Anda di halaman 1dari 21

PENTINGNYA LITERASI KEUANGAN BAGI

PENGELOLAAN KEUANGAN PRIBADI

TUGAS BESAR 2

ADVANCE CORPORATE FINANCE

Disusun Oleh :
SAFINATUN NAJAH 55121120105
Dosen Pengampu :
Dr. Sudjono, M.Acc

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS


Magister Manajemen
Universitas Mercu Buana
Tahun 2022/2023

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul "Pentingnya Literasi Keuangan Bagi Pengelolaan Keuangan
Pribadi" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Advance Corporate Finance. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang manusia prasejarah bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr Sudjono, M.Acc selaku Dosen Pengampu
mata kuliah Advance Corporate Finance. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 13 November 2022

Penulis

5
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1


1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
1.2. Batasan Masalah .................................................................................... 2
1.3. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.4. Tujuan Penelitian ................................................................................... 2
1.5. Manfaat Penelitian ................................................................................. 2

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 3


2.1. Literasi Keuangan .................................................................................. 3
2.2. Pengelolaan Keuangan ........................................................................... 5
2.3. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 9
2.4 Hipotesis ................................................................................................. 9

BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................... 10


3.1. Penerapan ............................................................................................... 10
3.2. Perbandingan antara teori/penelitian terdahulu dan praktek .................. 10
3.3 Pembahasan ............................................................................................ 11

BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan .......................................................................................... 16
4.2. Saran .................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 18

6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, memberikan dampak yang luar biasa
bagi kehidupan manusia. Perekonomian yang awal nya baik-baik saja dalam waktu
yang relatif cepat diminta untuk menyesuaikan diri dengan pandemic covid yang
menyebar dengan sangat cepat di seluruh dunia. Tidak sedikit perusahaan yang
tutup dan terpaksa mem-PHK karyawannya. Ketidakpasastian kondisi keuangan
yang melanda hampir seluruh penduduk di dunia dan minimnya kemampuan dan
pengetahuan mengenai cara pengelolaan sumber keuangan probadi dengan efektif
dapat menjadi tantangan yang serius dalam kehidupan masyarakat menghadapi
pandemi covid-19.

Literasi keuangan berkaitan dengan kesejahteraan serang individu, dan


dibutuhkan keterampilan dalam mengelola keuangan pribadi dalam kehidupan
sehari-hari untuk dapat terhindar dari masalah keuangan. Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) telah melakukan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK)
Tahun 2019 yang hasilnya menunjukan indeks literasi keuangan sebesar 38,03%
(www.ojk.go.id/2021) . dan untuk indeks literasi keuangan wilayah DKI Jakarta
sebesar 58,64%. Dari data tersebut, dapat kita lihat bahwa literasi keuangan
masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Masih banyak yang belum memahami
dengan baik berbagai produk dan layanan jasa keuangan yang ditawarkan oleh
Lembaga jasa keuangan formal.

Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) 2021 2025 memiliki


visi yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang memiliki indeks literasi
keuangan yang tinggi sehingga dapat memanfaatkan produk dan layanan jasa
keuangan yang sesuai untuk mencapai kesejahteraan keuangan yang berkelanjutan.
Hal ini dapat dicapai jika literasi keuangan masyarakat Indonesia mendapatkan
perhatian dan ditingkatkan dengan SNLKI 2021 2025 disusun berdasarkan 3 pilar

1
program strategis yaitu, Cakap keuangan, Sikap dan Perilaku Keuangan yang bijak,
serta Akses Keuangan.

Literasi keuangan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang agar terhindar
dari masalah keuangan. Kesulitan keuangan dapat muncul jika terjadi kesalahan
dalam pengelolaan keuangan (mismanagement). Memiliki literasi keuangan
merupakan hal yang paling penting untuk mendapatkan kehidupan yang sejahtera.
Dengan pengelolaan keuangan yang tepat yang ditunjang dengan literasi keuangan
yang baik, maka taraf hidup masyarakat diharapkan akan meningkat, karena walau
bagaimanapun tingginya tingkat penghasilan seseorang tapi tanpa pengelolaan
keuangan yang tepat, keamanan finansial pasti akan sulit tercapai. Kebutuhan
edukasi kepada masyarakat terhadap produk-produk keuangan baik bank maupun
nonbank sangat mendesak agar masyarakat tidak mudah tertipu oleh pihak-pihak
yang tidak bertanggung jawab. Pentingnya literasi keuangan dalam bentuk semua
aspek keuangan pribadi bukan karena untuk mempersulit dalam menggunakan uang
yang mereka miliki, tetapi diharapkan individu dapat menikmati hidup dengan
menggunakan sumber daya keuangan yang dimiliki dengan tepat.

