Anda di halaman 1dari 12

BAB III

PASAR OLIGOPOLI

Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan penentuan harga output di Pasar Oligopoli dengan
menggunakan model-model duopoly.

Materi Pokok:
Keseimbangan model Cournot, Edgeworth, Chamberlin, Sweezy, Price Leadership dan
Game Theory dalam penentuan harga output di Pasar oligopoli

Indikator Capaian:
Mahasiswa mampu:
- Menjelaskan syarat menentukan harga output menurut model-model di pasar
oligopoli
- Menggambarkan model-model penentuan harga output secara grafik di pasar
oligopoli

3.1. Ciri-ciri Pasar Oligopoli

Pembahasan mengenai bentuk-bentuk pasar berikut akan menguraikan tentang


pasar oligopoly yaitu pasar yang terdiri dari hanya beberapa penjual saja. Ada kalanya
pasar oligopoly terdiri dari dua perusahaan saja di pasar. Bila ada dua penjual disebut
duopoly. Apabila barangnya homogin disebut oligopoly murni (pure oligopoly). Bila
barang tidak homogin disebut differentiated oligopoly. Ciri pasar oligopoly adalah adanya
saling ketergantungan antara satu perusahaan dengan perusahaan saingannya sehingga
reaksi/respon saingannya selalu mempengaruhi tindakan perusahaan yang bersangkutan
meliputi tindakan atau respon tentang jumlah produksi, advertensi, adanya model baru
dan sebagainya. Disamping ciri penting yang telah disebutkan pasar oligopoly
mempunyai beberapa ciri khas yang lain yaitu:
 Menghasilkan barang standard atau barang berbeda corak. Adakalanya perusahaan
dalam pasar oligopoly menghasilkan barang standard (standardized product) seperti
industri baja, aluminium dan industri bahan baku lain misalnya semen, dan bahan
bangunan. Di samping itu banyak pula pasar oligopoly yang terdiri dari perusahaan

P a g e | 16
yang menghasilkan barang berbeda corak (differentiated product) seperti industri
mobil dan truk, industri rokok, industri pesawat terbang dan sebagainya.
 Kekuasaan menentukan harga ada kalanya lemah dan adakalanya sangat tangguh.
Tanpa ada kerjasama, kekuasaan menentukan harga menjadi lebih terbatas. Apabila
suatu perusahaan menurunkan harga dalam waktu singkat akan menarik banyak sekali
pembeli. Perusahaan yang kehilangan pembeli akan melakukan tindakan balasan
dengan menurunkan harga yang lebih besar lagi sehingga akhirnya perusahaan yang
semula menurunkan harga kehilangan langganannya. Dengan demikian kalau mereka
bekerja sama dalam menentukan harga, maka harga dapat distabilkan pada tingkat
yang dikehendaki.
 Pada umumnya perusahaan oligopoly perlu melakukan promosi. Iklan terus menerus
sangat diperlukan oleh perusahaan oligopoly yang menghasilkan barang yang berbeda
corak. Kegiatan promosi yang sangat aktif adalah untuk dua tujuan yaitu (i) menarik
pembeli baru dan (ii) mempertahankan pembeli lama. Bagi perusahaan yang
menghasilkan barang standard dapat mengeluarkan biaya iklan lebih murah karena
bertujuan untuk memelihara hubungan baik dengan masyarakat.
Sebab-sebab terjadinya pasar oligopoly sama dengan sebab terjadinya monopoli yaitu
adanya hak patent, peraturan pemerintah, skala ekonomi, penguasaan sumber bahan
mentah strategis dan penguasaan teknologi tertentu yang khas.
Pasar oligopoli ada beberapa penjual. Kalau dua penjual disebut duopoly. Barang
dapat homogen atau tidak. Bila homogen disebut pure oligopoly, kalau tidak homogen
disebut differentiated oligopoly. Alasan atau sebab terjadinya oligopoly sama dengan
monopoli. Ciri oligopoly adalah adanya saling ketergantungan antara perusahaan satu dan
saingannya, sehingga reaksi/respon saingannya selalu mempengaruhi tindakan
perusahaan tersebut meliputi tindakan dan respon tentang jumlah produksi, pengiklanan,
adanya model baru dan sebagainya.
Iidak ada satu teori yang bersifat universal mengenai oligopoly ini, sehingga ada
beberapa teori seperti Cournot, Edgeworth, Chamberlin, Sweezy, Game Theory Hotteling
dan Price Leadership.

P a g e | 17
3.1.1. Cournot Model

P
12 DA

MRA
6
DB

MRB
MC
O Q
300 400 600 800 900 1200

Kalau ada dua perusahaan A dan B memproduksi air minum dengan MC = 0.


