabungan di alirkan ke badan- badan keuangan dan selanjutnya badan-badan keuangan


meminjamkanya kepada para pengusaha yang ingin melakukan penanaman modal yang
produktif
- Salah satu Fakator yang menentukan tingkat tabungan sukarela adalah tingkat pendapatan per
kapita tersebut (Chenery dan Sirquin Bab 7)

a. Langkah langkah untuk Meningkatkan Tabungan Sukarela

Dalam membahas masalah tabungan sukarela, perlulah dibedakan dua pengertian berikut
: kesanggupan menabung (ability to save) dan keamanan untuk menabung (willingness to save)

b. Peranan Pasar Modal dan Pengumpul Dana Lain

Salah satu faktor yang membedakan kesanggupan menabung dan kemauan untuk menabung
adalah ketidaksempurnaan badan badan keuangan. Badan badan keuangan di negara
berkembang masih belum mampu secara maksimal mengerahkan potensi tabungan yang ada
dalam masyarakat dan mengalirkannya ke kegiatan kegiatan ekonomi yang produktif.

c. Peranan Bank Komersial

Di negara negara di mana pasar modal dan pasar uang belum cukup berkembang, pengerahan
tabungan sukarela terutama dilakukan oleh bank-bank komersial. Bank ini bukan saja
menampung tabungan masyarakat tetapi menampung pula dana masyarakat dan dana
perusahaan yang belum digunakan.

d. Peranan kestabilan perekonomian

Di samping menggiatkan usaha usaha untuk menyempurnakan keadaan lembaga keuangan,


dan mempertinggi kemauan menabung, pemerintah haruslah berusaha untuk mestabilkan
keadaan perekonomian.

(Sadoro Sukirno, 2006.hal 305)

2.3 Menaikkan Tabungan Pemerintah

Tabungan pemerintah merupakan kelebihan pendapatan pemerintah dari pajak dan sumber
sumber lainnya, setelah pendapatan itu digunakan untuk pengeluaran rutin. Pendapatan
pemerintah terutama diperoleh dari pemungutan berbagai pajak.

a. Pajak Sebagai Sumber Pendapatan Pemerintah

Berbagai jenis pajak yang dipungut perintah biasanya dibedakan dalam dua golongan,
yaitu pajak langsung (derect taxes) dan pajak tidak langsung (indirect taxes)

b. Beberapa Kebijakan Untuk Menaikan Pendapatan dari Pajak


Sebagai salah satu kebijakan untuk mempercepat proses pembangunan perlulah dilakukan
usaha untuk meningkatkan tabungan pemerintah. Tujuan ini hanya dapat dicapai apabila
tingkat pertambahan pendapatan pemerintah berkembang lebih cepat dari tingkat pengeluaran
rutin pemerintah. Kebijakan meningkatkan pendapatan pemerintah dapat dilaksanakan dengan
menjalankan dua langkah, yaitu mencari sumber penerimaan pajak yang baru dan memperbaiki
administrasi pemungutan pajak.
c. Syarat untuk Menaikan Pendapatan Pajak Langsung

Di negara berkembang masih terdapat kemungkinan untuk menaikan penerimaan


pemerintah dari pajak langsung, terutama dari pajak pendapatan dan pajak kekayaan.

Harus di akui bahwa meningkatkan penerimaan pemerintah dari sumber tersebut akan
menghadapi kesulitan.

d. Meningkatkan Penerimaan Pajak dari Sektor Pertanian

Salah satu langkah untuk mengatasinya adalah menciptakan suatu sistem perpajakan
yang sesuai agar perpajakan dari sektor pertanian, yang merupakan sektor terbesar di negara
berkembang dapat ditingkatkan. Pilihan ysng dapat dilakukan untuk mencapai tujuan ini ialah
dengan mengenakan pajak tanah yang dimiliki. Tanah-tanah pertanian dapat dipajak tanpa
memandang apakah tanah tersebut ditanami atau tidak. Pemajakan seperti ini dapat menjadi
pendorong untuk menggunakan tanah-tanah yang ada pada mulanya tidak digunakan. Maka
pajak seperti itu bukan saja akan menambah pendapatan pemerintah, tetapi juga akan
menaikkan produksi dan menciptakan kesempatan kerja.

