Makalah Kelompok 1
Dosen Pengampu:Moh. Reza Kuntara, S.M., M.M.
Kelas:Psy 2
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Asuransi Syariah Pada
Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri (UIN ) Datokarama Palu
Oleh :
Fatmawati 18.3.15.0042
Selviana 18.3.15.0040
Miftahul Hasanah 18.3.15.0127
Astika Dwi Meiriska 18.3.15.0062
Yusmalasari 18.3.15.0058
1
lah penulis telah dapat menyelesaikan makalah ini sebagai mana mestinya. Shalawat
dan salam semoga dilimpahkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.
pembaca dapat memahaminya. Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur dari mata kuliah Asuransi Syariah
mengharapkan saran maupun kritik dari pembaca. Dan penulis mohon maaf jika
dalam penulisan makalah ini ada kekhilafan atau kekurangan. Penulis ucapkan terima
kasih.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1. Perencanaan Keungan..............................................................................
4. Tujuan Keuangan.....................................................................................
1. Kesimpulan....................................................................................................
2. Penutup...........................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULU
AN
A. Latar Belakang
Setiap kegiatan sebaiknya diawali dengan perencanaan yang bagus, karena pada
prinsipnya perencanaan merupakan gambaran jelas dan spesifik tentang apa yang
harus dicapai dan yang terutama adalah peta jalan menuju visi. Hal yang sama juga
untuk bidang keuangan, yaitu perencanaan keuangan yang merupakan langkah awal
keuangan sudah tertuang tujuan keuangan yang mau diwujudkan (Hartono, 2012)
Lebih tepatnya yakni perencanaan keuangan merupakan suatu hal yang wajib
4
sehingga jumlah asset lebih besar dari liabilitas (Sina, 2014)
tujuan hidupnya. Perencanaan yang dilakukan lebih dini akan lebih baik untuk
kehidupan yang akan datang. Dahulu masyarakat lebih familiar dengan istilah
keuangan pribadi (personal finance). Namun, saat ini perencanaan keuangan tidak
hanya untuk perusahaan. Perencanaan keuangan juga dibutuhkan oleh industri kecil,
merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang agar terhindar dari masalah keuangan.
Setiap manusia mempunyai keinginan dan tujuan dalam hidupnya, dan untuk
5
2
tertentu atau biasanya disebut dengan usaha untuk pencapaian tujuan tersebut. Salah satu
usaha yang harus ditemouh untuk mencapai suatu tujuan hidup adalah dengan anggaran
atau dana yang direncanakan. Sebagai contoh jika ingin atau mempunyai tujuan untuk
membuat dan memiliki rumah sendiri, maka seseorang dituntut untuk dapat berusaha agar
tujuannya dapat tercapai, dengan cara mengumpulkan uang untuk pembangunan rumah
yang diinginkan, dan masih banyak contoh-contoh lainnya, karena manusia mempunyai
banyak keinginan dalam hidupnya. Untuk dapat mencapai tujuan hidupnya seseorang
tersebut harus diatur agar nantinya tujuan yang diinginkan mempunyai anggaran
Menurut Giltman (2002), manajemen keuangan pribadi merupakan seni dan ilmu
mengelola sumber daya keuangan dari unit individu. Dengan demikian, manajemen
keuangan pribadi mencakup dua unsur yakni pengetahuan akan keuangan dan seni dalam
mengelola. Mengapa seni dalam mengelola itu menjadi sesuatu yang juga penting?
prioritas yang berasal dari pengontrolan diri. Pengontrolan diri akan membantu anda
untuk tetap bertahan pada prinsip manajemen, yakni efesiensi dan efektifitas. Efesiensi,
Bagi sebagian besar mahasiswa, masa kuliah adalah saat pertama mereka mengelola
keuangannya sendiri tanpa adanya pengawasan dari orang tua (Sabri et al. 2008).