Mula-mula Perusahaan A sendiri melihat permintaan yang ada (Q = 1200), sebagai profit
maximization, dia akan memproduksi sejumlah di mana MRA memotong MC = 600.
Kemudian masuk perusahaan B yang melihat umlah permintaan 1200 sudah diproduksi A
600, masih sisa 600. Sebagai profit maximization, perusahaan B memproduksi 300
dengan anggapan bahwa perusahaan A tidak bereaksi, tetap memproduksi 600. Melihat
perusahaan B memproduksi 300, perusahaan A melihat sisa permintaan 1200 – 300 =
900, dia akan memproduksi ½ (900) dengan anggapan perusahaan B tidak bereaksi,
demikian seterusnya dan keseimbangan tercapai bila :
QA = 400 atau 1/3 dari permintaan (1200)
Qb = 400 dengan total produksi = 800 atau 2/3 dari permintaan
Harga P = 1/3 Po = 1/3 (12) = 4.

Perusahaan A Perusahaan B Total


600 (1/2 Qo) - 600
600 (1/2 Qo) 300 (1/4 Qo) 900
450 (3/8 Qo) 300 (1/4 Qo) 750
450 (3/8 Qo) 375 (5/16 Qo) 875
412,5 (11/32 Qo) 375 (5/16 Qo) 787,5
Dst Dst Dst
400 (1/3 Qo) 400 (1/3 Qo) 800 (2/3 Qo)

P a g e | 18
3.1.2. Edgeworth Model

P1

P2 MR D

MC
O Q1 Qo Q

Edgeworth juga menggunakan model dari perusahaan air minum dengan MC = 0,


dengan asumsi yang sama seperti Cournot bahwa setiap perusahaan menganggap
saingannya tidak bereaksi. Bedanya menurut Edgeworth persaingan bukan pada jumlah
produksi tetapi pada harga dan tiap perusahaan mempunyai batas kapasitas produksi
sebesar Qo.
Dengan permintaan seperti pada D, sebuah perusahaan yang memaksimumkan
keuntungan akan memproduksi sebesar Q1 dengan harga P1 (perpotongan MR = MC).
Kalau ada dua perusahaan masing-masin menghadapi permintaan yang sama dan fungsi
biaya yang sama (MC= 0) dan kapasitas produksi yang sama, maka masing-masing
perusahaan akan memproduksi Q1 pada harga P1.
Salah satu perusahaan kalau menurunkan harga di bawah P1, maka dia
mengharapkan dapat memproduksi lebih banyak dnegan anggapan perusahaan yang lain
tidak bereaksi. Akan tetapi kalau yang satu menurunkan harga, yang lain juga akan
bertindak sama, sehingga harga akan turun sampai P2.
Pada harga P2 produksi sebesar kapasitas (Qo) sehingga tidak akan menurunkan
harga lagi. Kemudian yang satu akan kembali pada harga P1 yang memberikan
keuntungan maksimum yang akan diikuti oleh lainnya. Proses ini akan berulang lagi
sehingga harga turun lagi sampai P2, naik lagi ke P1 dstnya.

P a g e | 19
3.1.3. Chamberlin Model
P

Po

MR D

MC
O Q
1/4Qo 1/2Qo Qo

Baik Cournot maupun Edgeworth berasumsi bahwa tiap perusahaan


menganggap saingannya tidak bereaksi. Asumsi ini merupakan kelemahan dan pada
Edgeworth model harga selalu berubah, tetapi kenyataan di pasar oligopoly harga stabil.
Chamberlin berpendapat bahwa tiap perusahaan dapat memperhitungkan keuntungan
maksimum sehingga kalau permintaan Qo, produksi total harus ½ Qo dan masing-masing
memproduksi ¼ Qo seperti pada gambar di atas.

3.1.4. Sweezy Model = Kinked Demand Model

P
A MC
Po

MR
D

O Qo Q

Sweezy menyatakan bahwa demand yang dihadapi oleh suatu oligopolist akan
berbeda kalau dia menaikkan harga dengan kalau ia menurunkan harga. Kalau menaikkan
harga demand lebih elastis dari pada kalau menurunkan harga, sehingga demand patah
(kinked demand). Bentuk demand ini menghasilkan keseimbangan yang stabil pada titik
A, perubahan pada biaya (MC) sampai batas tertentu tidak mempengaruhi keseimbangan
pada A.
P a g e | 20
3.1.5. Game Theory

Pada teori ini tiap perusahaan mempunyai berbagai alternatif strategi dan tahu
berbagai alternatif strategi saingannya. Dan juga tiap perusahaan tahu berapa
keuntungannya pada berbagai strateginya dan strategi saingannya. Matriks di bawah ini
menggambarkan dua perusahaan A dan B dengan masing-masing strategi dan perolehan
keuntungan pada masing-masing strategi.