e. Meningkatkan Penerimaan dari Pajak Kekayaan

Satu jenis pajak langsung lain yang masih diharapkan untuk menaikkan pendapatan
pemerintah dari pajak adalah pajak kekayaan. Pajak seperti ini dapat dikenakan kepada
kekayaan seseorang yang berupa tanah, rumah dan bangunan. Memungut pajak kekayaan dari
masyarakat dapat memberi beberapa sumbangan penting untuk pembangunan, dan potensi
untuk mengumpulkan pendapatan pemerintah dari pajak jenis ini cukup besar, akan tetapi di
negara berkembang belum diperkenalkan secara meluas.
f. Meningkatkan Penerimaan dari Pajak Perusahaan

Satu sumber penting lain pendapatan pemerintah dari pajak langsung adalah pajak
pendapatan perusahaan. Di negara berkembang sedikitnya sektor modern menyebabkan pajak
ini relatif kurang penting peranannya di negara maju. Dalam jangka pendek usaha untuk
menambah pendapatan pemerintah tidak boleh terlalu banyak diarahkan kepada menaikkan
pajak perusahaan karena kebijakan seperti itu dapat mempengaruhi keinginan perusahaan
untuk melakukan perluasan usahanya dan penanaman modal baru. Salah satu kebijakan penting
dalam pembanguan ekonomi adalah mengembangkan sektor modern, terutama sekor industri
(M.l jhingan, 2008. Hal 210)

2.4 Anggaran Belanja Defisit Sebagai Cara Pengerahan Modal

Walaupun sejumlah usaha telah dirancang dan dilaksanakan untuk menaikkan pendapatan
pemerintah, kebanyakkan negara berkembang acapkali masih menghadapi malah
ketidakcukupan tabungan dibandingkan dengan keperluan dana untuk membiayai proyek.
Maka sebagai tambahan, pemerintah harus menempuh kebijakan lain untuk menutupi
kekurangan tersebut.
a. Menaikkan Tabungan Pemerintah Melalui Penghematan

Kekurangan tabungan pemerintah dapat diatasi dengan mengadakan penghematan dalam


berbagai jenis pengeluaran rutin. Salah satu langkah umum yang dilakukan adalah mengurangi
subsidi kepada perusahaan pemerintah, termasuk perusahaan-perusahaan vital seperti
perusahaan air minum, listrik, dan angkutan kereta api. Kebijakan yang dapat bisa ditempuh
adalah mengharuskan perusahaan-perusahaan tersebut berdiri sendiri tanpa bantuan
pemerintah. Perusahaan haruslah dapat menjalankan dan mengembangkan usahanya dari
pendapatan yang diperoleh dari jasa-jasa yang diberikan.
b. Sumber Pembiyaaan Anggaran Belanja Defisit

Apabila suatu negara mengambil langkah kebijakan anggaran belanja defisit, maka
defisit tersebut dapat dibiayai dari sumber-sumber pembiayaan berikut : (i) meminjam dari
masyarakat, lembaga-lembaga keungan di luar bank komersial (bank tabungan, perusahaan
asuransi, pasar modal dan sebagainya), bank-bank komersial sentral; dan (ii) mencetak uang.

Kekurangan biaya program pembangunan terutama hanya dapat dipenuhi dengan meminta
bantuan luar negeri atau melakukan anggaran defisit. Dalam bagian ini akan ditelaah secara
lebih mendalam mengenai anggaran belanja defisit sebagai kebijakan untuk menutupi
kekurangan biaya pembangunan. Memperbesar dana untuk pembangunan dengan meminjam
dari bank komersial dan Bank Sentral atau mencetak uang dapat menimbulkan inflasi. Oleh
sebab itu, pengarahan dana pembangunan yang demikian dinamakan sebagai tabungan paksa.
Badan-badan keuangan di luar bank komersial tidak akan menimbulkan inflasi karena
pinjaman tersebut diperoleh dari masyarakat
Cara paling mudah yang dapat dilaksanakan pemerintah untuk mengatasi defisit
anggaran belanjanya adalah dengan mencetak uang. Pemerintah dapat memperoleh dana yang
diperlukan dengan cepat dan dalam jumlah yang diingini. Tetapi, di negara berkembang
mengatasi masalah kekurangan dana dengan cara ini adalah cara yang paling mudah
menimbulkan inflasi.
c. Kelemahan Anggaran Belanja Defisit