1.2 Batasan Masalah

Penulis membatasi permasalahan literasi keuangan bagi pengelolaan keuangan


pribadi pada pelajar

1.3 Rumusan Masalah

Apakah literasi keuangan penting bagi pengelolaan keuangan pada pelajar?

1.4 Tujuan Pembahasan

Pembahasan ini bertujuan untuk mengenatahui seberapa penting literasi


keuangan bagi masyarakat terutama pelajar.

1.5 Manfaat Pembahasan

Pembahasan ini bermanfaat untuk menjadi referensi pembahasan literasi pada


penelitian selanjutnya.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Literasi Keuangan

Literasi keuangan menurut Chen dan Volpe (1998) adalah kemampuan


mengelola keuangan agar hidup bisa lebih sejahtera dimasa yang akan dating.
Sedangkan menurut Murphy (2009) literasi keuangan didefinisikan sebagai
seperangkat keterampilan dan pengetahuan yang memungkinkan seorang individu
untuk membuat keputusan dan pengetahuan yang memungkinkan seorang individu
untuk membuat keputusan dan efektif dengan semua sumber daya keuangan
mereka.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 76 Tahun 2016 mendefinisikan


bahwa literasi keuangan ialah pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan
keyakinan (confidence) yang mempengaruhi sikap dan prilaku untuk meningkatkan
kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai
kesejahteraan. Organization for Economic Cooperation and Development (OECD)
mendefinisikan literasi keuangan sebagai kombinasi kesadaran, pengetahuan,
keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan untuk membuat keputusan
keuangan yang sehat sehingga dapat mencapai kesejahteraan keuangan individu.

Pengetahuan keuangan dan keterampilan dalam mengelola keuangan pribadi


sangat penting dalam kehidupan sehari. Kesulitan keuangan bukan hanya fungsi
dari pendapatan semata (rendahnya pendapatan). Kesulitan keuangan juga dapat
muncul jika terjadi kesalahan dalam pengelolaan keuangan (miss management)
seperti kesalahan penggunaan kredit, dan tidak adanya perencanaan keuangan.
Keterbatasan finansial dapat menyebabkan stress, dan rendahnya kepercayaan diri.
Adanya pengetahuan keuangan dan literasi keuangan akan membantu individu
dalam mengatur perencanaan keuangan pribadi, sehingga individu tersebut bisa

Misi penting dari program literasi keuangan adalah untuk melakukan edukasi
dibidang keuangan kepada masyarakat Indonesia agar dapat mengelola keuangan
secara cerdas, sehingga rendahnya pengetahuan tentang industri keuangan dapat

3
diatasi dan masyarakat tidak mudah tertipu pada produk-produk investasi yang
menawarkan keuntungan tinggi dalam jangka pendek tanpa mempertimbangkan
risikonya. Perlunya pemahaman masyarakat tentang produk dan layanan yang
ditawarkan oleh lembaga jasa keuangan, maka program strategi nasional literasi
keuangan mencanangkan tiga pilar utama. Pertama, mengedepankan program
edukasi dan kampanye nasional literasi keuangan. Kedua, berbentuk penguatan
infrastruktur literasi keuangan. Ketiga, berbicara tentang pengembangan produk
dan layanan jasa keuangan yang terjangkau. Penerapan ketiga pilar tersebut
diharapkan dapat mewujudkan masyarakat Indonesia yang memiliki tingkat literasi
keuangan yang tinggi sehingga masyarakat dapat memilih dan memanfaatkan
produk jasa keuangan guna meningkatkan kesejahteraan (OJK, 2013)

