Anda di halaman 1dari 26

2.

FUNGSI PRODUKSI SATU INPUT VARIABEL

- Q = f ( X1 // X2, X3, . . . Xn)


Input tetap = Input yang tdk berubah dlm jangka pendek
dlm. upaya meningkatkan output (gedung,
peralatan, manager, dll)

Input variabel = Input yang berubah seirama dengan berubahnya


Output output (labor, bahan baku, dll)
- KARAKTERISTIK FUNGSI PRODUKSI JANGKA PENDEK

(a) Ilustrasi Persamaan dan Tabel


Fungsi Produksi (TP) jangka pendek mengilustrasikan output (Q)
yang akan dicapai dari berbagai alternatif jumlah input variabel
dengan jumlah input tetap tertentu.
Q = 21 X + 9X2 X3 bentuk polinomial

Fungsi Marginal Product (MP) adalah perubahan Total Produksi


(TP) setiap adanya perubahan satu unit input variabel (X)

Q dQ
MP 21 18X 3X 2
X dX

Fungsi Average Product (AP) adalah Produksi rata-rata setiap satu


unit input

Q Q 2
AP 21 9 X - X
X X
Tabel : TP, MP dan AP
Input Input Total Product Marginal Product Average Product
Tetap Variabel (Q=21X + 9X2 X3) (MP=21 + 18X 3X2) (AP = 21+ 9X X2)
2 0 0 21 21
2 1 29 36 29
2 2 70 45 35
2 3 117 48 * 39
2 4 164 45 41
2 5 205 36 41
2 6 234 21 39
2 7 245 0 35
2 8 232 -27 29
2 9 189 -60 21

Prinsip Diminishing Marginal Returns


Prinsip ini menyatakan bahwa pada titik tertentu peningkatan
output sebagai akibat bertambahnya input variabel akan makin
menurun (lihat kolom 4 setelah input ke 3)
(b) Ilustrasi Grafik
C
TP = Kurva Total Poduksi
I 2 3
A
(Q = 21X + X X )
II
III
AP = Kurva Average Poduct
2
B
(AP = 21 + X X )
TP
MP = Kurva Marginal Poduct
2
(MP = 21 + 2X 3X )
Titik A : Mulainya diminishing Average Returns
Titik B : Mulainya diminishing Marginal Returns

B A Titik C : Mulainya diminishing Total Returns

(c) Daerah Berproduksi

AP I. Tidak Efisien (Irrational)


MP
II. Efisien (Rational)
III. Tidak Efisien (Irrational)
d) Hubungan AP dan MP
C
Ketika AP maksimum selalu dipotong oleh MP,
atau pada saat itu AP = MP
A Bukti secara grafis : Slope TP dan Garis Sinar
B di titik A adalah sama besar, sementara tangen
TP garis sinar paling besar.
Bukti secara Matematis :

TP
AP agar AP maksimum, maka :
X
e) Elastisitas Produksi
dTP dX
dAP dX
X TP
dX
Q

X
A 0 Q X
B 2
dX X Q X

dTP dX Q X
X TP 0
dX dX Q X

dTP X Q
X TP 1 0 dQ X
dX
AP
dTP TP dX Q
MP
dX X
1
MP
AP
MP AP MP

AP
(f) Macam Bentuk Fungsi Produksi One Input
2) Decreasing Returns to
1) Constan Returns to
Variable Input Variable Input
Q = a + bX cX2 atau
Q = a + bX atau Q = bX Q = bX cX2
AP = b AP = b - cX
MP = b MP = b 2cX

TP TP

AP = MP AP
MP
3) Increasing Returns to 4) Bentuk Umum
Variable Input Q = a+bX+cX2 dX3 atau
Q = a + bX + cX2 atau Q = bX+cX2
Q = bX + cX2 AP = b + cX dX2
AP = b + cX MP = b + 2cX 3dX2
MP = b + 2cX

TP MP TP
AP

AP
MP
(g) Pengaruh Kemajuan Teknologi
terhadap Fungsi Produksi
Kemajuan teknologi akan meningkatkan
produksi dan menyebabkan berubahnya
fungsi produksi :