Dalam analisis makro ekonomi, anggaran belanja defisit merupakan kebijakan yang
perlu dijalankan apabila perekonomian menghadapi masalah pengangguran serius. Faktor-
faktor produksi ini menganggur karena ketiadaan pembelian barang-barang yang dapat mereka
produksikan. Oleh sebab itu, pemerintah perlu menciptakan pertambahan masyarakat dengan
membuat pengeluaran yang lebih besar dari penerimaan.
Masalah pengangguran tenaga kerja di negara berkembang jauh lebih serius, Karena
penganggur tersebut terutama terdiri dari tenaga kerja yang tidak mempunyai keahlian. Di
kebanyakkan negara berkembang tingkat kegiatan ekonomi tidak dapat dirangsang hanya
dengan menggunakan kebijakan memperbesar permintaan masyarakat melaui pengeluaran
pemerintah yang lebih besar dari penerimaan.
Umumnya negara berkembang menghadapi masalah neraca pembayaran, karena terdapat
kecenderungan pengeluaran untuk mengimpor dan aliran modal ke luar negeri yang lebih besar
dari pendapatan ekspor dan aliran masuk modal.
d. Melaksanakan Anggaran Belanja Defisit Tanpa Inflasi

Di negara berkembang masih terdapat kemungkinan menerapkan anggaran belanja


pemerintah secara defisit tanpa menimbulkan inflasi, yaitu apabila salah satu gabungan dari
beberapa syarat yang diuraikan di bawah ini di penuhi.

Pertama, defisit yang terjadi terutama dibiayai oleh penjaman masyarakat dan lembaga-
lembaga keungan di luar bank komersial dan bank sntral.

Kedua, secara umum dapat dikatakan bahwa di negara berkembang kegiatan pembangunan
dalam setengah abad belakangan ini telah menyebabkan mereka sanggup menyediakan tenaga
ahli, tenaga pendidikan, tenaga usahawan atau entrepreneur dan barang-barang modal yang
cukup besar

Ketiga, anggaran belanja pemerintah secara defisit dapat juga dijalankan apabila cadangan
valuta asing cukup besar atau pendapatan ekspornya jauh melebihi pengeluaran impor.

(M.L Jhingan,2008. Hal 215)


2.5 Inflasi Dan Pembangunan Ekonomi

Walau pembangunan dibiayai dengan cara pembiayaan defisit merupakan salah satu ke
luar yang paling mudah untuk menutupi kekurangan dana pembangunan, namun negara
berkembang pada umumnya enggan menjalankan kebijakan seperti itu. Mereka mempunyai
tekad untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang cepat tanpa masalah inflasi.
a. Pandangan Golongan Monetaris

Golongan Monetaris menganggap bahwa disebabkan oleh kelebihan dalam penawaran


uang dan permintaan agregat masyarakat. Pandangan ini sejalan dengan pandangan teori
konvensional, yaitu apabila permintaan terus bertambah, sedangkan kapasitas untuk
memproduksikan barang-barang telah mencapai tingkat maksimal berarti penawaran tidak
dapat ditambah lagi maka inflasi akan terjadi.

b. Pandangan Golongan Strukturalis

Golongan Strukturalis pada hakikatnya berpendapat bahwa inflasi di negara


berkembang disebabkan oleh kelemahan dalam struktur ekonomi. Menurut golongan
strukturalis, walaupun dalam masyarakat tidak terdapat ekspansi moneter, inflasi dapat juga
terjadi.

c. Pandangan Umum Ahli-ahli Ekonomi

Banyak ahli-ahli ekonomi yang tidak menyetujui pelaksanaan kebijakan mempercepat


pembangunan dengan menggunakan ekspansi moneter yang berlebih-lebihan sehingga
menimbulkan masalah inflasi.

