Anda di halaman 1dari 17

IV.

TEORI PRODUKSI

Produksi yaitu semua aktivitas merubah input (Faktor produksi) menjadi output yaitu
menghasilkan barang dan jasa. Teori produksi menganalisa mengenai bagaimana
seharusnya seorang pengusaha (produsen) pada tingkat teknologi tertentu
mengkombnasikan berbagai macam faktor produksi untuk menghasilkan sejumlah
produksi tertentu dengan dengan biaya seefisien mungkin atau produksi semaksimal
mungkin.
Sejalan dengan pembagian faktor produksi tetap dan variabel, para ahli ekonomi sering
membagi jangka waktu produksi menjadi dua macam, yaitu jangka pendek (short run)
dan jangka panjang (long run).
Jangka pendek menunjukkan jangka waktu dimana salah satu faktor produksi
bersifat tetap (Tidak berubah). Menambah produksi biasanya dilakukan dengan
menambah jam kerja dan dengan skala perusahaan yang ada. Analisis produksi jangka
pendek biasanya mengunakan satu input yang dapat berubah misalnya Labor (L).
Jangka panjang adalah jangka waktu dimana semua faktor produksi dapat
mengalami perubahan (input variabel). Ini berarti dalam jangka panjang perubahan
output dapat dilakukan dengan mengubah faktor produksi dalam tingkat kombinasi
seoptimal mungkin. Dalam jangka panjang mungkin akan lebih ekonomis bila menambah
skala perusahaan (menambah mesin dan peralatan). Analisis produksi jangka
panjang umumnya mengunakan input (X) yang dapat berubah lebih dari satu
misalnya labor (L) dan kapital (K).
4.1. Produksi dengan Satu input Variabel (Jangka Pendek)
Dalam jangka pendek, ada sebagian factor produksi tidak dapat berubah. Oleh
karena itu analisis jangka pendek menggunakan satu input yang berubah. Dengan satu
input yang berubah, dan input lainya tetap, maka dapat diperoleh Total Product (TP) dari
input variable, produksi rata-rata (AP), Produksi Marginal (MP) dan Elastisitas produksi
(Ep)
Contoh: bila modal dipertahankan pada 1 unit (K = 1) dan menambah jumlah tenaga kerja
dari 0 menjadi 6 unit, maka diperoleh total product dari tenaga kerja seperti tabel bi bawah
ini.
4.1.1. Hubungan kurva Produk Total (TP), Produksi Marginal (MP),
Produksi Marginal dan Elastisitas produksi (EL).

Produk total merupakan jumlah output total atau produk total yang dihasilkan dari
penggunaan sejumlah tertentu sumberdaya dalam suatu sistem produksi.
Tabel T. Kerja, Total Produksi, MP, AP, Dan Elastisitas produksi .
Produk marginal (MP), produk rata-rata (AP), dan elastisitas tenaga kerja ( EL ) dapat
dihitung dengan rumus sbb:

MPL = ∆TP/∆L =∂ TP/∂ L


APL = TP/L = Q/L

EL = %∆Q/%∆L

= ∆Q/Q = ∆Q/∆L = MPL/APL


∆L/L Q/L

Contoh 1:

Diketahui persamaan fungsi produksi Y = 3X + 2X2 – 0,1X3. Berapa


Produksi rata-rata pada saat menggunakan input sebanyak 5 unit.
JAWAB :
Y 3X + 2X2 – 0,1X3
Produksi rata-rata = ------ = --------------------- = 3 + 2X – 0,1X2
X X
= 3 + 2(5) – 0,1(5)2 = 3 + 10 – 2,5 = 10,5

Contoh 2 :
Diketahui fungsi produksi Y = 3X + 2X2 – 0,1X3. Berapa produksi marjinal (MP) pada
saat menggunakan factor produksi (X) sebanyak 10 unit.
Jawab
∂ Y
PM = ∂ X = 3 + 4X – 0,3X2 .

