Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................1
BAB I....................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.................................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................4
1.3 Tujuan.........................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
2.1 Pengertian Norma Sosial.............................................................................................................5
A. Tingkatan Norma Sosial................................................................................................................5
B. Dilihat dari Sumbernya................................................................................................................7
C. Fungsi norma sosial......................................................................................................................8
2.2 Pengertian Nilai Sosial................................................................................................................8
A. Jenis-jenis Nilai Sosial...............................................................................................................8
B. Sumber Nilai Sosial...................................................................................................................9
C. Ciri-ciri Nilai Sosial...................................................................................................................9
2.3 Memudarnya Nilai dan Norma di Msyarakat............................................................................10
BAB III................................................................................................................................................11
KESIMPULAN...................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................12

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan teknologi yang berkembang pesat seiring berjalannya waktu membuat interaksi
sosial bersifat universal dan tanpa batas. Hubungan erat dalam segala bidang di zaman seperti
sekarang ini sudah tidak sulit lagi, semuanya sangat mudah diakses. Proses ini merupakan
salah satu dari globalisasi yaitu dimana proses antar individu, bahkan antar negara yang
saling bergantung satu sama lain. Ciri-ciri globalisasi sudah banyak ditemui dalam
kehidupan. Salah satunya seperti handphone saat ini menjadi prioritas masyarakat di seluruh
dunia termasuk Indonesia. Wabah globalisasi tidak mengenal usia, baik dari kalangan muda
maupun kalangan dewasa. Globalisasi juga menimbulkan pemahaman baru pada masyarakat
yang cenderung modernisasi. Dimana keadaan yang kurang maju dan berkembang berubah
menjadi lebih maju dan berkembang. Seperti masyarakat Indonesia yang tingkat
kehidupannya menjadi lebih baik.

Globalisasi banyak mempengaruhi segala aspek yang ada di masyarakat, termasuk


diantaranya aspek sosial budaya yaitu diawali dengan interaksi sosial antar negara yang
membuat ramainya jaringan internet dengan berbagai jenis sosial network, sehingga dapat
berinteraksi menjadi lebih mudah dan tanpa batas. Kemudahan ini secara tidak langsung
membuat tersebarnya nilai-nilai kebudayaan yang dianut oleh masyarakat ataupun tanggapan
masyarakat mengenai berbagai hal, terutama nilai-nilai yang berkaitan dengan aspek
psikologis yaitu apa yang ada dalam alam pikiran. Nilai ini akan sangat penting, karena
tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang
tersebut. Tersebarnya nilai-nilai kebudayaan seperti ini dapat mengubah karakter seseorang
menjadi lebih baik atau bahkan sebaliknya. Semua itu bergantung pada informasi yang
diterima, sehingga apa yang ada dalam alam pikiran dan tingkah lakunya dapat berubah.

Interaksi sosial yang begitu luas dan tanpa batas membuat seseorang awalnya tidak tahu
menjadi tahu dengan kemudahan mengakses informasi apa pun, sehingga membawa
pengaruh positif di masyarakat untuk menumbuhkan sikap kosmopolitan. Oleh Karena itu
masyarakat bisa mengeksplor diri dan kemampuannya. Tidak sedikit masyarakat yang mulai
eksis dengan kreativitasnya, itu tanda dari globalisasi telah berhasil mengembangkan pikiran
masyarakat. Mobilitas yang tinggi juga memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

2
dan bisa terus melakukan kegiatannya dengan lancar salah satunya meningkatnya turis dan
pariwisata terhadap kebudayaan Indonesia serta dapat meningkatkan pendapatan masyarakat
yang turut meningkat dengan harapan bisa melestarikan kebudayaan tersebut agar tetap
menjadi sejarah penting bagi Indonesia.