2
3
lingkungan yang baru dan menghadapi lingkungan yang baru tanpa adanya pengawasan
dan dukungan dari orang tua. Mahasiswa harus bisa secara mandiri mengatur
3
atas keputusan yang telah mereka buat. Permasalahan-permasalahan keuangan yang
sering timbul pada mahasiswa adalah mereka belum memiliki pendapatan, sebagian dari
mahasiswa masih bergantung kepada orang tua. Selain itu, sikap boros dari mahasiswa
Pada kenyataannya masih banyak mahasiswa yang belum mampu memahami dan
menganggap kegiatan keuangan sebagai suatu hal yang tidak penting. Hal ini disebabkan
karena kurangnya kesadaran dan pengetahuan serta pemahaman keuangan yang baik di
praktik keuangan yang sehat, idealnya perlu dimiliki dan dilakukan oleh setiap orang.
Tingkat pengetahuan keuangan seseorang dapat dilihat dari sejauh mana dia dalam
risiko jiwa dan asset yang dimilikinya, dan mempersiapkan keamanan sumberdaya
keuangan di masa mendatang apabila sudah tidak bekerja (pensiun) (Warsono, 2010)
Hal buruk yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang dapat diatasi dengan
sejak dini. Perencanaan dibuat untyk mengantisipasi hampir semua kemungkinan yang
terjadi. Perencanaan diperlukan agar masyarakat dapat mencapai tujuan keuangan secara
menyeluruh dan mencakup seluruh siklus kehidupan, dari sekarang hingga akhir nanti.
Tanpa adanya perencanaan yang matang, bisa terjadi kekacauan dalam keuangan
dalam tahap awal perkembangan kedewasaan, yang artinya mereka sudah mengalami
4
mahasiswa dalam masa studinya kebanyakan mengenai
5
pemenuhan kebutuhan hidupnya masih dibantu oleh kedua orang tuanya. Sehingga belum
Keadaan financial yang belum mandiri tentu bukan menjadi alasan yang mendukung
mahasiswa untuk tidak melakukan manajemen keuangan. Hal ini menjadi kontradiktif antara
teori pengetahuan dan keadaan ekonomi, bila berlandas pada teori pengetahuan maka
seharusnya mahasiswa menjadi element yang baik dalam pengelolaan keuangan, namun pada
kondisi keadaan ekonomi mahasiswa belum mandiri secara financial (Soetiono, 2016)
Banyak masalah keuangan yang terjadi pada mahasiswa seperti kehabisan uang saku
bulanan, tidak bisa memenuhi kebutuhan pribadi, dan telat bayar SPP. Hal ini dikarenakan
menggunakan uang SPP untuk memenuhi kebutuhannya, karena mahasiswa yakin bulan
depan akan mendapatkan uang saku, dan melunasi hutangnya dengan menyerahkan sebagian
uang saku yang seharusnya digunakan sebaik mungkin pada bulan ini. Sehingga masalah itu
tidak akan ada jalan keluarnya, selain dengan cara mengatur keuangannya. Dengan
Pengelolaan Keuangan Islami adalah pengelolaan dengan menentukan skala prioritas dan
anggaran belanja rumah tangga. Ajaran Islam mendesak muslim untuk mengelola keuangan
sesuai dengan ajaran Allah untuk memastikan kesuksesan dalam hidup. Sebuah keluarga
muslim dalam mengelola pembelanjaan pada dasarnya harus berprinsip pada pola konsumsi
Islami, yaitu berorientasi kepada kebutuhan (need) serta mendahulukan manfaat (utility) dan
13
BAB II
PEMBAHASAN
1. Perencanaan Keuangan
Dewasa ini, masyarakat sudah mulai sadar betapa pentingnya perencanaan keuangan
investasi, dan mengakumulasi aset untuk kebutuhan jangka panjang di masa depan sehingga
permintaan akan jasa perencana keuangan pun semakin meningkat. Seorang individu
memerlukan rencana keuangan (financial plan) untuk bisa melakukan perencanaan keuangan
secara tepat sesuai dengan tujuan keuangan. Dalam rencana keuangan tersebut, terdapat saran
mengenai apa saja yang harus dilakukan agar tujuan keuangan tersebut bisa tercapai.