X=10 maka PM = 3 + 4(10) – 0,3(10)2 = 3 + 40 – 30 = 13


Macam-macam Bentuk hukum Kenaikan Hasil ( Hukum2 produksi )

1. Hukum Kenaikan hasil Bertambah ( The Law 0f increasing Returns). Yaitu apabila
input di tambah maka tambahan produksi (marginal produk) bertambah semakin
besar.
2. Hukum Kenaikan Hasil Tetap (The Law of Constant Returns). Yaitu apabila input
ditambah maka tambahan produksi (marginal produk) bertambah tetap.
3. Hukum Kenaikan hasil Berkurang ( The Law of decreasing/Diminishing Returns).
Yaitu apabila input ditambah maka tambahan produksi (marginal produk)
pertambahanya semakin menurun.
4. Hukum Kenaikan Hasil negative ( The Law of negative return ). Yaitu apabila input
ditambah maka tambahan produksi (marginal produk) bertambah negative ( Produksi
menurun).
Hukum kenaikan hasil berkurang (Law of diminishing returns): Apabila berturut-
turut ditambahkan satuan faktor produksi variable maka penambahan produksi semakin
lama akan semakin menurun. Keadaan ini dapat dilihat dari penurunan produksi marginal
(MP).

Hubungan antara kurva Produksi Total, Produksi Rata-rata, dan Produksi


Marjinal.

a. Mula-mula produksi total mengalami kenaikan hasil bertambah sampai mencapai


titik balik J. Produksi marjinal terus naik sampai maksimum (G’), Produksi rata-
rata juga naik dan berada di bawah produksi marjinal (PM)
b. Setelah titik G, produksi total mengalami kenaikan hasil berkurang, sehingga
produksi marjinal (PM) menurun, namun produksi rata-rata (AP) masih naik
sampai mencapai maksimum di H’ (AP = MP). Setelah itu AP mulai turun tapi
masih berada di atas MP dan diatas 0.
c. Pada saat produksi Total(TP) maksimum (titik J) maka MP = 0 namun AP tetap
bernilai positif
d. Setelah Produksi Total (TP) mulai turun, maka MP negatif sedangkan AP terus
menurun tetapi tetap positif.
Catatan :
- Kurva produksi Total (TP) akan maksimum jika turunan pertama dari fungsi
produksi total = 0 atau MP=0
- Kurva produksi rata-rata (AP) akan maksimum jika turunan pertama darai AP = 0
dan AP = MP
- Kurva produksi marjinal (PM) akan maksimum jika turunan pertama dari PM = 0
atau turunan kedua dari PT = 0

TP
J
14
D E

H C F

12
B TP

3 G

0
A

1 2 3 4 5 6 Labor (L)
MPL
APL Ep>1 0<Ep<1 Mp<0
Stage I of Labor Stage II of Labor Stage III of Labor
5 Irrasional Ep=1 Rasional Irrasional

4 G’ H’ C’
D’
3 B’ E’
2 A’ F’
AP
5
0 1 2 3 4 6
MP Labor (L)
-2

4.1.2. Elastisitas Produksi (Ep)

Elastisitas produksi merupakan tingkat kepekaan relative perubahan output


sebagai akibat perubahan input. Dengan kata lain perubahan dari jumlah produksi
yang dihasilkan akibat dari perubahan satu satuan faktor produksi yang digunakan.
Tujuan menghitung Elastisitas produksi ini adalah untuk mengetahui berapa besar
pengaruh perubahan output (Q) sebagai akibat perubahan input (X). Semakin besar nilai
elastisitas produksi maka semakin baik jika menambah input.

∂Y X
∂Y Y
Є prod = . = PM dan = PR
∂X Y ∂X X

Maka X 1
= jadi rumus :
Y PR

Produksi Marjinal MP
Є prod = =
Produksi rata-rata AP

Jika MP > AP maka Ep > 1 atau Elastis.


