KEUANGAN PRIBADI
DI SUSUN OLEH :
NIM : 18.53.02.0103
Jurusan : Accounting
(STIE PMCI)
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah “Perilaku
Mahasiswa dalam Mengelola Keuangan Pribadi” ini dengan lancar.
Dalam pembuatan makalah ini, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen saya yang telah memberikan kesempatan dan memberikan
fasilitas sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saya menyadari bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu saya mohon
saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan ke arah yang lebih sempurna.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH..................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH...................................................................................2
1.3. TUJUAN MAKALAH......................................................................................2
1.4. MANFAAT MAKALAH..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................4
2.1. LITERASI KEUANGAN.................................................................................4
2.1.1. PENGERTIAN LITERASI KEUANGAN..........................................4
2.1.2. TINGKAT LITERASI KEUANGAN..................................................5
2.1.3. ASPEK-ASPEK LITERASI KEUANGAN.........................................5
2.1.4. INDIKATOR PENGUKURAN LITERASI KEUANGAN...............6
2.2. LANDASAN TEORI.........................................................................................7
2.2.1. PERILAKU KEUANGAN....................................................................7
2.2.2. PENGETAHUAN KEUANGAN..........................................................8
2.2.3. SIKAP KEUANGAN.............................................................................9
2.2.4. LOCUS OF CONTROL..........................................................................9
2.2.5. HUBUNGAN ANTAR VARIABEL..................................................11
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................14
3.1. KESIMPULAN................................................................................................14
3.2. SARAN.............................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
tidak menyadari pentingnya pengelolaan keuangan dalam kehidupan
keuangannya. Melalui hal ini, dapat kita simpulkan bahwa literasi keuangan
dalam masyarakat masih sangat rendah, dimana literasi keuangan merupakan
suatu aktivitas yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan pengetahuan,
keyakinan, serta keterampilan dalam pengelolaan keuangan yang baik, sehingga
dapat meminimalisir kemungkinan seseorang dalam mengalami masalah
keuangan (defisit keuangan).
2
2. Menambah pengetahuan mahasiswa/i dalam hal pengelolaan keuangan melalui
perilaku-perilaku yang ada dalam mahasiswa/i pada umumnya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
4. OJK (Otoritas Jasa Keuangan)
Literasi keuangan menurut OJK adalah pengetahuan, keterampilan,
dan keyakinan yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan
keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan.
5
Aspek ini meliputi berbagai pemahaman dasar seseorang dalam
sebuah sistem keuangan seperti perhitungan bunga sederhana, bunga
majemuk, inflasi, opportunity cost, nilai waktu, likuiditas aset dan lain
sebagainya.
2. Money Management
Aspek ini mempelajari tentang seseorang individu dalam
pengelolaan uang pribadi mereka. Semakin banyak pemahaman tentang
financial literacy, maka semakin baik pula individu tersebut dalam
pengelolaan uang pribadi mereka.
3. Credit and Debt Management
Aspek ini merupakan serangkaian aktivitas dan komponen yang
saling berkaitan satu sama lain secara sistematis dalam proses
pengumpulan dan penyajian informasi perkreditan suatu bank.
4. Saving and Investment
Tabungan (saving) adalah bagian pendapatan masyarakat yang tidak
dipakai untuk aktivitas konsumsi, sedangkan bagian tabungan yang
dipakai untuk kegiatan ekonomi (menghasilkan barang dan jasa) yang
menguntungkan disebut dengan investasi (investment).
5. Risk management
Risiko adalah sesuatu yang timbul karena adanya suatu ketidakpastian.
Tujuan manajemen risiko ini adalah untuk melakukan pengelolaan
risiko, menjadikan kerugian yang dialami dapat diminimalisir atau
keuntungan yang akan didapat bisa dimaksimalkan.
6
Penganggaran, tabungan dan bagaimana mengelola uang.
Pengelolaan kredit.
Pentingnya asuransi dan perlindungan terhadap risiko.
Dasar Investasi.
Perencanaan pensiun.