Interaksi yang luas juga bisa menimbulkan dampak negatif yang perlu dievaluasi. Tanpa
disadari globalisasi mengubah kehidupan keseharian masyarakat. Informasi yang tak terbatas
dan tidak tersaring membuat karakter masyarakat berubah. Seperti saat ini prilaku anarkis
mulai mewabah pada masyarakat Indonesia, prilaku kekerasan, tidak menghormati dan tidak
menghargai sesama serta pudarnya budaya malu yang dapat menimbulkan perpecahan,
keresahan, dan ketidaknyamanan antar masyarakat untuk bebas berinteraksi. Indonesia
dikenal dengan budaya ketimuran yang mengutamakan adab sopan santun seperti rasa malu,
gotong royong, saling meghormati dan menghargai serta menjunjung tinggi persatuan dan
kesatuan. Akan tetapi, itu hanya tinggal cerita belaka untuk saat ini dan itu hanya orang-
orang terdahulu saja yang dapat merasakan budaya ketimuran asli Indonesia yang masih
mengutamakan adab sopan santun. Seperti saat ini, adab sopan santun sudah jarang sekali
ditemukan, terutama pada kalangan muda yaitu pelajar.

Banyak orang tua berkata seperti ini kepada anaknya, Anak sekarang beda sama anak dulu.
Itu merupakan tanda bahwa globalisasi begitu mengubah karakter masyarakat Indonesia,
entah itu dari kalangan muda maupun kalangan dewasa terutama dari kalangan muda yang
banyak teracuni informasi yang tidak tersaring sehingga mengubah karakteristik mereka.
Kalangan muda seharusnya berbudi pekerti luhur dan mengedepankan adab sopan santun
karena mereka akan menjadi penerus bangsa. Akan tetapi, begitu luasnya akses interaksi
membuat komunikasi semakin mudah sehingga banyak pengaruh dari luar yang tidak baik
dan pengaruh ini membuat perubahan karakteristik pada masyarakat Indonesia. Diawali
dengan tumbuhnya sikap individualisme yaitu suatu pandangan menekankan kepentingan,
kebebasan, dan tanggung jawab bagi dirinya sendiri. Mungkin itu suatu hal yang biasa, tapi
sungguh luar biasa akibatnya. Karena masyarakat yang individualisme tidak akan
mengedepankan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Sudah banyak contoh yang
bisa kita lihat, berita-berita marak tentang korupsi, permasalahan tawuran antar warga dan
pelajar, serta perebutan tanah untuk kepentingan pribadi dari pada kepentingan bersama.
Kemudian timbul kebudayaan pop yang melanda masyarakat dari kalangan muda yang
menganggap gaya hidupnya (lifestyle) adalah segala-galanya dan segala-galanya adalah gaya
hidup. Mereka lebih mementingkan trend dan mode yang sedang hangat saat ini sehingga
nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia memudar. Seperti merebaknya gaya berpakaian barat
yang menghilangkan karakteristik masyarakat Indonesia yang tidak sesuai dengan norma-
3
norma yang ada. Hal ini menimbulkan sikap westernisasi pada masyarakat yaitu pola hidup
yang cenderung kebarat-baratan yang menyebabkan hilangnya jati diri masyarakat Indonesia
dalam menjalani pola kehidupannya. Budaya masyarakat Indonesia merupakan karakteristik
yang harus dipegang teguh, saat ini disorientasi budaya, dislokasi atau krisis sosial budaya
dalam masyarakat begitu meningkat. Dimana masyarakat sudah tidak mempunyai
ketertarikan terhadap budayanya sendiri, hal itu sangat memprihatinkan apalagi bangsa
Indonesia merupakan negara dengan beragam kebudayaan yang harusnya dilestarikan agar
tidak tinggal nama belaka. Budaya di Indonesia sangat berharga agar tidak direbut oleh
negara lain seperti batik, tarian reog dan lain-lain sebagai pewaris negeri. Karena budaya
adalah asset bangsa yang harus dipertahankan kelestariannya, budaya bukan hanya
peninggalan zaman dahulu tetapi juga merupakan warisan dari para leluhur yang
mencerminkan karakteristik masyarakat Indonesia yang tidak dapat di beli oleh negara lain.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian norma?