MP < AP maka Ep < 1 atau Inelastis

Berdasarka elastisitas produksi ada 3 daerah produksi

1. Daerah Є prod > 1 disebut daerah irrasional. Di daerah ini menunjukkan


penambahan faktor produksi 1% menyebabkan penambahan produksi lebih dari 1%,
sehingga tidak rasional jika tidak menambah input atau produksi di daerah ini
2. Daerah II yaitu daerah Є prod antara 0 s/d 1. Daerah ini disebut daerah rasional
karena rasional menambah input s/d Ep=0, dan rasional mengurangi input s/d Ep=1.
Di daerah ini jika penambahan faktor produksi 1% menyebabkan Penambahan
produksi paling tinggi 1% dan Paling rendah 0 %.
3. Daerah III yaitu daerah Ep < 0 atau negative. Daerah ini disebut daerah Irrasional
kalau tidak mengurangi input (X), karena menambah input justru produksi semakin
menurun.
4.1.3. Efisiensi Produksi.
Konsep efisiensi dalam produksi dapat dilihat dari dua aspek yaitu efisiensi secara
fisik (teknis) dan efisiensi secara ekonomis. Kapan Efisiensi produksi tercapai?
1. Efisiensi fisik yaitu melihat efisiensi dengan cara membandingkan antara input (X)
dengan output. Efisiensi fisik ini tercapai pada saat :
a. Produksi rata-rata (AP) maksimum.
b. Produksi rata rata = Produksi Marginal (AP=MP).
c. Elastisitas produksi (Ep) = 1.
2. Efisiensi Ekonomis yaitu melihat efisiensi dengan cara membandingkan antara total
revenue (TR) dengan total cost (TC). Tercapai efisiensi ekonomis maka tercapai
keuntungan maksimum. Efisiensi ekonomis tercapai pada saat :
a. π1 = 0
b. MR = MC
c. (MP) Pq = Px. dimana Pq= harga jual output, dan Px= harga input.
d. Pq = MC

Contoh 1. Efisiensi Fisik atau Teknis:


Data empiris yang dimiliki suatu perusahaan adalah Sbb:
Fungsi produksi Q = 10L + 15 L2 – 0,02L3. Dimana L = labor
Ditanya : a) Berapakah Labor (L) yang digunakan pada saat MP, AP dan TP mencapai
maksimum.
b). Berapakah elastisitas produksi (Ep) pada saat MP, AP dan TP maksimum
c). Berapakah labor yang digunakan agar tercapai efisiensi fisik.

a). - Produksi marginal (MP) = ∂Q


∂L
MP = 10 + 30L – 0,06L2
MP maksimum = ∂MP = 0
∂L
= 30 - 0,12L = 0
L = 30/0,12 = 250
- Produksi rata-rata (AP) = Q
L
AP = 10L + 15L2 - 0,02L3
L
AP = 10 + 15L - 0,02L2
AP maksimum = ∂AP = 0
∂Q
= 15 - 0,04L = 0
L = 15/0,04 = 375
- Produksi total (Q) maksimum = ∂Q/∂L = 0 atau MP = 0
10 + 30L - 0,06L2 = 0
Rumus ABC adalah:
-b ± √b2 – 4.a.c
2.a
L = -30 ± √302 – 4.(-0,06).10
2.(-0,06)
L = -30 ± √902,4
-0,12

L1 (+) = -30 + 30,04 = -0,33 Tidak logis


-0,12
L2 (-) = -30 - 30,04 = 500 Logis
-0,12

b) Pada saat MP maksimum maka elastisitas produksi lebih besar dari satu (Ep>1)
MP max pada saat L = 250 dan Q = 627500 unit

Ep = ∂Q/∂L .L = MP. 1
Q AP
Ep = MP
AP
L = 250 maka MP = 10 + 30(250) - 0,06(250)2 = 3760
L = 250 maka AP = 10 + 15(250) - 0,02(250)2 = 2510

Ep = Mp = 3760 = 1,49 ≈ 1,5 Terbukti


AP 2510

 Pada saat AP maksimum, maka elastisitas produksi Ep = 1


Ep = MP/AP
AP maksimum pada saat L = 375
L = 375 maka AP = 10 + 15(375) - 0,02(375)2 = 2822,5
L = 375 maka MP = 10 + 30(375) - 0,06(375)2 = 2822,5
L = 375 maka Produksi (Q )= 10(375) + 15 (375)2 – 0,02(375)3 = 1.058.438.