1) Sebuah teknologi baru boleh jadi dengan input


input yang sama namun outputnya lebih besar.
2) Teknologi produksi baru mungkin saja dapat
mempengaruhi beberapa unit input tertentu
sementara input lain tetap, ouput yang dihasil
kan sama sepertisebelumnya, sehingga tejadi
efisiensi produksi.
3) Teknologi baru memungkinkan menggunakan
input-input yang layak, yaitu dengan mengu-
rangi suatu input, tetapi menambahnya dengan
input lain, shg dapat menurunkan biaya dan
penggunaan input dalam rangka memproduksi
output yang sama
3. FUNGSI PRODUKSI DUA INPUT VARIABEL
PERMUKAAN PRODUKSI
Q = f ( X1, X2 // X3, . . . Xn) Syarat Q maksimum :
Q = f ( L, C ) MPL = 14 2L = 0 L = 7 Q = 130
Q = 14L L2 + 18C C2 MPC = 18 2C = 0 C = 9

JUMLAH OUTPUT
10 80 93 104 113 120 125 128 129 128 125 120
PENGGUNAAN INPUT CAPITAL

9 81 94 105 114 121 126 129 130 129 126 121


8 80 93 104 113 120 125 128 129 128 125 120
7 77 90 101 110 117 122 125 126 125 122 117
6 72 85 96 105 112 117 120 121 120 117 112
5 65 78 89 98 105 110 113 114 113 110 105

4 56 69 80 89 96 101 104 105 104 101 96


3 45 58 69 78 85 90 93 94 93 90 85
2 32 45 56 65 72 77 80 81 80 77 72
1 17 30 41 50 57 62 65 66 65 62 57
0 0 13 24 33 40 45 48 49 48 45 40
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PENGGUNAAN INPUT LABOR
ISOQUANT
ISO = Sama; QUANT = Kuantitas Output
Kurva Isoquant = kurva yang menggambarkan lokus kombinasi
penggunaan 2 input yang mempunyai jumlah output yang sama
Dalam Tabel di atas, terdapat suatu tingkat output tertentu dicapai
(misal 105) dengan menggunakan beberapa kombinasi input L dan C

(a) Derivasi Kurva dan Persamaan Isoquant

Dari contoh persamaan tiga dimensi di


muka (Q=L,C), kita bisa membuat
beberapa kurva isoquant dari berbagai
kombinasi penggunaan input seperti
gambar di sebelah ini
Jika diperhatikan kurva di bagian dasar
atau lantai, kita akan mendapatkan
kurva-kurva dua dimensi, yaitu : C = f(L)
Untuk menderivasi persamaan dua dimensi, dapat dilakukan sbb. :
Q 14L L 2 18C C 2

2
C 18C (14L L 2 Q) 0
2 2
18 18 4( 1)(14L L Q)
C 1 , C2
2
2
18 324 56L 4L 4Q)
C 1 ,C 2
2
1
C 9 324 56L 4L 2 4Q)
2
Misalnya Q 105 unit , maka persamaanmenjadi:
1
C 9 56L 4L 2 96)
2

Jika sembarang nilai L dimasukkan ke


persamaan tsb., nilai C dapat dihitung :
L C 105
2 9
3 6
4 5
7 4
Demikian seterusnya kalau ingin menampilkan kurva Isoquqnt
berupa Map kita tinggal menentu-kan nilai Q nya saja, misalnya :

Q = 0
Q = 26
Q = 52
Q = 78
Q = 104
Q = 130

Daerah berproduksi yang layak adalah


daerah Isoquant yang berslope negatif. D
Bandingkan antara titik A dan B, dimana
titik B tidak efisien, dan antara titik C dan E
A B
D, titik D tidak efisien.
C
F
(b) Marginal Rates Technical Substitution
-C -Q
MRTS mengukur pengurangan salah satu input Q tidak berubah
+L +Q
(C) untuk setiap penambahan input yang lain
C
(L), dimana output (Q) terjaga konstan. MRTS selalu negatif
L
Berubahnya output (Q) setiap adanya pengu-
Q Q
rangan C (C) atau penambahan L (L) satu atau
unit dapat ditulis : C L