(P.Michael Todaro dan Smith C. Stephen, 2006. Hal 167)

2.6 Dana Yang Berasal Dari Luar Negeri

Seperti telah dinyatakan, sumber lain dari dana untuk pembangunan diperoleh dari luar
negeri. Bentuknya dapat dibedakan kepada tiga golongan : bantuan luar negeri, pinjaman, dan
penanaman modal asing. Dana luar negeri memberikan dua sumbangan penting kepada usaha
pembangunan : (i) sebagai suplemen kepada dana pembangunan yang tersedia di dalam negeri;
dan (ii) menambah aliran devisa kedalam negeri.

a. Bantuan Luar Negeri

Aliran modal dari luar negeri dinamakan bantuan luar negeri apabila ia mempunyai dua
ciri-ciri berikut: (i) aliran modal yang berlaku bukan didorong oleh tujuan untuk mencari
keuntungan dan (ii) dana tersebut diberikan kepada negara penerima atau dipinjamkan dengan
syarat yang lebih ringan daripada yang berlaku dalam pasar internasional.

b. Ciri pinjaman Bersyarat Ringan

Besarnya unsur\ bantuan yang terkandung dalam pinjaman luar negeri tergantung pada syarat
syarat pembayaran kembali, yaitu :

1. Kepada tenggang waktu (grace period) atau jangka waktu dalam cicilan pembayaran kembali
pinjaman tidak perlu dilakukan.

2. Kepada jangka waktu pembayaran kembali ( maturity atau amortazion period)

3. Kepada tingkat bungan atas bantuan yang diberikan.

(P.Michael Todaro dan Smith C. Stephen, 2006. Hal 170)

2.7 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil
atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila
terjadi pertumbuhan out put riil. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa
pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi
menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil per orang.

Pertumbuhan Ekonomi Dan Kenaikan Produktivitas

Sementara negara-negara miskin berpenduduk padat dan banyak hidup pada taraf batas
hidup dan mengalami kesulitan menaikkannya, beberapa negara maju seperti Amerika Serikat
dan Kanada, negara-negara Eropa Barat, Australia, Selandia Baru, dan Jepang menikmati taraf
hidup tinggi dan terus bertambah. Pertambahan penduduk berarti pertambahan tenaga kerja
serta berlakunya hukum Pertambahan Hasil yang Berkurang mengakibatkan kenaikan output
semakin kecil, penurunan produk rata-rata serta penurunan taraf hidup. Sebaliknya kenaikan
jumlah barang-barang kapital, kemajuan teknologi, serta kenaikan kualitas dan keterampilan
tenaga kerja cenderung mengimbangi berlakunya hukum Pertambahan Hasil yang Berkurang.
Penyebab rendahnya pendapatan di negara-negara sedang berkembang adalah berlakunya
hukum penambahan hasil yang semakin berkurang akibat pertambahan penduduk sangat cepat,
sementara tak ada kekuatan yang mendorong pertumbuhan ekonomi berupa pertambahan
kuantitas dan kualitas sumber alam, kapital, dan kemajuan teknologi.

(P.Michael Todaro dan Smith C. Stephen, 2006. Hal 175)