Ep = MP = 2822,5 = 1 Terbukti
AP 2822,5.
 Pada saat produksi total maksimum maka elastisitas produksi (Ep) = 0
Q maksimum pada saat L = 500,33
L = 500 maka MP = 10 + 30(500,33) - 0,06(500,33)2 = 0,009 ≈ 0
L = 500 maka AP = 10 + 15(500,33) - 0,02(500,33)2 = 2508,35
L = 500 maka produksi (Q )= 10(500) + 15 (500)2 – 0,02(500)3 = 1.255.000

Ep = MP = 0 =0 Terbukti AP = 2508,33
AP 2508,35
c). Efisiensi tercapai pada saat Ap mencapai maksimum dengan menggunakan tenaga
kerja (L) = 375 0rang. Maksimal tenaga kerja digunakan 500 0rang.
Jika kasus tersebut digambarkan dalam grafik sbb:
Q, MP, AP
1.255.000

1.058.438.

TP
Ep>1

Irrasional 0<Ep<1

627500
rasional Ep<0

Ep = 1,5 Irrasional

2822,5

AP
0 250 375 500 L
MP

Contoh Efisiensi Ekonomis


Fungsi produksi (Q) = 20L - 0,05L2
Harga jual produk Pq = $ 10 dan upah tenaga kerja (w) = $ 100/orang
Ditanya:
a) berapakah produksi yang dihasilkan dan tenaga kerja yang digunakan agar tercapai
keuntungan maksimum (kombinasi input optimal). Berapa keuntungan maksimum tsb.
b) Gambarkan dalam Grafis
Jawab:
Kombinasi input optimal pada saat (MPL ) Pq = W
(MPL ) Pq = (20 – 0,1L) 10 = 200 – 1L = MRL
W = $ 100. Karena (MPL ) Pq = W maka 200 – L = 100 L = 100
L = 100 maka Q = 20(100) - 0,05(100) 2 = 1500 unit
TR = P.Q = 10(1500) = $ 15000
TC = W.L = 100(100) = $ 10000
Profit (π) = TR – TC = $ 15000 - $ 10000 = $ 5000
Dari contoh kasus diatas maka penggunaan input (L) maksimum 100 orang akan
memperoleh keuntungan maksimum $ 5000
 Jika Labor (L) kurang dari 100 (L<100) maka keuntungan belum mencapai
maksimum. Agar mencapai maksimum maka harus menambah L
 Sebaliknya jika labor (L) digunakan lebih dari 100 orang (L>100) maka keuntungan
akan menurun. Untuk mencapai maksimum maka L harus dikurangi. Secara grafis
digambarkan sbb:
$
MRL

MRL > W MCL=W


MRL=W
100 = w

MRL < W

130 L (0rang)
70
MRL > W 100 MRL < W
0
π

$ 5000 π Maksimum
4550

0 1500 1755 Q (unit)


1155

L=70 maka Q=1155, TR=11550, TC=7000, π=4550


L=130 maka Q=1755, TR=17550, TC=13000, π=4550

4.2. Produksi dengan Input Variabel Ganda ( Jangka Panjang)

Dalam jangka panjang Fungsi produksi yang menggunakan dua faktor produksi
variabel misalnya kapital (K) dan labor (L). Pada penggunaan input ganda atau lebih
dari satu, seorang produsen akan memilih kombinasi input atau faktor produksi yang
optimum yang dapat meminimumkan biaya atau memaksimumkan produksi. Kombinasi
optimum dapat dicapai pada titik singgung isocost dgn isoquant. Untuk menentukan
kombinasi optimum tersebut maka diperlukan analisis Isoquan dan Isocost.