Strategi B
B1 B2 B3 B4 Minimum Maximin
A1 10 9 14 13 9 9
Strategi A A2 11 8 4 15 4
A3 6 7 15 17 6
Max 11 9 15 17
Minimax 9

Pada matriks di atas jumlah keuntungan dua perusahaan yang bersaing ini sama
(konstan) = 9 sehingga keuntungan yang besar pada perusahaan satu berarti keuntungan
kecil pada perusahaan saingannya. Tabel di atas menunjukkan suatu constant sum game
pay off matrix berarti keuntungan pada berbagai alternatif kombinasi strategi A dan B.
Pada tiap strategi, perusahaan akan memperhitungkan risiko keuntungan
terkecil, untuk A keuntungan minimum seperti kolom minimum (9, 4, 6) dan untuk B
maksimum A berarti minimum B, baris maksimum (11, 9, 15, 17).
Dari risiko keuntungan terkecil ditentukan yang terbesar untuk A maksimin 9,
strategi A1 dan untuk B minimaks 9, strategi B2. Jadi keseimbangann tercapai pada
kombinasi strategi A1 dan B2, tidak ada tendensi berubah sehingga merupakan suatu
pemecahan yang stabil dan disebut Saddle Point Solution.

P a g e | 21
3.1.6. Price Leadership

P
MCd  MCi

P*

d D

O Qd  qi Q* Q

MRd

Pada model ini ada satu perusahaan dominan dan ada sejumlah perusahaan
kecil-kecil. Perusahaan dominan sebagai profit maximization akan menentukan jumlah
produksinya atau harga sesuai dengan permintaan yang dihadapi, sedang sejumlah
perusahaan kecil akan bertindak sebagai price taker seperti pada pasar persaingan
sempurna. Kalau total permintaan = D dan jumlah supply perusahaan kecil =  MCi,
maka permintaan yang dihadapi perusahaan dominan = d (selisih D -  MCi).
Kalau MRd adalah marginal revenue perusahaan dominan dan MCd = marginal cost
perusahaan dominan, maka perusahaan dominan akan memproduksi Qd dengan harga P*.
Harga P* diterima perusahaan kecil-kecil dan mereka memproduksi sejumlah  qi,
sehingga produksi total = Q*.

P a g e | 22
LatihanSoal:
1. Ada dua perusahaan dalam pasar Oligopoli menjual barang homogen pada MC = 0.
Total permintaan pasar Qd = 240 – 10 P
a. Gambarkan grafik permintaan ini!
b. Berapa produksi masing-masing perusahaan dan harga yang terjadi menurut model
Cournot ? Gambarkan keseimbangan ini!
c. Bagaimana produksi dan harga pada model Chamberlin?

2. Suatu oligopolis menjual pada harga 8.


Kalau harga naik dia menghadapi permintaan Qd = 360 – 40 P
Kalau harga turun dia menghadapi permintaan Qd = 120 – 10 P
a. Gambarkan grafik permintaan dan MR ! Berapa jumlah barang yang diproduksi?
b. Kalau Oligopolist mempunyai fungsi biaya TC = 50 + Q + 0,05 Q 2 , carilah dan
gambarkan grafik MC ! Berapa keuntungan oligopolist?
c. Bila fungsi biaya beruban menjadi C = 50 + 2Q + 0.05 Q 2 , carilah dan gambarkan
grafik MC!
d. Berapakah harga, produksi dan keuntungan oligopolist?

P a g e | 23
BAB IV
PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK

Kompetensi Dasar:

Mahasiswa dapat menjelaskan penentuan harga output di Pasar Persaingan Monopilistik

Materi Pokok
Penentuan keseimbangan harga output dlamjangk apendek dan jangka panjang di Pasar
persaingan monopolistik

Indikator Capaian:
Mahasiswa mampu:

- Menjelaskan syarat menentukan harga output di pasar persaingan monopolistik


- Menggambarkan model-model penentuan harga output secara grafik di pasar
persaingan monopolitstik

4.1. Ciri-ciri Pasar Persaingan Monopolistik

Pada persaingan monopolitis terdapat sejumlah besar penjual dan pembeli yang
menjual barang yang tidak homogin tetapi dapat memenuhi kebutuhan yang sama.
Barang tidak homogin disebabkan oleh adanya perbedaan kualitas, kemasan, merek
dagang, pelayanan dan sebagainya. Dalam hal ini produsen merupakan monopolist bagi
barang produksinya sendiri tetapi juga bersaing dengan perusahaan lain yang
memproduksi barang sejenis.
Pasar persaingan monopolistis pada dasarnya adalah pasar yang berada di antara
dua jenis pasar yang ekstrem yaitu persaingan sempurna dan monopoli. Oleh karena itu
ciri-ciri persaingan monopolistis mengandung unsur sifat-sifat pasar monopoli dan unsur
sifat-sifat persaingan sempurna seperti terurai di bawah ini.
 Terdapat banyak penjual dan pembeli namun tidak sebanyak di persaingan
sempurna dan tidak hanya satu seperti monopoli.
 Barangnya bersifat berbeda corak (differentiated). Ciri ini merupakan sifat yang
penting di dalam membedakan di antara persaingan sempurna dan persaingan
monopolistis.