Penggunaan dari belanja dan membandingkan produk yang mana harus
pergi mencari saran dan informasi bimbingan, dan dukungan tambahan.
Bagaimana mengenali potensi konflik atas kegunaan (prioritas).
7
mengelola sumber dananya (uang). Sementara, Hilgert et al. mengatakan
bahwa perilaku keuangan berkaitan dengan cara seseorang untuk dapat
mengelola dan menggunakan sumber daya keuangan yang dimiliki.
Berdasarkan beberapa definisi perilaku keuangan diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa perilaku keuangan adalah bagaimana cara
seseorang dalam mengelola dan menggunakan sumber daya keuangan
yang dimiliki. Seseorang yang mempunyai tanggung jawab dalam
mengelola keuangannya dengan tepat dengan cara melakukan
penganggaran, menyimpan uangnya, dan dapat berinvestasi untuk masa
depannya.
8
2.2.3. SIKAP KEUANGAN
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu pasti memiliki sikap
masing-masing dalam menjalani kehidupannya. Sikap merupakan suatu
cara seseorang dalam bereaksi terhadap suatu rangsangan yang akan
timbul dari seseorang atau dapat juga dari situasi. Dengan adanya sikap,
akan memudahkan seseorang untuk mengerti bagaimana hubungan dirinya
dengan yang lain. Hal ini juga termasuk dalam aspek keuangan yang biasa
disebut sikap keuangan.
Sikap keuangan yang dimiliki setiap individu akan membantu
individu untuk mengerti bagaimana sikap dan perilaku yang dimiliki
dalam keputusan keuangannya. Menurut Pankow, sikap keuangan adalah
suatu keadaan yang ada dalam pikiran, pendapat, dan suatu penilaian yang
menyangkut dalam hal keuangan.
Setiap individu harus memiliki sikap dalam mengelola keuangan.
Dengan adanya sikap keuangan, seseorang akan lebih mudah dalam
menilai bagaimana sikap mereka terhadap keuangannya. Sikap secara
tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku, jika sikap keuangannya
baik, maka perilaku keuangannya akan baik pula seiring dengan sikap
yang dimiliki.
9
Reiss dan Mitra (1998) membagi locus of control menjadi 2, yaitu
internal locus of control dan external locus of control.
- Internal locus of control : cara pandang bahwa segala hasil yang
didapat baik atau buruk adalah karena tindakan kapasitas dan faktor-
faktor dalam diri mereka sendiri.
- External locus of control : cara pandang dimana segala hasil yang
didapat, baik atau buruk berada di luar control diri mereka tetapi karena
faktor luar seperti keberuntungan, kesempatan, dan takdir individu yang
termasuk dalam kategori ini meletakkan tanggung jawab diluar
kendalinya.
Adapun karakteristik internal dan external locus of control yang
diungkapkan oleh Crider (1983), antara lain :
1. Internal locus of control
a. Suka bekerja keras.
b. Memiliki inisiatif yang tinggi.
c. Selalu berusaha untuk menemukan pemecahan masalah.
d. Selalu mencoba untuk berfikir seefektif mungkin.
e. Selalu mempunyai persepi bahwa usaha harus dilakukan jika ingin
berhasil.
2. External locus of control
a. Kurang memiliki inisiatif.
b. Mudah menyerah, kurang suka berusaha karena mereka percaya
bahwa faktor luarlah yang mengontrol.
c. Kurang mencari informasi.
d. Mempunyai harapan bahwa ada sedikit korelasi antara usaha dan
kesuksesan.