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa literasi keuangan merupakan


cara membantu dalam memberikan pemahan tentang mengelola keuangan dan
peluang untuk mencapai kehidupan yang lebih sejahtera pada masa yang akan
datang. Hal ini dapat diartikan bahwa literasi keuangan dapat digunakan sebagai
salah satu alat bantu yang perlu ditingkatkan seseorang atau individu apabila ia
ingin memiliki passive income yang melebihi active income. Chen dan Volpe
membagi financial literacy menjadi 4 aspek, yaitu :

1. General personal finance knowledge (Pengetahuan dasar)


Merupakan pengatahuan keuangan pribadi secara umum. Dan manajemen
keuangan didefinisikan sebagai proses perencanaan, analisa, dan
pengendalian kegiatan keuangan.
2. Saving and borrowing (tabungan dan pinjaman)
Menghimpun dana memiliki arti mengumpulkan atau mencari dana (uang)
dari masyarakat luas dan dihimpun atau disebut simpanan bank. Bentuk
simpanan dapat berupa tabungan, giro, dan deposito.
3. Insurance (Asuransi)
Menurut Warsono (2011) asuransi adalah jaminan yang diberikan oleh
penanggung (perusahaan asuransi) kepada tertanggung (nasabah) untuk
risiko kerugian sebagai yang ditetapkan dalam surat perjanjian (polis) bila

4
terjadi kebakaran, kehilangan, kerusakan, dan sebagainya ataupun
mengenai kehilangan jiwa (kematian) atau kecelakaan lainnya, dengan
tertanggung (nasabah) membayar premi sebesar perjanjian polis setiap
bulannya.
4. Investment (Investasi)
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya
yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan di masa datang. Pihak-pihak yang melakukan investasi disebut
investor.

Penjelasan diatas menunjukan bahwa literasi keuangan setiap individu akan


berbeda satu sama lain dan hal ini dapat menyebabkan adanya perbedaan setiap
individu dalam mengumpulkan asset jangka pendek dan jangka panjang.

2.2 Pengelolaan Keuangan Pribadi

Pengelolaan keuangan atau manajemen keuangan dapat diartikan sebagai


perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian kegiatan
keuangan seperti pengadaan dan pemanfaatan dana usaha. Sedangkan dalam
pendapat lain, pengelolaan keuangan adalah suatu disiplin ilmu yang
mempelajari tentang pengelolaan keuangan perusahaan baik dari sisi pencarian
sumber dana, pengalokasian dana, maupun pembagian hasil keuntungan
perusahaan (Anwar, 2019).

Secara harfiah pengelolaan keuangan (manajemen keuangan) berasal dari kata


manajemen yang memiliki arti mengelola dan keuangan yang berarti hal-hal
yang berhubungan dengan uang seperti pembiayaan, investasi dan modal.
Sehingga jika disimpulkan manajemen keuangan dapat diartikan sebagai
seluruh aktivitas yang berhubungan dengan bagaimana mengelola keuangan
yang dimulai memperoleh sumber pendanaan, menggunakan dana sebaik
mungkin hingga mengalokasikan dana pada sumber-sumber investasi untuk
mencapai tujuan perusahaan (Armereo et al.:2020:1).

5
Fungsi Pengelolaan Keuangan

Menurut Nurdiansyah dan Rahman (2019) fungsi-fungsi pengelolaan keuangan


adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan Keuangan dan Anggaran (Budgeting)

Segala kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan penggunaananggaran dana


perusahaan yang digunakan unttuk segala aktivitas dan kepentingan
perusahaan. Dengan perencanaan dan pertimbangan yang matang
menaksimalkan keuntungan dan meminimalisasi anggaran yang sia-sia tanpa
hasil.

2. Pengendalian (Controlling)

Berhubungan dengan tindak pengavwasan dalam segala aktivitas dalam


manajemen keuangan, baik dalam penyalurannya maupun pada pembukuannya
yang untuk selanjornya dilakukan evaluasi keuangan yang bisa dijadikan acuan
untuk melaksanakan kegiatan perusahaan selanjurnya

3. Pemeriksaan (Auditing)

Segala pemeriksaan internal yang dilakukan demi segala bentuk kegiatan yang
berhubungan dengan manajemen keuangan memang telah sesuai dengan kaidah
standar akuntansi dan tidak terjadi penyimpangan.