2. Apa pengertian nilai ?

3. Bagaimana memudarnya nilai dan norma dalam masyarakat?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian norma dan nilai

2. Untuk mengetahui tingkatan-tingkatan norma

3. Untuk mengetahui keadaan norma dan nilai dalam masyarakat di era globalisasi.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Norma Sosial

Norma adalah aturan-aturan yang dilengkapi dengan sanksi-sanksi kepada orang yang
melanggarnya. Atau dikatakan seperangkat tatanan baik yang tertulis maupun tidak tertulis,
yang berlaku, dan merupakan pedoman sehari-hari dalam masyarakat. Dalam pelaksanaan,
norma berlaku di segala bidang kehidupan misalnya kesenian, keagamaan, adatistiadat, dan
pendidikan.
Norma sosial menurut Soerjono Soekanto (1989) sebagai aturan yang berlaku di dalam
masyarakat yang disertai dengan sanksi bagi individu atau kelompok bila melanggar aturan
tersebut. Sanksi bisa berupa teguran, denda, pengucilan, atau hukuman fisik. Individu wajib
mematuhi norma yang telah dirumuskan.

A. Tingkatan Norma Sosial


Berdasarkan kekuatan mengikatnya, Soerjono Soekanto (1989) menuliskan empat norma,
yaitu cara (usage), kebiasaan (folkways), tata kelakuan (mores), dan adat-istiadat (custom).
Urutan tersebut disusun dari norma yang paling lemah daya ikatnya hingga norma yang
berkekuatan mengikat paling kuat.

1. Cara (Usage)
Cara menunjuk pada suatu bentuk perbuatan. Cara lebih menonjol dalam hubungan
antarindividu dalam masyarakat. Suatu penyimpangan terhadap cara tidak akan
mengakibatkan hukuman yang berat. Individu yang melanggar cara hanya sekadar dicela oleh
individu yang lain.
Contoh cara ialah melipat lembar halaman buku untuk menandai bagian buku yang telah
dibaca.

5
2. Kebiasaan (Folkways)
Kebiasaan diartikan sebagai perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama karena
banyak orang menyukai perbuatan tersebut. Sedangkan menurut R.M. Mac Iver dan Charles
H. Page seperti dikutip Soerjono Soekanto (1989), kebiasaan merupakan perikelakuan yang
diakui dan diterima oleh masyarakat. Kebiasaan mempunyai kekuatan mengikat yang lebih
besar daripada cara. Perbuatan menghormati orang yang lebih tua usianya adalah contoh
kebiasaandimasyarakat.

3. Tata Kelakuan (Mores)


Menurut Mac Iver dan Page seperti dikutip Soerjono Soekanto (1989), kebiasaan yang
diterima sebagai norma-norma pengatur berarti telah meningkat menjadi tata kelakuan
(mores). Tata kelakuan digunakan oleh masyarakat secara sadar maupun tidak sadar untuk
mengawasi warga masyarakat. Tata kelakuan memaksa warga masyarakat agar bertindak
sesuai dengan norma tersebut.

4. Adat-istiadat (Custom)
Tata kelakuan yang kekal dan menyatu dengan pola-pola perilaku masyarakat dapat
meningkat kekuatan mengikatnya menjadi adat istiadat (custom). Anggota masyarakat yang
melanggar adatistiadat akan menderita sanksi berat dari masyarakat.

6
B. Dilihat dari Sumbernya
1. Norma Agama
Norma agama adalah peraturan sosial yang sifatnya mutlak sebagaimana
penafsirannya dan tidak dapat ditawar-tawar atau diubah ukurannya karena berasal
dari Tuhan.
Biasanya berasal dari agama dan kepercayan-kepercayaan lainnya. Contoh norma
agama : sembahyang kepada Tuhan, tidak boleh mencuri, tidak boleh berbohong,
tidak boleh membunuh, dan sebagainya.