2.8 Peranan Investasi dalam Pembangunan


Perekonomian antar negara semakin berkaitan erat, keadaan ekonomi di sebuah negara
dengan cepat dan mudah merambah ke negara-negara lain. Dalam situasi seperti sekarang,
keunggulan bisnis dan perekonomian bukan lagi berdasarkan pada strategi keunggulan
komparatif melainkan strategi keunggulan kompetitif. Globalisasi mengubah struktur
perekonomian dunia secara fundamental. Interdependensi (saling ketergantungan)
perekonomian negara semakin erat, keeratan interdependensi ini bukan saja berlangsung
antara negara maju, tapi juga antara negara berkembang dan negara maju. Ekspor merupakan
salah satu sumber devisa yang sangat dibutuhkan oleh negara atau daerah yang
perekonomiannya bersifat terbuka seperti di Indonesia, karena ekspor secara luas ke berbagai
negara memungkinkan peningkatan jumlah produksi yang mendorong pertumbuhan ekonomi
sehingga diharapkan dapat memberikan andil yang besar terhadap pertumbuhan dan stabilitas
perekonomiannya. Apalagi Indonesia yang baru saja bangkit dari keterpurukan akibat krisis
ekonomi dan krisis multidimensional senantiasa berupaya untuk mengembangkan ekspornya
untuk menopang pemulihan ekonomi melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui
masuknya investasi yang didukung pula dengan jaminan pemerataan, stabilitas serta kepastian
hukum. Pembangunan memerlukan modal yang relatif besar. Akan tetapi di sisi lain,
kemampuan negara untuk menyediakan dana modal guna mempercepat pembangunan
sangatlah terbatas. Oleh sebab itu, salah satu aspek dalam kebijakan pembangunan
negara berkembang perlu melakukan usaha-usaha untuk memperoleh lebih banyak dana. Salah
satu diantaranya adalah meningkatkan investasi baik dari dalam atau luar negeri.
Berdasarkan sumber modal yang akan digunakan untuk pembangunan, usaha
pengerahan modal ( investasi ) untuk pembangunan dapat di bedakan kepada pengerahan
modal dalam negeri dan pengerahan modal luar negeri. Modal yang berasal dalam negeri
biasanya berasal dari tiga sumber yakni tabungan sukarela masyarakat, tabungan pemerintah
dan tabungan paksa. Hampir semua negara berkembang merasakan bahwa tabungan sukarela
dan tabungan pemerintah adalah tidak cukup untuk membiayai program-program yang
direncanakan dan untuk mencapai tingkat pertumbuhan tertentu. Kekurangan ini dapat
dipenuhi dari modal luar negeri Investasi dari luar negeri dapat dibedakan dalam dua jenis,
yaitu bantuan luar negeri dan penanaman modal asing. Bantuan dari luar negeri dapat
bersumber dari pemerintah, badan-badan internasional atau pihak swasta. Manfaat dari adanya
investasi asing / luar negeri ini memungkinkan suatu negara mencapai target-target
pembangunan. Maka apabila modal yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan yang
direncanakan adalah lebih besar dari pada modal yang dapat dikerahkan di dalam negeri, usaha
pengerahan modal ( investasi ) dari luar negeri perlu dilakukan. Manfaat lain investasi dari
luar negeri adalah diikuti oleh pemasukan tehnologi modern dan pengaliran tenaga-tenaga ahli.
Faktor ini dapat mempercepat proses modernisasi di sektor-sektor yang menerima modal asing
tersebut dan mengisi tenaga-tenaga ahli yang diperlukan. Dengan demikian modal luar negeri
bukan hanya akan mengatasi masalah kekurangan modal untuk membiayai pembangunan,
tetapi juga dapat mempertinggi efisiensi pelaksanaan pembangunan.

2.9 Kebijakan investasi Mempengaruhi Pembangunan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah bagian dari pembangunan sebuah Negara, bias dikatakan
sebagai salah satu indicator penting untuk menjelaskan bahwa suatu Negara itu mampu secara
financial atau sejahtera. Keberhasilan tidak akan terlihat tanpa adanya hasil riil berupa
pertumbuhan dari sesuatu yang dibangun oleh pemerintah di bidang ekonomi, begitu juga tanpa
pertumbuhan ekonomi maka pembangunan suatu negara tidak akan berjalan sebagaimana
mestinya. Pada kondisi ini, pertumbuhan ditandai dengan masuknya dana kedalam sisitem
ekonomi suatu Negara.

Begitu juga dengan pengalaman Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini
sesudah terjadinya masa krisis ekonomi pada tahun 1998. Kondisi tersebut bukan hanya
merusak sistem ekonomi yang terbangun selama dekade sebelumnya tetapi juga aspek lain
seperti politik, hukum, dan pemerintahan. Kita dihadapkan pada banyak pilihan yang
sebenarnya tidak mengijinkan kita memilih atas kehendak dan keinginan sendiri. Kondisi ini
menandakan bahwa posisi tawar kita tidak menguntungkan baik secara internal maupun
eksternal. Secara sederhana, Indonesia memerlukan dan dan dukungan finansial yang besar
untuk bisa membangun kembali apa yang sudah hancur dan mempertahankan yang masih ada.

Sejumlah pemikiran untuk perbaikan pun sudah digulirkan, sampai akhirnya


pemerintah mengambil pilihan untuk memberikan sebagian hak dan wewenang tersebut kepada
lembaga-lembaga finansial internasional dan sejumlah negara lain. Sebenarnya apa yang
dibutuhkan? Sederhana, Indonesia memerlukan dana baru dalam bentuk investasi. Mengapa
harus investasi? Karena secara perhitungan ekonomi saat itu Indonesia tidak mempunyai
saving atau tabungan untuk meredam gejolak ekonomi saat itu. Oleh karena itu, salah satu
cara yang ditempuh adalah dengan bantuan lembaga finansial internasional dan mengundang
sejumlah investor untuk mulai menanamkan modalnya di Indonesia.