4. Pelaporan (Reporting)

Dengan adanya manajemen keuangan, maka setiap tahunnya akan ada


pelaporan keuangan yang berguna untuk menganalisis rasio laporan laba dan
rugi perusahaan.

6
Pengelolaan Keuangan Pribadi (Personal Finance)

Pengelolaan atau manajemen keuangan pribadi merupakan kemampuan


seseorang dalam mengatur mulai dari perencanaan, penganggaran,
pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana
keuangan sehari-hari (Obago, 2014). Manajemen keuangan pribadi, merupakan
dampak yang mucul dari adanya hasrat seseorang untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya sesuai dengan tingkat pendapatan yang diperoleh (Kholilah dan
Iramani, 2013). Manajemen keuangan pribadi juga dapat diartikan sebagai suatu
cara dalam mengelola apa yang dimiliki yang berhubungan dengan tanggung
jawab seseorang terhadap pengelolaan keuangannya (Kholilah dan Iramani,
2013)

Manajemen keuangan pribadi merupakan salah satu hal yang penting,


mampu untuk membuat seseorang menggunakan uang dengan bijak
memberikan manfaat pada perekonomian seperti mendorong para produsen
untuk membuat produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan mereka
(Kholilah dan Iramani, 2013). Seseorang dapat dikatakan memiliki manajemen
keuangan pribadi yang apabila seseorang tersebut mampu mengelola anggaran,
menghemat uang, mengontrol keuangan, dan berinvestasi. Komponen
pengelolaan keuangan yang baik ada lima, yaitu (1) mengontrol keuangan, (2)
membayar tagihan tepat waktu, (3) merencanakan keuangan untuk masa depan,
(4) menabung, dan (5) dapat mencukupi kebutuhan diri sendiri (Perry dan
Morris, 2005).

7
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Finance

Menurut Nidar (2012) ada beberapa faktor yang memengaruhi personal


financial management mahasiswa, yaitu: pendidikan keuangan di keluarga,
literasi keuangan, kecerdasan spiritual individu, dan peran teman sebaya.
Literasi keuangan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi manajemen
keuangan pribadi individu. Kemampuan seseorang untuk mengelola keuangan
menjadi salah satu faktor penting untuk mencapai sukses dalam hidup, sehingga
pengetahuan akan pengelolaan keuangan yang baik dan benar menjadi penting
bagi anggota masyarakat khususnya individu (Cummins, 2009).

Septiani (2013) menyatakan bahwa dalam melakukan pengelolaan


keuangan membutuhkan pengetahuan keuangan. Dalam penelitiannya Nofianti
dan Denziana (2010), menyatakan pengetahuan keuangan yang dimiliki oleh
seseorang berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan. Hal yang sama juga
disampaikan oleh Andrew (2014) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara pengetahuan keuangan dengan perilaku keuangan
dimana semakin tinggi pengetahuan keuangan seseorang yang dimiliki akan
cenderung lebih bijak dalam pengelolaan keuangannya. Namun, pernyataan ini
bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nababan (2012)
dimana ia menyatakan bahwa perilaku seseorang dalam mengelola uang tidak
selalu dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan keuangan yang dimiliki, karena
kemungkinan terdapat faktor lain yang mempengaruhi pengelolaan keuangan
individu seperti faktor psikologis, emosi, kecerdasan, intelektual, spiritual,
efikasi diri, dan lain sebagainya

8
2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dalam pembahasan kali ini adalah :

1. Financial Literacy and Management of Personal Finance : A Review of


Recent Literatures. Oleh Matewos Kabede (Ph.D Candidate), dkk.
Department of Commerce, Punjabi University Patiala, India. Research
Journal of Finance and Accunting Vol 6, No 13, 2015.
2. Pentingnya Literasi Keuangan Bagi Pengelolaan Keuangan Pribadi. Oleh
Amanita Novi Yushita. Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Akuntansi
Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Nominal, Volumen VI Nomor 1
Tahun 2017.
3. Literasi Keuangan dan Manajemen Keuangan Pribadi Mahasiswa di
Provinsi Bengkulu. Oleh Chairil Afandy dan Febrilianty Fransiska
Niangsih. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu, Indonesia.