Melalui perencanaan keuangan, seseorang atau keluarga bisa mengerti setiap keputusan
keuangan yang diambil untuk dirinya maupun keluarganya. Perlu diketahui dari tujuan utama
perencanaan keuangan, yaitu untuk membantu seseorang menikmati hidup dengan nyaman
sekarang ini, serta secara bersamaan membuat seseorang yakin bahwa keadaan keuangan
mereka telah terencana dengan benar. Selain itu, manfaatnya besar bagi seseorang dan
keluarganya untuk dapat dijadikan alat agar bisa mencapai kebutuhan-kebutuhan keuangan
mereka di masa kini dan masa depan. Karena itu jasa perencana keuangan memegang peranan
Perencana keuangan bisa dibilang merupakan salah satu profesi yang masih baru di
Indonesia walaupun diluar negeri seperti Australia, Amerika, Eropa sudah menjadi profesi
yang banyak dibutuhkan orang. Menurut FPSB (2007), “Di Amerika profesi perencana
keuangan independen (Independent Financial Planner) menduduki posisi yang baik dalam
pekerjaan. Hal tersebut merupakan hasil survey dari Job Rated Almanac yang melingkupi
14
2000 pekerjaan pilihan di Amerika” (p. 1).
15
2. Definisi Perencanaan Keuangan
Perencanaan keuangan sangatlah penting bagi semua individu dalam kesehariannya tanpa
terkecuali. Perencanaan keuangan dapat memberikan gambaran bagi setiap individu maupun
keluarga akan apa yang harus dipersiapkan sekarang untuk memenuhi semua tujuan
planning) is the process of planning your spending, financing, and investing to optimize your
financial situation”. Memang tidak mungkin untuk dapat merencanakan semuanya sesuai
dengan keinginan kita tetapi dengan perencanaan yang baik, setiap individu mempunyai
kesempatan untuk membuat keputusan yang lebih tepat untuk memperoleh hasil yang lebih
maksimal.
”suatu proses mencapai tujuan hidup seseorang melalui manajemen keuangan secara
terencana. Tujuan hidup tersebut bisa termasuk membeli rumah, menabung untuk pendidikan
anak atau merencanakan pensiun” (p. 9). Sumber lain juga mengatakan bahwa personal
keuangan pribadi itu artinya sesederhana namanya yaitu melakukan perencanaan keuangan
untuk mencapai kebutuhan pribadi atau individual. Tentunya juga termasuk semua aspek
dalam kehidupan pribadi orang tersebut, termasuk tentu saja keluarganya” (FPSB, 2007, p.9).
FPSB (2007, p.10), menjabarkan bahwa perencanaan keuangan dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu:
distribusi harta.
2. Perencanaan keuangan akan kebutuhan khusus atau tertentu (special need planning)
Perencanaan akan kebutuhan khusus terfokus hanya pada satu kebutuhan, misalnya
dan sebagainya.
Profesi perencana keuangan ini berawal di Amerika Serikat pada akhir tahun 1969. Para
profesional di bidang keuangan bertemu untuk membahas keterbatasan dalam jasa keuangan.
yang kemudian berganti nama menjadi International Association for Financial Planning.
Meskipun telah muncul sejak lama, profesi sebagai perencanaan keuangan ini masih jarang
ditekuni oleh masyarakat- masyarakat di Indonesia. Namun, seiring dengan berjalannya waktu
dan perubahan pola pikir dari masyarakat, profesi ini mulai dilirik dan diminati sehingga
Menurut FPSB (2007), ada 2 tipe perencana keuangan yaitu Perencana keuangan
“independen” adalah perencana keuangan yang tidak terikat atau bekerja pada suatu institusi
atau perusahaan tertentu dan Perencana keuangan “tied” adalah perencana keuangan yang
bekerja atau terikat pada suatu institusi atau perusahaan, misalnya perusahaan asuransi jiwa,
bank atau perusahaan sekuritas. Kedua tipe perencana keuangan ini memiliki keunggulan dan
mungkin dirasakan lebih baik sebab memberikan perencanaan yang objektif dan “client
oriented”. Namun klien yang lain mungkin merasakan perencana keuangan “tied” lebih
cocok karena apabila ada hal-hal yang kurang sesuai dengan kenyataan dan janji yang pernah
diucapkan, maka klien dapat meminta pertanggungjawaban perusahaan dimana perencana
mereka melakukan dua proses interview yaitu meneliti dan memprioritaskan kebutuhan
yang independen maka seorang perencana keuangan memilih bekerja bebas dan tidak terikat
investasi yang disesuaikan dengan karakter klien sehingga berbagai tujuan atau “dream” yang
diharapkan klien dapat tercapai. Menurut FPSB (2007, p. 5), perencana keuangan membantu