2. Norma kesopanan atau etika


Norma kesopanan adalah peraturan sosial yang mengarah pada hal-hal yang
berkenaan dengan bagaimana seseorang harus bertingkah laku yang wajar dalam
kehidupan bermasyarakat. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapatkan celaan,
kritik, dan lain-lain tergantung pada tingkat pelanggaran. Norma kesopanan bersifat
relatif, artinya apa yang dianggap sebagai norma kesopanan berbeda-beda di berbagai
tempat, lingkungan, atau waktu.
Contoh : Tidak berkata bohong, kasar, kotor, tidak meludah sembarangan,
menghormati orang yang lebih tua.

3. Norma kesusilaan
Norma kesusilaan adalah peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang
menghasilkan akhlak, sehingga seseorang dapat membedakan apa yang dianggap baik
dan apa pula yang dianggap buruk. Pelanggaran terhadap norma ini berakibat sanksi
pengucilan secara fisik (dipenjara, diusir) ataupun batin (dijauhi).
Contoh: Orang yang berhubungan intim di tempat umum akan dicap tidak
susila,melecehkan wanita atau laki-laki di depan orang.

4. Norma hukum
Norma hukum adalah aturan sosial yang dibuat oleh lembaga-lembaga tertentu,
misalnya pemerintah, sehingga dengan tegas dapat melarang serta memaksa orang
untuk dapat berperilaku sesuai dengan keinginan pembuat peraturan itu
sendiri.Pelanggaran terhadap norma ini berupa sanksi denda sampai hukuman fisik
(dipenjara, hukuman mati).

C. Fungsi norma sosial


1. Menciptakan keterlibatan dan keadilan dalam masyarakat.
2. Menjadi dasar untuk memberikan sanksi kepada warga yang melanggar norma.
3. Mengatur tingkah laku masyarakat agar sesuai dengan nilai yang berlaku.
4. Membantu mencapai tujuan bersama masyarakat.

7
2.2 Pengertian Nilai Sosial
Secara sederhana, nilai sosial dapat diartikan sebagai sesuatu yang baik, diinginkan,
diharapkan, dan dianggap penting oleh masyarakat. Hal-hal tersebut menjadi acuan
warga masyarakat dalam bertindak. Jadi, nilai sosial mengarahkan tindakan manusia.

Wujud nilai dalam kehidupan itu merupakan sesuatu yang berharga sebab dapat
membedakan yang benar dan yang salah, yang indah dan yang tidak indah, dan yang
baik dan yang buruk. Wujud nilai dalam masyarakat berupa penghargaan, hukuman,
pujian, dan sebagainya.

A. Jenis-jenis Nilai Sosial


Menurut Prof. Dr. Notonagoro, nilai dapat dibagi atas tiga jenis sebagai berikut.
1. Nilai material, yaitu segala benda yang berguna bagi manusia.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat hidup dan
mengadakan kegiatan.
3. Nilai spiritual, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai
kerohanian dibedakan lagi menjadi empat macam, yaitu:
Nilai moral (kebaikan) yang bersumber dari unsur kehendak atau kemauan
(karsa, etika)
Nilai religius, yang merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang tertinggi
dan mutlak
Nilai kebenaran (kenyataan) yang bersumber dari unsur akal manusia
Nilai keindahan, yang bersumber dari unsur rasa manusia atau perasaan
(estetis).

B. Sumber Nilai Sosial

1. Nilai yang Bersumber dari Tuhan


Sumber nilai sosial berasal dari Tuhan biasanya diketahui melalui ajaran agama
yang ditulis dalam kitab suci. Dalam ajaran agama, terdapat nilai yang dapat
memberikan pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku terhadap sesamanya.
Sebagai contoh, adanya nilai kasih sayang, ketaatan, kejujuran, hidup sederhana,
dan lainlain. Nilai yang bersumber dari Tuhan sering disebut nilai theonom.

2. Nilai yang Bersumber dari Masyarakat


Masyarakat menyepakati sesuatu hal yang dianggap baik dan luhur, kemudian
menjadikannya sebagai suatu pedoman dalam bertingkah laku. Sebagai
8
contohnya, kesopanan dan kesantunan terhadap orang tua. Nilai yang berasal dari
hasil kesepakatan banyak orang disebut nilai heteronom.

