Anda di halaman 1dari 19

Aturan Tenaga Kerja Asing Wajib Kuasai Bahasa

Indonesia Dicabut
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir bahasa Indonesia yang dibina oleh Dra.
Retno Sulistyowati, M.Pd.

Kelompok 2 :

Triliana Bella fatmawati (127)


Rania Ghivani (137)
Andhika Firmansyah (134)
Ahmad Suryadi (156)

Universitas Muhammadiyah Malang


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Ilmu Ekonomi dan Pembangunan
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Aturan Tenaga
Kerja Asing Wajib Kuasai Bahasa Indonesia Dicabut. Penulisan makalah ini merupakan
salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Bahasa Indonesia di Universitas
Muhammadiyah Malang.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu,
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Malang, 11 November 2015

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI............................................................................................3
A. Landasan Teori Belajar Bahasa...............................................................................3
B. Pengertian Tenaga Kerja Menurut Para Ahli........................................................5
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................................7
A. Peran Bahasa Indonesia Dalam Kegiatan Ekonomi..............................................7
B. Peraturan Nasional Mengenai Tenaga Kerja Asing...............................................8
C. Syarat Bagi Tenaga Kerja Asing yang Akan Bekerja di Indonesia....................10
D. Pendapat Anggota DPR RI Tentang Penghapusan Syarat Bisa Berbahasa
Indonesia Bagi TKA.......................................................................................................11
E. Dampak Positif dan Negatif Penghapusan Syarat Bisa Berbahasa Indonesia
Bagi TKA.........................................................................................................................12
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................14
A. Kesimpulan..............................................................................................................14
B. Saran.........................................................................................................................14
Daftar Pustaka..................................................................................................................15
STUDY KASUS...............................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan globalisasi mendorong terjadinya pergerakan aliran modal


dan investasi ke berbagai penjuru dunia, terjadi pula migrasi penduduk atau
pergerakan tenaga kerja antar negara. Pergerakan tenaga kerja tersebut berlangsung
karena investasi yang dilakukan di negara lain pada umumnya membutuhkan
pengawasan secara langsung oleh pemilik/investor. Sejalan dengan itu, demi
menjaga kelangsungan usaha dan investasinya. Untuk menghindari terjadinya
permasalahan hukum serta penggunaan tenaga kerja asing yang berlebihan, maka
Pemerintah harus cermat menentukan policy yang akan di ambil guna menjaga
keseimbangan antara tenaga kerja asing (modal asing) dengan tenaga kerja dalam
negeri.
Di era sekarang banyak hal-hal baru yang dilakukan oleh beberapa negara
untuk memajukan perekonomian mereka dengan melakukan hubungan ekonomi
internasional antar negara, bahkan dari adanya kejasama antar negara ini
mengakibatkan beberapa kegiatan yaitu pertukaran pelajar antar negara dan
perekrutan atau penerimaan tenaga kerja asing untuk meningkatkan investasi luar
negeri. Di Indonesia ada beberapa syarat atau peraturan yang harus dipenuhi bila
ingin bekerja di Indonesia. Dalam hal ini kelompok kami memilih judul Aturan
Tenaga Kerja Asing Wajib Kuasai Bahasa Indonesia Dicabut, karena masalah ini
berhubungan dengan salah satu syarat yang harus dipenuhi jika akan bekerja di
Indonesia, beberapa bulan lalu ini menjadi masalah yang terjadi di Indonesia.
Kelompok kami akan mengkaji bagaimana yang seharusnya dilakukan oleh
Indonesia dalam mengatasi masalah ini karena masalah ini akan menimbulkan
beberapa dampak negtif dan positif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa peran bahasa Indonesia dalam kegiatan ekonomi ?
2. Apa dasar hukum penggunaan TKA dan apa saja syarat syarat bagi TKA
yang akan bekerja di Indonesia?
3. Apa dampak jika syarat untuk bisa berbahasa indonesia bagi tenaga kerja asing
dicabut?

1
C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia yang di bimbing oleh Retno
Sulistyowati, Dra., M.Pd.
2. Untuk mengkaji masalah pencabutan salah satu syarat bagi tenaga kerja asing
yang bekerja di Indonesia.
3. Untuk memberikan informasi tentang syarat yang harus dipenuhi untuk TKA
yang akan bekerja di Indonesia.
4. Untuk mengetahui apa dampak jika syarat bisa berbahasa indonesia bagi tenaga
kerja asing dicabut.
5. Untuk mengetahui apa yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah untuk
mengatasi masalah tersebut.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori Belajar Bahasa

