OLIGOPOLI
KESEIMBANGAN OLIGOPOLIS.
Perusahaan yang bergerak dalam pasar
oligopoli , sebagai produsen keseimbangan
terjadi bila laba maximum tercapai.
Analisis keseimbangan oligopoli tidak
menekankan dimensi waktu melainkan
kompetisi. Perusahaan seimbang atau
tidak bukan saja dilihat dari kemampuan
mengatur output dan harga, tetapi juga
kemampuan memprediksi perilaku
pesaing. Karena itu oligopoli akan
mencapai keseimbangan jika perusahaan
dapat melakukan mengubah output, harga
dengan para pesaing.
A1
A
E
P1
B1
P2
C1
B
Q0
D2
D1
Sampai batas harga P1, kurva permintaan yang relevan adalah AB, jika
perusahaan menetapkan harga diatas P1, pesaing tidak berekasi, akibatnya
bila oligopoli menetapkan kenaikan harga, misal P3, ia akan kehilangan
permintaan lebih besar
Q1---Q3
A
P3
P1
P2
D1
D
0
MR1
E
Q3
Q1
MR2
D2
Q2
Hal ini karena para oligopolis tidak menaikan harga. Sebaliknya jika oligopolis
menurunkan harga dibawah P1, misal P2 pesaing bereaksi.kurva yang relevan
adalah BD2. karena perusahaan lain ikut menurunkan harga (bereaksi), karena
tidak mau konsumennya pindah ke perusahaan lain, maka kurva penerimaan
2. MODEL COURNOT .
Model
ini
dikembangkan
Augustin
Cournot ( ekonom perancis) tahun 1938.
Model ini dianggap hanya terdapat dua
perusahaan (doupoli). Dan dianggap
bahwa perusahaan tidak menyadari
ketergantungannya atau reaksi dari
perusahaan pesaing.
Dasar pengembangan model ini adalah
keseimbangan duopolis tercapai bila
biaya marginal adalah nol (MC=0).
MR
P0
Q0
Kurva cournot
30
Keseimbangan cournot
15
10
10
15
30
MODEL EDGEWORTH
B
dB
QB 600 500
1
0
dA
300
500 600 QA
Kurva diatas :
Ada 2 perusahaan A dan B dengan permintaan dA dan dB ,
dengan kapasitas maximum masing-masing 500 unit.
Perusahaan A masuk pasar lebih dahulu dan akan
memperoleh laba maximum pada titik A. prusahaan A
memproduksi 300 unit dan menentukan harga perunit
setinggi Rp. 300, Perusahaan B sekarang memasuki pasar
dan menganggap bahwa perusahaan A akan tetap
menentukan harga perunit Rp.300,-. Perusahaan B melihat
bahwa dengan menetapkan harga sedikit lebih rendah dari
Rp. 300,- maka B akan dapat merebut pangsa pasar
perusahaan A.
Jika perusahaan A bereaksi dengan menurunkan harga ,
kemudian dibalas dengan penurunan harga perusahaan B,
maka yang terjadi adalah perang harga. Akhirnya kedua
perusahaan memproduksi pada kapasitas maximumnya
dan menetapkan harga stinggi Rp.100,- perunit.
MODEL CHAMBERLIN
Kelemahan dalam model diatas adalah
perusahaan dalam model tidak pernah
mengenali ketergantungan dan tidak
pernah belajar dari pengalaman. Dalam
model chamberlin , kedua perusahaan
dalam
oligopoli
menyadari
bahwa
keduanya menyadari adanya saling
ketergantungan. Tanpa melalui perjanjian
atau
kolusi,
keduanya
menentukan
tingkat harga yang sama dan kuantitas
yang sama.
Kurva nya ;
P
12
6
B
dB
D = dA
Q
0 diatas , D adalah
12
Kurva
permintaan
pasar yang pada mulanya
6
sepenuhnya dihadapi oleh perusahaan A. perusahaan A akan
memaksimumkan keuntunganya dengan memproduksi sebayak 6 unit
dengan harga Rp.600,- perunit. Perusahaan B memasuki pasar dan
menganggap bahwa perusahaan A akan tetap memproduksi pada 6 unit.
Perusahaan B menentukan titik optimum pada titik B, dengan
menentukan tingkat harga setinggi Rp. 600 dan total out put sebanya 3
unit.
OLIGOPOLI BERKOLUSI :
MODEL KARTEL
MC
MR
Q
Misalnya : didalam kartel 10 perusahaan yang masing-2
memiliki MC tersendiri. Selanjutnya untuk menentukan tingkat
output optimum, kartel menjumlahkan secara horisontal dari
MC dan kemudian menyamakan MC total dengan MR. hasilnya
adalah solusi optimum kartel sebagaimana solusi optimum
perusahaan penunggal/monopoli. Baru kemudian terserah
kepada kartel dalam mendistribusikan kuota produksi kepada
masing-2 anggota.
Bentuk
kartel
diatas
dapat
domodifikasi untuk tujuan minimasi
biaya. Dengan 10 perusahaan ,
masing-2 memiliki MC, maka biaya
akan minimum kalau perusahaan
dalam industri memproduksi pada
MC1 = MC2.=MC10 =MR.dengan
solusi seperti ini , maka hasil
optimum yang diperoleh akan sama
dengan kasus penunggal lebih dari
satu pabrik ( multiplant monopoly).
OLIGOPOLI BERKOLUSI :
MODEL KEPEMIMPINAN HARGA ( PRICE
LEADERSHIP )