3. Nilai yang Bersumber dari Individu


Pada dasarnya, setiap individu memiliki sesuatu hal yang baik, luhur, dan penting.
Sebagai contohnya, kegigihan dalam bekerja yang dimiliki oleh seseorang.
Seseorang beranggapan bahwa kerja keras adalah sesuatu yang penting untuk
mencapai suatu kesuksesan/ keberhasilan. Lambat laun nilai ini diikuti oleh orang
lain yang pada akhirnya akan menjadikan nilai tersebut milik bersama. Dalam
kenyataannya, nilai sosial yang berasal dari individu sering ditularkan dengan cara
memberi contoh perilaku yang sesuai dengan nilai yang dimaksud. Nilai yang
berasal dari individu disebut nilai otonom.

C. Ciri-ciri Nilai Sosial

Ciri-ciri nilai sosial sebagai berikut :


1. Merupakan hasil interaksi sosial antaranggota masyarakat.
2. Bisa dipertukarkan kepada individu atau kelompok lain.
3. Terbentuk melalui proses belajar
4. Bervariasi antarmasyarakat yang berbeda.
5. Bisa berbeda pengaruhnya terhadap setiap individu dalam masyarakat
6. Bisa berpengaruh positif atau negatif terhadap pengembangan pribadi seseorang.
7. Berisi anggapan-anggapan dari berbagai objek di dalam masyarakat.

2.3 Memudarnya Nilai dan Norma di Msyarakat

Dalam era globalisasi saat ini yang sangat pesat dan maju namun juga disertai dengan
kemunduran nilai dan norma dalam kehidupan masyarakat yang mengakibatkan banyaknya
perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.
Kemajuan teknologi yang sangat pesat mengakibatkan beberapa orang tidak melakukan
komunikasi secara langsung melainkan berkomunikasi di dunia maya. Beberapa perilaku
masyarakat yang mulai memudar di jaman globalisasi , yaitu:
Gotong Royong
Masyarakat jaman dahulu sangat lekat dengan gotong royong contohnya saja jika ada saudara
yang akan mengadakan syukuran saudara atau tetangga yang terdekat pasti akan membantu
tanpa diminta untuk membantu lain hal pada jaman sekarang lebih mementingkan urusan
pribadi .
Saling Menghormati

9
Sikap saling menghormati antar sesama maupun pada orang yang lebih tua di jaman global
ini mulai memudar dan bahkan sudah tidak ada lagi contohnya remaja saat ini menganggap
guru atau dosen sebagai temannya dan berperilaku yang berlebihan .
Tolong Menolong
Kurangnya partisipasi para remaja pada jaman sekarang untuk membantu korban bencana
alam , menoong orag yang urang mampu itu adalah contoh memudarnya sikap tolong
menolong akibat dari globalisasi yang mementingkan diri sendiri.
Toleransi
Di era globalisasi ini sikap toleransi memudar contohnya saja banyak sekali remaja yang
memakai pakain atau seragam yang tidak seharusnya dipakai di sekolah tapi masih dibiarkan
atau ditoleransi oleh pihak sekolah.

BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Di era globalisasi ini banyak sekali nilai-nilai dan norma yang semakin memudar. Hal
tersebut terjadi karena adanya kemudahan untuk mengakses segala sesuatu yang kita
butuhkan. Contohnya munculnya handpone dapat menyebabkan kurangnya silahturahmi
antar sesama manusai dan sikap toleransi terhadap tingkahlaku anak muda yang berpakaian
tidak sopan.
Kemunduran nilai dan norma yang terjadi di masyarakat sat ini juga disebabkan oleh
adanya perubahan budaya hidup yang dibawa oleh budaya globalisasi yang hanya diterima
mentah mentah tanpa disaring mana yang baik dan mana yang buruk.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://blogdenni.wordpress.com/tag/fungsi-norma/
http://sosbud.kompasiana.com/2012/01/27/karakteristik-masyarakat-indonesia-memudar-430757.html
http://www.zonasiswa.com/2014/07/nilai-sosial-pengertian-jenis-sumber.html

11

Anda mungkin juga menyukai