P a g e | 24
 Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan mempengaruhi harga. Berbeda dengan
perusahaan dalam persaingan sempurna tidak mempunyai kekuasaan dalam
mempengaruhi harga, perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis dapat
mempengaruhi harga tergantung pada sifat barang yang dihasilkan (standard atau
berbeda corak/differentiated.
 Masuk keluar dari pasar relatif mudah. Perusahaan yang akan berusaha di pasar
persaingan monopolistis tidak akan banyak hambatan yang dihadapi seperti di
pasar oligopoly atau monopoly tetapi tidak semudah di persaingan sempurna.
 Persaingan promosi penjualan sangat aktif. Harga bukanlah penentu utama dari
besarnya pasar dari perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis. Persaingan
bukan harga (nonprice competition) akan menimbulkan daya tarik yang berbeda
bagi para pembeli untuk mempengaruhi citarasa para pembeli.
Pada persaingan monopilistik terdapat sejumlah besar penjual/produsen yang
menjual suatu barang yang tidak homogen artinya berbeda stu sama lain tetapi dapat
memenuhi kebutuhan yang sama sehingga merupakan barang substitusi yang sempurna
terhadap barang lain. Barang tidak homogen dapat disebabkan oleh adanya perbedaan
kualitas (rasa, warna, bau, dsb), kemasan, merk dagang, pelayanan dsb. Dalam hal ini
produsen merupakan monoplist dari barang produksinya sendiri, tetapi juga bersaing
dengan perusahaan lain yang memproduksi barang sejenis. Sebagai monopolist untuk
barang produksinya sendiri dia menghadapi permintaan yang elastis (d) kalau perusahaan
lain yang sejenis tidak bereaksi, sehingga kalau ia menurunkan harga dari P1 ke P2, dia
mengharapkan dapat menjual sebesar q2. Akan tetapi karena perusahaan lain yang sejenis
juga menurunkan harga, maka yang terjual sebesar q3. Dengan demikian dia menghadapi
dua macam permintaan d dan D. Secara grafik dapat digambarkan seperti berikut :
P

P1 A1
P2 A3 A2

d
D
O q1 q3 q2 q

P a g e | 25
4.2. Keseimbangan Jangka Pendek (Shortrun Equilibrium)

P
D
A1 MC
P1 A2
P2
P4
d1
d2
MR1
MR2

O q1 q3 q4 q2 q

Kalau suatu perusahaan menjual q1 pada harga P1, ini bukan merupakan
keseimbangan produsen karena A1 tidak terletak pada perpotongan MC dan MR1,
sehingga perusahaan menurunkan harga pada P2 dan mengharapkan produksi dan harga
pada A2 (q2,P2), tetapi yang terjadi pada A3 (q3,P2). Penurunan harga berjalan terus
selama A3 bukan keseimbangan produsen, sampai pada A4 (perpotongan MR2 dan MC).

4.3. Keseimbangan Jangka Panjang (Longrun Equilibrium)

Kalau keseimbangan jangka pendek pada Ao dengan produksi qo dan harga Po,
maka keuntungan ini akan menarik timbulnya usha-usaha baru sehingga permintaan yang
dihadapi satu perusahaan bergeser turun (kekiri) terus sampai A1 dengan produksi q1 dan
harga P1 pada titik singgung antara LAC (longrun average cost) dengan d1. Pada kondisi
ini keuntungan nol. Jadi keseimbangan jangka panjang keuntungan nol seperti pada pasar
persaingan sempurna tetapi tidak pada LAC minimum. Secara grafik nampak dalam
gambar di bawah ini.

P a g e | 26
P D
LMC

Po Ao LAC

P1 A1 do

d1
D’

O q1 qo q
MR1 MRo

Latihan Soal:
1. a. Gambarkan fungsi permintaan QD = 32 – P dan qd = 156 – 6P yang dihadapi
perusahaan pada pasar persaingan monopolistik!
b. Gambarkan MC = 8 + 0,25 Q. Berapa harga dan jumlah produksi yang terjadi?
c. Apakah ini merupakan keseimbangan jangka pendek?
d. Tunjukkan dengan grafik proses terjadinya keseimbangan jangka pendek!

P a g e | 27

Anda mungkin juga menyukai