Kalau pengurangan C sebesar C, maka Q


Q ( C)
pengurangan output sebesar : C
Kalau penambahan L sebesar +L, maka Q
Q ( L)
penambahan output sebesar : L

Secara total, perubahan output karena proses Q Q


( C) ( L) 0
substitusi antara input L dan C adalah sama C L
dengan nol : Q Q
( C) ( L)
Contoh : C L
Q Q/L C
Q L.C C
L Q/C L
MP L C dC Q MP L dC
MRTS MRTS
MP C L dL L2 MP C dL MRTS
(c) Macam-Macam Bentuk Isoquant

(a) Decreasing Rates Substitution


(pergantian tidak sempurna)

(b) Constan Rates Substitution


(pergantian sempurna)

(c) No Substitution
(Komplementer)
(d) Intensitas Penggunaan Faktor Produksi, Efisiensi Produksi dan
Hukum Perluasan Produksi
Konsep :
Intensitas Penggunaan Faktor Produksi adalah penekanan terhadap
salah satu faktor produksi dalam proses.
Proses produksi yang mengintensifkan Labor Padat Karya
Proses produksi yang mengintensifkan Capital Padat Modal
Efisiensi Produksi pada dasarnya adalah Profit Perusahaan :
Dengan jumlah input tertentu bisa mencapai output maksimum
Dengan jumlah output tertentu bisa menggunakan input minimum

Hukum Perluasan Produksi :


Meningkatnya skala pabrik dengan meningkatkan semua input.
Ada tiga kemungkinan perluasan skala pabrik :
a) Increasing Returns To Scale (IRS)
b) Decreasing Returns To Scale (DRS)
c) Constan Returns To Scale (CRS)
Fungsi Cobb-Douglas (1928)
Bentuk Fungsi Cobb-Douglas
Untuk memperjelas ketiga konsep di atas fungsi Cobb-Douglas
sangat membantu :
Q = f(L, C)
Q = b0 Lb1 Cb2
Keterangan Parameter
Parameter b0, b1 dan b2 dapat ditentukan melalui Ekonometrika
denganketentuan data variabel Q, L dan C tersedia dengan cukup
Parameter b0 merupakan indeks efisiensi produksi atas pengguna
an input L dan C, makin tinggi nilai b0 makin tinggi efisiensi
proses produksinya
Misalnya, Perusasahaan A da B memproduksi output yang sama:
QA = 5 (L, C) Perusahaan B lebih efisien dari perusahaan A,
karena produktivitasnya lebih besar :
QB = 10 (L, C)
QB / (L,C) = 10 > QA / (L,C) = 5
Parameter b1 dan b2
- Fungsi Cobb-Douglas yang asli, b1 + b2 = 1
Dalam perkembangannya b1 dan b2 bisa > 1 atau < 1
- Menggambarkan hubungan antara variabel L dan C :
Jika : b1 > b2 Produksi Padat Karya
b1 < b2 Produksi Padat Modal
- Ditafsirkan sebagai koefisien Elastisitas Produksi () dari
masing-masing input (L dan C) :
Q b 0 L b1 C b2
Q b0 Lb1 C b2
Q b b L b11 C b2
Q b -1
b2b0 Lb1 C 2
1 0
L
C
Q b b L b1 C b2 L 1
Q
L 1 0
b2b0 Lb1 C b2 C 1
C
Q b Q Q Q
L 1
L b2
C C
b 1 Q L b2
Q

C
L Q C Q
b 1 MPL 1 b2 MPC
1
AP L APc
MPL MPC
b1 b1 L b2 b2 C
AP L APC
Jumlah Parameter b1 dan b2 ( b1 + b2 )

Jumlah b1 + b2 : berkaitan dengan hukum perluasan produksi,


yaitu berapakah output akan mengganda kalau semua inputnya
digandakan sebanyak n kali
Jika : b1 + b2 > 1 Output akan mengganda lebih dari
sebanding (IRS)
b1 + b2 < 1 Output akan mengganda kurang dari
sebanding (DRS)
b1 + b2 = 1 Output akan mengganda sebanding (CRS)