2.4 Hipotesis

Literasi keuangan memiliki pengaruh yang sangat kuat bagi pengelolaan


keuangan pribadi seseorang.

9
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Penerapan

Secara garis besar, literasi keuangan merupakan hal yang sangat dekat dengan
kehidupan sehari-hari kita. Sementara itu, menurut data OJK tingkat literasi
keuangan masyarakat Indonesia hingga saat ini belum menunjukan kondisi yang
baik, berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Otoritas Jasa keuangan (OJK)
pada periode 2013-2016, menunjukan bahwa tingkat literasi keuangan Indonesia
hanya sebesar 29,66%. Presiden Republik Indonesia mengatakan bahwa tingkat
literasi keuangan masyarakat Indonesia saat ini sangat rendah jika dibandingkan
dengan negara yang tergabung dalam ASEAN (Association of Southeast Asian
Nations)
Rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat akan mempengaruhi
bagaimana seseorang mengelola keuangan pribadinya. Hal ini lah yang menjadi
pusat perhatian dalam pembahasan kali ini.
3.2 Perbandingan antara teori terdahulu dan Praktek

Teori literasi keuangan menurut Chen dan Volpe kemampuan mengelola


keuangan agar hidup bisa lebih sejahtera di masa yang akan datang.
Chen and Volpe juga menyatakan bahwa pengetahuaan mahasiswa berada di
tingkat rendah. Jajaran kelas, mahasiswa dan junior lebih luas wawasan tentang
literasi keuangan. untuk faktor sosio demografi, perempuan memiliki literasi
keuangan yang lebih rendah dari pada laki-laki, latar belakang etnis memiliki
tingkat yang berbeda, mahasiswa asing memiliki nnilai yang lebih rendah daripada
masiswa lokal.
Selanjutnya dalam penelitiannya Murphy (2010) menjelaskan bahwa sebagian
besar responden merasa bahwa perencanaan keuangan adalah penting dan bahwa
mereka tertarik untuk mengembangkan rencana keuangan, beberapa responden
merasa bahwa mereka kurang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang
diperlukan untuk mempersiapkan rencana mereka sendiri. Selain itu, para

10
responden menunjukkan preferensi yang kuat untuk saran perencanaan keuangan
pribadi profesional. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kurang dari 13 persen
telah menyiapkan rencana keuangan pribadi yang komprehensif. Sedangkan Heck
(1984), menyatakan bahwa bahwa kegiatan pengelolaan keuangan lebih cenderung
terjadi etika situasi menjamin dan menuntut mereka.

3.3 Pembahasan

Literasi keuangan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang agar terhindar
dari masalah keuangan. Kesulitan keuangan dapat muncul jika terjadi kesalahan
dalam pengelolaan keuangan (mismanagement). Memiliki literasi keuangan
merupakan hal yang paling penting untuk mendapatkan kehidupan yang sejahtera.
Dengan pengelolaan keuangan yang tepat yang ditunjang dengan literasi keuangan
yang baik, maka taraf hidup masyarakat diharapkan akan meningkat, karena walau
bagaimanapun tingginya tingkat penghasilan seseorang tapi tanpa pengelolaan
keuangan yang tepat, keamanan finansial pasti akan sulit tercapai. Kebutuhan
edukasi kepada masyarakat terhadap produk-produk keuangan baik bank maupun
nonbank sangat mendesak agar masyarakat tidak mudah tertipu oleh pihak-pihak
yang tidak bertanggungjawab. Pentingnya literasi keuangan dalam bentuk semua
aspek keuangan pribadi bukan karena untuk mempersulit dalam menggunakan uang
yang mereka miliki, tetapi diharapkan individu dapat menikmati hidup dengan
menggunakan sumber daya keuangan yang dimiliki dengan tepat.
Literasi keuangan adalah mencakup kemampuan untuk membedakan pilihan
keuangan, mambahas uang dan masalah keuangan tanpa ketidaknyamanan,
merencanakan masa depan, dan menanggapi kompeten untuk peristiwa kehidupan
yang mempengaruhi keputusan keuangan sehari-hari, termasuk peristiwa di
ekonomi secara umum. Literasi keuangan terjadi manakala seorang individu
memiliki sekumpulan keahlian dan kemampuan yang dapat memanfaatkan sumber
daya yang ada untuk mencapai tujuan. Literasi keuangan membantu untuk
meningkatkan kualitas pelayanan keuangan dan memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan suatu negara. Semakin meningkatnya