4.2.1. Isoquant Produksi


Isoquant menunjukkan berbagai kombinasi dari 2 input, misalnya tenaga kerja dan
modal, yang dapat dipergunakan perusahaan guna memproduksi tingkat output sama
(tertentu), misalnya produksi 12, 28, 36 dan 40 unit.
Isoquant yang lebih tinggi menunjukan output yang lebih besar, dan sebaliknya
isoquant yang lebih rendah menunjukan output lebih kecil. Isoquan lebih besar terletak di
sebelah kanan. Hubungan dua Input (kapital dan Labor) dapat digambarkan seperti
berikut ini :

WILAYAH EKONOMIS PRODUKSI.


Wilayah Ekonomis produksi adalah wilayah yang mempunyai slope Negatif. Artinya
jika memproduksi sejumlah yang sama, maka menambah satu input harus mengurangi
penggunaan input yang lain agar biaya produksi tidak meningkat. Dengan demikian maka
perusahaan akan beroperasi pada wilayah ekonomis ( Slope negative) seperti di bawah
ini

Wilayah Tidak Ekonomis

Wilayah Ekonomis

Yang membatasi wilayah ekonomis dan tidak ekonomis adalah Ridge Lines. Ridge
Line memisahkan segmen isoquant yang berslope negatif berslope positif. Wilayah
ekonomis produksi dan Ridge Line dapat digambarkan seperti gambar di atas.
Ridge Line atas dilukiskan pada garis OZI dan Ridge Line Bawah dilukiskan pada garis
OVI.
Wilayah Ekonomis produksi terletak antara Ridge Line atas dengan bawah.
Isoquan adalah Kombinasi penggunaan input (K dan L) yang menghasilkan produksi
sama.
Kurva isoquan dilukiskan untuk produksi(Q) 49 dan 81 seperti di bawah ini:

K -
-

100 -

80 - -----------

60 - - - - - - - - - ’- ’
’ ’ Q2 = 81
40 - - - - - - - - - - - - - - -
’ ’ ’
20 - ’ ’ Q1 = 49
’ ’ ’ ’
, ’ , , , ,
30 40 60 80 100 L

4.2.2 Garis Isocost (garis biaya sama)

Garis Isocost adalah garis yang menunjukkan kombinasi input yang dapat dibeli
dengan sejumlah biaya tertentu (sama) dengan asumsi harga input tidak berubah.
Persamaan pengeluaran total ( TC) dari perusahaan dapat dinyatakan sbb:

TC = wL + rK
Dimana TC = biaya total
W = tingkat upah, dan L = jumlah tenaga kerja
r = harga modal / sewa moda, dan K = jumlah modal yang digunakan

Garis Isocost Akibat Perubahan Biaya dan Harga Input


Akibat perubahan biaya (TC) dan harga input maka garis anggaran mengalami
perubahan dan pergeseran seperti di bawah ini;
Untuk TC = $100, w = r =$10 diperoleh garis isocost AB dengan intercept C/r = $100/$10
= 10K dan slope –w/r = -$10/$10= -1
Bila TC’ = $140, w = r = $10, diperoleh garis isocost A’B’.
Bila TC’’ = $80, w = r = $10, garis isocost adalah A’’B’’
Bila TC = $100, r = $10 tapi w = $5, maka garis isocost AB* dengan intercept 10K dan
slope = -1/2.
Dari data tersebut maka dapat digambarkan garis ISOCOST sbb:

TC = $100 dan w=r= $10 Perubahan Upah (W) dan TC


Garis Isocost
4.3. KOMBINASI INPUT OPTIMUM (EFISIENSI) JANGKA PANJANG
Kombinasi input yang optimal diperlukan untuk meminimalkan biaya guna
memproduksi jumlah output tertentu, atau memaksimalkan output pada pengeluaran
biaya tertentu. Kombinasi optimum dapat dicapai pada titik singgung dari isocost
dan isoquant yang artinya :
1. Dengan Produksi tertentu diharapkan mengeluarkan biaya paling minimal,
sehingga mencapai Biaya rata-rata (AC) minimal.
2. Dengan Biaya tertentu diharapkan menghasilkan produksi maksimal, sehingga AC
paling minimal.
Kombinasi input optimal secara matematis dengan mengunakan input Labor (L)
dan Kapital (K) adalah sbb:

MPL MPK ∂Q
= MPL = marjinal Produk L =
w r ∂L
∂Q ∂Q
MPK = marjinal produk K =
∂K
Dengan kendala Anggaran TC = W L + r K
Kombinasi Input optimum secara grafis dilukiskan pada grafis di bawah ini;

Labor (L)
Labor

Keterangan
1. Kombinasi optimum tercapai pada titik D, E dan F.
2. Ekspantion Path jalur perluasan produksi jika ingin menambah produksi misalnya dari
8 menjadi 10 , atau 14. ( Titik D, E, F ).
Jika fungsi produksi seperti Q = La K b, dan harga L per unit (W) dan harga K (r) dan
anggaran yang tersedia (TC), maka dapat digunakan rumus sederhana kombinasi input
optimum atau biaya rata rata minimum adalah sbb:

a.TC b. TC
L* = dan K* =
(a+b) W (a+b) r
Latihan Soal :
1. Fungsi produksi Q = 4 L½ K½
PL = W= $5
PK = r = $10
Biaya yang tersedia TC = $1000
Harga jual produksi per unit PQ = $10
Ditanya: a. Berapakah K dan L yang digunakan agar tercapai kombinasi atau
produksi optimum dengan TC=$1000
b. Berapakah Produksi maksimum, biaya rata rata (AC) dan keuntungan
maksimumnya.
𝑀𝑃𝐿 𝑀𝑃𝐾
a. Agar tercapai produksi optimal 𝑃𝐿 = 𝑃𝐾
Δ𝑄 Δ𝑄
MPL = = 2 L- 0,5 K0,5 dan MPK = ΔK = 2 L0,5 K-0,5
ΔL

2 L-0,5 K0,5
2 L0,5 K-0,5
=
5 10
20L-0,5 K0,5 = 10 L0,5 K -0,5
20 K 0,5 K0,5 = 10 L0,5 L0,5
20 K = 10 L
2K = L, atau K = 0.5 L. Ini namanya Expantion Path
TC = PK . K + PL . L, dan L = 2k atau K =1/2 L
1000 = 10K + 5(2K)
1000 = 20K
K = 50, sehingga L = 2 (50) = 100
b. Produksi Optimum => Biaya rata-rata (AC)
𝑇𝐶
Q = 4L½ K½ AC = 𝑄

Q = 4(100)0,5 (50)0,5 = 1000 / 283


Q = 4(10) (7,07) AC = 3,53
Q = 283
c. Keuntungan Maksimum
π = {(Q . PQ) – {(L . PL + K . PK )} atau π = (PQ – AC) Q
=( 283 x 10) – (100. 5 + 50 .10) = (10 – 3,53) 283
= 2830 – 500 – 500 = 1.830 = 1.830
d. Gambar Grafik
Expantion Path
K L=2K. Atau K=0,5L
100

Q= 400 dan AC = 3,53


E1
70,8

E1
50 Q = 283 dan AC = 3,53

100 200 L
141,6
e. Jika produksi yang ingin dihasilkan 400 unit, berapakah K dan L yang digunakan, dan
biaya minimal yang dibutuhkan agar tercapai kombinasi input optimum (Biaya
minimal).

produksi (Q ) = 4 L½ K½. dimana L=2K atau K=0,5L

400 = 4 (2K)0,5 K0,5= 4 (2 )0,5 (K )0,5 K 0,5 = 5,65 K


400 = 5,65 K. Jadi K = 70,8 dan L= 2(70,8) = 141,6.
Biaya yang dibutuhkan(TC)= W L + r K. Jadi TC= 5(141,6) + 10(70,8)=1416
Biaya Rata2 (AC) = TC/Q = 1416/400 = 3,53
f. Jika TC=$ 1800 maka kombinasi input yang digunakan sbb:
TC= 5L + 10 K. dimana L=2K
1800= 5(2K)+10K ; 1800=20K. maka K= 90. Dan L=2(90)=180.
Q=4(180)0,5(90)0,5 =509. AC=TC/Q= 1800/509 = 3,53
Π = (Pq - AC) Q = (10 - 3,53)509 = 3293.

Anda mungkin juga menyukai