1. Teori Behavioristik
Bapak behavioristik yang terkenal di Amerika yaitu John B. Watson (1878
1958). Bahasa merupakan bagian fundamental dari keseluruhan perilaku manusia.
Teori behavioristik memumpunkan perhatiannya pada aspek yang dirasakan secara
langsung pada perilaku berbahasa serta hubungan antara stimulus dan respons pada
dunia sekelilingnya. Seorang berhavioris menganggap bahwa perilaku berbahasa
yang efektif merupakan hasil respon tertentu yang dikuatkan, respons itu akan
menjadi kebiasaan. (contoh: Anak yang minta susu pada ibunya oleh ibu diberi
susu) maka hal ini apabila selalu dituruti oleh ibu, sang anak akan minta susu
dengan cara seperti itu terus. Pernyataan ini diteliti oleh Skinner yang dikenal
dengan teorinya belajar disebut operant conditioning. Konsep ini mengacu pada
kondisi di mana manusia/binatang mengirimkan respons /operant (ujaran/kalimat)
tanpa ada stimulus yang tampak. Operant itu dipertahankan dengan penguatan.
Pendapat Skinner ditentang ogzleh Noam Chomsky (1959), tetapi pada tahun 1970,
Kenneth Mac Corquadale memberikan jawaban atas kritikan Chomsky. Beberapa
linguis dan ahli psikologi sependapat dengan Skinner bahwa model Skinner tentang
perilaku berbahasa dapat diterima secara memadai pada kapasitas memperoleh
bahasa, perkembangan bahasa, hal bahasa,dan teori makna.
Ahli Psikologi mengusulkan modifikasi teori behaviorisme, contohnya
terori modifikasi yang dikembangkan dari teori Pavlov, yakni teori kontiguitas.
Misalnya pengertian makna, dipertanggungjawabkan dengan pernyataan bahwa
rangsangan kebahasaan (kata/kalimat) memancing respons mediasi, yakni
swastikulasi.
Charles Osgood menyebut swastimulasi sebuah proses mediasi
representasional, yakni proses yang tidak tampak yang bergerak dalam diri
pembelajar. Teori mediasi menjelaskan hakikat bahasa dengan makna berbau
mentalisme. Dalam teori mediasi masih terdapat pertanyaan-pertanyaan yang
belum terjawab, hakikat bahasa dan hubungan integral antara makna dan ujaran tak
terpecahkan.
Pendukung teori behaviorisme yang lain adalah Jenkins dan Palermo
(1964). Mereka mensitesiskan linguistik generatif dengan pendekatan mediasi
untuk bahasa anak. Anak memperoleh kerangka tata bahasa struktur frase dan
belajar ekuivalensi stimulus respons yang dapat diganti dalam tiap kerangka.

3
Teorinya Jenkis dan Palermo mengalami kegagalan untuk menjelaskan
hakikat bahasa yang abstrak. Pendapat ahli psikologi behaviorisme yang
menekankan pada observasi empirik dan metode ilmiah hanya dapat mulai
menjelaskan keajaiban pemerolehan dan belajar bahasa dan ranah kajian bahasa
yang sangat luas masih tak tersentuh.

2. Teori Generatif
a. Teori Nativisme
Teori nativisme dihasilkan dari pernyataan bahwa pembelajaran bahasa
ditentukan oleh bakat. Lenneberg (1967) menyatakan bahwa bahasa itu merupakan
perilaku khusus manusia dan cara pemahaman tertentu, pengkategorian
kemampuan,dan mekanisme bahasa yang lain ditentukan secara biologis. Teori
Nativisme Chomsky dalam Hadley (1993: 48) yang merupakan tokoh utama
golongan ini mengatakan bahwasannya hanya manusialah satu-satunya makhluk
Tuhan yang dapat melakukan komunikasi lewat bahasa verbal. Chomsky juga
menyatakan bahwa setiap anak yang lahir ke dunia telah memiliki bekal dengan apa
yang disebutnya alat penguasaan bahasa atau LAD (Language Acquisition
Device). McNeill mendeskripsikan LAD menjadi empat bakat bahasa.
Kemampuan membedakan bunyi ujaran dengan bunyi yang lain dalam
lingkungannya Kemampuan mengorganisasikan peristiwa bahasa ke dalam variasi
yang beragam. Pengetahuan adanya sistem bahasa tertentu yang mungkin dan
sistem yang lain yang tak mungkin. Kemampuan untuk tetap mengevaluasi sistem
perkembangan bahasa yang membentuk sistem yang mungkin dengan cara yang
paling sederhana dari data kebahasaan yang diperoleh. Tata bahasa anak mengacu
pada tata bahasa tumpu (pivot grammar).
Sumbangan teori nativisme:
1. Bebas dari keterbatasan dari metode ilmiah untuk menjelajah sesuatu yang tak
tampak, tak dapat diobservasi, berada di bawah permukaan yang tersembunyi,
struktur kebahasaan yang abstrak yang dikembangkan anak.
2. Deskripsi bahasa anak sebagai sistem yang sah, taat kaidah, dan konsisten.
Bahasa anak pada tiap tahap itu sistematik, artinya anak secara berkelanjutan
membentuk hipotesis dasar dengan masukan yang diterimanya dan menguji
kebenarannya. Hipotesis tersebut terus direvisi, dibentuk lagi, atau kadang
dipertahankan.
3. Konstruksi sejumlah kekayaan potensial dari tata bahasa universal.