Atau dengan kata lain jika L dan C digandakan n kali, Q akan


berganda sebanyak n(b1+b2). Jika b1+b2 = , maka
n Q = f( nL, nC ) = b1 + b2
Jadi, jika fungsi produksi :
Q = b0 Lb1 Cb2
n Q = b0 ( n L )b1 ( n C )b2
n Q = b0 nb1Lb1 nb2Cb2
n Q = (b0 Lb1 Cb2) nb1+b2
n Q = Q nb1+b2
= b1 + b2 (terbukti)

Contoh : Q = 5 L3/4 C 1/2


- Apakah fungsi produksi padat karya/ padat modal ?
- Apakah fungsi produksi IRS / DRS / CRS ?
- Berapakah besarnya L dan C ?
- Jika L = 16 orang, C = 9 unit, berapa banyaknya Q ?
- Jika L dan C digandakan 16 kali, berapa Q yang baru ?
ISOCOST

Untuk mencapai Isoquant yang maksimum sebagai harapan


produsen, sudah tentu akan dikendalai oleh kemampuannya.
Kemampuan meliputi : - Dana
- Harga Input

Dana (total Cost) pada umumnya terbatas, oleh karena itu


persoalannya adalah bagaimana mengalokasikan dana tersebut
untuk membeli input dengan harga tertentu seoptimal mungkin,
sehingga produksi dapat dicapai semaksimal mungkin.

Hubungan antara jumlah dana dengan input dan harganya


dapat diilustrasikan oleh Persamaan Garis Isocost dan Grafik
Isocost.
P
T C P L P C (tiga dimensi ) C TC L L (dua dimensi )
L C P P
C C

Slope BL

TC3 > TC2 > TC1

Garis Isocost adalah garis yang mencerminkan berbagai


kombinasi penggunaan input dengan jumlah biaya yang sama
KESEIMBANGAN PRODUSEN
(OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT)
- Konsep : Keseimbangan Produsen adalah dengan kamampuan
(dana) terbatas dapat mencapai produksi maksimum.

Secara grafis keseimbangan produsen terjadi jika garis isocost


menyinggung salah satu isoquant (Q2) di titik E, dengan kata
lain slope isocost sama dengan slope isoquant Q2

D
E

B
C
- Kondisi (Syarat) Optimasi

1) Kombinasi terletak di sepanjang garis isocost (semua dana


dibelanjakan)
2) Kombinasi terletak tepat di persinggungan antara isocost dan
isoquant yang semaksimal mungkin dapat dicapai (Q2) atau
Slope Isocost = Slope Isoquant
Rasio harga input = MRTS
PL/PC = (MPL/MPC atau dC/dL)

Jadi kondisi keseimbangan produsen (Least Cost Combination)


dapat dihitung dengan cara :
1) MPL/ MPC = PL/ PC
2) dC/dL = PL/ PC
Misalnya : Q = L . C ;
TC = PL.L + PC.C , maka LCC terjadi jika :

MPL PL Fungsi Isoquant : Q L . C


1)
MPC PC Fungsi Isocost : $ 1200 30L 40C
C PL L dan C ? agar Q maksimum.

L PC Jawab :
Slope Isoquant Slope Isocost
MP P
L L
MPC PC
C 30
L 40
C L
1200 30L 40C
1200 30L 40(L)
1200 60L
Jadi : L 20 unit
C L (20) 15 unit
Q max L . C
20 x 15 300 unit
Fungsi Isocost : TC 30L 40C
PL
2) dC Fungsi Isoquant : 300 L . C
dL PC L dan C ? agar biaya minimum.
-Q PL Jawab :
Slope Isoquant Slope Isocost
L2 PC
dC P L
dL PC
- 300 - 30
L2 40
L2 400
L 400 20 unit
300 L . C
300 20 . C C 15 unit
TC min 30L 40C
30(20) 40(15) $ 1200

Anda mungkin juga menyukai