11
kompleksitas ekonomi, kebutuhan individu dan produk keuangan, individu harus
memiliki literasi keuangan untuk mengatur keuangan pribadinya.
Tingkat literasi keuangan keuangan dari sudut pandang perorangan atau
keluarga dapat memiliki dampak pada kemampuan untuk memiliki tabungan jangka
panjang yang digunakan untuk memiliki aset (seperti tanah atau rumah),
pemenuhan pendidikan tinggi dan dana hari tua (pensiun) (Aribawa, 2016). Literasi
finansial didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mendapatkan,
memahami dan mengevaluasi informasi yang relevan untuk pengambilan
keputusan dengan memahami konsekuensi finansial yang ditimbulkan (Carolynne
L J Mason & Richard M S Wilson : 2000). Keputusan yang berdasarkan informasi
diakui sebagai instrumen untuk mencapai hasil yang diharapkan. Literasi keuangan
hanya menjadikan seseorang mampu membuat keputusan berdasarkan informasi
yang relevan.
Dalam hal keuangan, kecerdasan finansial ini meliputi 4 aspek yaitu bagaimana
mendapatkan uang, bagaimana mengelola uang, bagaimana menyimpan uang dan
bagaimana menggunakan uang. Dari definisi sederhana ini, kita menjadi tahu
bahwa sebagian besar masyarakat masih berkutat pada bagaimana mendapatkan
uang, belum memikirkan tiga aspek lainnya. Apalagi, merekapun masih bersusah
payah untuk mendapatkan uang yang hanya satu aspek tersebut. Maka kitapun
menjadi tahu bahwa mengapa ada artis, olahragawan ataupun profesi lainnya yang
pada masa kejayaannya kaya raya bisa jatuh miskin di hari tuanya karena ia baru
mengerti tentang cara mendapatkan uang dan belum tahu dengan benar bagaimana
cara mengelola, menyimpan dan menggunakannya.
Manajemen keuangan pribadi adalah seni dan ilmu mengelola sumber daya
(money) dari unit individual / rumah tangga (Gitman 2002). Dalam proses
pengelolaan tersebut, maka tidak mudah untuk mengaplikasikannya karena terdapat
beberapa Langkah sistematis yang harus diikuti. Namun dengan mengetahui
manajemen keuangan pribadi, merupakan Langkah awal untuk aplikasi yang tepat
ketika mengelola uang pribadi. Hal ini didasari alasan bahwa segala sesuatu diawali
dari kepala. Maksudnya adalah berpikir dahulu baru bertindak. Pengelolaan
keuangan pribadi juga menunut adanya pola hidup yang memiliki prioritas.

12
Nalarnya adalah kekuatan dari prioritas (the power of priority) berpengaruh juga
pada tingkat kedisiplinan seseorang ketika mengelola uangnnya.

Menurut Warsono (2010), mengelola keuangan pribadi dapat dilihat dari empat
ranah yaitu:
1. Penggunaan dana.
Dari mana pun sumber dana yang dimiliki, yang menjadi persoalan adalah
bagaimana cara mengalokasikan dana (penggunaan dana) tersebut untuk memenuhi
kebutuhan secara tepat. Pengalokasian dana haruslah berdasarkan prioritas. Skala
prioritas dibuat berdasarkan kebutuhan yang anda perlukan, namun harus
memperhatikan presentase sehingga penggunaan dana tidak habis digunakan untuk
konsumsi sehari-hari saja. Presentasi pengalokasian dana yakni 70% dapat
digunakan untuk pemenuhan konsumsi sehari-hari, 20% untuk ditabung, dan 10%
investasi. Karena 70% digunakan untuk konsumsi sehari-hari, maka diperlukan
ketelitian dalam menghitung kebutuhan pribadi dalam keseharian, seperti makan,
minum, rekreasi, kos, dan lainnya yang membantu anda pada tujuan pribadi. 70%
ini haruslah tepat dan tidak berlebihan. 20% yang ditabung berguna untuk
kebutuhan mendesak ataupun jika tidak digunakan, suatu saat dapat dipakai sebagai
modal investasi. 10% yang digunakan untuk investasi dapat direncanakan dengan
matang, sehingga investasi tersebut dapat mendatangkan keuntungan dimasa
mendatang. Memang sangat kecil presentase untuk investasi, dikarenakan
kebutuhan investasi bukanlah sesuatu yang utama dalam pengelolaan keuangan
pribadi. 10% tersebut tidaklah langsung diinvestasikan jika anda memiliki rencana
bisnis yang besar, namun dapat ditabung dulu sebagai tabungan modal investasi.
Perlu diingat, bahwa untuk berinvestasi dibutuhkan perencanaan yang matang.