b. Teori Kognitifisme

4
Slobin (1971) mengatakan bahwa dalam semua bahasa, belajar semantik
bergantung pada perkembangan kognitif. Urutan perkembangan itu ditentukan oleh
kompleksitas semantik daripada kompleksitas struktural.
Bloom (1976), penjelasan perkembangan bahasa bergantung pada penjelasan
kognitif yang terselubung. Apa yang diketahui anak menentukan kode yang
dipelajarinya untuk memahami pesan dan menyampaikannya.

3. Teori Konstruktivisme
Peneliti bahasa melihat bahasa merupakan manifestasi kemampuan kognitif
dan efektif untuk dapat menjelajah dunia, untuk berhubungan dengan orang lain,
dan untuk keperluan diri sendiri sebagai manusia.
a. Kognisi dan perkembangan bahasa
Pieget menggambarkan perkembangan sebagai hasil interaksi anak dengan
lingkungannya, dengan interaksi komplementer antara perkembangan kognitif
perseptual dengan pengalaman bahasa mereka. Penjelasan tentang perkembangan
bahasa anak tergantung pada penjelasan faktor kognitif yang menjadi penyangga
bahasa. Apa yang diketahui anak menentukan apa yang mereka pelajari tentang
kode bahasa.
Slobin menyatakan bahwa semua bahasa belajar makna yang tergantung pada
perkembangan kognitif dan urutan perkembangannya lebih ditentukan oleh
kompleksitas makna itu daripada kompleksitas bentuknya. Interaksi sosial dan
perkembangan bahasa disekitar pebelajar akan berpengaruh dalam perkembangan
kognitif karena disesuaikan dengan jenjang uusia anak.
Bahasa pada hakikatnya digunakan untuk komunikasi interaktif. Dalam perspektif
ini, jantung bahasa, fungsi pragmatik dan komunikatif dikaji. Seperti contohnya
seorang anak dapat memahami apa yang disampaikan oleh lawan bicara jika si anak
mengetahui dan dalam konteks social yang sama dengan pembicara maka masalah
yang disampaikan akan jelas diterima oleh sang anak.

B. Pengertian Tenaga Kerja Menurut Para Ahli


1. Pengertian tenaga kerja menurut Dr.A.Hamzah SH
tenaga kerja meliputi tenaga kerja yag bekerja didalam maupun diluar hubungan
kerja dengan alat produksi utamanya dalam proser produksi tenaga kerja itu sendiri,
baik tenaga fisik maupun pikiran.
2. Pengertian tenaga kerja menurut Dr. Payaman dikutip A.Hamzah (1990)
tenaga kerja (man power) adalah produk yang sudah atau sedang bekerja. Atau
sedang mencari pekerjaan , serta yang sedang melaksanakan pekerjaan lain. Seperti
bersekolah , ibu rumah tangga. Namun secara praktis tenaga kerja, tenaga kerja
terdiri atas angkatan kerja dan bukan angkatan kerja:

5
Angkatan kerja ( labour force) terditi atas:
Golongan yang bekerja dan
Golongan penganggur atau sedang mencari kerja.
Kelompok yang bukan angkatan kerja terdiri atas:
Golongan yang bersekolah
Golongan yang mengurus rumah tangga
Golonganlain lain atau menerima penghasilan dari pihak lain, seperti pensiunan
dan sebagainya.
3. Pengertian tenaga kerja menurut EENG AHMAN & EPI INDRIANI
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan
sanggup bekerja jika ada permintaan kerja
4. Pengertian tenaga kerja menurut ALAM. S
Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas untuk negara-negara
berkembang seperti Indonesia. Sedangkan di negara-negara maju, tenaga kerja
adalah penduduk yang berumur antara 15 hingga 64 tahun
5. Pengertian tenaga kerja menurut SUPARMOKO & ICUK
RANGGABAWONO
Tenaga kerja adalah penduduk yang telah memasuki usia kerja dan memiliki
pekerjaan, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melakukan kegiatan lain
seperti sekolah, kuliah dan mengurus rumah tangga
6. Pengertian tenaga kerja menurut SJAMSUL ARIFIN, DIAN EDIANA
RAE, CHARLES, JOSEPH
Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang bersifat homogen dalam suatu
negara, namun bersifat heterogen (tidak identik) antar negara