10
2.2.5. HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
a. Hubungan Pengetahuan Keuangan terhadap Perilaku Keuangan
Pengetahuan keuangan berpengaruh positif terhadap perilaku
keuangan. Seseorang yang mempunyai kekurangan pada pengetahuan
keuangannya diakibatkan dari pendidikannya. Pendidikan akan dapat
meningkatkan pengetahuan keuangan seseorang yang akan
memudahkan dalam pengambilan keputusan. Semakin banyak
seseorang memiliki pengetahuan keuangan, maka semakin baik pula
orang tersebut dalam menggunakan uangnya dengan bijak, sehingga
perilaku orang tersebut dalam pengelolaan keuangan pribadinya juga
menjadi baik.
b. Hubungan Sikap Keuangan terhadap Perilaku Keuangan
Tak jauh beda dengan pengetahuan keuangan, sikap keuangan
juga memiliki pengaruh yang positif terhadap perilaku keuangan. Jadi,
semakin baik sikap keuangan seseorang, maka akan semakin baik pula
perilaku seseorang dalam mengelola keuangannya dan membuat
seseorang cenderung lebih bijak pada perilaku pengelolaan keuangan
pribadinya. Adanya sikap keuangan yang baik dalam pribadi seseorang,
menandakan bahwa orang tersebut mampu menilai baik buruknya
pendapat, pemikiran dan keputusan yang dimiliki dengan tepat. Oleh
karena itu, melalui penilaian yang dimiliki, orang tersebut pastinya akan
mengambil keputusan, dan melalui keputusan inilah kita dapat melihat
perilaku keuangan yang dimiliki oleh orang tersebut.
c. Hubungan Locus of control terhadap Perilaku Keuangan
Sama seperti variabel lainnya, locus of control juga memiliki
pengaruh positif terhadap perilaku keuangan. Dimana, apabila
seseorang memiliki locus of control, maka orang tersebut akan lebih
mudah untuk mengontrol dirinya. Dengan adanya pengontrolan diri
dalam pribadi masing-masing individu, maka akan tercipta juga
keseimbangan dalam pengelolaan keuangannya, dikarenakan orang
tersebut telah mengetahui secara jelas apa yang menjadi prioritas dalam
11
keputusannya, dimana hal itu akan mempengaruhi keuangan
pribadinya.
2.3. PERILAKU PENGELOLAAN KEUANGAN MAHASISWA
Bagi sebagian mahasiswa, hal keuangan bisa menjadi hal yang masih
sangat asing untuk dilakukan, khususnya bagi mahasiswa yang baru memulai
mengatur keuangannya, dari pendapatan hingga pengeluaran pribadinya. Hal ini
dikarenakan menjadi mahasiswa artinya sudah berada di tahap awal dalam
pendewasaan, yang mana segala sesuatunya harus mulai diatur dan dikelola oleh
diri sendiri.
Sebagai mahasiswa yang bekerja untuk membiayai segala kebutuhannya
sendiri, pengelolaan keuangan merupakan suatu hal yang wajib dan penting untuk
dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya kebutuhan-kebutuhan
prioritas yang tidak terpenuhi atau bahkan kebutuhan tidak berprioritas yang
malahan dipenuhi. Atau dengan kata lain kita katakan menjadi pemenuhan
keinginan, bukan pemenuhan kebutuhan.
Penting bagi mahasiswa untuk mengetahui secara pasti perbedaan antara
kebutuhan dan keinginan, dimana kebutuhan merupakan suatu hal yang harus
dipenuhi untuk menunjang keberlangsungan hidup, sedangkan keingiinan
merupakan hal-hal yang ingin dipenuhi hanya karena dianggap kurang, atau dapat
juga dikatakan untuk memuaskan nafsu semata. Dari kebutuhan dan keinginan
tersebut, mahasiswa harus mengetahui bahwa lebih penting bagi mereka untuk
memenuhi kebutuhan mereka yang menunjang keberlangsungan hidup mereka
dibandingkan keinginan mereka yang hanya sekedar memuaskan nafsu semata.
Dalam mengelola keuangan pribadinya, ada hal yang juga perlu
dilakukan oleh mahasiswa selain memahami secara benar kebutuhan dan
keinginan mereka, yaitu pengontrolan diri. Bagi sebagian mahasiswa,
pengontrolan diri sangatlah susah dilakukan, dikarenakan sebagai mahasiswa yang
ada dalam tahap awal pendewasaan, yang mana merupakan tahap yang baru bagi
mereka, tentunya banyak sekali hal yang ingin dilakukan dan diketahui oleh
mereka. Melalui hal inilah, sebagian mahasiswa terkadang tak mampu mengontrol
dirinya dalam hal konsumsi, dan bahkan menimbulkan perilaku konsumtif, atau
dalam bahasa kesehariannya, menjadi boros.