1. Manajemen risiko dan proteksi asuransi (risk management and insurance planning).
Tentunya setiap klien mempunyai “dream” serta kondisi finansial dan toleransi terhadap
risiko yang berbeda-beda satu sama lain yang menyebabkan perencanaan keuangan harus
dibuat secara personal sesuai dengan kebutuhan setiap klien. Pada intinya sebuah perencanaan
pendek, menengah, dan panjang sehingga tujuan keuangan yang direncanakan dapat terlihat
dengan jelas. Karena itu sudah menjadi syarat wajib seorang perencana keuangan harus
Setiap orang memiliki tujuan keuangan yang unik dan berbeda sehingga tujuan keuangan
dari setiap orang tidak selalu sama bahkan pada orang yang telah berumur sekalipun.
Kemampuan finansial dan gaya hidup juga berperan dalam menentukan tujuan keuangan
satu sama lain. Hal ini tergantung dari situasi individu tersebut, tujuan, perilaku dan
kebutuhan mereka masing-masing” (p. 14). Namun secara umum tujuan keuangan seorang
individu dapat dibagi menjadi tujuan yang bersifat jangka pendek, jangka menengah, atau
jangka panjang. FPSB (2007) mengklasifikasikan tujuan- tujuan tersebut menjadi sebagai
berikut:
Kehilangan asset
Kebutuhan keluarga
4. Efisiensi pajak
Selama masih hidup
Setelah meninggal
1) Laporan Keuangan
• Neraca
Menurut FPSB (2007), untuk membuat suatu perencanaan keuangan yang matang
dengan membuat laporan neraca. Neraca merupakan suatu potret kondisi keuangan
Isi dari neraca terdiri dari asset, hutang, dan modal. Neraca adalah “A statement of
particular point in time. It lists the assets you own, the debt or liabilities you have
incurred, and your general level of wealth, which is your net worth or equity” (Keown,
2007, p. 31). Selain itu menurut Madura (2007), neraca adalah“The personal balance
sheet a summary of your assets (what you own), your liabilities (what you owe), and your
net worth (assets minus liabilities)” (p. 35). Dari pengertian tersebut diatas dapat
diketahui bahwa neraca memberikan data yang dapat diolah menjadi informasi untuk
Tujuan pembuatan neraca adalah untuk mengetahui berapa nilai asset, hutang,
sampai dengan kekayaan bersih klien pada satu waktu tertentu, dimana kekayaan bersih
(Net Worth) bisa didapat dari jumlah harta dikurangi jumlah hutang. Apabila asset yang
dimiliki lebih besar daripada hutang maka kondisi keuangan dapat dikatakan sehat.
sehingga memerlukan perbaikan agar kondisi keuangannya menjadi lebih ideal. Karena
itu bisa dikatakan neraca pribadi merupakan patokan untuk menilai sejauh mana hasil
yang telah dicapai sehubungan dengan rencana keuangan yang diharapkan klien.
5. Langkah Dasar Perencanaan Keuangan
Setelah memahami apa itu perencanaan keuangan dan mengapa perlu diterapkan,
selanjutnya kita akan membahas langkah apa saja yang harus dilakukan di dalamnya.
tahapannya dengan teratur, rutin, dan konsisten. Berikut adalah langkah-langkah dasar
Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam proses perencanaan keuangan adalah
memahami bagaimana kondisi keuangan Anda atau keluarga. Pertama datalah semua
kekayaan atau asset yang dimiliki, mulai dari uang tunai, uang di rekening, rumah,
perhiasan, dan harta berharga lainnya. Namun perlu diingat bahwa tidak semua barang di
rumah dapat dikategorikan sebagai asset, hanya barang berharga yang memiliki potensi
Selanjutnya Anda juga perlu mendata hutang yang dimiliki, baik yang berupa
pinjaman maupun cicilan terhadap harta benda seperti cicilan kendaraan dan rumah.