6
BAB III
PEMBAHASAN

A. Peran Bahasa Indonesia Dalam Kegiatan Ekonomi

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti


tercantum pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi Kami Putra dan Putri
Indonesia menjunjung bahasa persatuan , bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa
bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional ; kedudukannya berada
diatas bahasa bahasa daerah. Selain itu , didalam undang undang dasar 1945
tercantum pasal khusus ( BAB XV , pasal 36 ) mengenai kedudukan bahasa
Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa Negara ialah bahasa Indonesia. Pertama,
bahsa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional sesuai dengan sumpah
pemuda 1928; kedua, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa Negara
sesuai dengan undang undang dasar 1945. Di dalam kedudukannya sebagai
bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) Lambang kebanggaan
kebangsaan, (2) lambang identitas nasional, (3) alat perhubungan antar warga, antar
daerah, dan antar budaya,dan (4) alat yang memungkinkan penyatuan berbagai
bagai suku bangsa dengan latar belakang social budaya dan bahasanya masing
masing kedalam kesatuan kebangsaan Indonesia.
Bahasa merupakan alat komunikasi antara yang satu dengan yang lain.
Dengan bahasa semua hal dapat dimengerti maksud dan tujuan tertentu. Selain itu
bahasa juga digunakan untuk menyampaikan sesuatu hal, gagasan (pendapat), ide
kepada orang lain agar bisa memahami apa yang kita inginkan dan salah satunya
adalah Bahasa Indonesia yang memiliki peranan dalam perkembangan ekonomi,
yaitu sebagai alat untuk membantu kelancaran komunikasi dalam bidang ekonomi.
Dan membantu cara berfikir yang lebih modern dalam memberikan gagasan atau
memecahkan masalah dalam bidang ekonomi . Oleh karena itu, jika cermat dalam
menggunakan Bahasa Indonesia, kita akan cermat pula dalam berpikir karena
Bahasa Indonesia merupakan cermin dari daya nalar (pikiran). Bahasa Indonesia
merupakan alat yang digunakan sebagai bahasa media massa untuk menunjang
perkembangan ekonomi. Karena penggunaan Bahasa Indonesia yang benar
merupakan bahasa yang menerapkan kaidah dengan konsisten. Dan bahasa yang
baik adalah bahasa yang mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan situasi
pemakaiannnya. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan
menghasilkan pemikiran yang baik dan benar pula. Dan semua hal itulah yang
dibutuhkan dalam kegiatan ekonomi di Indonesia. Sehingga bahasa indonesia

7
sangat memiliki peranan besar dalam bidang ekonomi ,agar kegiatan ekonomi di
Indonesia berjalan dengan baik dan benar serta sesuai kaidahnya .

B. Peraturan Nasional Mengenai Tenaga Kerja Asing

1. Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1995 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja


Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP)

Berbeda dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang menggunakan istilah


tenaga kerja asing terhadap warga negara asing pemegang visa dengan maksud
bekerja di wilayah Negara Kesatuan Republik Indoensia (NKRI), dalam Keputusan
Presiden Nomor 75 Tahun 1995 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara
Asing Pendatang (TKWNAP), menggunakan istilah tenaga warga negara asing
pendatang, yaitu tenaga kerja warga negara asing yang memiliki visa tingal terbatas
atau izin tinggal terbatas atau izin tetap untuk maksud bekerja (melakukan
pekerjaan) dari dalam wilayah Republik Indonesia (Pasal 1 angka 1). Istilah
TKWNAP ini dianggap kurang tepat, karena seorang tenaga kerja asing bukan saja
datang (sebagai pendatang) dari luar wilayah Republik Idnonesia, akan tetapi ada
kemungkinan seorang tenaga kerja asing lahir dan bertempat tinggal di Indonesia
karena status keimigrasian orang tuanya (berdasarkan asas ius soli atau ius
sanguinis).
Pada prinsipnya, Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1995 tentang penggunaan
tenaga kerja warga negara asing pendatang adalah mewajibkan pengutamaan
penggunaan tenaga kerja Indonesia di bidang dan jenis pekerjaan yang tersedia
kecuali jika ada bidang dan jenis pekerjaan yang tersedia belum atau tidak
sepenuhnya diisi oleh tenaga kerja Indonesia, maka penggunaan tenaga kerja warga
negara asing pendatang diperbolehkan sampai batas waktu tertentu (Pasal 2).
Ketentuan ini mengharapkan agar tenaga kerja Indonesia kelak mampu mengadop
skill tenaga kerja asing yang bersangkutan dan melaksanakan sendiri tanpa harus
melibatkan tenaga kerja asing. Dengan demikian penggunaan tenaga kerja asing
dilaksanakan secara slektif dalam rangka pendayagunaan tenaga kerja Indonesia
secara optimal.