Lantas, bila sejumlah dana sudah bisa ditarik masuk ke dalam dan kepercayaan terhadap
kondisi ekonomi Indonesia sudah pulih, apakah hal itu sudah menjadi bukti bahwa kita sudah
berada pada level yang aman? atau apakah status sebagai negara miskin/terbelakang sudah
lepas dari kita? ternyata tidak demikian, karena sejumlah konsep mengatakan bahwa
kesejahteraan sebuah negara tidak bisa hanya diukur dengan jumlah dana yang terserap,
peningkatan GDP, atau kurs mata uang yang menguat, tetapi perubahan kehidupan
masyarakatnya. Hal ini pun tidak bisa dinafikan.

Begitu pentingnya peran dan dukungan dari investasi terhadap kelanjutan pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia sangat disadari betul oleh pemerintah. Sebab sejumlah
proyek infrastruktur membutuhkan dukungan dana yang besar, bukan hanya infrastruktur
ekonomi tetapi juga infrastruktur bidang sosial dan kehidupan masyarakat. Peran serta dan
dukungan non materiil pun dibutuhkan, di semua level pemerintahan pusat dan daerah, serta di
semua level masyarakat kota dan pedesaan.

Permasalahan yang muncul kemudian adalah perubahan dan perbaikan tidak hanya bisa
digantungkan pada besarnya dana yang masuk tetapi juga kesiapan/kualitas internal. Peran
pemerintah baik pusat maupun daerah sangat penting, nilai jual daerah terhadap investor
sangat ditentukan oleh kondisi daerah dan nasional. Kondisi yang dimaksud adalah kualitas
SDM pemerintah, manajemen pelayanan, kualitas masyarakat, fasilitas dan kemudahan yang
diberikan, serta stabilitas politik dan penegakan hukum. Sinkronisasi arah dan kehendak dari
pemerintah pusat dan daerah pun mutlak diperlukan. Daerah dengan wewenang dan
keinginannya pun tidak bisa dikesampingkan begitu saja, sebaliknya peran pemerintah pusat
pun sebagai koordinasi sentral pun perlu ditegaskan kembali. Berdasarkan hal-hal diatas perlu
kiranya untuk menyimak kembali kondisi kebijakan investasi yang dijalankan oleh pemerintah
selama ini, berkaitan dengan tujuan perbaikan dan perubahan perekonomian Indonesia beserta
sejumlah permasalahan yang mengikutinya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Anggaran pemerintah dapat berpengaruh pada tingkat output. Pengaruhnya tergantung
pada pengaruh anggaran terhadap sector swasta. Pengaruh anggaran pemerintah terhadap
sektor swasta dapat bersifat substitusi atau komplemnenter. Anggaran pemerintah yang bersifat
substitusi dengan swasta jika investasi poemerintah bersaing dengan investasi swata. Anggaran
pemerintah dapat bersifat komplementer denagn sektor swata apabila investasi pemerintah
digunakan dalam pembangunan infrastruktur fisik maupun nonfisik. Hal ini akan
meninggkatkan Ekonomies Of Scale melaului perluasan pasar yang selanj utnya akan
meningkatkan keuntungan sektor swasta.
Investasi pemerintah juga akan meningkatkan pendapatan secara langsung maupun tidak
langsung melalui multiplier effect, sehingga sektor swasta akan terdorong untuk melakukan
investasi karena keuntungan diperoleh akan meninggkat sejalan dengan peningkatan pada
pemerintah pada permintaan terhadap barang akhir.
Maka dengan investasi dan perluasan pasar akan meningkatkan pembangunan dan
pertumbuhan perekonoian yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Jhingan, M.L, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Terjemahan oleh D. Guritno, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008.

Sukirno, Sadono, Ekonomi Pembangunan : Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan, Bortu
Gorat, Medan, 1981. (Chenery dan Sirquin Bab 7)

Todaro, P, Michael, dan Smith C. Stephen, Pembangunan Ekonomi Didunia Ketiga,


Edisi Kedelapan, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2006

Anda mungkin juga menyukai