Besaran hutang ini yang kemudian akan menunjukkan berapa asset yang sebenarnya
dimiliki, dengan mengurangi dari total kekayaan yang telah didata sebelumnya.
Jika total kekayaan yang sudah dikurangi hutang masih berjumlah lebih besar dibanding
hutang itu sendiri, maka kondisi keuangan Anda bisa terbilang cukup baik. Dan
sebaliknya, jika total kekayaan lebih kecil dari hutang atau minus, berarti kondisi
keuangan Anda kurang baik. Dengan begitu, Anda perlu merencanakan keuangan yang
baik kebutuhan saat ini maupun kebutuhan masa depan. Jika Anda memiliki hutang yang
harus dibayar, maka membayar hutang pun termasuk ke dalam kebutuhan keuangan
Anda. Lalu buatlah target berapa lama kebutuhan tersebut harus dipenuhi, misalnya
dalam jangka waktu sekian bulan atau sekian tahun.
Selain itu, Anda juga perlu memiliki tabungan emergency untuk mengatasi keadaan
darurat yang tidak terprediksi sebelumnya. Dengan adanya tabungan ini, Anda tetap dapat
setidaknya memenuhi kebutuhan rutin yang harus dipenuhi untuk pribadi maupun
keluarga. Karena itu penting untuk memasukkan tabungan emergency ke dalam salah
Begitu target kebutuhan telah terdata dengan baik, selanjutnya Anda perlu
mengurutkan mana yang lebih dahulu harus dipenuhi dari segi prioritas. Dalam hal ini
sangat penting untuk membedakan mana yang benar-benar kebutuhan dan mana yang
hanya sekadar keinginan. Tentu sah-sah saja memenuhi keinginan Anda dan keluarga,
Misalnya dalam data kebutuhan yang sudah dibuat terdapat beberapa daftar seperti
tabungan pendidikan anak, cicilan rumah, dan membeli tas baru. Jika diurutkan dari segi
prioritas maka sebaiknya yang didahulukan adalah membayar cicilan rumah. Baru
kemudian membayar tabungan pendidikan anak, selanjutnya dapat membeli tas baru.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
dilakukan untuk mengelola keuangan agar dapat lebih efektif dan efisien. Perencanaan
keuangan ini penting untuk diterapkan baik untuk keuangan individu maupun keluarga
supaya dapat mencapai kehidupan yang sejahtera. Tentu saja pengertian sejahtera disini
Hal yang perlu dikelola dalam kegiatan perencanaan keuangan adalah penghasilan
yang didapat, baik penghasilan rutin maupun temporal. Pengelolaan penghasilan ini yang
kemudian akan disesuaikan dengan kebutuhan yang dimiliki oleh individu maupun
keluarga. Kebutuhan sendiri secara garis besar terbagi menjadi dua, yaitu kebutuhan saat
Kebutuhan saat ini adalah semua kebutuhan yang muncul pada masa sekarang dan
biasanya bersifat sebagai kebutuhan rutin. Misalnya saja kebutuhan makan rumah tangga,
listrik, pulsa telepon, paket internet, dan lain sebagainya. Dari jangka waktunya, kebtuhan
saat ini muncul dalam kurun waktu kurang dari 12 bulan atau satu tahun.
dikeluarkan di masa depan, seperti biaya pernikahan, pendidikan anak, dana pension, dan
lain sebagainya. Dan dari jangka waktunya, kebutuhan masa depan merupakan kebutuhan
langkah yang harus dilakukan dalam menjalankan perencanaan keuangan. Semua hal
diatas akan sia-sia jika tidak diterapkan dengan segera dan dimulai sekarang juga.
Mungkin pada awalnya akan sulit untuk memulai perencanaan keuangan dengan baik,
tapi jika dirutinkan pasti akan menjadi terbiasa. Semoga informasi ini bermanfaat bagi
Anda!