2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Sebelum lahirnya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan (UUK), penggunaan tenaga kerja asing di Indonesia diatur dalam
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1958 tentang Penempatan Tenaga Kerja Asing
(UUPTKA). Dalam perjalanannya, pengaturan mengenai penggunaan tenaga kerja

8
asing tidak lagi diatur dalam undang-undang tersendiri, namun sudah merupakan
bagian dari kompilasi dalam UU Ketenagakerjaan yang baru. Dalam UUK,
pengaturan Penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) dimuat pada Bab VIII, Pasal 42
sampai dengan Pasal 49. Pengaturan tersebut dimulai dari kewajiban pemberi kerja
yang menggunakan TKA untuk memperoleh izin tertulis; memiliki rencana
penggunaan TKA yang memuat alasan, jenis jabatan dan jangka waktu penggunaan
TKA; kewajiban penunjukan tenaga kerja WNI sebagai pendamping TKA; hingga
kewajiban memulangkan TKA ke negara asal setelah berakhirnya hubungan kerja.
UUK menegaskan bahwa setiap pengusaha dilarang mempekerjakan orang-orang
asing tanpa izin tertulis dari Menteri. Pengertian Tenaga Kerja Asing juga
dipersempit yaitu warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di
wilayah Indonesia. Di dalam ketentuan tersebut ditegaskan kembali bahwa setiap
pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga kerja asing wajib memiliki izin tertulis
dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Untuk memberikan kesempatan kerja yang
lebih luas kepada tenaga kerja Indonesia (TKI), pemerintah membatasi penggunaan
tenaga kerja asing dan melakukan pengawasan. Dalam rangka itu, Pemerintah
mengeluarkan sejumlah perangkat hukum mulai dari perizinan, jaminan
perlindungan kesehatan sampai pada pengawasan. Sejumlah peraturan yang
diperintahkan oleh UUK antara lain :

1) Keputusan Menteri tentang Jabatan Tertentu dan Waktu Tertentu (Pasal 42 ayat
(5));
2) Keputusan Menteri tentang Tata Cata Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga
Kerja Asing (Pasal 43 ayat (4));
3) Keputusan Menteri tentang Jabatan dan Standar Kompetensi (Pasal 44 ayat
(2));
4) Keputusan Menteri tentang Jabatan-jabatan Tertentu yang Dilarang di Jabat
oleh Tenaga Kerja Asing (Pasal 46 ayat (2));
5) Keputusan Menteri tentang Jabatan-jabatan Tertentu di Lembaga Pendidikan
yang Dibebaskan dari Pembayaran Kompensasi (Pasal 47 ayat (3)).
6) Peraturan Pemerintah tentang Besarnya Kompensasi dan Penggunaannya (Pasal
47 ayat 4).
7) Keputusan Presiden tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing serta Pelaksanaan
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja Pendamping (Pasal 49).
Sejak UUK diundangkan pada tanggal 25 Maret 2003, telah dilahirkan beberapa
peraturan pelaksana undang-undang tersebut[1], antara lain :

1) Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 223/MEN/2003


Tentang Jabatan-jabatan di Lembaga Pendidikan yang Dikecualikan dari
Kewajiban Membayar Kompensasi.

9
2) Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 67/MEN/IV/2004
tentang Pelaksanaan Program JAMSOSTEK bagi Tenaga Kerja Asing.

3) Peraturan Menteri Nomor PER.02/MEN/III/2008 Tentang Tata Cara Penggunaan


Tenaga Kerja Asing.

C. Syarat Bagi Tenaga Kerja Asing yang Akan Bekerja di Indonesia

Pasal 26 ayat (1) Permenakertrans 12/2013. Setiap tenaga kerja asing (TKA), wajib
memiliki hal-hal sebagai berikut:
a. Memiliki pendidikan yang sesuai dengan syarat jabatan yang akan diduduki oleh
TKA;
b. Memiliki kompetensi yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensi atau
pengalaman kerja sesuai dengan jabatan yang akan diduduki TKA paling kurang 5
(lima) tahun;
c. Bersedia membuat pernyataan untuk mengalihkan keahliannya kepada tenaga
kerja Indonesia pendamping; dan
d. Dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.
Dari peraturan tentang tenaga kerja asing di atas adanya perubahan syarat yang
diaijukan bagi tenaga kerja asing yang akan bekerja di indonesia.
Permenaker no 16 tahun 2015:
a. Pendidikan sesuai jabatan yang akan diduduki TKA.
b. Memiliki sertifikat kompetensi memiliki pengalaman kerja 5 tahun.
c. Wajib mengalihkan keahlian kepada TKI pendamping.
d. NPWP lebih dari 6 bulan.
e. Polis asuransi.
f. Jamsostek lebih dari 6 bulan