12
Perilaku konsumtif adalah perilaku yang sering ditemukan dalam
perilaku mahasiswa dalam mengelola keuangannya. Perilaku yang mana dimiliki
oleh mahasiswa bisa saja muncul tanpa kesadaran mereka sendiri. Perilaku ini
pula yang dapat menyebabkan pengelolaan keuangan mahasiswa menjadi buruk.
Hal ini dikarenakan mahasiswa cenderung akan mengonsumsi hal-hal yang berada
di luar kemampuan mereka, yang dapat menyebabkan tidak adanya dana yang
tersisa dari pendapatan mereka untuk ditabung, atau bahkan menimbulkan defisit
dalam keuangan mereka (dalam bentuk utang). Terutama bagi mahasiswa yang
memiliki kartu kredit, yang cenderung segala sesuatunya akan dibayar dalam
bentuk cicilan.
Penggunaan kartu kredit yang berlebihan dapat menimbulkan
ketergantungan dan cenderung akan menimbulkan rasa cemas berlebih terutama
ketika tagihan kartu kredit diterima. Melalui penggunaan kartu kredit ini juga
dapat membuat mahasiswa menjadi lebih boros dan membuatnya menjalani gaya
hidup yang diinginkan tanpa banyak memikirkan kesanggupan keuangannya.
Perilaku-perilaku inilah yang banyak timbul dalam diri mahasiswa dalam
mengelola keuangan pribadinya.
13
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. KESIMPULAN
Dalam pengelolaan keuangan, ada hal-hal yang perlu dimiliki terlebih
dahulu dalam diri masing-masing individu, diantaranya yaitu pengetahuan
keuangan, sikap keuangan, perilaku keuangan, hingga locus of control. Dengan
adanya hal-hal tersebut, maka pengelolaan keuangan seseorang juga akan
memiliki perubahan yang baik pula.
Melalui pengetahuan keuangan, kita akan mengetahui lebih banyak
mengenai cara-cara pengelolaan keuangan yang efektif dan juga poin-poin penting
dalam mengelola keuangan pribadi, terutama bagi mahasiswa yang mempelajari
manajemen keuangan. Selain pengetahuan keuangan, juga dibutuhkan
penerapannya yaitu melalui sikap sekaligus perilaku keuangan masing-masing
individu, yang menunjukkan kemampuan orang tersebut dalam memikirkan,
merencanakan, menilai hingga mengambil keputusan dalam pengelolaan
keuangan pribadinya. Setelah itu, dibutuhkannya locus of control yang merupakan
cara setiap individu memandang baik/buruknya pengelolaan keuangan yang ia
lakukan sendiri.
3.2. SARAN
Salah satu perilaku mahasiswa dalam mengelola keuangan pribadinya
adalah perilaku konsumtif yang sangat wajar muncul dalam diri mahasiswa.
Dimana mahasiswa yang berada di tahap awal pendewasaan, yang merupakan
14
tahap baru bagi mereka, cenderung akan memiliki rasa penasaran dan keinginan
yang berlebih. Namun hal itu bukan tak mungkin untuk dihindari oleh mahasiswa.
Para mahasiswa/i dapat menghindarinya dengan meningkatkan
pengetahuan keuangan dan pengontrolan diri yang baik, dimana dengan
meningkatnya pengetahuan keuangan mahasiswa, maka mereka akan mengerti
mengenai hal keuangan seperti tabungan atau bahkan investasi yang memiliki
orientasi ke masa depan. Dan untuk mendukung hal tersebut, juga diperlukan
pengontrolan diri bagi mahasiswa itu sendiri, dimana mahasiswa tersebut harus
mampu dan tegas dalam membedakan kebutuhan dan keinginan yang dimiliki
oleh dirinya sendiri. Dengan begitu, akan terdapat keseimbangan dalam
pengelolaan keuangan yang dimiliki oleh mahasiswa tersebut.
15