2. Penentuan sumber dana.


Seseorang harus mampu mengetahui dan menentukan sumber dana. Sumber-
sumber dana dapat berasal dari orang tua, donator maupun beasiswa. Selain itu
seseorang juga dapat menentukan sumber dananya sendiri. Sumber dana dapat juga
diciptakan dari berbagai usaha. Dengan mampumenentukan sumber dana, maka

13
seseorang mengetahui dan mencari sumber dana alternatif lain sebagai sumber
pemasukan keuangan untuk dikelola.

3. Manajemen resiko.
Selanjutnya seseorang juga haruslah memiliki proteksi yang baik untuk
mengantisipasi kejadian-kejadian yang tidak tertuga. Kejadian-kejadian tidak
terduga itu seperti sakit, kebutuhan mendesak dan lainnya. Hal yang sering
dilakukan dalam melakukan proteksi tersebut adalah dengan mengikuti asuransi.
Yang dimaksud dengan manajemen resiko adalah pengelolaan terhadap
kemungkinan-kemungkinan resiko yang akan dihadapi.

4. Perencanaan masa depan.


Masa depan merupakan hal yang akan dituju oleh setiap orang, untuk itu dibutuhkan
suatu rencana yang matang dalam keuangan dalam menyongsong saat tersebut.
Dengan merencanakan masa depan, maka anda juga menganalisa kebutuhan-
kebutuhan dimasa depan, sehingga anda dapat menyiapkan investasi dari saat ini.

Menurut Norma Yulianti dan Meliza Silvy (2013), dalam melakukan


pengelolaan keuangan haruslah ada perencanaan keuangan untuk mencapai tujuan,
baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Media pencapaian tujuan
tersebut dapat melalui tabungan, investasi, atau pengalokasian dana. Dengan
pengelolaan keuangan yang baik, maka tidak akan terjebak pada perilaku
berkeinginan yang tidak terbatas. Parrota dan Johnson (1998) menyatakan bahwa
manajemen keuangan pribadi dapat diartikan sebagai proses perencanaan,
implementasi dan evaluasi keuangan yang dilakukan oleh individu ataupun
keluarga, yang diharapkan individu ataupun rumah tangga akan mampu
menciptakan kekayaan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan saat ini
maupun dimasa yang akan datang.
Pengelolaan keuangan yang baik diukur dengan lima komponen dari
kemampuan seseorang dalam menganggarkan, menghemat uang, dan mengatur
pengeluaran (Perry danMorris, 2005). Lima komponen tersebut terdiri dari mampu

14
membelanjakan uang seperlunya, membayar kewajiban bulanan tepat waktu,
merencanakan keuangan untuk keperluan masa depan, menabung, dan menyisihkan
dana untuk diri sendiri maupun keluarga. Dari kelima komponen tersebut, pengaruh
yang paling besar terjadi pada mengatur pengeatur pengeluaran. Pengeluaran yang
terjadi dalam rumah tangga cukup besar terjadi pada sektor non makanan yang
meliputi biaya pendidikan, biaya listrik, telepon, asuransi, kesehatan dan lain
sebagainya. Biaya pendidikan merupakan prioritas guna memenuhi pendidikan dan
pembentukan masa depan bagi anak. Pengelolaan keuangan pribadi juga ditentukan
oleh pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu. Kemampuan seseorang untuk
mengelola keuangan menjadi salah satu faktor penting untuk mencapai sukses
dalam hidup, sehingga pengetahuan akan pengelolaan keuangan yang baik dan
benar menjadi penting bagi anggota masyarakat khususnya individu.
Penelitian yang dilakukan oleh Ida menyatakan pengetahuan keuangan yang
dimiliki oleh seseorang berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan. Hal yang
sama juga disampaikan dalam penelitian Andrew (2014) yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan keuangan dengan perilaku
keuangan dimana semakin tinggi pengetahuan keuangan seseorang yang dimiliki
akan cenderung lebih bijak dalam pengelolaan keuangannya.