D. Pendapat Anggota DPR RI Tentang Penghapusan Syarat Bisa Berbahasa Indonesia


Bagi TKA

1. Ketua Komisi IX DPR RI , Dede Yusuf : Kebijakan pemerintah Jokowi JK


mencabut syarat wajib Bahasa Indonesia bagi Tenaga Kerja Asing (TKA)
menuai kritik dari Ketua Komisi IX DPR RI, Dede Yusuf. Komisi
ketenagakerjaan yang dipimpin Dede Yusuf akan segera meminta penjelasan
terkait kebijakan ini. KEBIJAKAN pemerintah Jokowi JK mencabut syarat
wajib Bahasa Indonesia bagi Tenaga Kerja Asing (TKA) menuai kritik dari
Ketua Komisi IX DPR RI, Dede Yusuf. Komisi ketenagakerjaan yang
dipimpin Dede Yusuf akan segera meminta penjelasan terkait kebijakan ini.

10
2. Komisi IX DPR dari Fraksi NasDem Irma Suryani Chaniago : Pasalnya,
kebijakan Jokowi tersebut bakal membuat tenaga kerja asing sulit
berkomunikasi.

Ini kebijakan ceroboh, kata Irma saat dihubungi, Selasa (25/8).


Bila TKA tidak bisa berbahasa Indonesia, kata Irma, maka TKA tersebut akan
sulit berkomunikasi.
Akibatnya akan kontraproduktif dengan keinginan kita untuk alih teknologi.
Oleh sebab itu untuk menghindari miskomunikasi maka seharusnya TKA
yang bekerja di Indonesia wajib bisa berbahasa Indonesia, ujar Irma.Dia pun
mencontohkan tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri saja harus
bisa berbahasa asing. Karenanya, dia heran dengan kebijakan Jokowi
tersebut.
Bukankah pekerja kita yang bekerja di luar negeri juga harus menyesuaikan
dengan bahasa setempat. Jadi kalau Jokowi menghapus persyaratan TKA bisa
berbahasa Indonesia, maka hal ini akan berpotensi menjadi masalah di tempat
kerja dan berpotensi meningkatkan permasalahan hubungan industrial di
tempat kerja,tambahnya.Irma menjelaskan perubahan aturan ini hanya
berorientasi pada masuknya investasi asing tanpa memikirkan dampak negatif
terhadap persoalan pengangguran.
Jokowi, kata Irma, seharusnya mempersempit peluang TKA masuk ke
Indonesia dengan prasyarat yang sangat sulit. Sebab di dalam negeri lapangan
pekerjaan yang tersedia tidak cukup untuk pekerja lokal.

E. Dampak Positif dan Negatif Penghapusan Syarat Bisa Berbahasa Indonesia Bagi
TKA

A. Dampak Positif:
Dampak positif dibebaskannya syarat berbahasa Indonesia dapat menarik minat
pekerja asing ke Indonesia sebagai tempat untuk berinvestasi dengan kata lain
menarik investor asing dengan jalan memberikan kemudahan bagi mereka.
Kemungkinan keinginan untuk meningkatkan perekonomian Indonesia dapat
terwujud, selain itu mungkin akan menilai nantinya para pekerja asing ini juga akan
tetap berusaha belajar bahasa Indonesia untuk bertahan hidup di Indonesia. Hal ini
dikarenakan di beberapa ruang publik tertentu masih tetap menjunjung tinggi
penggunaan bahasa Indonesia.Jadi identitas penggunaan bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional tetap terjaga.

B. Dampak Negatif:

11
Kebijakana Jokowi tentang penghapusan syarat berbahasa Indonesia
mengakibatkan beberapa permasalahan:
1. Peluang Kerja Berkurang
Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 yang sebentar lagi
akan berlangsung, bisa dipastikan akan menjadikan Indonesia sebagai sasaran bagi
Tenaga Kerja Asing (TKA). Seluruh tingkatan lapangan kerja di Indonesia akan
disesaki TKA, termasuk pekerjaan menengah ke bawah, tanpa ada aturan yang
memberi proteksi terhadap kesempatan kerja, alih ilmu dan teknologi bagi rakyat
kita sendiri.Bila syarat bisa bahasa Indonesia untuk TKA juga dihapus, sama
dengan memberikan peluang sebesar-besarnya bagi tenaga asing untuk merebut
peluang kerja di Indonesia. Alhasil, bisa dipastikan tenaga kerja dalam negeri akan
tersingkir dengan hadirnya tenaga kerja asing (TKA) yang lebih memiliki
keterampilan dan mumpuni.
Pemerintah kerap salah dalam menganalisa akar masalah. Demi mendongkrak
investasi besar, bila investor mensyaratkan masuknya TKA maka itu dipermudah
tanpa pikir resikonya bagi rakyat sendiri. Padahal akar masalah investasi bukan
pada adanya kendala bahasa pada TKA yang akan masuk.Sesungguhnya Indonesia
memiliki kekayaan alam yang melimpah. Jika pengelolaan terhadap SDA benar,
maka sesungguhnya, Indonesia tidak perlu mengundang investor asing untuk
mengeruk SDA Indonesia. Terlebih, membiarkan para investor mendikte kemauan
mereka kepada Indonesia. Ini sama saja menjadikan diri Indonesia sebagai jajahan
bagi negara-negara investor.

2. Indonesia Tidak Bisa Mandiri


Kebijakan pemerintah terkait upaya memperlancar investasi asing di Indonesia
dengan menghapus syarat wajib bahasa Indonesia bagi TKA merupakan kebijakan
yang akan membunuh tenaga kerja dalam negeri. Mereka akan tergeser dengan
hadirnya TKA yang dipermudah aksesnya oleh pemerintah. Inilah ciri khas rezim
neoliberalisme yang lebih mementingkan asing daripada rakyatnya sendiri.
Ada 3 hal yang harus diperhatikan terkait ini:
Pertama, hendaknya ada kritik yang memadai terhadap Neoliberalisme;
Kedua, hendaknya ada solusi alternatif yang memadai, yaitu suatu kondisi ideal
yang diharapkan;

Ketiga, hendaknya ada peta jalan (road map) yang jelas, berupa strategi yang dapat
ditempuh untuk mengubah kondisi yang ada menuju kondisi ideal.
Itulah tiga kriteria yang kiranya dapat menjadi standar umum untuk menilai
sejauh mana keseriusan kita untuk menentang Neoliberalisme.
Neoliberalisme adalah paham yang menghendaki pengurangan peran negara di
bidang ekonomi. Dalam pandangan neoliberalisme, negara dianggap sebagai
penghambat utama penguasaan ekonomi oleh individu/korporat. Indonesia yang

12
saat ini dicengkeram Neoliberalisme, menjadikan rakyat sebagai korban. Betapa
banyak kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah lebih menguntungkan
asing dari pada rakyat. Ini tentu saja kondisi yang sangat tidak ideal.

3. Semakin Meningkatnya Pengangguran


Saat ini banyak perusahaan yang meminta calon pekerja untuk bisa secara fasih
berbahasa Inggris. Menjadi keberuntungan bagi para pekerja asing yang bahasa
ibunya yaitu bahasa inggris, walaupun warga asli Indonesia telah cukup fasih dalam
menggunakan bahasa inggris untuk dapat mengalahkan mereka yang memang
native speaker akan sangat sulit. Dengan begitu, akan terjadi gempuran tenaga-
tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia. Padahal masih cukup banyak
masyarakat Indonesia yang menjadi pengangguran.

4. Mengurangi Lapangan Pekerjaan


Dampak langsung bagi para Guru Bahasa Indonesia bagi orang asing dengan
tidak diberlakukannya lagi persyaratan wajib berbahasa Indonesia, para pekerja
asing mungkin akan enggan untuk mengambil les bahasa Indonesia. Dengan kata
lain apabila kebijakan ini diimplementasikan dapat mengurangi lapangan pekerjaan.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahasa merupakan alat komunikasi antara yang satu dengan yang lain.
Dengan bahasa semua hal dapat dimengerti maksud dan tujuan tertentu. Bahasa
Indonesia yang memiliki peranan dalam perkembangan ekonomi, yaitu sebagai alat
untuk membantu kelancaran komunikasi dalam bidang ekonomi dan membantu
cara berfikir yang lebih modern dalam memberikan gagasan atau memecahkan
masalah dalam bidang ekonomi. Sehingga bahasa Indonesia sangat memiliki
peranan besar dalam bidang ekonomi, agar kegiatan ekonomi di Indonesia berjalan
dengan baik dan benar serta sesuai kaidahnya
Keputusan Jokowi tentang penghapusan syarat bisa berbahasa Indonesia
untuk Tenaga Kerja Asing membawa dampak positif dan dampak negatif.
Dampak Positif:
1. Menarik investor
2. Investasi di Indonesia akan meningkat
3. Meningkatkan perekonomian Indonesia
Dampak Negatif:
1. Peluang kerja berkurang
2. Indonesia tidak bisa mandiri

13
3. Semakin meningkatnya pengangguran
4. Mengurangi lapangan pekerjaan

B. Saran
Apabila pemerintah ingin menerapkan kebijakan tersebut sebaiknya
diadakan suatu analisis yang cukup terkait dengan kemungkinan keuntungan
maupun kerugian bukan hanya dampak yang berhubungan langsung dengan
kesuluruhan negara namun juga dampak langsung ke masyarakat di semua level
khususnya para pekerja. Apabila setelah diadakan analisis ternyata ditemukan
bahwa dampak positif lebih dominan bisa saja kebijakan ini diterapkan namun
harus diadakan dahulu masa percobaan misalnya tiga bulan sembari ditinjau ulang.
Selain itu, masyarakat harus diberitahukan terlebih dahulu dengan pemaparan
alasan- alasan yang konkret mengapa kebijakan ini harus diterapkan, sehingga
nilai-nilai demokrasi yang selalu dibangga-banggakan Indonesia memang benar-
benara terealisasikan.