15
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Literasi keuangan adalah kemampuan (kecakapan) seseorangan dalam
membuat keputusan yang efektif berhubungan dengan keuangannya. Literasi
keuangan membantu individu terhindar dari masalah keuangan terutama yang
terjadi akibat kesalahan pengelolaan keuangan. Literasi keuangan dalam bentuk
pemahaman terhadap semua aspek keuangan pribadi bukan ditujukan untuk
mempersulit atau mengekang orang dalam menikmati hidup, tetapi justru dengan
literasi keuangan, individu atau keluarga dapat menikmati hidup dengan
mendayagunakan sumberdaya keuangannya dengan tepat dalam rangka mencapai
tujuan keuangan pribadinya.
Literasi keuangan adalah kemampuan (kecakapan) seseorangan dalam
membuat keputusan yang efektif berhubungan dengan keuangannya. Literasi
keuangan membantu individu terhindar dari masalah keuangan terutama yang
terjadi akibat kesalahan pengelolaan keuangan. Literasi keuangan dalam bentuk
pemahaman terhadap semua aspek keuangan pribadi bukan ditujukan untuk
mempersulit atau mengekang orang dalam menikmati hidup, tetapi justru dengan
literasi keuangan, individu atau keluarga dapat menikmati hidup dengan
mendayagunakan sumberdaya keuangannya dengan tepat dalam rangka mencapai
tujuan keuangan pribadinya.
Pentingnya literasi keuangan bagi individu bukan sekedar sebagai ilmu
pengetahuan ataupun teori saja, tetapi diharapkan dapat membuat individu lebih
bijaksana dan pandai dalam mengelola aset yang dimilikinya sehingga dapat
memberikan timbal balik yang bermanfaat dalam menyokong keuangan individu
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

16
4.2 Saran
Mengingat pentingnya literasi keuangan dalam pengelolaan keuangan pribadi,
maka penulis menyarankan agar literasi keuangan dapat dipelajari dari bangku
sekolah agar literasi keuangan masyarakat Indonesia bisa mengalami peningkatan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Armereo, Crystha et al. Manajemen Keuangan. 2020. Cirebon : Nusa Litera Inspira.

Nofianty, Leny. dan Angrieta Denziana. 2010. Manajemen Keuangan Keluarga.


Artikel Ilmiah: UIN Suska Riau

Zahroh, Fatimatus. 2014. Menguji Tingkat Pengetahuan keuangan, Sikap


Keuangan Pribadi, dan Perilaku Keuangan Pribadi Mahasiswa Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Semester 3 dan Semester 7.
Skripsi. FEB Undip.

Chen, Haiyang and Ronald P. Volpe. 1998. An Analysis Of Personal Financial


Literacy Among College students Financial. Services Review. Vol. 7. No. 2.

Nababan, Darman. 2010. Analisis Personal Financial Literacy and Financial


Behaviour Mahasiswa Strata 1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Artikel Ilmiah.

Nidar, S.R. & Bestari, S, 2012, Personal Financial Literacy Among University
Students (Case Study at Padjadjaran University Students, Bandung, Indonesia).
World Journal of Social Sciences 2 (4). July

Nofianty, Leny. dan Angrieta Denziana. 2010. Manajemen Keuangan Keluarga.


Artikel Ilmiah: UIN Suska Riau

Obago, S. O. 2014. Effect of Financial Literacy on Management of Personal


Finances Among Employees of Comercial Bank in Kenya. Dissertation.

Septiani, Nita., & Rita, M. R. 2013. Melek Finansial Dan Spending Habits
Berdasarkan Jenis Kelamin (Studi Empiris Pada Mahasiswa/i Di FEB UKSW

-
Science, Volume 13 Nomoe 2 Juli Desember 2010.

18

Anda mungkin juga menyukai