Daftar Pustaka

1. http:// Pro dan Kontra Pembebasan Syarat Bahasa Indonesia untuk Naker Asing _
Evani Pertika.htm/
2. http://20hermeneutika%20paul%20ricoeur%20oleh%20chrispina%20%20TEORI
%20BELAJAR%20BAHASA%20INDONESIA.htm/
3. http// %20V5%20SeriesACHMAD%20AFANDI.htm/
4. http:///%20V5%20Series/Downloads/Pekerja%20Asing%20Tak%20Diwajibkan
%20Berbahasa%20Indonesia%20Disebut%20Kebijakan%20Ceroboh%20-
%20Nasional%20%20%20Okezone%20News.htm/
5. http://%20V5%20Series/Downloads/Pengertian%20tenaga%20kerja%20menurut
%20para%20ahli%20-%20kang%20diwan.htm/
6. http://%20indonesia/Di%20Balik%20Kebijakan%20Penghapusan%20Syarat
%20Bahasa%20Indonesia%20bagi%20TKA%20-%20Islampos.htm/

14
STUDY KASUS

Aturan Tenaga Kerja Asing Wajib Kuasai Bahasa Indonesia Dicabut


Presiden Joko Widodo. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah
memberikan arahan kepada Menteri Ketenagakerjaan agar menghapus beberapa
regulasi yang menghambat dalam masalah ketenagakerjaan. Salah satu regulasi
yang dimaksud, yaitu mengenai keharusan bagi tenaga kerja asing (TKA) di
Indonesia untuk wajib menguasai bahasa Indonesia.
"Karena itu tidak memungkinkan, itu pasti akan lama sekali, sehingga itu
menjadi hambatan bagi para pekerja asing, maka peraturan itu dicabut. Termasuk di
antaranya persoalan Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS). Itulah yang diatur
dalam waktu segera," ujar Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung di Istana
Kepresidenan, Jakarta, Jumat 21 Agustus 2015. Selain itu aturan itu, lanjut
Pramono, beberapa regulasi yang dinilai menyulitkan dan menghambat iklim
investasi akan dikurangi."Karena kita ingin mendorong dalam kondisi krisis seperti
ini, persoalan investasi dan persoalan pembangunan itu menjadi penting untuk
mendorong ekonomi bangsa," ucap dia.
Lalu kapan aturan itu dicabut, Pramono mengatakan pihaknya baru akan mencabut
setelah ada kajian yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini. Dia mengungkapkan
dalam pekan ini aturan itu akan dicabut.
"Pasti dalam minggu-minggu ini akan segera dibereskan karena Presiden minta
Agustus ini semua yang berkaitan dengan regulasi yang tidak friendly investasi
akan dihilangkan," ucap politikus PDIP itu.
Menteri Tenaga Kerja Hanif Dakhiri usai bertemu Presiden Jokowi menjelaskan
arahan presiden untuk menghapus syarat tenaga kerja asing wajib menguasai
bahasa Indonesia telah ditindaklanjuti. Dia menerbitkan Peraturan Menteri Tenaga
Kerja (Permenaker) nomor 16/2015 tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja
Asing (TKA).
"TKA tidak lagi dikenakan syarat bahasa Indonesia dalam regulasi yang terbit pada
bulan Juni itu. Jadi tak perlu lagi ada kekhawatiran mengenai syarat bahasa.
Regulasi TKA sekarang ini sudah mempermudah pelayanan TKA, lebih sederhana
prosedurnya dan lebih cepat. Semua berbasis sistem online," ucap Hanif.
Karena sistem sudah diperbaiki dan layanannya telah dimudahkan, maka pihaknya
meminta semua pihak yang berkepentingan dengan keberadaan TKA agar benar-
benar mematuhi regulasi yang ada.

"Jangan sampai ada TKA yang bekerja tanpa izin atau melanggar aturan tetapkan.
Kalau sudah dimudahin, tapi masih ada yang melanggar itu kan kebangetan
namanya," ucap Hanif. (Ali/Ans)

15
16

Anda mungkin juga menyukai